Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SEJARAH TIMBULNYA ILMU KALAM


Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas kelompok
Pada mata kuliah “ILMU ALAMIAH DASAR”

Dosen Pengampu : Feni Lulianti M.Pd

Disusun oleh : Kelompok 2

1. Farhan farihul Walad,2223009


2. M. Wildan Amarulloh,2236005

FAKULTAS TARBIYAH DAN USHULUDIN


INSTITUT AGAMA ISLAM SUKABUMI
TAHUN AKADEMIK
1444 H / 2022 M
KATA PENGANTAR

Puja dan puji hanya milik allah, Tuhan yang menciptakan semesta alam dengan
segala kekuassan nya dan dengan segala kehendak nya,Tuhan yang mula mula menciptakan
dan menghidupkan setelah kematian,DIA lah yang Tunggal dan maha Esa ,dengan kasih
sayang nya lah sekalian umat manusia maupun makhluk yang ada di muka bumi bisa hidup
dan di limpahkan rizki dan jaminan kehidupan nya.

Shalawat dan salam selalu di lantunkan sebagai ungkapan rasa rindu sekalian umat
islm, pemimpin revolusi jihad fi sabilillah ,pendobrak kebatilan penegak keadilan, pembawa
misi mulia, kekasih allah yang sangat di cintai dan di rindukan yaitu Nabi besar kita
MUHAMMAD Shallahu’ alaihi wassalam.

Penulis mengucapkan rasa syukur kepad allah, atas nikmat yang di berikan, dengan
nikmat allah penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul pendekatan ilmiah ,di
dalam makalah ini penulis bisa menjelaskan dengan secara singkat padat dan jelas .tentang
metode ilmiah dan implementasinya.

Kami, mengucapkan terimakasih kepda dosen mata kuliah ilmu alamiah dasar (IAD)
yang telah membimbing kami dalam membuat makalah dan dengan tugas ini kami bisa
mengetahui bahwasanya manusia dan seluruh makhluq di muka bumi ini membutuhkan
maqom asbab atau di sebut teori secara ilmiah

Sukabumi, 12 oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . I

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . II

BAB ( I ) PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . 1

A. LATARBELAKANG. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . 1
B. RUMUSAN MASALAH. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . 2
C. TUJUAN PENULISAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . 2
D. MANFAAT PENULISAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . 2

BAB ( II ) PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . 3

A. METODE ILMIAH DAN IMPLEMENTASINYA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5


B. MENEMUKAN KEBENAERAN DENGAN CARA NON
ILMIAH.KETERBATASAN METODE ILMIAH. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
C. SIKAP ILMIAH. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .6
D. KONTRIBUSI ILMUAN MUSLIM DAN SEINS DAN TEKNOLOGI. . . . . . . . . . .7

BAB ( III ) PENUTUP. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .. . . . . . . . . . 10

A. KESIMPULAN. . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . 10.
B. SARAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . 10

DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATARBELAKANG

Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam masa pembaharuan dan


pembangunan sekarang ini untuk memecahkan masalah dalam bebagai bidang,
termasuk bidang keolahragaan. Olahraga sebagai bidang lintas sektoral dapat
memanfaatkan berbagai ilmu pengetahuan seperti, anatomi, biomekanika, fisiologi,
ilmu Pendidikan, psikologi, perkembangan gerak, ilmu kepelatihan dan lain
sebagainya.

Metode ilmiahmerupakan prosedur untuk mendapatkan pengetahuan yang


disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan leawt metode
ilmiah. Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu sebab ilmu merupakan
pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar sesuatu pengetahuan dapat disebut ilmu
tercntum dalam apa yang dinamakan dengan metode ilmiah. “Metode” merupakan
suatu prosedur agar mengetahui sesuatu,yang mempunyai langkah-langkah yang
sistematis. Metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-
peraturan dalam metode tersebut/ Jadi metodologi ilmiah merupakan pengkajian dari
peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah. Metode ini dalam filsafati
termasuk dalam apa yang disebut epistemology. Epistemologi merupakan
pembahasan mengenai bagaimana caranya kita mendapatkan pengetahuan.

Seperti diketahui berfikir adalah kegiatan mental yang menghasilkan


pengetahuan. Metode ilmiah merupakan ekspresi mengenai cara bekerja pikiran.
Dengan cara bekerja ini maka pengetahuan yang dihasilkan diharapkan mempunyai
karakteristik-karakteristik tertentu yang diminta oleh pengetahuan ilmiah yakni sifat
rasional dan teruji yang memungkinkan tubuh pengetahuan yang disusunnya
merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan. Dalam hal ini maka metode ilmiah
mencoba menggabungkan cara berfikir deduktif dengan cara berfikir induktif dalam
membangaun pengetahuannya.

1
Berfikir deduktif dapat memberikan pengetahuan yang rasional kepada
pengetahuan ilmiah dan bersifat konsisten dengan pengetahuan yang sudah
dikumpulkan sebelumnya. Secara sistematis dan komulatif pengetahuan ilmiah
disusun setahap demi setahap dengan menyusun argumentasi dengan mengenai
sesuatau yang baru berdasarkan pengetahuan yang telah ada. Dengan demikian maka
ilmu merupakan tubuh pengetahuan yang tersusun dan terorganisasikan dengan baik
sebab penemuan yang tidak teratur dapat diibaratkan seperti rumah yang terbuat
dengan batu bata cerai berai. Secara konsisten dan koheren maka ilmu mencoba
memberikan penjelasan yang rasional kepada objek yang berada dalam focus
penelaahan.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis munuliskan rumusan maasalah
sebagai berikut;

1. Bagaimana metode ilmiah dan implementasinya


2. Bagaimana penemuan kebenaran dengan cara non ilmiah
3. Apa saja keterbatasan metode ilmiah
4. Bagaimana sikap ilmiah
5. Apa saja kontribusi ilmuan muslim dalam Sains dan Teknologi

3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah;

1. Mengetahi metode ilmiah dan implementasinya


2. Mengetahui cara menemukan kebenaran dengan cara non ilmiah
3. Mengetahui keterbatasan metode ilmiah
4. Mengetahui sikap ilmiah
5. Mengetahui kontribusi ilmuan muslim dalam seins dan teknologi

4. MANFAAT PENULISAN

2
Agar membuka cakrawala pemikiran yang berteorikan secara ilmiah dalam artian
melakukan sesuatu dengan maqom asbam atau sebab akibat dalam ranah makhluq.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Metode Ilmiah dan Implementasinya

Salah satu syarat ilmu pengetahuan yaitu materi pengetahuan itu harus
diperoleh melalui metode ilmiah. Metode ilmiah adalah prosedur dalam mendapatkan
ilmu. Salah satu ahli berpendapat yaitu Senn bahwa metode ilmiah merupakan suatu
cara untuk mengetahui segala sesuatu dengan langkah-langkah yang sistematis,
bersifat objektif, dan konsisten. Sedangkan metodologi merupakan suatu pengkajian
dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut. Dan pendapat yang
digunakan kadang-kadang bersifat deduktifmaupun induktif. Metode ilmiah memiliki
kreteria sebagai berikut :

1. Berdasarkan fakta
Keterangan yang diperoleh dalam penelitian haruslah berdasarkan fakta-fakta
yang nyata.
2. Bebas dari prasangka
Artinya bersih dan jauh dari pertimbangan objektif.
3. Menggunakan prinsip Analisis
Semua masalah harus dicari sebab – sebabnya serta pemecahannya
menggunakan Analisis yang logis.
4. Menggunakan Hipotesis
Hipotesis harus ada untuk mengumpulkan persoalan hingga hasilnya mengenai
sasaran.
5. Menggunakan ukuran objektif
Penelitian dan Analisis harus dinyatakan dengan ukuran objektif,
pertimbangan yang dibuat secara objektif.
6. Menggunakan Teknik kuantitif
Dalam metode ilmiah lazim digunakan,kecuali untuk atribut yang tidak
dikuantifikasi.
Alur berfikir yang tercakup dalam metode ilmiah dapat dijabarkan dengan
langkah – langkah yang mencerminkan tahapan kegiatan ilmiah. Langkah – langkah
oprasional metode ilmiah yaitu:

4
a. Perumusan masalah
b. Penyusunan kerangka berfikir
c. Perumusan Hipotesis
d. Pengujian Hipotesis
e. Penarikan kesimpulan

Keseluruhan langkah tersebut harus ditempuh melalui urutan yang teratur,


sebab langkah yang satu merupakan landasan untuk langkah berikutnya. Maka
disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang disusun secara
sistematis, berlaku umum dan kebenarannya telah teruji secara empiris. Metode
ilmiah juga memiliki keterbatasan dan keunggulan yaitu :

1). Keterbatasan

Pengetahuan ilmiah dihasilkan dengan menggunakan metode ilmiah, dimana


metode ilmiah tidak sanggup menjangkau untuk menguji adanya Tuhan.
Metode ilmiah juga tidak dapat menjangkau untuk membuat kesimpulan yang
berkenaan dengan baik dan buruk atau system nilai. Juga tidak bisa
menjangkau seni dan keindahan.

