Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MANAJEMEN OPERASIONAL

RENCANA TEKNIS USAHA


BALINESE BURGER : INOVASI BURGER DENGAN SATE LILIT MENJADI
PELUANG USAHA DI ERA 5.0

Oleh :

Nyoman Daksa Nandana


3E Manajemen Bisnis Internasional
2015744075/ 12

POLITEKNIK NEGERI BALI


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
PROGRAM MANAJEMEN BISNIS INTERNASIONAL
BADUNG
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hamburger atau sering kali disebut dengan burger adalah sejenis makanan berupa
roti berbentuk bundar yang diiris dua dan di tengahnya diisi dengan patty yang biasanya
diambil dari daging, kemudian sayur-sayuran berupa selada, tomat dan bawang bombai.
Burger adalah makanan yang berasal dari Jerman & Amerika Serikat. Burger memiliki
bayak sekali variasi seperti Burger tempe, rendang, vegetarian, dan lainnya. Melihat
peluang tersebut, melalui kompetisi business plan ini kami ingin menciptakan inovasi
baru menggunakan burger. Kami akan mengkolaborasikan burger dengan cita rasa khas
Bali. Disini kami akan memadukannya dengan sate lilit.
Sate Lilit adalah sebuah varian sate asal Bali. Sate ini terbuat dari daging babi,
ikan, ayam, daging sapi, atau bahkan kura-kura yang dicincang, kemudian dicampur
dengan parutan kelapa, santan, jeruk nipis, bawang merah, dan merica. Tingginya jumlah
penggemar sate lilit yang tidak kalah popular dengan burger menjadikan peluang dari
usaha sate lilit kini sangat manis di pasaran. Usaha sate lilit menjadi salah satu usaha
makanan yang dapat dijalankan dengan mudah dan juga modal yang dibutuhkan cukup
kecil. Tak heran di Bali sendiri pedagang sate lilit sangat mudah ditemukan. Sate lilit
sering kali dijadikan salah satu menu wajib pada acara-acara penting di Bali seperti acara
pernikahan, potong gigi, dan jamuan makan lainnya. Namun pada awal tahun 2020
pandemi covid-19 mulai masuk ke Indoensia tepatnya tanggal 2 Maret. Pandemi Covid-
19 memberikan implikasi ekonomi, sosial, dan politik hampir di seluruh negara, termasuk
di Indonesia, khususnya Bali. Dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19 juga dirasakan
sektor UMKM, terutama UMKM yang bergerak dibidang makanan & minuman. Hal ini
pun dirasakan oleh para UMKM sate lilit karena selama pandemic covid-19 pemerintah
menerapkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang
menyebabkan terhentinya seluruh kegiatan masyakat dan hal tersebut membuat
penurunan penjualan yang signifikan pada UMKM sate lilit.
Melihat hal tersebut, maka dari itu kami memilih sate lilit sebagai bahan inovasi
pada burger kami. Kami ingin membantu para UMKM sate lilit melalui business plan ini.
Disini kami akan mengkolaborasikan burger yang dimana adalah makanan modern
dengan sate lilit, yaitu salah satu makanan khas Bali. Kami akan menggantikan daging
burger dengan olahan sate lilit. Kami ingin menyuguhkan pengalaman baru menikmati
burger ataupun sate lilit kepada pelanggan melalui rasa yang unik, kompleks, dan sudah
pasti enak. Perpaduan rasa kompleks dari sate lilit dan enak dari burger dapat
menciptakan varian rasa terbaru yang sangat unik yang belum pernah ada sebelumnya.
Selain itu kami juga akan bekerjasama dengan para UMKM yang ada di Bali seperti
pembuat roti, dan petani selada ataupun tomat. Dengan begitu kami berharap melalui
rencana bisnis ini kami tidak hanya mendapatkan profit sendiri melainkan juga dapat
membantu mensejahterakan para UMKM yang ada di Bali terutama meningkatkan
penjualan pada UMKM Sate Lilit.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Melalui kegiatan ini kami mendapat kesempatan untuk berfikir lebih kreatif dalam
membuat inovasi-inovasi baru yang dapat berguna untuk banyak orang. Serta kami dapat
mempraktekan langsung bagaimana teori-teori terkait perencanaan bisnis yang selama ini
kami telah pelajari, bekerja sama dalam tim, dan berpikir lebih terbuka. Dari kegiatan ini
kami dapat belajar mengenai bisnis lebih dalam serta bagaimana bekerja dalam tim lebih
baik lagi. Dengan dibuatnya makalah ini, kami berharap agar dapat memberikan manfaat
bagi kami serta semua orang yang membaca proposal kami ini. Kami juga berharap akan
dukungan agar bisnis ini kedepannya bisa terealisasikan dengan baik

