Laporan Fisika Dasar
Laporan Fisika Dasar
PENDAHULUAN
Latar belakang
Zat didefinisikan sebagai sesuatu yang mempunyai massa dan memerlukan ruang. Berdasarkan
wujudnya, zat dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu zat padat, zat cair dan gas. Setiap zat padat
mempunyai massa jenis tertentu. Demekian juga dengan zat cair dan gas. Oleh karena itu kita dapat
Massa jenis (P) didefinisikan sebagai perbandingan antara massa zat dan volumenya. Nilai massa
jenis hanya bergantung pada jenis zat, tidak bergantung pada massa atau volume zat. Dengan kata
lain, nilai massa jenis suatu zat adalah tetap. Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat
memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan
Nilai massa jenis suatu zat adalah tetap, tidak tergantung pada massa maupun volume zat,
tetapi tergantung pada jenis zatnya, oleh karenanya zat yang sejenis selalu mempunyai
masssa jenis yang sama. Satuan massa jenis adalah kg/m3 atau g/cm3, jenis zat dapat
diketahui dari massa jenisnya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa
dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi
(misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang
memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air) (Kondo, 1982).
Selain karena angkanya yang mudah diingat dan mudah dipakai untuk menghitung, maka
massa jenis air dipakai perbandingan untuk rumus ke-2 menghitung massa jenis, atau yang
dinamakan “Massa Jenis Relatif”. Rumus massa jenis relatif = Massa bahan / Massa air yang
volumenya sama (Bredthauer, 1993).
Satuan massa adalah kg atau gram dan satuan volume m3 atau cm3 sehingga satuan massa
jenis adalah kg/m3 atau g/cm3. Massa jennis merupakan ciri khas benda. Setiap benda yang
sejenis memiliki massa jenis yang sama dan setiap benda yang berlainan jenis memiliki
massa jenis yang berbeda. Massa jenis suatu zat dapat dihitung dengan mengetahui massa
dan volume zat tersebut (Bredthauer, 1993).
Menghitung massa jenis suatu zat berbeda, untuk menghitung zat padat yang tidak
beraturan seperti balok kayu, volumenya dihitung dengan pengkuran secara tidak langsung
dengan persamaan :
Volume = panjang x lebar x tinggi
Pengukuran massa benda dilakukan dengan alat yang disebut neraca dan tiap – tiap alat
mempunyai ketelitian. Pada umumnya pengukuran massa dilakukan secara perbandingan, di
dalam laboratorium dikenal neraca teknis atau neraca analis atau sering disebut neraca
analitik sebagai alat untuk menetapkan massa suatu benda. Massa jenis suatu benda adalah
banyaknya massa tersebut dalam satuan volume (Searss, 1985).
Rapat massa suatu bahan yang homogen didefinisikan sebagai massanya per satuan
volume. Suatu kerapatan dalam ketiga sistem satuan adalah satu kilogram per m3, satu gram
per cm3 (Searss, 1985).
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum kali ini adalah menghitung massa jenis benda dan
membandingkan rapatannya.
TINJAUAN PUSTAKA
Massa adalah jumlah partikel yang terkandung dalam suatu zat. Massa merupakan salah
satu ciri dari suatu zat. Dalam Satuan internasional (SI) adalah kilogram dan dalam cgs
adalah gram. Massa jenis adalah kerapatan suatu zat
Massa jenis diturunkan dari besaran massa dan volume. Massa jenis adalah massa benda per
satuan volume, lambang massa jenis adalah rho (ρ). Massa jenis merupakan hasil bagi antara
massa dengan volume. Nilai massa jenis suatu zat adalah tetap, tidak tergantung pada massa
maupun volume zat, tetapi tergantung pada jenis zatnya. Oleh karena itu, zat yang sejenis
selalu mempunyai masssa jenis yang sama (Kondo, 1982).
Massa jenis relatif adalah nilai perbandingan massa jenis. Kegunaannya untuk
mengetahui massa jenis zat. Massa jenis relatif tidak mempunyai satuan.
Dasar penggunaan massa jenis relative Massa jenis merupakan besaran turunan dari massa
dan volume dalam praktiknya pengukuran volume biasanya kurang teliti dibandingkan
dengan pengukuran massa. Oleh karena itu, untuk lebih teliti dalam menentukan massa jenis
dapat dilakukan dengan mengukur massanya dengan massa jenis air. Karena massa jenis air
merupakan bilangan yang mudah diingat, yaitu 1 g/cm3 atau 1.000 kg/m3, dengan demikian
untuk mengetahui massa jenis relatif suatu zat selalu akan menggunakan perbandingan massa
jenis zat dengan bilangan 1 g/cm3 atau 1.000 kg/m3(Kondo, 1982).
Massa jenis zat dapat dihitung dengan membandingkan massa zat (benda) dengan
volumenya. Massa jenis merupakan salah satu ciri untuk mengetahui kerapatan zat. Pada
volume yang sama,semakin rapat zatnya, semakin besar massanya. Sebaliknya makin
renggang, makin kecil massa suatu benda. Pada massa yang sama, semakin rapat zatnya,
semakin kecil volumenya. Sebaliknya, semakin renggang kerapatannya semakin besar
volumenya (Bredthauer, 1993).
Konsep massa jenis sering digunakan untuk dapat menentukan dengan tepat jenis suatu
zat (benda) apa yang sesuai dengan kebutuhannya, misalnya dalam industri pesawat terbang,
dibutuhkan suatu zat (bahan) yang kuat tetapi ringan, maka digunakan aluminium sebagai
badan pesawat, karena aluminium lebih ringan massanya daripada besi (Hidayat, 1979).
Sebagai contoh massa 1 liter air pada suhu 4oC adalah 1 kg. Jika volume air tersebut 2
liter , massanya pasti 2 kg, demikian seterusnya. Nilai suatu benda atau suatu zat adalah
tetap, tidak bergantung pada massa dan volume zat. Karena menurut SI satuan massa zat
adalah kg dan satuan volume adalah m3, satuan massa jenis zat (ρ) adalah kg/m3. Selain itu,
massa jenis zat juga sering dinyatakan dengan satuan gram/cm3(Hidayat, 1979).
Rapatan
Massa jenis/kerapatan suatu fluida dapat bergantung pada banyak factor seperti
temperatur fluida dan tekanan yang mempengaruhi fluida. Akan tetapi pengaruhnya sangat
sedikit sehingga massa jenis suatu fluida dinyatakan sebagai konstanta/bilangan tetap. Rapat
massa (ρ) adalah suatu besaran turunan yang diperoleh dengan membagi massa suatu benda
atau zat dengan volumenya (Bredthauer, 1993).
Teori fungsi kerapatan (DFT, Density functional theory) merupakan salah satu dari
beberapa pendekatan populer untuk perhitungan struktur elektron banyak-partikel
secaramekanika kuantum untuk sistem molekul dan bahan rapat. Teori Fungsi Kerapatan
(DFT) adalah teori mekanika kuantum yang digunakan dalam fisika dan kimia untuk
mengamati keadaan dasar dari sistem banyak partikel (Bredthauer, 1993).
Metode tradisional dalam perhitungan struktur elektron, seperti teori Hartree-
bergantung pada 3N variabel, yaitu tiga variabel ruang untuk masing-masing N elektron,
sedangkan kerapatan hanya merupakan fungsi dari 3 variabel, jadi merupakan suatu
besaran yang sederhana untuk ditangani, baik secara konsep maupun secara
praktis (Hidayat, 1979).
