Anda di halaman 1dari 4

ILMU KALAM

 Khawarij adalah kelompok yang keluar dari barisan kaum muslimin dan menganggap tidak
sah apapun bentuk kepemimpinan yang tidak berhukum dengan hukum Allah. Mereka
kemudian mengkafirkan siapa saja yang melakukan perbuatan dosa besar serta
menganggap kekal di dalam neraka.
 Adapun khawarij dalam terminologi teologi adalah suatu sekte/kelompok/aliran pengikut
Khalifah Ali ibn Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena tidak sepakat dengan
keputusan khalifah yang menerima arbitrase (tahkim) dari Mu‟awiyah ibn Abi Sufyan,
sang pemberontak (bughat), dalam peristiwa Perang Shiffin.
 Firqo-firqoh khawarij :
a. Al-muhakkimah
b. al ‘azariqoh
c. al-Najadaat Al-’Aziriah
d. al-Baihasiah
e. al-Ajaridah
f. al-Tsa‟alibah
g. al-Ibadhiyyah
h. al-Shufriyyah al-Ziyadiyyah
 Khawārij merupakan kelompok masyarakat yang memberontak dan tidak mengakui
keabsahan imam 4, maupun imam-imam (pemimpin) yang hidup pada masa kekhalifahan
dan pada masa tabiin.
 Khawarij adalah kelompok ahli bid‟ah yang menghukumi orang yang melakukan dosa besar
berarti kafir dan kekal di neraka. Bahkan mereka tidak mau menghadiri sholat jumat dan
sholat berjamaah. Sedangkan Ibnu Hajar Asqalani berpendapat bahwa kaum khawārij adalah
para ahli bid‟ah yang keluar dari Islam dan membelot dari pemimpin kaum muslimin.
 Murji’ah adalah satu golongan manusia yang tidak mau turut campur dalam pertentangan
yang terjadi waktu itu, dan mengambil sikap menyerahkan persoalan kafir atau tidaknya
seseorang kepada Allah.
 Murji’ah memilki arti :
a. Bersikap tidak mengeluarkan pendapat siapa yang salah atau benar di antara mereka,
tetapi menangguhkan, menunda penyelesaian masalah itu sampai nanti datang
perhitungan Tuhan (hari qiyamat).
b. Mereka menyerahkan siapa yang benar atau salah atau siapa yang tetap iman atau
menjadi kafir, terserah pada Tuhan yang menghakimi kelak.
c. Bagi orang Islam yang melakukan dosa besar, tidak dihukum kafir, tetapi masih tetap
iman serta masih ada harapan untuk memperoleh pengampunan dari Tuhan.
 Definisi syi’ah :
a. Bahasa : pendukung/pembela
b. Istilah : sekelompik orang yang mendukung dan mendidik aly
 Sekte sia’ah:
a. Zadiyah
b. Imamiyah
c. Kaisa niyah
d. Ghrurabiyah
 Ahlussunnah Wal Jama’ah dalam pengertian terminologis adalah kaum yang berpegang
teguh kepada ajaran-ajaran dan sunnah-sunnah Rasulullah dan kepada ajaran-ajaran para
sahabatnya.
 Pemikiran aswaja :
a. Bidang Akidah yaitu :
b. Bidang Fikih (Ibadah)
c. Bidang Tasawwuf
o Definisi mu’tazilah :
Bahasa : i’tazala yang berarti “berpisah” atau ”memisahkan diri”
Istilah :
o Tokoh mu’tazilah :
a. washil bin atha’ (pendiri)
o Pusat pergerakan mu’tazilah :
Pertama, di Bashrah
Kedua, di Baghdad
o Prinsip-Prinsip Mu’tazilah
a. Al-Manzilah Bain Al-Manzilatain
b. Al- Wa’d wa Al-Wa’id
c. Al-’Adl
d. At-Tauhid
e. Al-Amr bi Al-Ma’ruf wa An-Nahy ‘an Al-Munkar
o Pemikiran mu’tazilah :
a. Mu'tazilah lebih mengutamakan akal pikiran, dan sesudah itu baru Al-Qur'an dan
Hadis
b. Mu'tazilah berpendapat bahwa pengertian baik dan buruk itu adalah didasarkan atas
akal pikirannya sendiri. Karena sesuatu itu adalah baik, maka Allah SWT.
Memerintahkannya. Dan karena sesuatu itu adalah buruk, maka Allah SWT.
Melarang mengerjakannya
o PEDAPAT MUTAKALLIMIN MENGENAI SIFAT-SIFAT TUHAN
a. Mu’tazilah berpandangan bahwa Allah tidak mempunyai sifat. Dan menolak adanya
sifat sifat tuhan yang mempunyai wujud sendiri diluar dzat tuhan.
b. Tetapi Asy’ariyah mengatakan bahwa sifat-sifat itu bukanlah Tuhan, tetapi tidak lain
dari tuhan akan tetapi adanya sifat-sifat tersebut bukan berarti adanya faham
banyak kekal.
c. Pemikiran maturidiah memeliki persamaan dengan asy’ari seperti halnya asy’ari
berpendapat bahwa
d. Tuhan memiliki sifat-sifat seperti sama”, bashar, dan sebainya. Walaupun begitu,
pengertian Al-maturidi tentang sifat Tuhan berbeda pendapat dengan Asy’ari. Al-
ay’ari mengartikan sifat tuhan sebagai sesuatu yang bukan dzat, melainkan melekat
pada dzat itu. Menurut Al-Maturidi, sifat tuhan itu mulazamah( ada bersama dzat
tanpa terpisah).
 Qudrat dan iradahnya allah dalam perspektif mutakallimin
 Definisi qudrat :
Bahasa : Qudrat secara bahasa artinya Ukuran, Batasan, atau Ketentuan.
‫ش ْيءٍ َخلَ ْق ٰن ُه بِ َقد ٍَر‬
َ َّ ‫ِا َّنا ُكل‬