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Produk


Disini kami berencana membangun sebuah usaha yang menciptakan produk baru
dan memiliki cita rasa yang berbeda. Produk yang kami ciptakan adalah membuat suatu
produk yang memadukan burger dengan balutan olahan sate lilit, yang dimana adalah
salah satu makanan tradisional khas Pulau Bali. Hamburger yang biasanya dilapisi
dengan olahan daging ayam dan daging sapi. Kali ini kami membuat sesuatu yang
berbeda, daging burger akan kami gantikan menggunakan olahan dari sate lilit yang
dicincang, dicetak membentuk lingkaran dan sudah diberikan bumbu sate sebelumnya.
Perpaduan rasa yang unik, kompleks, dan pastinya enak tersebut akan mampu memberi
pengalaman baru menikmati cita rasa yang berbeda dari hamburger yang di baluti dengan
olahan sate lilit.
Selain itu kami juga ingin melakukan berbagai kegiatan riset dan pengembagan baik
dalam hal produk yang dihasilkan maupun peralatan pendukung usaha kami dengan
sasaran melahirkan gagasan inovatif untuk menghadirkan produk baru yang lebih
diminati pasar dan diproduksi secara efisien.

2.2 Perencanaan Lokasi Pabrik


Berdasarkan analisis segmentasi pasar yang kami lakukan, kami telah menentukan
lokasi utama untuk penjualan usaha makanan kami “Balinese Burger”. Usaha ini akan
direncanakan di bangun di Jalan Raya Uluwatu, Ungasan Bali, Kabupaten Badung dan
juga di Jalan Sudirman Kota Denpasar yang dimana daerah ini terdapat banyak sekolah
hingga universitas yang pelajar dan mahasiswa nya cukup tinggi. Dan lokasi usaha kami
juga dekat dengan kawasan area Pantai dan Pasar yang tentunya hal tersebut membuat
toko kami akan lebih dekat dengan konsumen dan lebih mudan mencari bahn baku untuk
Balinese Burger ,karena kedua tempat tersebut memang menjadi bahan baku dari produk
makanan kami, daerah ini terletak dipinggir kota dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Letak dari sumber bahan baku
Bahan baku adalah faktor utama untuk dapat menjalankan operasi usaha kami,
sehingga adanya bahan baku ini sangatlah penting. Sumber bahan baku yang
digunakan adalah roti dan sate lilit. Daerah tersebut merupakan daerah yang
tepat karena terletak dekat dengan bahan baku yang kita datangkan dari Pulau
Bali.
b. Transportasi
Transportasi pengangkutan bahan baku dan bahan pembantu cukup mudah
dilakukan, dikarenakan lokasi usaha kecil ini dipinggir jalan raya, sehingga
mudah dijangkau oleh kendaraan darat dan juga mendukung karyawan dalam
masalah transportasi dan juga mendukung dalam kelancaran pemasaran
produksi.
c. Tenaga kerja
Faktor tenaga kerja merupakan faktor yang penting dalam usaha kami, karena
berhasil tidaknya pencapaian tujuan perusahaan juga dipengaruhi faktor
tenaga kerja ini. Salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja dan
penekanan biaya produksi adalah tenaga kerja. Dengan adanya pendirian
usaha kecil ini, maka akan dapat menyerap tenaga kerja dari lingkungan
sekitar, sehingga terbukanya lapangan kerja baru yang akan dapat membantu
mengurangi jumlah pengangguran dan dapat lebih meningkatkan taraf hidup
penduduk di daerah sekitar pabrik. Selain itu tenaga kerja lebih mudah di
peroleh dengan standar gaji yang ada sesuai peraturan yang berasal dari
sekitar lokasi pabrik.
d. Letak dari pasar
Wilayah ini sangat tepat karena dekat dengan daerag pariwisata yaitu Pulau
Bali. Disamping itu letak pabrik tidak terlalu jauh dengan pelabuhan sehingga
mudah pendistribusian produk.
Dibawah ini merupakan tabel pembobotan kualitatif alternatif lokasi
pabrik Balinese Burger :
1. Faktor Penentuan Lokasi Pabrik

