Anda di halaman 1dari 13

PEMBAGIAN AKHLAK DAN ASPEK-ASPEK YANG MEMPENGARUHI AKHLAK

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dalam mata kuliah

“Akhlak Tasawwuf”

Dosen Pengampu:

Bapak Ach. Zayyadi, Lc., M.A

Oleh:

Oleh:

Mirna Wulan Sari

Nazilatul Maghfiroh

Nayyirotut Tazkiroh

Ummu Syarifah

Sofiyaturrozibala

Risky Laila Ilmi

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS NURUL JADID

PAITON PROBOLINGGO

2021-2022

1
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Alhamdulillahi robbil alamin. Puji syukur kita kepada Allah swt, yang telah memberikan taufik
serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Solawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Rasulullah SAW yang telah
menyelamatkan kita dari jurang jahiliah menuju kehidupan hakiki yang dapat kita rasakan pada saat
ini.

Dalam penyusunan makalah ini, tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. KH. Zuhri Zaini, BA selaku pengasuh pondok pesantren Nurul Jadid.


2. Dr. KH. Abdul Hamid Wahid, M.Ag selaku Rektor Universitas Nurul Jadid.
3. Bapak Ach. Zayyadi, Lc., M.A., selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Bahasa
Indonesia
4. Rekan-rekan yang senantiasa selalu memberi semangat kepada penulis.

Seperti pepatah mengatakan “Tiada gading yang tak retak”. Penulis sadar bahwa makalah ini
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, penulis mohon maaf yang sebesar besarnya,

Paiton, 08 Nopember 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................5

BAB II : PEMBAHASAN............................................................................................6
A. Pengertian Akhlak...........................................................................................6
B. Pembagian Akhlak...........................................................................................6
C. Aspek-Apek yang Mempengaruhi Akhlak......................................................9

BAB III : PENUTUP....................................................................................................12

A. Kesimpulan.......................................................................................................12
B. Saran.................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Agama islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin. Agama yang membawa rahmat (kasih
sayang) kepada sesama makhluknya, bukan hanya manusia tapi juga hewan, tumbuhan, dan
makhluk lainnya. Dan adapun salah satu cara atau metode untuk mewujudkan islam yang
rahmatan lil ‘alamin adalah dari bagaimana cara kita bersikap kepada sesama makhluk-Nya.
Terlebih sikap kita kepada sesama manusia.
Allah telah mengustus rasulnya, Nabi Muhammad Saw. Tak lain untuk
menyempurnakan akhlak manusia (umatnya). Sebagaimana bunyi hadisnya :
“‫ار َم ااْل َ ْخاَل ِ ق‬ ‫ ”اِنَّ َما بُ ِع ْث ُ ُأِل‬artinya : “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak
ِ ‫ت تَ ِّم َم َم َك‬
yang bagus (mulia)”. Maka dari itu kita sebagai umatnya harus memiliki akhlak yang baik,
sesuai yang telah disabdakan oleh Nabi Saw.
Selain memperhatikan akhlak kita kepada sesama makhluk, agama islam juga
mengajarkan akhlak yang baik kepada Allah SWT. Karena tak cukup kita hanya berakhlak
mulia kepada sesama hambaNya, sedangkan kepada Dzat yang menciptakan kita, kita tidak
berakhlak mulia.
Mengutip salah satu qaul ulama ‫ق ْال ِع ْل ِم‬
َ ْ‫ اَْألدَابُ فَو‬yang artinya “akhlak (adab) lebih utama
dari pada suatu ilmu”. Qaul ini telah memberikan pemahaman bahwa akhlak itu lebih utama dari
segala hal, bahkan ilmu yang sangat penting untuk diri kita masih ada hal yang lebih penting lagi
darinya yaitu akhlak itu sendiri.
Terlebih mengingat pada zaman sekarang ini, mayoritas manusia mengalami kemerosotan
akhlak atau etika itu sendiri. Maka dari itu perlu adannya pemahaman yang bagus terhadap apa
itu akhlak dan apa pembagian serta aspek aspek yang mempengaruhi akhlak, Karena dengan
akhlak atau etika, orang lain akan mengenal kita lebih jauh lagi.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian akhlak?
2. Apa saja pembagian akhlak?

4
3. Aspek-aspek apa saja yang dapat mempengaruhi akhlak?

