Anda di halaman 1dari 1

Nama: Denanda Maulidya f

NIM: 21050404012
Kelas S1 Pendidikan tata Busana 2021 A

Tradisi Diba’an di Desa Canggu


Canggu adalah desa yang berada di kecamatan Badas, Kabupaten Kediri, Jawa Timur,
Indonesia. Desa Canggu telah diresmikan menjadi desa wisata edukasi pada tahun 2013 oleh
Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri. Desa Canggu memiliki total jumlah penduduk sebanyak
12.786 ribu jiwa. Desa ini unggul dalam sektor perikanan, peternakan, dan pertanian. Desa di
Kecamatan Badas ini memiliki penduduk mayoritas islam dengan tradisi yang tidak jauh
beda dengan daerah lainnya di Jawa Timur. Salah satu tradisi islam yang akan saya bahas
adalah Diba’an.
Diba’an adalah tradisi membaca atau melantunkan selawat kepada Nabi Muhammad
SAW secara bersama-sama dan bergantian. Ada bagian yang dibaca biasa, namun sebagian
besar dibaca menggunakan lagu. Kitab yang dibaca adalah kitab maulid Diba’ yang dikarang
oleh Imam Ibn Diba’. Tradisi dibaan biasanya diisi dengan membaca kitab maulid diba’ dan
dipadukan dengan beberapa materi dari kitab maulid lain, kemudian disusul acara latihan
khitobah untuk kalangan remaja, atau ceramah keagamaan untuk kalangan dewasa.
Tradisi dibaan tidak lepas dari kitab maulid diba’ yang diakui atau tidak, jarang dikenal oleh
para pembacanya sendiri..

Tradisi ini biasanya dilakukan oleh penduduk Desa Canggu, laki-laki pada malam
senin, dan perempuan pada malam jumat. Acara Diba’an biasanya dilakukan di rumah warga
bergantian sesuai jadwal, atau kadang ada yang meminta. Kegiatan ini dilakukan semata-
mata hanya untuk mencari pahala dengan bersholawat kepada nabi Muhammad. Selain itu,
dengan diadakannya acara ini, hubungan silaturrahmi masyarakat desa Canggu dapat semakin
erat.

Meskipun banyak yang tidak setuju dan menganggap diba’an adalah syirik karena
terlalu berlebihan dalam memuji Nabi Muhammad, menurut alanisis saya sendiri, diba’an
halal untuk dilakukan karena tidak ada unsur negatif dan keluar dari islam. Diba’an dilakukan
semata mata hanya untuk mencari pahala dan tidak ada unsur memuji secara berlebihan. Di
beberapa Pondok Pesantren pun diba’an juga masih dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai