Anda di halaman 1dari 20

UAS

BANK LEMBAGA DAN KEUANGAN LAINNYA

PERFORMA KEUANGAN BANK MANDIRI PADA MASA


PANDEMI COVID-19

I PUTU KRISHNA KHANAYA


NIM :1912070365
PROGRAM STUDI SARJANA I MANAJEMEN

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA


(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 1


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................... 3
II.1. Pandemi ............................................................................................................. 3
II.2. Virus Corona ...................................................................................................... 3
II.3. Pembatasan Sosial Berskala Besar .................................................................... 3
II.4. Sistem Perbankan di Indonesia .......................................................................... 4
II.5. Resesi Ekonomi ................................................................................................. 5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................................... 6
III.1 Objek dan Subyek Penelitian............................................................................. 6
III.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................................................ 6
III.3 Sumber dan Jenis Data ................................................................................... 7
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................................. 8
IV.1. Profil Bank Mandiri ......................................................................................... 8
IV.2. Data Keuangan Bank Mandiri Bulan Januari 2020 s.d. April 2020 ................. 8
IV.4. Komparasi Laba-Rugi .................................................................................... 14
IV.5. Efek Covid-19 ................................................................................................ 15
IV.6. Keberlanjutan New Normal ........................................................................... 16
BAB V KESIMPULAN .............................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 18

1
BAB I PENDAHULUAN

Pandemi telah menjadi momok menakutkan bagi umat manusia. Sumber


penyebab pandemi yang sulit dilihat oleh kasat mata menjadi kunci cepatnya
penyebaran, ditambah hampir tidak terbatasnya jangkauan tranportasi manusia di era
globalisasi ini menjadikannya senjata ampuh untuk membunuh manusia. Dalam
sejarah, manusia telah mengalami berbagai pandemi mematikan. Pandemi tidak hanya
melumpuhkan manusia secara fisik dan psikis, namun juga mampu melumpuhkan
sendi-sendi perekonomian, termasuk didalamnya adalah perbankan.
Menurut UU No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,
dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun
dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun
dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa
bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa
mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan
deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah
sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian
pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk
mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut.
Salah satu kegiatan bank yang utama adalah menyalurkan kredit kembali kepada
masyarakat, baik kredit perorangan maupun kredit lembaga atau kredit perusahaan,
sehingga pendapatan bank dari kredit yang merupakan bunga merupakan sumber
utama pendapatan bank. Neraca bank akan terlihat bahwa sisi aktiva bank akan
didominasi oleh besarnya jumlah kredit. Demikian juga bila diamati dari sisi
pendapatan bank, akan ditemui bahwa pendapatan terbesar bank adalah dari
pendapatan bunga.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengulas kondisi perbankan


selama pandemi Covid berlangsung dengan judul “PERFORMA KEUANGAN BANK
MANDIRI PADA MASA PANDEMI COVID-19”

2
BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Pandemi
Pandemi menurut wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi
daerah geografi yang luas.

II.2. Virus Corona


Virus corona adalah sebutan untuk jenis virus yang dapat menyebabkan penyakit
pada hewan dan manusia. Disebut korona karena bentuknya yang seperti mahkota
(korona ~ crown = mahkota dalam bahasa Latin). Beberapa contoh penyakit pada
manusia yang disebabkan oleh virus korona antara lain MERS (Sindrom Pernafasan
Timur Tengah) dan SARS (Sindrom Pernafasan Akut Parah). Virus korona terbaru
yang ditemukan yang ditemukan di Wuhan, Tiongkok, pada bulan Desember 2019
diberi nama SARS Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dan menyebabkan penyakit
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).

II.3. Pembatasan Sosial Berskala Besar


Pembatasan sosial berskala Besar (PSBB) adalah istilah kekarantinaan kesehatan
di Indonesia yang didefinisikan sebagai "Pembatasan kegiatan tertentu penduduk
dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau
kontaminasi." PSBB merupakan salah satu jenis penyelenggaraan kekarantinaan
kesehatan di wilayah, selain karantina rumah, karantina rumah sakit, dan karantina
wilayah. Tujuan PSBB yaitu mencegah meluasnya penyebaran penyakit kedaruratan
kesehatan masyarakat (KKM) yang sedang terjadi antarorang di suatu wilayah tertentu.
Pembatasan kegiatan yang dilakukan paling sedikit meliputi peliburan sekolah dan
tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, dan/atau pembatasan kegiatan di
tempat atau fasilitas umum. PSBB dilakukan oleh pemerintah daerah tingkat provinsi

3
maupun kabupaten/kota setelah mendapatkan persetujuan Menteri Kesehatan melalui
Keputusan Menteri. Dasar hukum pengaturan PSBB yaitu Undang-Undang (UU)
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Dalam UU tersebut dijelaskan
bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan pelaksanaan PSBB diatur dengan
Peraturan Pemerintah (PP) sebagai peraturan turunan UU. Untuk menangani penyakit
koronavirus 2019 yang telah menjadi pandemi, termasuk di Indonesia, pemerintah
menerbitkan PP Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar
dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Selain itu, pemerintah juga menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)
Nomor 9 Tahun 2020 sebagai pedoman untuk menjalankan PSBB. Dalam Permenkes
ini dijelaskan bahwa PSBB dilaksanakan selama masa inkubasi terpanjang COVID-19
(14 hari) dan dapat diperpanjang jika masih terdapat bukti penyebaran.

II.4. Sistem Perbankan di Indonesia


Sistem perbankan Indonesia adalah sebuah tata cara, aturan-aturan dan pola
bagaimana sebuah sektor perbankan (bank-bank yang ada) menjalankan usahanya
sesuai dengan ketentuan atau sistem yang dibuat oleh pemerintah. Sistem perbankan di
Indonesia terbangun dengan konsep yang dilandaskan pada sistem perekonomian yang
ada. Indonesia menetapkan sistem perekonomiannya sebagai sistem ekonomi yang
demokrasi sesuai dengan landasan negara yaitu Pancasila. Hal ini diatur dalam
Undang-Undang Azas Perbankan Indonesia, pada Pasal 2 UU No. 7 Tahun 1992, yang
berbunyi : “Perbankan Indonesia dalam menjalankan Usahanya berasaskan demokrasi
ekonomi dengan prinsip kehati-hatian”.

Dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang pokok Perbankan


,disebutkkan yang dimaksud dengan Bank : Lembaga keuangan yang usaha pokoknya
adalah memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran
uang.

Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur


dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional

4
dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat
banyak.

II.5. Resesi Ekonomi


Dalam ekonomi makro, resesi atau kemerosotan adalah kondisi ketika produk
domestik bruto (GDP) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif
selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. Resesi dapat mengakibatkan penurunan
secara simultan pada seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi, dan
keuntungan perusahaan. Resesi sering diasosiasikan dengan turunnya harga-harga
(deflasi), atau, kebalikannya, meningkatnya harga-harga secara tajam (inflasi) dalam
proses yang dikenal sebagai stagflasi. Resesi ekonomi yang berlangsung lama disebut
depresi ekonomi.

5
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Objek dan Subyek Penelitian


Objek penelitian Menurut Suharsini Arikunto (1998: 15) objek penelitian adalah
sebagai berikut: Objek penelitian adalah variabel atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian, sedangkan subjek penelitian merupakan tempat dimana variabel
melekat.

Objek penelitian ini adalah Penulis sendiri akan membandingkan Pendapatan,


Beban dan Laba Bank Mandiri dari Januari 2020 s.d. April 2020 dengan periode
Januari 2019 s.d. April 2019. Dan Subjek Penelitian adalah Laporan Bulanan Bank
Mandiri yang tersedia di Website Bank Mandiri dengan akses yang tidak dibatasi.