Skor (1-100)
No Faktor Peringkat Kab. Kota
Badung Denpasar
1. Ongkos Produksi 4 60 50
2. Pasokan Bahan Baku 5 80 70
Ketersediaan Tenaga 80 70
3. 2
Kerja
Upah Minimum 70 60
5. 2
Rakyat (UMR)
6. Lingkungan 4 80 70
7. Pasar 3 80 60
Table 1. Faktor Penentuan Lokasi Pabrik
2. Penentuan Beban Skor Lokasi Pabrik

Skor (1-100) Skor


Kab. Kota Kab. Kota
No Faktor Bobot
Badun Denpasar Badung Denpasar
g
1. Ongkos Produksi 0,15 80 60 12,8 9,6
Pasokan Bahan
2. 0,16 60 60 12,6 12,6
Baku
Ketersediaan
3. 0,21 60 50 6,6 5,5
Tenaga Kerja
Upah Minimum
4. 0,11 70 60 7,7 6,6
Rakyat (UMR)
5. Lingkungan 0,11 70 80 18,2 20,8
6. Pasar 0,26 50 40 8 6,4
Total 1,00 65,9 51,5

Melihat dari kedua lokasi tersebut, Kabupaten Badung merupakan lokasi yang
direkomendasikan dengan jumlah skor yang lebih tinggi. Selain itu, Kabupaten Badung
lebih stategis dibandingkan dengan Kota Denpasar. Salah satu alasannya adalah di
Kabupaten Badung terdapat banyak tempat wisata dan juga menjadi salah satu tujuan
wisatawan asing jika berlibur ke Bali. Maka dari itu, perencanaan lokasi pabrik untuk
usaha “Balinese Burger” ini akan dibangun di Kabupaten Badung yang dimana akan
berdekatan dengan Pantai Melasti

2.3 Perencanaan Letak Fasilitas Produksi


Tipe bangunan yang dipilih untuk usaha makanan kami adalah single stori, yaitu
bangunan yang tidak bertingkat dengan tujuan agar jumlah biaya keseluruhan untuk tiap
meter persegi ruang kerja yang termurah, sesuai dengan bentuk alat yang digunakan dan
memperlancar jalannya proses produksi. Disamping itu dengan pemakaian bentuk ini
dapat mempermudah dan mempercepat proses pembangunan warung makanan kami
tersebut. Selain itu tata letak fasilitas produksi kami akan disesuaikan dengan tahapan
proses pembuatan Balinese burger kami. Susunan produksi kami terdiri, tempat
mencincang olahan daging sate, tempat memarut kelapa dan base bumbu genep, tempat
mencetak daging burger, dan terakhir tempat daging burger untuk dipanggang. Dibawah
berikut merupakan gambaran perencanaan letak fasilitas produksi dari usaha “Balinese
Burger” kami.