Fermi, DFT tidak berlandaskan pijakan teoretis yang kuat sampai munculnya teorema
untuk keadaan dasar, DFT juga merupakan sebuah teorema keadaan dasar (Bredthauer,
1993).
penggambaran itu ada, tetapi tidak menghasilkan penggambaran apapun yang tepat seperti
paling terkenal adalah pendekatan kerapatan lokal (LDA) yang memberikan pendekatan
penggambaran dari kerapatan sistem terhadap energi total. LDA digunakan untuk gas
digunakan saat ini adalah metode Kohn-Sham. Dalam kerangka DFT Kohn-Sham, masalah
masalah yang mudah dikerjakan dengan penggantian elektron yang tidak berinteraksi
Dalam banyak kasus, DFT dengan pendekatan kerapatan lokal memberikan hasil yang
memuaskan jika dibandingkan dengan data eksperimen pada daya komputasi yang relatif
DFT menjadi sangat terkenal untuk perhitungan dalam fisika keadaan padat sejak tahun
1970. Akan tetapi, DFT tersebut tidak dapat dipertimbangkan cukup akurat untuk
dihasilkan perbaikan yang lebih baik. DFT kini merupakan suatu metode yang
mengarahkan pada perhitungan struktur elektron dalam berbagai bidang. Akan tetapi,
masih ada sistem yang tidak dapat dijelaskan dengan baik dengan LDA. LDA tidak dapat
menjelaskan dengan baik interaksi antar molekul, terutama gaya van der Waals
tetapi larangan ini tidak dapat memperlihatkan kegagalan, karena DFT adalah teori keadaan
Bahan
Bahan – bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah air, batu, balok kayu, mahkota
dewa, kacang tanah, paku digunakan pada kegiatan 1. Pada kegiatan 2 bahan yang digunakan
adalah air, telur mentah, garam. Sedangkan pada kegiatan 3 bahan yang digunakan
adalah tomat, makaroni, madu, minyak sayur dan alkohol (90-95%).
Alat
Alat – alat yang digunakan pada praktikum ini adalah hidrometer, gelas ukur, dan
timbangan yang digunakan pada kegiatan 1. Pada kegiatan 2 alat yang digunakan
adalahstoples ukuran 1 liter, penggaris, sendok makan, dan gunting. Sedangkan pada
kegiatan 3 alat yang digunakan adalah bola pimpong dan stoples ukuran 1 liter.
Metode Praktikum
Kegiatan 1.
Kegiatan 2.
Kegiatan 3.
Topik : Rapatan (1)
Diisi stoples dengan air setengahnya
Diletakkan telur dan sendok di atas meja yang mudah di raih
Dimasukkan telur ke dalam stoples yang berisi air
Kemudian gunakan sendok untuk mengambil telur yang telah dimasukkan ke dalam stoples
tadi
Dimasukkan garam ke dalam stoples yang berisi air dan diaduk dengan dengan sendok
hingga garam tersebut larut
Dimasukkan telur ke dalam stoples yang berisi air garam
Kegiatan 4
Hasil
Pembahasan
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi
massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa dibagi setiap
volumenya. Massajenis tidak bergantunng pada jumlah zat, sdikit atau banyak jumlah zat,
massa jenisnya tetap. Hal ini menunjukkan bahwa massa jenis merupakan cirri khas suatu
zat.
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya. Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis
yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki
massa jenis yang sama. Kegiatan pertama dilakukan untuk mengetahui massa jenis pada
zat padat. Untuk mengetahui massa benda tidak beraturan dapat dilakukan pengukuran
volumenya dengan menggunakan gelas ukur. Pada kegiatan ini diperoleh hasil balok
memiliki massa balok 124,99 g, batu 70,39 g, mahkota dewa 42,17 g, dan paku 8,40
g. Selain mengukur massa jenis dilakukan jjuga pengkuran volume benda – benda tersebut
dan diperoleh hasil, pada balok memiliki volume 253,53 cm3, batu 29 ml, mahkota dewa 45
ml, dan paku 0,5 ml. Dari semua benda yang diukur massa jenis yang paling berat adalah
paku dan massa jenis yang paling ringan adalah balok kayu.