III.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian


Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan dalam sebuah penelitian
untuk mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian atau sering disebut juga
metodologi penelitian adalah sebuah desain atau rancangan penelitian. Rancangan ini
berisi rumusan tentang objek atau subjek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan
data, prosedur pengumpulan dan analisis data berkenaan dengan fokus masalah
tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Menurut Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu
metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Menurut
Bogdan dan Taylor (1975) yang dikutip oleh Moleong (2007:4) mengemukakan bahwa
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

6
III.3 Sumber dan Jenis Data
Menurut Uma Sekaran (2011), data primer adalah data yang mengacu pada
informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan
variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Berbeda dengan data primer yang bisa
didapatkan secara langsung dari sumbernya, data sekunder ini diperoleh dari berbagai
sumber yang telah ada.

Data yang akan penulis sajikan adalah data sekunder denga sumber data yang
penulis sajikan dapat diakses dan diunduh melalui web resmi Bank Mandiri,.

7
BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1. Profil Bank Mandiri


PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang selanjutnya disebut Bank Mandiri
didirikan di Negara Republik Indonesia pada tanggal 2 Oktober 1998 berkantor pusat
di Jakarta. berdasarkan Peraturan Pemerintah No.75 tahun 1998 tanggal 1 Oktober
1998. Akta pendirian telah disahkan oleh menteri kehakiman berdasarkan Surat
Keputusan No. C2- 16561HT.01.Th98 tanggal 2 Oktober 1998, serta diumumkan pada
tambahan No. 6859 dalam berita Negara Republik Indonesia No.97 tanggal 4
Desember 1998. Pada bulan Juli 1999 Bank Mandiri didirikan melalui pengalihan
hampir seluruh Saham Pemerintah Republik Indonesia yaitu PT. Bank Bumi Daya
(Persero), PT. Bank Dagang Negara (Persero), PT. Bank Ekspor Impor Indonesia
(Persero), dan PT. Bank Pembangunan Indonesia dan Setoran Tunai Pemerintah.

IV.2. Data Keuangan Bank Mandiri Bulan Januari 2020 s.d. April 2020
Berikut penulis menyajikan data keuangan Bank Mandiri pada Bulan Januari
2020 s.d. April 2020. Perlu dicatat bahwa kasus pertama Covid-19 di Indonesia adalah
pada bulan Maret 2020 tepatnya pada 10 Maret 2020, sedangkan Pembatasan Sosial
Berskala Nasional pertama kali diberlakukan di Jakarta pada tanggal 10 April 2020

Januari 2020 Februari 2020 Maret 2020 April 2020


Asset 1.104.497.247 1.131.562.251 1.130.707.835 1.128.268.256
Liabilitas 924.955.635 966.957.827 967.556.086 963.298.255
Ekuitas 179.541.612 164.604.424 163.151.749 164.970.001
Tabel IV.1 (Neraca Bank Mandiri periode Januari 2020 s.d. April 2020 dalam jutaan rupiah)

Dapat dilihat dari data keuangan diatas, asset Bank Mandiri mengalami
kenaikan dari Januari 2020 ke Februari 2020 sebesar Rp. 27.065.004 lalu turun tipis di
bulan Maret Rp 854.416 dan turun Rp 2.439.579 di April 2020. Liabilitas mengalami
kenaikan dari Januari ke Februari sebesar Rp. 42.002.192 kemudian naik Rp. 595.259

8
pada Maret 2020 lalu turun di bulan April 2020 sebesar Rp. 4.257.831. Ekuitas Sendiri
mengalami penurunan di Februari sebesar Rp. 14.937.188, Maret 2020 turun sebesar
Rp.1.452.675 dan April naik sebesar Rp. 1.818.252 .

Januari 2020 Februari 2020 Maret 2020 April 2020


Kas 21.141.980 19.796.976 22.291.974 19.978.091
Liabilitas: 303.194.071 300.960.575 306.256.896 304.623.330
Tabungan
Liabilitas: 217.835.273 222.726.837 236.992.748 219.280.042
Giro
Liabilitas: 271.235.812 272.914.377 276.680.012 277.529.931
Simpanan
Berjangka
Tabel IV.2 (Jumlah Kas, Tabungan, Giro, Simpanan Berjangka Bank Mandiri periode Januari 2020 s.d.
April 2020 dalam jutaan rupiah)