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui definisi akhlak
2. Mengetahui pembagian akhlak yang dimaksud
3. Mengetahui berbagai aspek yang dapat mempengaruhi suatu akhlak manusia

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak

Secara bahasa kata akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu khuluq jamaknya adalah akhlaq.
Kata ini secara bahasa mengandung arti perangai, tabiat, dan agama. 1 Dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia, kata “akhlak” diartikan sebagai budi pekerti, watak, tabiat.2
Sedangkan secara istilah, ada beberapa pendapat yang mendefinisikan akhlak sendiri. Di
antaranya adalah menurut Ibnu Maskawih, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
Pada mulanya mungkin tindakan itu melalui pikiran dan pertimbangan, kemudian dilakukan
terus-menerus menjadi suatu akhlak.
Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menyatakan bahwa akhlak adalah
daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa yang mendorong perbuatan yang spontan tanpa
memerlukan pertimbangan pikiran.3 Akhlak merupakan sikap yang melekat pada diri seseorang
dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku dan perbuatan.
Pengertian tersebut memberi gambaran bahwa tingkah laku merupakan bentuk kepribadian
seseorang tanpa dibuat-buat atau ada dorongan dari luar.

B. Pembagian Akhlak

Akhlak dibagi berdasarkan sifatnya dan berdasarkan objeknya. Berdasarkan sifatnya, akhlak
terbagi menjadi dua bagian:
1. Akhlak Terpuji
Akhlak terpuji merupakan terjemahan dari ungkapan bahasa Arab akhlaq mahmudah.
Mahmudah merupakan bentuk maf’ul dari kata hamida yang berarti “dipuji”. Akhlak terpuji

1
Lihat Ibn Al-Atsir, Al-Nihayah fi Gharib Al-Atsar, Jilid II, Beriut: Al-Maktabah Al-‘Ilmiyyah, 1979, hlm. 144; lihat juga Ibnu
Manzhur, Lisan Al-‘Arab, Jilid X, Beirut: Dar Shadir, t.t., hlm. 5.
2
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1985, hlm.25

3
Al-Ghazali, Ihya’ Ulum Al-Din, Jilid III, Beirut: Dar Al-Ma’rifah, t.t., hlm.53.

6
disebut pula akhlaq karimah yang berarti akhlak mulia. Menurut Al-Mawardi, akhlak terpuji
adalah perangai yang baik dan ucapan yang baik.4
Beberapa contoh akhlak terpuji di antaranya:
a. Rida kepada Allah SWT;
b. Beriman kepada Malaikat, Kitab, Rasul, Hari kiamat, dan takdir;
c. Taat beribadah;
d. Selalu menepati janji;
e. Melaksanakan amanah;
f. Berlaku sopan dalam ucapan dan perbuatan;
g. Sabar.
2. Akhlak Tercela
Akhlak tercela merupakan terjemahan dari ungkapan bahasa arab akhlaq madzmumah.
Akhlak tercela disebut pula akhlaq sayyiah yang berarti akhlak yang jelek. Akhlak tercela
merupakan tingkah laku yang tercerla yang dapat merusak keimanan seseorang dan
menjatuhkan martabatnya sebagai manusia.
Beberapa contoh akhlak tercela di antaranya:
a. Kufur ;
b. Syirik;
c. Murtad;
d. Riya’;
e. Takabbur;
f. Mengadu domba;
g. Dengki/iri.

Berdasarkan objeknya, akhlak terbagi menjadi dua:


1. Akhlak kepada khalik.
Akhlak yang baik kepada Allah (khalik) ialah berucap dan bertingkah laku yang terpuji
terhadap Allah Swt baik melalui ibadah langsung kepada Allah, seperti shalat, puasa dan
sebagainya, maupun melalui perilaku-perilaku tertentu yang mencerminkan hubungan atau
komunikasi dengan Allah diluar ibadah itu. Beberapa contoh akhlak kepada Allah SWT
ialah:
4
Muhammad Safirayni, Ghida Al-Albab, Jilid I, Beirut: Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyah, 1973, hlm. 143 dan seterusnya.

