Review Jurnal - Kelompok 3
Review Jurnal - Kelompok 3
Judul Distribusi Kekerasan Baja AISI 1045 Akibat Pemberian Proses Pack
Karburizing Dengan Media Karburasi Arang Batok Kelapa Dan Arang
Tulang Sapi
Jurnal Prosiding Konferensi Nasional Engineering Hotel IV
Tahun 2013
Penulis Dewa Ngakan Ketut Putra Negara, I Ketut Gede Sugita, dan I Dewa Made
Kirshna Muku
Reviewer Kelompok 3
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah mengetahui komposisi yang dapat digunakan
sebagai media karborising untuk meningkatkan kekerasan permukaan dari
baja karbon sedang.
Subjek Baja AISI 1045
Variabel Variasi dilakukan pada media karburisasi yaitu arang tempurung kelapa
dan arang tulang sapi. Komposisi I terdiri dari 80% atau 1,2 kg arang
tempurung kelapa, 10% atau 0,15 kg BaCO3 (barium carbonate), dan 10%
atau 0,15 kg CaCO3 (calcium carbonate) dan komposisi II terdiri dari 80%
atau 1,2 kg arang tulang sapi, 10% atau 0,15 kg BaCO3, dan 10% atau 0,15
kg CaCO3.
Metodologi Periapan Bahan, dimana bahan untuk spesimen uji adalah Baja AISI 1045
dengan komposisi kimia 0,43-0,5% C (karbon), 0,6-0,9% Mn (mangan),
0,04% max P (fosfor), 0,05% max S (sulfur), dan sisanya Fe (besi).
Dimensi spesimen uji panjang 50 mm dan diameter 16 mm. Sebagai media
karburizing digunakan dua zat arang aktif dengan komposisi campuran
berdasarkan prosentase berat, yaitu komposisi I terdiri dari 80% atau 1,2 kg
arang tempurung kelapa, 10% atau 0,15 kg BaCO3 (barium carbonate), dan
10% atau 0,15 kg CaCO3 (calcium carbonate) dan komposisi II terdiri dari
80% atau 1,2 kg arang tulang sapi, 10% atau 0,15 kg BaCO3, dan 10% atau
0,15 kg CaCO3. Spesimen uji dimasukkan kedalam wadah dan diisi media
karburising masing-masing untuk komposisi I dan II dengan susunan jarak
antar spesimen adalah 10 mm (dalam pack karburizing ada tiga spesimen).
Wadah baja ditutup rapat kemudian dimasukan kedalam dapur pemanas
(furnance) dan dipanaskan pada temperatur 9500C dengan waktu
penahanan selama 4 jam. Setelah selesai wadah baja dikeluarkan dari dapur
pemanas (furnance), kemudian spesimen dikeluarkan dan didinginkan di
udara. Spesimen kemudian dipolishing dan dietsa kemudian dilakukan
pengukuran kekerasan. Uji kekerasan yang digunakan adalah uji Vikers,
mengunakan Zwick Hardness Testing Machine tipe 3212 B buatan Zwick
Gmbh & Co, Jerman. Mesin pengujian kekerasan ini didasarkan pada
standard DIN 51225 (Jerman) dan ISO/R 146 dengan beban pengujian 10
kg.
Hasil dan Terlihat bahwa peningkatan kekerasan permukaan spesimen baik
Pembahasan menggunakan media korborising arang tulang sapi maupun arang batok
kelapa hanya terjadi sampai kedalaman sekitar 3 mm dari permukaan
spesimen, setelah jarak tersebut kekerasan spesimen relatif sama dengan
yang tanpa perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa difusi karbon ke logam
hanya sampai pada kedalaman tersebut. Terlihat pula bahwa media
karborising arang tulang sapi memberikan efek kekerasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan media karborising arang batok kelapa. Kemudian
untuk mengetahui tingkat signifikansi kedalaman difusi karbon dilakukan
uji t.
Hipotesa:
Ho : u1 = u2 Tidak terdapat perbedaan signifikan antara kekerasan
spesimen tanpa perlakuan dan dengan perlakuan pack karburizing arang
tulang sapi
H1 : u1 u2 Terdapat perbedaan signifikan antara kekerasan spesimen
tanpa perlakuan dan dengan perlakuan pack karburizing arang tulang sapi.
Hasil uji t terlihat bahwa media karburising arang tulang sapi memberikan
efek peningkatan kekerasan secara signifikan sampai kedalaman 2,5 mm,
dimana sampai kedalaman tersebut hipotesa Ho ditolak yang berarti
terdapat perbedaan kekerasan yang signifikan antara spesimen tanpa
perlakuan dan spesimen menggunakan arang tulang sapi sebagai media
karborising. Pada kedalaman 3 mm, 3,5 mm dan seterusnya Ho diterima
yang berarti tidak terdapat perbedaan kekerasan secara signifikan antara
spesimen tanpa perlakuan dan spesimen dengan perlakuan media arang
tulang sapi. Dari sini pula dapat dikatakan bahwa difusi karbon ke
spesimen hanya efektif sampai kedalaman 2,5 mm. Sedangkan dengan
media karborising arang batok kelapa memberikan efek peningkatan
kekerasan kepada spesimen sampai kedalaman 2 mm. Hal ini berarti bahwa
efek difusi karbon dari arang tulang sapi lebih dalam dibandingkan dengan
arang batok kelapa, dimana arang tulang sapi memberikan efek
peningkatan kekerasan secara signifikan sampai kedalaman 2,5 mm,
sedangkan arang batok kelapa hanya sampai kedalaman 2 mm.
Tujuan Mengetahui pengaruh variasi suhu karburizing dan bahan pendingin (air,
oli, udara, air laut) pada proses karburizing terhadap strukturmikro baja ST
37
Subjek Baja ST 37
Variabel Variasi proses karburasi dengan media cocas (briket batubara) ada pada
temperatur 900o C dan 950o C dengan pemberian waktu tahan selama 3 jam
dalam tungku kemudian variasi pendinginan dengan air, oli udara dan air
laut.
Metodologi Kegiatan penelitian ini dibagi beberapa tahap, yaitu tahap persiapan, tahap
pengerjaan, tahap pengujian dan tahap analisa. Pada tahap pengerjaan
benda kerja, dilakukan proses karburasi dengan media cocas (briket
batubara) pada temperatur 900o C dan 950o C dengan pemberian waktu
tahan selama 3 jam dalam tungku kemudian didinginkan dengan air, oli
udara dan air laut. Langkah selanjutnya ialah proses uji methallography.
Hasil dan Spesimen ini tidak mengalami proses karburizing dan pendinginan dimana
Pembahasan digunakan untuk membandingkan struktur yang terbentuk dengan
spesimen yang mengalami proses karburizing dan pendinginan. Pada
spesimen ini terlihat adanya ferit yang halus dan agak terang, sedang perlit
terlihat agak gelap dan kasar. Spesimen yang tidak mengalami proses
karburizing dan pendinginan ini paling lunak jika dibandingkan dengan
spesimen yang.lain.