Kas Bank Mandiri mengalami penurunan Rp. 1.345.004. pada Januari s.d.
Februari 2020 dan kemudian mengalami kenaikan Rp. 2.494.998 pada Maret 2020
sebelum kemudian turun Kembali pada April 2020 sebesar Rp. 2.313.883. Tabungan
mengalami penurunan sebesar Rp. 2.233.496 pada periode Januari s.d. Februari 2020
sebelum naik Rp. 5.296.321 pada Maret 2020 lalu turun Kembali Rp. 1.633.566.
Jumlah giro Bank Mandiri mengalami kenaikan Rp. 4.891.564 dari Januari 2020 ke
Februari 2020 kemudian naik Rp. 14.265.911 pada periode Maret 2020 sebelum turun
cukup dalam Rp.17.712.706 pada April 2020. Simpanan Berjangka mengalami
kenakikan Rp.1.678.565 pada periode Februari 2020 kemudian naik Rp. 3.765.635
pada Maret 2020 dan naik Rp.849.919

9
Januari 2020 Februari 2020 Maret 2020 April 2020
Pendapatan 6.661.382 11.495.111 19.650.590 25.896.058
Bunga
Pendapatan 2.004.934 4.708.290 7.261.059 8.954.366
Operasional
selain Bunga
Pendapatan 246 710 2.642 5.641
non
Operasional
lainnya
Beban Bunga 2.297.933 4.402.668 6.674.559 8.822.962
Beban 3.474.331 7.174.709 10.283.326 14.550.828
Operasional
selain Bunga
Pajak 598.511 1.213.682 2.057.408 2.458.352
Penghasilan
Laba 2.295.787 4.761.155 7.898.998 9.023.923
Tabel IV.3 (Simpulan Ikhtisar Laba Rugi Bank Mandiri bulan Januari 2020 s.d. April 2020 dalam jutaan
rupiah)

Pertumbuhan pendapatan bunga Bank Mandiri pada Februari 2020 mengalami


penurunan 27,44% dibanding Januari 2020. Sedangkan pertumbuhan Bulan Maret
2020 naik 68,7% dibanding Februari 2020.Pertumbuhan April mengalami peningkatan
23,4% dibanding Maret 2020.

Pertumbuhan pendapatan operasional Bank Mandiri pada Februari 2020


mengalami penurunan 34,84% dibanding Januari 2020. Sedangkan pertumbuhan Bulan
Maret 2020 turun 5,6% dibanding Februari 2020. Pertumbuhan April mengalami
penurunan 33,7% dibanding Maret 2020.

Pertumbuhan pendapatan non operasional Bank Mandiri pada Februari 2020


mengalami kenaikan 88,62% dibanding Januari 2020. Sedangkan pertumbuhan Bulan

10
Maret 2020 naik 316,4% dibanding Februari 2020. Pertumbuhan April mengalami
kenaikan 33,7% dibanding Maret 2020.

Pertumbuhan beban bunga sendiri tidak terlalu mengalami peningkatan atau


penurunan yang signifikan. Tercatat beban bunga Februari 2020 turun 8,41% dari
Januari 2020. Pertumbuhan beban bunga maret 2020 naik 7,9% dari bulan sebelumnya.
Dan pertumbuhan bulan April 2020 kembali turun 5,4% dari bulan sebelumnya.

Tercatat beban operasional Februari 2020 naik 6,51% dari Januari 2020.
Pertumbuhan beban operasional maret 2020 turun 16% dari bulan sebelumnya. Dan
pertumbuhan bulan April 2020 kembali turun naik 37,3% dari bulan sebelumnya.

Pada akhirnya, laba Bank Mandiri dari Januari 2020 s.d. April 2020 tetap
mengalami peningkatan. Namun pertumbuhan laba tidak selalu positif perbulannya.
Pertumbuhan Februari 2020 meningkat 7% dari Januari 2020. Bulan Maret 2020 naik
27% dari bulan Februari 2020. Sedangkan pertumbuhan laba bulan April 2020 turun
64,1% dari Bulan Maret 2020.