Tempat Memarut Kelapa Tempat Mencincang


& mencampurkan bumbu daging

Gudang Penyimpanan
Tempat Bahan Baku
Pengemasan

Tempat mencetak Tempat Memanggang Gudang Penyimpanan


daging burger roti dan daging Alat Produksi

2.4 Perencanaan Lingkungan Kerja


Untuk memperoleh kinerja yang optimal dari karyawan maka perlu diperhatikan
kebutuhan dari karyawan tersebut. Maka dari itu perlu dilakukan perencanaan lingkungan
kerja yang baik sehingga karyawan dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan kinerja
yang baik bagi usaha yang kami jalani. Perencanaan lingkungan kerja kami terdiri dari :
a. Pelayanan karyawan di lingkungan kerja kami, pelayanan terhadap karyawan
yang dimaksud yaitu pemberian fasilitas atau tunjangan lain di luar gaji yang
dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan.
b. Fasilitas-Fasilitas yang memadai di lingkungan kerja kami, pemberian fasilitas
yang memadai akan mempermudah karyawan untuk menjalankan suatu usaha
yang kami buat. Contohnya seperti adanya CCTV, ruangan ber AC dan
faktor-faktor pendukung yang lainnya sehingga karyawan merasa nyaman di
lingkungan kerja usaha kami nantinya.

2.5 Perencanaan Standar Produksi


Standar produksi merupakan acuan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan
proses produksi. Standar produksi memberikan banyak manfaat terhadap berbagai macam
efisiensi dan efektivitas dalam proses produksi. Dengan adanya standar produksi maka
pelaksanaan proses produksi akan tetap berjalan dengan baik sesuai dengan rancangan
yang telah dibuat, walaupun terkadang pada hasilnya tidak semua produk yang dihasilkan
memiliki kualitas maksimal seperti yang telah direncanakan tetapi setidaknya dengan ada
standar produksi hal-hal yang kurang dan tidak sesuai tersebut dapat diminimalisir dan
dijadikan acuan evaluasi agar tidak terjadi lagi. Perencanaan standar produksi dalam
pembuatan bisnis “Balinese Burger” yaitu dengan selalu mementingkan kualitas dan
mutu dari produk yang dihasilkan sesuai dengan standar produksi yang telah ditetapkan
dengan memperhatikan dan memastikan menggunakan bahan baku yang digunakan
dalam proses produksi memiliki kualitas yang mumpuni. Setiap bahan baku digunakan
pasti terjaga dan terjamin kondisinya serta aman untuk kegiatan sehari-hari.