7
a. Beriman, yaitu meyakini wujud dan keesaan Allah serta meyakini apa yang
difirmankan-Nya, seperti iman kepada malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari kiamat
dan qadha dan qadhar.
b. Ta’at, yaitu patuh kepada segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
c. Ikhlas, yaitu melaksanakan perintah Allah dengan pasrah tanpa mengharapkan sesuatu,
kecuali keridhaan Allah.
2. Akhlak kepada makhluk:
a. Akhlak terhadap Rosulullah Saw. Berakhlak kepada rasulullah dapat diartikan suatu
sikap yang harus dilakukan manusia kepada Baginda Rasulullah saw. sebagai rasa
terima kasih atas perjuangannya membawa umat manusia ke jalan yang benar.
Cara berakhlak kepada Rosulullah Saw di antaranya:
1) Ridha dan beriman kepada Rasulullah;
2) Mentaati dan mengikuti Rasulullah;
3) Mencintai dan memuliakan Rasulullah;
4) Mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah.
b. Akhlak kepada diri sendiri. Islam mengajarkan agar manusia menjaga diri meliputi
jasmani dan rohani. Organ tubuh kita harus dipelihara dengan memberikan konsumsi
makanan yang halal dan baik. Apabila kita memakan makanan yang tidak halal dan
tidak baik, berarti kita telah merusak diri sendiri. Akal kita juga perlu dipelihara dan
dijaga agar tertutup oleh pikiran kotor. Jiwa harus disucikan agar menjadi orang yang
beruntung. Cara berakhlak kepada diri sendiri di antaranya:
1) Setia ( al-Amanah );
2) Adil ( al-‘adlu );
3) Memelihara kesucian ( al-Ifafah );
4) Hemat ( al-iqtishad ).
c. Akhlak terhadap keluarga. Akhlak terhadap keluarga meliputi ayah, ibu, anak, dan
keturunannya. Beberapa akhlak terhadap keluarga di antaranya ialah:
1) Mencintai mereka melebihi rasa cinta kita terhadap kerabat yang lain;
2) Lemah lembut dalam perkataan dan perbuatan kepada orang tua;
3) Berdoa kepada orang tua dan meminta doa kepada mereka.
d. Akhlak terhadap masyarakat. Di antaranya ialah:
1) Berbuat baik kepada tetangga;
2) Memuliakan tamu;
3) Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat;
8
4) Saling menolong dalam melakukan kebajikan takwa;
5) Menganjurkan anggota masyarakat berbuat baik dan mencegah perbuatan jahat;
6) Memberi makan fakir miskin;
7) Bermusyawarah dalam segala urusan kepentingan bersama;
8) Menunaikan amanah yang telah diberikan oleh masyarakat kepada kita;
9) Menepati janji.
e. Akhlak terhadap lingkungan. Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Qur’an
terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan
menuntut adanya interaksi manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam.
Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan agar setiap
makhluk mencapai tujuan penciptaannya.

Dari perspektif lain, akhlak dapat dibagi atas dua kelompok:


1) Jabaliyyah (bawaan), yaitu akhlak yang diciptakan Allah SWT secara fitrah pada
seseorang. Dalam kaitan ini, Ibnu Hazm berkata, “Siapa mengetahui seluk beluk
akhlak terpuji dan akhlak tercela, ia akan tahu bahwa siapa pun tidak dapat
mengusahakan apa-apa, selain apa yang telah diciptakan Allah SWT untuknya.
Penghafal umpamanya, tidak akan mampu tetap mempertahankan hafalannya,
kecuali apabila Allah SWT memberikan kekuatan baginya untuk melakukannya.”5
2) Iktisabiyah(diupayakan), yaitu akhlak yang diperoleh melalui pembelajaran dan
pembiasaan. Berkaitan dengan akhlak jenis kedua ini, Ibnu Qayyim berpendapat
bahwa akhlak (mulia) harus diusahakan dan dibiasakan. Jika telah dibiasakan, suatu
perbuatan akan menjadi tabiatnya.6

C. Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak

Menurut Murtadha Muthahhari, faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak


didasarkan pada ego. Ini merupakan jenis akhlak yang dipengaruhi oleh hawa nafsu. Sedangkan
yang ideal adalah akhlak yang timbul dari nilai - nilai (ketuhanan) Ilahiyah dengan
kesadaran pribadi mengarah pada ilham taqwa.

Manusia sebagai pelaku dari akhlak sangat dipengaruhi dengan berbagai aspek. Diantara
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan akhlak adalah :
5
Ibn Hazm, Al-Fashl fi Al-Milal wa Al-Ahwa’ wa An-Nihal, Juz III, Kairo: Maktabah Al-Khanizi, t.t., hlm.25.
6
Mushthafa Hilmi, Al-Akhlaq Bain Al-Falasifah wa Ulama Al-Islam, Beirut: Dar Al-Kutub Al-‘ilmiyyah, 2004, hlm. 23.