IV. 3. Data Keuangan Bank Mandiri Januari 2019 s.d. April 2019

Januari 2019 Februari 2019 Maret 2019 April 2019


Asset 1.028.531.968 1.036.284.093 1.035.916.523 1.47.633.721
Liabilitas 852.796.617 858.120.497 854.237.535 864.320.105
Ekuitas 175.735.351 178.163.596 181.678.988 1183.313.616
Tabel IV.4 (Ikhtisar Neraca Bank Mandiri Bulan Januari 2019 s.d. April 2019 dalam jutaan rupiah)

Dilihat dari data keuangan diatas, asset Bank Mandiri mengalami kenaikan dari
Januari 2019 ke Februari 2019 sebesar Rp. 7.752.125 lalu turun tipis di bulan Maret
2019 sebesar Rp. 367.570 kemudian naik Rp.11.717.198 pada April 2020. Liabilitas
mengalami kenaikan dari Januari 2019 ke Februari 2020 sebesar Rp. 5.323.880, turun
Rp. 3.882.962 dari bulan sebelumnya lalu naik Rp 10.082.570 di April 2020. Ekuitas
Sendiri mengalami kenaikan dari Januari ke Februari 2019 sebesar Rp.2.428.245 lalu
naik kembali Rp. 3.515.392. pada Maret 2019 dibanding bulan sebelumnya dan naik
Rp. 1.001.634.628 di bulan April 2019.

11
Januari 2019 Februari 2019 Maret 2019 April 2019
Kas 20.050.364 19.818.002 19.098.634 19.978.091
Liabilitas: 292.681.982 291.847.004 293.166.510 304.620.330
Tabungan
Liabilitas: 184.650.290 185.197.560 174.531.586 219.280.042
Giro
Liabilitas: 250.999.001 259.593.180 258.396.398 277.529.931
Simpanan
Berjangka
Tabel IV.5 (Jumlah Kas, Tabungan, Giro, Simpanan Berjangka Bank Mandiri periode Januari 2019 s.d.
April 2019 dalam jutaan rupiah)

Kas Bank Mandiri turun Rp. 232.362 dari Januari 2019 ke Februari 2019, turun
Kembali di Maret Rp. 719.368 dibanding bulan sebelumnya dan kemudian naik Rp.
879.457 pada bulan April. Tabungan sendiri dari Januari 2019 ke Februari 2019
mengalami penurunan sebesar Rp. 834.978 lalu naik Rp. 1.319.506 bulan setelahnya
dan naik kembali Rp. 11.453.820 di April 2019. Giro mengalami kenaikan dari Januari
2019 ke Februari 2019 sebesar Rp. 547.270 sebelum turun Rp. 10.665.974 bulan
berikutnya dan kemudian naik Rp. 44.748.456 di bulan April 2019. Untuk Simpanan
Berjangka pada Januari ke Februari 2019 naik Rp.8594.173 kemudian turun Rp.
1.196.782 sebelum naik Kembali Rp. 19.133.533 di April 2019.

12
Januari 2019 Februari 2019 Maret 2019 April 2019
Pendapatan 6.240.404 11.979.335 18.350.907 24.432.058
Bunga
Pendapatan 1.684.906 3.387.238 5.508.259 8.327.332
Operasional
selain Bunga
Pendapatan (2.567) (2.831) (1.782) (1.381)
(Beban) non
Operasional
lainnya
Beban Bunga 2.045.459 3.990.534 6.183.129 8.822.962
Beban 3.232.132 6.131.080 8.850.007 12.333.005
Operasional
selain Bunga
Pajak 538.937 1.044.832 1.747.940 1.647.899
Penghasilan
Laba 2.106.286 4.197.369 7.076.308 8.897.026
Tabel IV.6 (Simpulan Ikhtisar Laba Rugi Bank Mandiri bulan Januari 2019 s.d. April 2019 dalam jutaan
rupiah)

Pertumbuhan pendapatan bunga Bank Mandiri tidak selalu positif tiap


bulannya. Pertumbuhan pendapatan bunga Februari 2019 turun 8,04% dari bulan
Januari. Pertumbuhan pendapatan bunga bulan Maret naik 4,6% dari bulan Februari
sedangkan April 2019 turun 4,6% dibanding Maret 2019.

Pertumbuhan pendapatan operasional Bank Mandiri pada Februari 2019


mengalami kenaikan 1,03% dibanding Januari 2019. Sedangkan pertumbuhan Bulan
Maret 2019 naik 24,6% dibanding Februari 2019. Pertumbuhan April mengalami
kenaikan 32,9% dibanding Maret 2019.

13
Pada Tahun 2019 Bank Mandiri mencatatkan beban non operasional lebih besar
daripada pendapatan non operasional. Bebab non Operasional naik 89% pada Februari,
kemudian turun 497,3% pada Maret 2019 kemudian di April 2019 turun 61,8%
dibanding Maret 2019.

Pertumbuhan beban bunga Bank Mandiri pada Februari 2019 mengalami


penurunan 4,91% dibanding Januari 2019. Sedangkan pertumbuhan Bulan Maret 2019
naik 12,7% dibanding Februari 2019. Pertumbuhan April mengalami kenaikan 20,4%
dibanding Maret 2019.

Pertumbuhan beban operasional Bank Mandiri pada Februari 2019 mengalami


penurunan 10,31% dibanding Januari 2019. Sedangkan pertumbuhan Bulan Maret
2019 turun 6,2% dibanding Februari 2019. Pertumbuhan April mengalami kenaikan
28,1% dibanding Maret 2019.

Laba Bank Mandiri dari Januari 2019 s.d. April 2019 tetap mengalami
peningkatan. Namun pertumbuhan laba tidak selalu positif perbulannya. Pertumbuhan
Februari 2020 turun tipis 0,72% dari Januari 2020. Bulan Maret 2020 naik 37,7% dari
bulan Februari 2020. Sedangkan pertumbuhan laba bulan April 2020 turun 36,8% dari
Bulan Maret 2020.

IV.4. Komparasi Laba-Rugi


Januari Februari Maret April
Laba 2.106.286/ 2.091.083/ 2878.939/ 1.820.718/
(2019/2020) 2.295.787 2.465.368 3.137.843 1.124.925
Pendapatan 6.240.404/ 5.738.9311 6371.572/. 6.081.151/
Bunga 6.661.382 /4.833.729 8.155.479 6.245.468
(2019/2020)
Pendapatan 1.684.906/ 1.702.332/ 2.121.021/ 2.819.073/
Operasional 2.004.934 2.703.356 2.552.769 1.693.307
(2019/2020)
Tabel IV.7 (Komparasi laba dan pendapatan Bank Mandiri dalam jutaan rupiah)

14
Jika dilihat dari tabel diatas, sebenarnya laba, pendapatan bunga, pendapatan
operasional masih mengalami peningkatan. Jika dilihat lebih dalam, baik tahun 2019
dan 2020 laba Bank Mandiri mengalami penurunan di April. Namun, laba April 2019
lebih besar dari laba April 2020 dimana tidak satupun laba Januari 2019, Februari 2019,
dan Maret 2019 mampu melewati laba Januari 2020, Februari 2020 dan Maret 2020.
Bisa ditarik kesimpulan meski pendapatan bunga pada April 2020 lebih besar dari April
2019 , pendapatan bunga April 2020 turun cukup jauh dari Maret 2020 (23,4%)
sedangkan pada periode yang sama tahun 2019, pendapatan bunga hanya turun 4,6%

Penurunan Laba pada April 2020 juga turut disumbang oleh penurunan
pendapatan operasional dibanding bulan Maret 2020 sebesar 33,7%. Di periode yang
sama tahun lalu, terjadi peningkatan sebesar 32,9%