2.6 Pengendalian Proses Produksi


Pengendalian merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu usaha yang
bergerak dalam bidang produksi untuk menjaga kualitas produknya. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengendalian proses
produksi untuk menjaga kualitas produk makanan junk food dari “Balinese Burger” .
Penelitian yang kami lakukan adalah menggunakan metode kualitatif. Metode ini
digunakan karena ingin menggali lebih jauh informasi-informasi tentang kebijakan dari
pimpinan dalam pelaksanaan pengendalian proses produksi makanan junk food. Teknik
pengumpulan data menggunakan metode observasi dan metode wawancara mendalam
dengan menggunakan analisis domain dan taksonomi. Pengendalian proses produksi
mulai dari bahan baku sampai produk jadi yang meliputi serangkaian tahapan proses
produksi. Tahapan pertama dari proses tersebut adalah pemilihan bahan baku utama yaitu
Roti dan sate lilit yang sudah melalui proses penggilingan dan proses menggunakan
penyosohan parutan kelapa. Tahap kedua adalah proses di dalam area perusahaan, yang
meliputi pengendalian alat-alat produksi dan pengendalian mutu produk yaitu pada mesin
mixer, mesin parutan kelapa, mesin cetakan, mesin packing. Tahapan ketiga adalah
pengepakan, pengendalian dilakukan pada alat-alat yang digunakan untuk proses
pengepakan. Tahap terakhir adalah tahap penyimpanan, pada tahap ini produk disimpan
dalam tempat yang bersih dan kering dengan suhu ruangan atau sekitar 25 0 C. Demi
peningkatan mutu produk makanan junk food tersebut maka dengan adanya penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran atau masukan yang berarti bagi
perusahaan agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan serta evaluasi dalam
mengambil keputusan bagi perusahaan, khususnya dalam hal pengendalian proses
produksi untuk menjaga kualitas suatu produk makanan junk food yang akan dihasilkan.
2.7 Pengendalian Bahan Baku
Menetapkan persediaan bahan baku yang ekonomis secara tepat sehingga usaha
kami dapat eksis uuntuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan perlunya r-enentukan
pemesanan kembali bahan baku yang digunakan atau reorder point (ROP) agar pembelian
bahan baku tidak mengganggu kelancaran kegiatan produksi, besarya bahan yang
digudang perusahaan harus sama dengan keperluan produksi dengan memperhitungkan
safety stock jika terjadi keteriambatan dalam pengiriman perusahaan “Balinese Burger”,
merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi makanan junk
food untuk memenuhi konsumen.
Tujuan penelitian ini adalah adalah: 1. Untuk mngetahui jumlah pemesanan
persediaan bahan baku roti dan olahan sate lilit yang ekonomis. 2. Untuk mengetahui
frekuensi pembelian untuk pembelian bahan baku tepung beras dalam satu tahun. 3.
Untuk mengetahui waktu penentuan waktu pemesanan kembali perediaan bahan baku roti
dan olahan sate lilit pada usaha kecil dan menengah (UKM) Balinese Burger. Dengan
menggunakan Ecconomic Order Quantity (EOQ) maka usaha kami mendapatkan
pemesanan ekonomis yaitu sebesar 2000 kg. 2. Frekuensi pembelian bahan baku 30 kali
saat persediaan mencapai 1000 kg kali satu tahun. 3. Dalam pemesanan bahan baku perlu
lead time 5 hari, jika pemesanan selama 5 hari tidak tepat waktu, maka Lsaha Balinese
Burger kami harus menetapkan safety stock sebanyak 400 kg yang akan membantu
proses peoduksi 4 Yz hari. Saran yang perlu dilakukan perusahaan adalah membuat
perencanaan pengendalian bahan baku sehingga dihasilkan proses produksi yang lancar
dan efisien, selain itu perusahaan diharapkan menentukan pemesanan yang ekonomis
untuk menghindari kerusakan bahan baku digudang dan perusahaan dharapkan bisa
mempertahankan safety stock digudang untuk menanggulangi keterhambatan bahan
baku.

2.8 Pengendalian tenaga Kerja


Dalam kegiatan produksi tenaga kerja mempunyai peranan yang cukup penting.
Apalagi tenaga kerja langsung, ini perlu diperhatikan/ada pengendalian. Mereka para
tenaga kerja langsung akan secara langsung mempengaruhi kualitas dari produk.
Peranannya akan semakin besar didalam perusahaan yang menggunakan mesin-mesin
yang bersifat umum didalam proses produksinya. Disini ketelitian, keterampilan dan
kecakapan para tenaga kerja mempunyai akibat langsung terhadap produk yang
dihasilkan. Pengendalian tenaga kerja dibutuhkan untuk membantu perusahaan
mengetahui penyimpangan atau permasalahan yang terjadi antara anggaran biaya tenaga
kerja dan realisasi biaya tenaga kerja. Antara tenaga kerja dan upah yang diberikan harus
sebanding dengan jasa dan tenaga yang telah diberikan oleh karyawan. Pada usaha ini,
kami mengunakan beberapa mesin-mesin sehingga dibutuhkan 2 orang dalam pengerjaan
satu proses untuk mengefisienkan waktu dalam mengerjakan tugas. Contohnya dalam
pengerjaan Pencincangan daging dan memanggang roti dibutuhkan masing-masing 2
orang dalam prosesnya, dalam proses pengemasan juga seperti itu, sehingga dibutuhkan 4
orang orang dalam mengerjakan proses tersebut yang mana 2 orang mencincang daging
dan memanggang roti dan 2 orang lagi yang meng-handle pengemasan serta
menempelkan stiker.