Istilah : Kekuasaan Allah berbeda dengan kekuasaan manusia yang mempunyai kelemahan
dan keterbatasan. Kekuasan Allah tidak ada yang bisa menghalanginya. Jika Allah
telah berkehendak melakukan atau tidak melakukan sesuatu, maka tidak ada
suatu pun makhluk yang bisa mencegahnya
 Definisi iradah :
Bahasa : Iradah secara bahasa artinya berkehendak
Istilah : Iradah (Berkehendak) adalah Sifat Ma’ani yang artinya Allah berdiri dengan dzat-
Nya dan menentukan sesuatu dengan kemungkinannya. Dalam arti lain bahwa
Allah mungkin (boleh atau tidak boleh) berkehendak untuk bertindak atau
menentukan segala sesuatu sesuai keinginannya
 Pembagian iradah allah :
 Iradah qadariyah adalah Iradah qadariyah (kauniyah) adalah kehendak allah swt
dalam masalah taqdir
 Iradah syar’iyah adalah kehendak allah dalam menentukan syariat
 Ta’alluq sifat Qudrat dan Iradah :
 Ta’alluq sifat Qudrat dibagi menjadi 2, Diantaranya :
Shuluhi Qadim
Tanjiziy Hadist
 Ta’alluq sifat Iradah dibagi menjadi 3, Diantaranya :
Shuluhiy Qodim.
Tanjiziy Qodim
Tanjiziy Hadits (menurut sebagian ulama).
 Manfaat meyakini qudrah Allah :
 Menyadari akan kelemahan diri
 Tidak bersifat takabbur (bangga diri)
 Tidak menindas dan menghina orang lain
 Sering membantu orang lain
 Akibat mengingkari qudrah Allah :
 Bersikap sombong
 Jauh dari rahmat allah
 Suka menunjuk kehebatan diri
 Mengharap kepada selain allah
 Senantiasa dalam keadaan resah ( gelisah)
Pengertian Qadariyah
a. Qadarīyah berasal dari bahasa Arab, yaitu qadara artinya kemampuan dan kekuatan.
b. Menurut pengertian terminologi, Qadarīyah adalah satu aliran yang percaya bahwa
segala tindakan manusia tidak diintervensi Tuhan.
Latar belakang timbulnya Qadariyah ini sebagai isyarat menentang kebijaksanaan politik
Bani Umayah yang dianggap kejam. Qadariyah berpendapat bahwa manusia mempunyai
kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya.
Tokoh-tokoh Qadariyah :
a. Ghailan Ad Dimasyqy
b. Washil bin Atha’ dan Amir bin Ubeid
c. Ma’bad al-Jauhani
d. Ibnu Sauda’ Abdullah Bin Saba’ Al-Yahuda
Pemikiran Qadariyah : Aliran Qodariyah ini merupakan suatu aliran yang mempercayai
bahwasanya segala perbuatan manusia bukan dari kehendak tuhan, melainkan dari
perbuatan manusia itu sendiri, dengan kata lain manusia adalah pencipta segala
perbuatannya, dapat berbuat dan dapat pula meninggalkan perbuatannya tersebut.
 Menurut etimologis kata Jabariah berasal dari kata jabara berarti pemaksaan, atau aliran
yang berfaham tidak adanya ikhtiar bagi manusia.
Sedangkan menurut istilah atau terminologis dikalangan para ahli teologi adalah suatu
aliran atau paham yang berpendapat bahwa manusia dipaksa oleh Tuhan atau tidak
mempunyai kekuasaan dan pilihan sama sekali.2 Atau manusia dalam kehidupannya serba
terpaksa (majbur).
 mula-mula membawa paham ini adalah orang Yahudi. Adapun orang Islam yang
memperkenalkan paham Jabariah ini adalah Ja’ad bin Dirham yang dihukum mati oleh
penguasa pada tahun 124 H.Tetapi yang menyiarkannya adalah Jahm ibn Safwan dari
Khurasan
 Pemikiran-pemikiran aliran jabariyah :
a. Al-Qur’an adalah makhluk Allah swt. karena al-Qur’an adalah makhluk, maka sifatnya
tidaklah qadim, karena yang qadim adalah hanya Allah swt.
b. Al-°a’thil yang berarti mengingkari adanya sifat-sifat bagi Allah swt. menurutnya tidak
benar menyifati Tuhan yang maha suci dengan sifat-sifat kemanusiaan yang bersifat
baharu.
c. Al-Af’al atau perbuatan yang diciptakan dalam diri manusia, tak ubahnya dengan gerak
yang diciptakan Tuhan dalam benda mati
 Tokoh – tokoh :
Abu Abdillah Hasan ibn Muhammad al-Najjar

Anda mungkin juga menyukai