9
1. Adat kebiasaan
Adat kebiasaan merupakan faktor yang dapat empenagruhi pembentukan akhlak. Adat
kebiasaan ada yang dari kehidupan masyarakat dan adat kebiasan dari seseorag sendiri.
Pertama adat kebiasaan dalam hidup masyarakat adalah kebisaan yang turun temuerun dari
oarng terdahulu. Sebagai contoh adalah orang jawa berperilaku ramah dan santun. Kedua
adat istiadat seseorang adalah kebiasaan yang seirng di ulang-ulang. Sebagi contoh adalah
orang yang suka menghormati dan menjaga rahasia orang lain dan menjalankan tugas-tugas
yang di embanya maka dia berperipalu amamnah. Begitu dengan sebaliknya.
2. Bakat atau naluri
Para psikolog menjelaskan bahwa insting. Naluri atau fitrah berfungsi sebagai motivator
dalam pembentukan tingkah laku. Bakat atau naluri merupakan bawaan dari sejak dilahirkan
dan akan tampak atau muncul ketika dalama masa awal pertumbbuhan.
3. Pendidikan
Pendidikan memiliki peran penting dalam pembentukan suatu perilaku. Pendidkan
merupakan usaha untuk mengarahkan potensi hiudp seseorang yang berupa kemampuan-
kemapuann dasar dan kemapuan belajar sehingg aterjadilah perubahn dalam kehidupan
pribadinya. Pendidikan tentang akhlak tidak hanya ada pada jenjang sekolah dasar dan
perkuliahan akan tetapi dalam segala bentukan pendidikan formal.
4. Lingkungan
Lingkungan merupakan hal ynag sangat berpengaruh dalam pembentukan perilaku.
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan manusia. Dan pergaulan akan saling
mempengaruhi dlam pikiran, sifta dan tingkah laku. Lingkungan ini dapat dibagi kebeberapa
kategori, diantaranya :
a. Lingkungan rumah tanggaling
b. Lingkungan sekolah
c. Lingkungan pekerjaan
d. Lingkungan organisasi
e. Lingkungan kehidupan ekonomi
f. Lingkungan pergaulan yang bersifat umum dan bebas
5. Media sosial
Dewasa ini teknologi sudah semakin maju. Semua orang dapat mengakses informasi
dengan mudah. Namun dalam penggunaan teknologi umat manusia harus dapat menfilter
hal-hal negatif yang di dalamnya. Karena media sosial sangatlah berpengaruh dalam
pembentukan akhlak. Di antara media sosial yang ada sekarang adalah televisi dan ponsel.
10
BAB III
PENUTUP

11
A. KESIMPULAN

Akhlak secara Bahasa adalah perangai, tabiat, dan agama. Dan secara istilah menurut
Ibnu Maskawih , akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Menurut Imam
Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menyatakan bahwa akhlak adalah daya kekuatan
(sifat) yang tertanam dalam jiwa yang mendorong perbuatan yang spontan tanpa
memerlukan pertimbangan pikiran.

Akhlak berdasarkan sifatnya terbagi menjadi dua bagian : 1. Akhlak terpuji contohnya
Rida kepada Allah SWT, taat beribadah dll. 2. Akhlak tercela contohnya kufur, syirik,
murtad dll. Dan akhlak berdasarkan objeknya terbagi menjadi dua bagian : 1. Akhlak
kepada khalik contohnya beriman, taat, dan ikhlas. 2. Akhlak kepada makhluk : A. Akhlak
terhadap Rosulullah Saw contohnya Ridha dan beriman kepada Rasulullah. B. Akhlak
kepada diri sendiri contohnya setia, adil dll. C. Akhlak terhadap keluarga contohnya Berdoa
kepada orang tua dan meminta doa kepada mereka. D. Akhlak terhadap masyarakat
contonya berbuat baik kepada tetangga. E. Akhlak terhadap lingkungan contohnya menjaga
lingkungan dengan baik.

B. SARAN

Dengan memahami dan menguasai pengertian, pembagian dan aspek-aspek yang


mempengaruhi pembentukan akhlak. Pembaca dapat mengerti apa pengertian akhlak dengan
baik dan benar, mengetahui berapa pembagian akhlak itu sendiri, dan mengetahui hal-hal
yang dapat mempengaruhi pembentukan akhlak dengan baik. Setidaknya pembaca dapat
menerapkan ilmu yang di dapat dari Makala ini dan mengamalkan serta mengajarkannya
kepada orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

12
Anwar Rohison, M.Ag. Prof. Dr. H., dan Saehuddin, S.Th.I., M.Ud. Akidah Akhlak, Pustaka
Setia: Bandung, 2016.

Anwar Rohison, M.Ag. Prof. Dr. H., Akhlak Tasawwuf, Pustaka Setia: Bandung, 2010.

Badrudin, M.Ag. Dr. H., Akhlak Tasawwuf, IAIB Press: Serang, 2015.

Wibowo Arief, Berbagai hal yang mempengaruhi pembentukan akhlak (Jurnal, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2016).

Habibah Syarifah, Akhlak dan etika dalam Islam ( Jurnal Pesona Dasar, Universitas Syiah
Kuala, 2015).

13

Anda mungkin juga menyukai