2.9 Pengendalian Biaya Produksi


Biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang melaksanakan proses
produksi perlu direncanakan dan dikendalikan dengan sebaik-baiknya. Tingginya biaya
produksi akan mempengaruhi tingkat harga pokok penjualan produk perusahaan.
Tingginya harga pokok penjualan ini akan mempengaruhi program pemasaran
perusahaan, sehingga tidak bisa bersaing dipasaran. Untuk melaksanakan pengendalian
biaya produksi dapat depergunakan model/metodepengendalian biaya produksi yang
cocok antara lain: penggunaan anggaran produksi, analisa selisih dalam biaya produksi,
penerapan konsep biaya relevandan analisis pulang pokok. Dalam pengendalian biaya
produksi terdapat beberapa tahap, yang pertama yaitu pengawasan fisik yang mana dalam
usaha “Balinese Burger” ini kami melakukan pengawasan dan pengelolaan langsung
terhadap keuangan dan biaya produksi, lalu selanjutnya dengan membuat catatan
akuntansi dan mengeceknya secara berkala untuk menyinkronkan dana yang ada dan
pengeluaran yang dilakukan, selanjutnya yang ketiga yaitu menetapkan biaya standar
dalam proses produksi sehingga dalam penentuan harga bahan baku dapat disesuaikan
dengan harga produk yang diproduksi dan yang terakhir adalah adanya pengecekan
laporan keuangan akhir bulan sebagai akumulasi dari pengeluaran dan pendapatan selama
1 bulan bekerja.
2.10 Pengendalian Kualitas
Kualitas produk memiliki peranan yang cukup penting dalam mempertahankan
kelangsungan hidup usaha yang kita bangun. Jika berproduksi tanpan memperhatikan
kualitas produk merupakan kesalahan yang akan berakibat terancamnya kelangsungan
hidup perusahaan dimasa akan datang. Di pasaran banyak terdapat tawaran barang,
sehingga konsumen memiliki banyak variasi yang tentunya mereka akan mencari barang
dengan kualitas terbaik dengan harga yang terjangkau juga. Pengendalian kualitas tentu
berpengaruh dengan bahan baku yang digunakan, mesin yang digunakan selama proses
produksi dan teknik pembuatan produk sampai juga tempat yang dipakaisebagai tempat
produksi, hal-hal tersebut perlu diperhatikan agar dapat meminimalisir kegagalan dalam
produksi dan dapat bersaing dengan usaha yang sejenis di pasaran. Dalam bisnis
“Balinese Burger”, pemilihan bahan baku selalu menggunakan kualitasterbaik namun
disesuaikan kembali dengan harga yang ditawarkan pada produk namun tetap
mementingkan esensi dari produk itu sendiri.

2.11 Pengendalian Pemeliharaan


Pelaksanaan pemeliharaan merupakan bagian yang tak terpisahkan didalam
operasi produksi. Tidak adanya program pemeliharaan yang baik akan dapat
menimbulkan kerusakan pada alat-alat/mesin produksi, kemacetan produksi, biaya
perbaikan, dan masa pakai peralatan pendek. Maka dari itu, untuk mencegah hal tersebut
pemeliharaan harus dilakukan. Pemeliharaan merupakan salah satu proses yang ada pada
operasional yang bertujuan untuk menjaga suatu aset selalu dalam keadaan baik dari
waktu ke waktu agar selalu dalam keadaan siap pakai untuk melaksanakan produktivitas
secara efisien sesuai dengan standar fungsional dan kualitas. Dalam usaha ini kami
menggunakan metode pemeliharaan Preventive Maintenance yang mana pemeliharaan
dilakukan dalam periode waktu tertentu sesuai dengan usia ekonomis dari alat-alat yang
digunakan, sehingga alat-alat yang digunakan akan tetap sesuai dengan standar produksi
dan produk yang dihasilkan juga tetap terjaga mutunya. Selain itu hal tersebut juga akan
berpengaruh pada kemaksimalan alat dalam melakukan produksi dan ketepatan waktu
dalam pengerjaan produksi. Alasan kami memilih metode pemeliharaan tersebut karena
dalam usaha ini minim dalam penggunaan alat dan juga alat yang digunakan adalah alat-
alat yang masih tergolong sederhana.

Anda mungkin juga menyukai