IV.5. Efek Covid-19


Seperti yang dijelaskan dalam subbab IV.B, Pembatasan Sosial Berskala Besar
dimulai pada 10 April 2020 di Jakarta. Pada akhir Maret 2020, Pemerintah sudah mulai
menggaungkan agar membatasi kegiatan diluar yang tidak penting. Hal ini pun mulai
membatasi gerak penduduk sehingga ekonomi menjadi tersendat. Para penduduk yang
mau tidak mau harus diam dirumah dan pada akhirnya pendapatan mereka turun.
Perusahaan terutama di bidang Pariwisata dan Transportasi mengalami penutupan
sementara usaha yang mengakibatkan pendapatan baik korporasi mereka maupun
karyawannya berkurang drastis. Hal ini mampu memicu efek sistemik dimana
masyarakat tidak mampu memenuhi cicilan mereka yang berakibat pada penurunan
pendapatan bunga bank, dan mengurangi aktivitas perbankan mereka yang berakibat
pada penurunan pendapatan operasional bank. Hal ini diperparah dengan anjuran
pemerintah yang mengintruksikan agar menangguhkan sebagian kredit masyarakat
yang terkena dampak Covid-19 sehingga kemungkinan di bulan setelah April akan
mengalami penurunan laba yang jauh lebih dalam.

15
IV.6. Keberlanjutan New Normal
Dengan dicanangkannya Program New Normal, diharapkan kegiatan ekonomi
masyarakat berangsur pulih. Namun dengan wabah Covid-19 yang belum
menampakkan penurunan di Indonesia, Bank Mandiri perlu menguatkan sarana
transaksi digital. Bank Mandiri sendiri dengan aplikasi Mandiri Onlinnya sudah
mampu menyediakan transaksi dasar seperti transfer, pembelian berbagai merchant,
informasi saldo dan lain-lain. Penulis sendiri dengan pengalaman pada aplikasi tersebut
beranggapan bahwa aplikasi Mandiri Online Bank Mandiri cukup baik dibandingkan
dengan aplikasi perbankan bank BUMN lain. Kedepannya transaksi elektronik akan
terus meningkat, pun tanpa adanya Covid-19 dengan menjamurnya E-Commerce di
Indonesia. Hal ini bisa menjadi sumber pendapatan baru jika mampu dimanfaatkan
dengan baik.

16
BAB V KESIMPULAN

Dengan kondisi perekonomian global dan domestic yang terguncang pandemic,


Bank Mandiri masih mampu mencatatkan laba yang positif. Namum apabila tidak
berhati-hati, bukan tidak mungkin dengan tren yang menurun, laba Bank Mandiri bisa
saja menjadi hampir sejajar dengan titik 0. Perlu kehati-hatian dalam pengelolaan kas
agar pondasi Bank Mandiri cukup kuat menghadapi kemungkinan-kemungkinan
terburuk. Selain itu, Bank Mandiri harus mampu menciptakan sumber pendapatan baru
dengan memanfaatkan kekuatan internet.

17
DAFTAR PUSTAKA

Website:

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/09/23332221/berlaku-14-hari-
penerapan-psbb-di-jakarta-sampai-23-april-2020

https://www.bankmandiri.co.id/en/web/ir/monthly-
financials?p_p_id=Monthly_Financial_Portlet_INSTANCE_6A4KLXKcv
1uE&p_p_lifecycle=0&p_p_state=normal&p_p_mode=view&_Monthly_F
inancial_Portlet_INSTANCE_6A4KLXKcv1uE_year=2020

https://www.bankmandiri.co.id/en/web/ir/monthly-
financials?p_p_id=Monthly_Financial_Portlet_INSTANCE_6A4KLXKcv
1uE&p_p_lifecycle=0&p_p_state=normal&p_p_mode=view&_Monthly_F
inancial_Portlet_INSTANCE_6A4KLXKcv1uE_year=2020

https://kbbi.web.id/pandemi

https://www.bankmandiri.co.id/en/web/guest/tentang-kami

https://hot.liputan6.com/read/4032771/mengenal-jenis-penelitian-deskriptif-kualitatif-
pada-sebuah-tulisan-ilmiah

https://www.britannica.com/topic/depression-economics

https://kawalcovid19.id/faq

Undang-Undang:

UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

UU No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1992 Tentang Perbankan

14 Tahun 1967 tentang pokok Perbankan

18
Peraturan Pemerintah No.75 tahun 1998 tanggal Peraturan Pemerintah (PP)
tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Untuk Pendirian
Perusahaan Perseroan (Persero) Di Bidang Perbankan 1 Oktober 1998

19

Anda mungkin juga menyukai