Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Puasa merupakan suatu tindakan menghindari makan, minum, serta segala hal lain yang
dapat memuaskan hasrat-hasrat psikis maupun fisik yang dilakukan pada masa tertentu.
Makna dan tujuannya secara umum adalah untuk menahan diri dari segala hawa nafsu,
merenung, mawas diri, dan meningkatkan keimanan terhadap Allah SWT. Salah satu hikmah
puasa ialah melatih manusia untuk meningkatkan kehidupan rohani. Nafsu jasmani yang
terdapat dalam diri tiap individu harus diredam, dikendalikan, dan diarahkan dengan
sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan yang mulia. Setiap orang yang menjalankan puasa
pada hakekatnya sedang memenjarakan dirinya dari berbagai nafsu jasmani. Puasa juga
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan taraf kehidupan, baik yang duniawi maupun
akhirat. Karena puasa telah dilakukan di setiap syariat agama.

Pada sebuah hadist dikatakan bahwa “Semua amal anak adam itu untuk dirinya sendiri,
kecuali puasa. Karena puasa itu dikerjakan untuk-Ku, maka Aku-lah yang akan member
balasannya”. Puasa merupakan salah satu bentuk ritual agama yang dapat meningkatkan
kualitas spiritual manusia dan sebagai wahana pensucian diri guna mendekatkan diri kepada
Allah SWT.

Pengaruh puasa bagi diri umat islam terutama ketika bulan Ramadhan dapat dirasakan
oleh fisik maupun jiwa. Hal ini dapat dilihat dari berbagai segi. Dalam segi kesehatan, justru
sangat bermanfaat. Kalaupun ada yang menemui permasalahan kesehatan pada saat berpuasa,
maka permasalahan itu muncul akibat yang bersangkutan tidak menjaga aturan kesehatan
dalam mengkonsumsi makanan.

B.     Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang hendak kami bahas adalah
sebagai berikut :
1.      Apa pengertian dari puasa ?
2.      Bagaimana pembagian puasa menurut agama islam ?
3.      Bagaimana syarat dan rukun puasa ?
4.      Bagaimana cara pelaksanaan puasa ?
5.      Apakah hikmah puasa bagi umat manusia?

C.    Tujuan Pembahasan

Tujuan dari pembahasan adalah :


1.      Untuk menjelaskan pengertian dari puasa
2.      Untuk menjelaskan pembagian puasa menurut agama islam
3.      Untuk menjelaskan syarat dan rukun puasa
4.      Untuk menjelaskan cara pelaksanaan puasa
5.      Untuk menjelaskan hikmah puasa bagi umat manusia

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa

Secara umum, puasa berarti ‘menahan’ sebagaimana firman Allah SWT,


“…Aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih…”
Maksudnya adalah menahan diri dari berbicara, sedangkan menurut istilah adalah
menahan diri dari segala yang membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga terbenam
matahari dengan disertai niat.

                 
B. Pembagian Puasa Menurut Agama Islam
Puasa menurut agama islam ada empat macam :
a.      Puasa wajib, yaitu puasa bulan Ramadan, puasa kafarat, dan puasa nazar.
b.      Puasa sunat, yaitu berpuasa pada hari senin dan kamis, puasa daud, puasa enam hari
pada Bulan Syawwal, dsb.
c.      Puasa makruh.
d.     Puasa haram, yaitu puasa pada hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Haji, dan tiga hari
sesudah Hari Raya Haji, yaitu tanggal 11-12- dan 13.

C. Syarat dan rukun Puasa


1.      Syarat wajib puasa
 Berakal, orang yang gila tidak diwajibkan puasa.
 Baligh (Umur 15 tahun ke atas) atau ada tanda yang lain. Anak-anak tidak wajib
berpuasa.
 Kuat berpuasa. Orang yang tidak kuat, misalnya karena sudah tua atau sakit, tidak
wajib puasa.

2.      Syarat sah puasa


 Islam. Orang yang bukan islam tidak sah puasa.
 Mumayiz (dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik).
 Sudi dari darah haid (kotoran) dan nifas (darah habis melahirkan). Orang yang haid
atau nifas itu tidak sah puasa, tetapi keduanya wajib mengkhodo’ (membayar) puasa
yang tertinggal itu secukupnya.
 Dalam waktu yang diperbolehkan puasa padanya. dilarang puasapada dua hari raya
dan hari tasyrik (tanggal 11,12, 13 bulan haji).

3.      Rukun puasa
 Niat, yaitu setiap malam selama bulan ramadhan.
 Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga
terbenam matahari.

D. Cara Pelaksanaan Puasa


 Adab-adab berpuasaMakan sahur

2
 Menyegerakan berbuka
 Berdoa ketika berbuka dan berpuasa
 Menjauhi hal-hal yang bertentangan dengan puasa
 Menggosok gigi pada saat berpuasa
 Murah hati dan mempelajari Al-Qur’an
 Giat beribadah pada sepuluh hari terakhir

2.     Boleh berbuka
Orang-orang yang diperbolehkan berbuka pada bulan Ramadhan adalah sebagai berikut :
 Orang yang sakit apabila tidak kuasa berpuasa
 Orang yang dalam perjalanan jauh (80,640 km) boleh berbuka, tetapi ia wajib
mengqada puasa yang ditinggalkan itu.
 Orang tua yang sudah lemah, tidak kuat lagi berpuasa karena tuanya, atau karena
memang lemah fisiknya, bukan karena tuanya.
 Orang hamil dan menyusui anak

3.      Hal-hal Yang Diperbolehkan Ketika Berpuasa


 Memakai celak dan meneteskan obat ke dalam mata
 Mencium, bagi orang yang sanggup menahan dan menguasai syahwat atau nafsu
seksualnya
 Berbekam, yaitu mengeluarkan darah dari bagian kepala
 Berkumur-kumur dan memasukkan air ke rongga hidung dengan syarat tidak
berlebih-lebihan

4.      Hal-hal yang membatalkan puasa


 Makan dan minum yang disengaja maupun tidak.
 Muntah yang disengaja, sekalipun tidak ada yang kembali kedalam.
 Bersetubuh.
 Keluar darah haid dan nifas.
 Mengeluarkan mani dengan sengaja.
 Gila. Jika gila itu datang waktu siang hari, batallah puasa.
 Murtad (keluar dari agama islam).

E. Hikmah Puasa
 melatih mental
 melatih kedisiplinan (taat pada aturan)
 memupuk keperdulian dan kepekaan social.

3
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Pengertian dari puasa ialah :
·      Secara umum, puasa berarti ‘menahan’
·      Menurut istilah adalah menahan diri dari segala yang membatalkan puasa, sejak terbit
fajar hingga terbenam matahari dengan disertai niat.

2.      Pembagian puasa menurut agama Islam ada empat macam, yaitu :


·         Puasa wajib
·         Puasa sunat
·         Puasa makruh.
·         Puasa haram

3.      Syarat puasa terbagi menjadi dua, yaitu :


(a)    Syarat wajib puasa :
 Berakal, orang yang gila tidak diwajibkan puasa.
 Baligh (Umur 15 tahun ke atas) atau ada tanda yang lain. Anak-anak tidak wajib
berpuasa.
 Kuat berpuasa. Orang yang tidak kuat, misalnya karena sudah tua atau sakit, tidak
wajib puasa.
(b)   Syarat sah puasa :
 Islam. Orang yang bukan islam tidak sah puasa.
 Mumayiz (dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik).
 Sudi dari darah haid (kotoran) dan nifas (darah habis melahirkan). Orang yang haid
atau nifas itu tidak sah puasa, tetapi keduanya wajib mengkhodo’ (membayar) puasa
yang tertinggal itu secukupnya.

Dalam waktu yang diperbolehkan puasa padanya. dilarang puasapada dua hari raya dan
hari tasyrik (tanggal 11,12, 13 bulan haji).
Rukun puasa yaitu niat dan menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit
fajar hingga terbenam matahari.

4.      Cara pelaksanaan puasa yaitu dengan niat pada malam sebelum sahur, berdoa ketika
berbuka dan berpuasa, menyegerakan berbuka, selama berpuasa hendaknya
menghindari segala hal yang dapat membatalkan puasa, memperbanyak amalan dan
giat beribadah selama berpuasa.

B.     Saran
 Sebagai seorang muslim yang taat kepada ajaran Allah, sebaiknya kita mengetahui
dan memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan puasa agar tidak keliru ketika
menjalankan puasa nantinya.
 Kepada para pendidik, hendaknya selalu mengajarkan dan menanamkan pemahaman
tentang puasa kepada anak didiknya.
 Ketika menjalankan ibadah puasa, sebaiknya selalu berserah diri kepada Allah dan
selalu berdoa kepada-Nya. Karena tantangan dan godaan ketika berpuasa tidaklah
mudah bila dirasakan. Serta selalu menghindari hal-hal yang dapat membatalkan
puasa kita.

4
DAFTAR PUSTAKA

Sabiq, Sayyid. 2006. Fiqih sunnah Jilid 2. Jakarta: Pena Pundi Aksara

Rasjid, Sulaiman. 1994. Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Supiana dkk. 2001. Materi Pendidikan Islam. bandung : Remaja Rosdakarya.

http://santoson111.blogspot.com/2014/11/makalah-puasa.html

Anda mungkin juga menyukai