Dari percobaan yang dilakukan, untuk menentukan massa suatu benda, volume suatu
benda dan massa jenis suatu benda, diperlukan ketelitian pengukuran panjang, lebar, tinggi
dan diameter suatu benda mutlak diperlukan untuk memperoleh hasil yang mendekati
kebenaran.
Pada kegiatan kedua yang dilakukan di peroleh hasil telur tenggelam diair biasa dan
melayang di air garam. Pada air biasa massa jenis telur lebih berat di bandingkan dengan
massa jenis air sedangkan pada air yang telah diberi garam massa jenis air bertambah
sehingga massa jenis air lebih berat dibandingkan dengan massa jenis telur tersebut. Pada
kegitan yang dilakukan dapat diterapkan pada IPTEK tentang kapal laut dan kapal selam.
Pada kegiatan ketiga di dapatkan hasil, saat madu, air, minyak sayur dan alcohol di
campurkan semua larutan tidak tercampur menjadi satu tetapi membentuk lapisan – lapisan,
namun pada alcohol terjadi penggumpalan. Pada saat benda – benda seperti makaroni,
bola pimpong dan paku di masukkan terjadi reaksi yang berbeda – beda. Seperti pada
makaroni saat dimasukkan kedalam toples yang berisi larutan posisi makaroni berada di
dalam air, pada bola pimpong berada di atas permukaan larutan alkohol, sedangkan pada
paku justru tenggelam di lapisan bawah yaitu madu. Terjadi perbedaan pada benda yang
dimasukkan kedalam lapisan larutan, hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan massa
jenis dari zat cair maupun zat padat. Percobaan tersebut sesuai dengan hukum yang
dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam permukaan air akan mengalami gaya ke
atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut. Dari
percobaan yang dilakukan ada benda yang terapung, melayang dan tenggelam. Suatu
benda dikatakan terapung apabila massa jenis zat cair lebih besar dari pada massa jenis
benda tersebut, sehingga gaya ke atas lebih besar dari gaya berat benda. Peristiwa
melayang pada benda diakkibatkan massa jenis zat cair sama dengan massa jenis benda
tersebut, sehingga gaya keatas sama dengan gaya berat benda. Sedangkan benda
dikatakan tenggelam apabila massa jenis zat cair lebih kecil dari massa jenis benda,
sehingga gaya ke atas lebih kecil dari gaya berat benda. Pada kegiatan yang dilakukan
IPTEK yang dapat diterapkan adalah penyelam pada dasar air, maka penyelam akan
mengapung.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa
jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis berfungsi
untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.
2. Nilai massa jenis suatu zat adalah tetap, tidak tergantung pada massa maupun volume zat,
tetapi tergantung pada jenis zatnya, oleh karenanya zat yang sejenis selalu mempunyai
masssa jenis yang sama.
3. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya.
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.
Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang
sama. Kegiatan pertama dilakukan untuk mengetahui massa jenis pada zat padat.
4. Untuk mengetahui massa benda tidak beraturan dapat dilakukan pengukuran dengan
menimbang pada neraca. Karena bentuknya tidak beraturan maka pengukuran volumenya
dengan menggunakan gelas ukur.
Saran
Sebaiknya ada terjalinnya hubungan kerja sama antar praktikan dengan asisten sangat
diperlukan untuk dapat mencapai target yang diinginkan
DAFTAR PUSTAKA
Bredthauer, Wilhem et al. 1993. Impulse Physik Jilid 1. Stuttgard: Ernst Klett Schubuchvelag.
Hidayat, Bambang. 1979. Bumi dan Antariksa jili 1 dan 2. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kondo, 1982. The New Book Of Populer Sience. New York: Groiler Int. Inc
Searss, F.W dan M.W. Zeamansky.1985. Fisika untuk Universitas jilid 1. Bandung: Bina Cipta