2). Keunggulan

Ciri khas ilmu pengetahuan bersifat objektif, metodik, sistematik dan berlaku
umum. Hal yang demikian akan membimbing pada sikap ilmiah yang terpuji
yaitu :

a). Mencintai kebenaran yang objektif

b). Menyadari kebenara ilmu tidak absolute

c). Ilmu pengetahuan membimbing kita untuk mengetahui lebih


banyak

d). Metode ilmiah membimbing untuk tidak begitu saja percaya pada
suatu kesimpulan tabpa ada bukti yang nyata

e). Metode ilmiah juga membimbing untuk bersikap optimis, teliti dan
berani membuat suatu pernyataan

5
2. Penemuan kebenaran dengan cara non ilmiah

A. Akal sehat
Menurut Conaut, akal sehat adalah serangkaian konsep dan bagan konsep
yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Proses menentukan
kebenaran dengan menggunakan akal sehat ini, biasanya digunakan oleh masyrakat
awam.

B. Prasangka
Proses menentukan kebenaran dengan akal sehat sangat terpengaruh oleh
emosi dan kepentingan orang yang melakukannya, oleh karena itulah akal sehat dapat
dengan mudah menjadi prasangka.

C. Intuisi
Menurut KBBI intuisi adalah daya atau kemampuan mengetahui atau
memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari, bisikan hati, gerak hati. Cara
menentukan kebenaran dengan cara intuisi ini dengan cara mengikuti “kata hati”
tanpa melalui proses pemikiran atau penelaahan terlebih dahulu.

D. Penemuan kebetulan atau coba – coba


Penentuan dengan cara ini biasanya tanpa melakukan perencanaan yang
matang terlebih dahulu, terkadang juga dilakukan dengan spontan.

E. Pendapat otoritas ilmiah


Orang yang sudah memiliki Pendidikan yang sangat tinggi atau memiliki
pengetahuan yang mumpuni dalam bidang tertentu, ketika dia mengeluarkan pendapat
biasanya akan diterima dengan tanpa melalui proses pembuktian walaupun terkadang
pernyataan mereka bisa saja salah.

3. Keterbatasan Metode Ilmiah

6
1. Metode ilmiah tidak mungkin bisa menjangkau objek yang bersifat inmateri ( ghaib ),
dikarernakan tidak adanya wujud, ukuran dan timbangan yang jelas.
2. Terlalu bergantung objek yang ada.
3. Metode ilmiah akan berubah bila objek yang diamati telah berubah.
4. Kurang valid, karena tidak semua hasil dari metode atau penelitian dari suatu daerah
akan bisa diterapkan untuk daerah lain.
5. Membutuhkan waktu yang lama, karena penelitian dilakukan secara berulang.
6. Membutuhkan biaya yang sangat mahal, karena semua penelitian memerlukan alat
bantu berupa peralatan yang menggunakan teknologi canggih.
7. Dapat terhapus atau tidsk dipakai bila terbukti ditemukan kesalahan dan bila muncul
teori lain yang dianggap lebih berguna.
8. Cenderung kaku dan tidak terpengaruh oleh rasio.

4. SIKAP ILMIAH
Anni (2004) mengemukakan bahwa sikap merupakan kombinasi dari konsep,
informasi dan emosi yang dihasilkan di dalam predisposisi untuk merespon orang,
kelompok, gagasan, peristiwa, atau objek tertentu secara menyenangkan atau tidak .Orang
yang berjiwa ilmiah adalah orang yang memiliki tujuh macam sikap ilmiah. Ketujuh
macam sikap ilmiah tersebut adalah sikap ingin tahu, kritis, terbuka, objektif, rela
menghargai karya orang lain, berani mempertahankan kebenaran dan menjangkau ke
depan.

