Anda di halaman 1dari 2

Imunisasi hukumnya boleh dan tidak terlarang, karena termasuk penjagaan diri dari

penyakit sebelum terjadi. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda : ‫ه سحر وال سم من تصبح‬
‫بسبع مترات من متر املدينة مل يضر‬
“Barangsiapa yang memakan tujuh butir kurma ajwah, maka dia akan terhindar sehari itu dari
racun dan sihir” (HR. Bukhari : 5768, Muslim : 4702).
Hadits ini menunjukkan secara jelas tentang disyari’atkannya mengambil sebab untuk
membentengi diri dari penyakit sebelum terjadi. Demikian juga kalau dikhawatirkan terjadi
wabah yang menimpa maka hukumnya boleh sebagaimana halnya boleh berobat tatkala terkena
penyakit.
Umat Islam diwajibkan mencari pengobatan apabila dalam keadaan sakit. Hal ini apabila
dihubungkan dengan imunisasi sebagai usaha tidak sakit maka hukumnya wajib. Seperti sabda
Rasulullah “Allah menurunkan suatu penyakit, maka Allah juga akan menurunkan obatnya.”
(HR bukhori).
Dasar Hukum Imunisasi secara Agama :
1. Fatwa MUI No. 4 Tahun 2016
Fatwa MUI ini bisa digunakan sebagai dasar untuk
diperbolehkannya imunisasi, dengan ketentuan hukum :
a. Imunisasi pada dasarnya dibolehkan (mubah) sebagai
bentuk ikhtiar untuk mewujudkan kekebalan tubuh
(imunitas) dan untuk mencegah terjadinya suatu
penyakit tertentu.
b. Vaksin untuk imunisasi wajib menggunakan vaksin
yang halal dan suci.
c. Penggunaan vaksin imunisasi yang berbahan haram
dan/atau najis hukumnya haram.
d. Imunisasi dengan vaksin yang haram dan/atau najis
tidak dibolehkan kecuali:
 digunakan pada kondisi al-dlarurat atau al-hajat;
 belum ditemukan bahan vaksin yang halal dan suci
 adanya keterangan tenaga medis yang kompeten
 dan dipercaya bahwa tidak ada vaksin yang halal.
e. Dalam hal jika seseorang yang tidak diimunisasi akan
menyebabkan kematian, penyakit berat, dan atau
kecacatan permanen yang dapat mengancam jiwanya, berdasarkan pertimbangan
ahli yang kompeten dan dipercaya, maka imunisasi hukumnya wajib.
f. Imunisasi tidak boleh dilakukan jika berdasarkan
pertimbangan ahli yang kompeten dan dipercaya,
menimbulkan dampak yang membahayakan (dlarar).
2. Fatwa Majelis Ulama Indonesia No. 33 Tahun 2018,
Penggunaan Vaksin MR (Measles Rubella) untuk imunisasi hukumnya mubah
(boleh) karena belum ditemukannya vaksin yang benar-benar halal, jadi ada kondisi
yang mengharuskan (dlarurat syar’iyyah).

Fawaid, I., & Masruroh, F. (2020). Imunisasi Menurut Hukum Islam Kontroversi Imunisasi
Vaksin Polio Ipv Injeksi Yang Mengandung Enzim Babi. Pengantar Hukum Syari’at, 1(1), 1-16.

Budiyono., Sriatmi, A. dkk. (2020). BUKU IMUNISASI PANDUAN DALAM PRESPEKTIF


KESEHATAN DAN AGAMA ISLAM. Semrang ; FKM – Undip press

Anda mungkin juga menyukai