Pengejawantahan ketujuh sikap tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sikap ingin tahu diwujudkan dengan selalu bertanya-tanya tentang berbagai hal.
Mengapa demikian? Apa saja unsur-unsurnya? Bagaimana kalau diganti dengan
komponen yang lain? Dan seterusnya.
2. Sikap kritis direalisasikan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, baik
dengan jalan bertanya kepada siapa saja yang diperkirakan mengetahui masalah
maupun dengan membaca sebelum menentukan pendapat untuk ditulis.
3. Sikap terbuka dinyatakan dengan selalu bersedia mendengarkan keterangan dan
argumentasi orang lain.

7
4. Sikap objektif diperlihatkan dengan cara menyatakan apa adanya, tanpa dibarengi
perasaan pribadi.
5. Sikap rela menghargai karya orang lain diwujudkan dengan mengutip dan
menyatakan terima kasih atas karangan orang lain, dan menganggapnya sebagai karya
yang orisinal milik pengarangnya.

6. Sikap berani mempertahankan kebenaran diwujudkan dengan membela fakta atas


hasil penelitiannya.

7. Sikap menjangkau ke depan dibuktikan dengan sikap futuristic, yaitu berpandangan


jauh, mampu membuat hipotesis dan membuktikannya dan bahkan mampu menyusun
suatu teori baru.

5. KONTRIBUSI ILMUAN MUSLIM DALAM SAINS DAN TEKNOLOGI

Bahasan mengenai sains banyak terdapat di Al-Qur’an. Baik yang tersurat ataupun
yang tersamar, ilmu fisika adalah sebagian dari sains serta banyak sekali rancangan yang
berhubungan dengan fisika yang terdapat di Al-Qur’an, sains fisika juga adalah suatu
dalil Naqli yang harus dibuktikan dengan akal manusia secara konkrit melalui kinerja-
kinerja ilmiah yang serangkaian,

I. Ibn al haytam
Ibn al-Haytham dilahirkan di Basrah pada tahun 354 H bertepatan dengan 965 M. Ia
memulai pendidikan awalnya di Basrah. Setelah itu beliau mengabdi menjadi pegawai
pemerintah di daerah kelahirannya. Setelah beberapa lama berbakti kepada pihak
pemerintah di sana, beliau mengambil keputusan merantau ke Ahwaz dan Baghdad. Di
perantauan beliau melanjutkan pendidikan dan mencurahkan perhatian pada penulisan.
Kecintaannya kepada ilmu telah membawanya berhijrah ke Mesir. Selama di sana beliau
mengambil kesempatan melakukan beberapa kerja penyelidikan mengenai aliran Sungai
Nil serta menyalin buku-buku mengenai matematika dan falak. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan uang tambahan dalam menempuh perjalanan menuju Universitas al-Azhar.
Usaha itu membuahkan hasil, beliau menjadi seorang yang amat mahir dalam bidang
sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan falsafah.

8
Tulisannya mengenai mata, menjadi salah satu rujukan yang penting dalam bidang
pengembangan sains di Barat. Ibn al-Haytham merupakan ilmuwan yang gemar melakukan
penyelidikan. Penyelidikannya mengenai cahaya telah memberikan ilham kepada ahli sains
Barat seperti Boger Bacon, dan Kepler, pencipta mikroskop serta teleskop. Ia merupakan
orang pertama yang menulis dan menemukan berbagai data penting mengenai cahaya.

Beberapa percobaan dilakukan oleh Ibn al-Haytham, di antaranya percobaan


terhadap kaca yang dibakar, dan dari situ ditemukanlah teori lensa pembesar. Teori itu
telah digunakan oleh para ilmuwan di Itali untuk menghasilkan kaca pembesar yang
pertama di dunia dan prinsipnya tetap diadopsi oleh ilmuwan-ilmuwan setelahnya.
Demikian pula dengan prinsip padu udara yang ternyata lebih menakjubkan, Ibn al-
Haytham telah menemukan dan memperkenalkannya jauh sebelum seorang ilmuwan
yang bernama Tricella yang mengetahui masalah itu 500 tahun kemudian. Ibn al-
Haytham juga disinyalir telah menyampaikan keberadaan gaya tarik bumi atau
gravitasi sebelum Issaac Newton mengetahuinya. Selain itu, teori Ibn al-Haytham
mengenai jiwa manusia sebagai satu rentetan perasaan yang bersambung-sambung
secara teratur telah memberikan ilhan kepada ilmuwan Barat untuk menghasilkan
wayang gambar. Teori beliau telah membawa kepada penemuan film yang kemudian
disambung-sambung dan dimainkan kepada para penonton sebagaimana yang dapat
kita lihat pada masa kini.

Ibn al-Haytham meninggal di Kairo, Mesir, sekitar tahun 1040 M. Karena pengamatannya
yang mendalam pada bidang optika, konsep-konsepnya menjadi dasar ilmu optika. Selain itu,
dia mengantarkan optika pada kemajuan pesat masa kini. Dengan demikian, Ibn al-Haytham
mendapat julukan sebagai “Bapak Optika Modern.”

Berikut karya penemuan ibn al-haytam;

a) Teori Penglihatan (Optik)


Dengan menggunakan kaedah matematika dan fisika modern yang baik, beliau
dapat membuat eksperimen yang teliti. Ibnu al-Haytham telah meletakkan prinsip-
prinsip optik pada asas yang kokoh. Beliau menggabungkan teori dan eksperimen
dalam penelitiannya. Dalam penyelidikannya, beliau telah mengkaji gerakan cahaya,
ciri-ciri bayang dan gambar, serta banyak lagi fenomena optik yang penting. Beliau

9
menolak teori Ptolomy dan Euclid yang mengatakan bahwa manusia melihat benda
melalui pancaran cahaya yang keluar dari matanya.

b) Cermin Kanta Cekung dan Kanta Cembung


Ibnu al-Haytham telah menggunakan mesin lathe (larik) untuk membuat
cermin kanta cekung dan kanta cembung untuk penyelidikannya. Dengan ini beliau
telah mengkaji tentang cermin sfera dan cermin parabolik. Beliau mengkaji aberasi
sferis dan memahami bahwa dalam cermin parabola ke semua cahaya dapat tertumpu
pada satu titik.

c) Teori Biasan Cahaya


Teori ini agak mengagumkan, beliau telah menggunakan segi empat roadmap
pada permukaan biasan beberapa abad sebelum Isaac Newton memperkenalkannya di
dunia Barat. Beliau juga percaya kepada prinsip masa tersingkat bagi rentasan cahaya
(prinsip fermat).15

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penulis menyimpulkan, dengan pembahasan di atas metode ilmiah adalah
suatu prosedur atau tata cara sistematis yang digunakan para ilmuwan untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Metode ilmiah melibatkan pengamatan
dan pengukuran yang cermat, pelaksanaan eksperimen, pengujian, dan modifikasi
hipotesis.sebuah kata ilmiah adalh Bahasa yang kental akan ilmu, analisis eksperimen
yang di lakukan oleh orang orang yang memiliki pemikiran di atas rata rata dengan
bekal pemahaman yang mencakup sangat luas dengan di dasari kaingin tahuan yang
amat besar.

B. SARAN
Dengan demikian kita sudah mengetahui begitu pentingnya ilmu bagi manusia
dalam menata kehidupan yang masuk pada qoridor kebutuhan manusia dalam
memberantas kebodohan di muka bumi ini yang di emban oleh rosul yang
sangat mulia yang sudah tidak asing lagi nama nya di telinga kita .
Maka dari pada itu bangunlah rasa ingin tahu di dalam diri kita agar
menjadi motivasi untuk mengetahui sesuatu yang belum kita ketahui dengan
mengikuti jejak para cendikiawan muslim yang sangat luar biasa.

11
DAFTAR PUSTAKA

I. Aria susman, pendekatan ilmiah Diakses pada tanggal: 04/09/2015


II. Media154. Ilmu pengetahuan dan pendekatan ilmiah. Diakses pada tanggal: 04/09/2015
III. Drs. Cholid Narbuko dan Drs. H. Abu Achmadi. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta:
PT Bumi Aksara 
IV. Amrusi Jailani Jurnal teologi, Volume 29, Nomor 1, Juni 2018
V. Abdul Majid, & Chaerul Rochman. 2015. Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi
Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
VI. Syarifah widia ulfah, pendekatan ilmiah, Vol. 1, No. 1, Edisi Januari-Juni 2018

12

Anda mungkin juga menyukai