Anda di halaman 1dari 3

Peranan Generasi Muda Dalam Melestarikan

Bahasa Daerah

Assalamualaikum, wr, wb
Mukaddimah.
Segala puji hanya untuk Allah SWT Azza Wajalla, sedalam syukur mari kita panjatkan
kehadirat Allah SWT zat maha suci, maha agung yang luput dari segala kelemahan, oleh
karenanya sandarkan segala harapan hanya pada Allah, SWT.
Sholawat dan salam, mari kita fadiahkan kepada baginda Rosulullah,saw
Allahumma sholli ala Sayyidina Muhammad waa’la ali Sayyidina Muhammad. Semoga
rahmat dan kemuliaan senantiasa tercurah kepada beliau, assalamua’alaika ya Rosulullah.
Dewan Juri yang terhormat, Bapak/Ibu para hadirin dan Teman teman yang saya sayangi.
Izinkan saya pada kesempatan emas ini menyampaikan beberapa gagasan dalam Pidato
Peranan generasi muda dalam melestarikan bahasa daerah.
Bahasa menunjukkan bangsa
Bahasa juga merupakan cerminan tingginya peradaban sebuah bangsa
Semakin Maju peradaban sebuah bangsa, maka akan kian banyak bangsa bangsa lain
mempelajari bahasa tersebut.
Sekarang saya akan membahas bagaimana generasi muda mengangkat bahasa daerah ke
kawah candradimuka peradaban dunia.
Bangsa Indonesia begitu kaya akan bahasa dan suku,Ada 736 bahasa daerah dan 1340 suku
bangsa. Hari ini miris ketika kita mendengar, ketika kita melihat, ketika kita mengetahui
bahwa begitu banyak generasi muda masa kini yang tidak lagi mengenal bahasa Ibu atau
bahasa daerahnya. Bahkan mungkin ada diantara kita yang malu dan enggan belajar bahasa
daerah kita sendiri, padahal mempelajari bahasa daerah adalah sebuah kunci dalam
mempelajari sejarah peradaban suku dan adat istiadat orang tua kita.
Mengapa ini terjadi?
Mengapa harus malu dengan identitas dan jatidiri kita sebagai sebuah suku?
Mohon maaf begitu banyak dari kita yang mengaku suku jawa tetapi kita tidak bisa berbahasa
jawa, begitu banyak dari kita yang mengaku orang batak tetapi kita tidak bisa berbahasa
batak.
Disamping hal tersebut kita juga harus mengakui telah berkurangnya tradisi bertutur dari
orang tua, dan membiasakan bahasa ibu atau bahasa daerah dalam lingkungan rumah tangga.
Beruntunglah anak yang terlahir dari keluarga yang membiasakan bahasa daerah dalam
kehidupan sehari hari.
Mentalitas dan sikap seperti inilah yang pada akhirnya membuat bahasa bahasa daerah yang
kita miliki kian hari semakin tergerus dan terdegradasi, alasan logis dan paling sederhana
adalah “Semakin sedikit orang yang mengunakan bahasa tersebut”.
Lantas apakah kita sebagai generasi muda akan membiarkan bahasa itu hilang tergerus
perubahan zaman dan ikonic bahasa kedaerahan kita hilang?
Saya yakin kawan kawan akan menjawab Tidak! Tetapi bisakah kita menjamin hal ini tidak
hanya menjadi wacana tanpa aksi nyata. Tentu tidak! Kita tidak boleh membiarkan hal ini
hanya menjadi motivasi tanpa aksi.
Saya izin mengingatkan dan menyadarkan kita semua.
Mari kita kembali menggalakkan dan menghidupkan bahasa bahasa daerah dalam lingkungan
pergaulan sehari hari, terutama saat berada dirumah.
Bukankah kita melihat bagaimana orang berbondong bondong belajar bahasa Inggris, bahasa
arab, bahasa jepang, bahasa mandarin dan sebagainya, bahkan tidak sedikit hari ini bangsa
bangsa didunia dan mempelajari bahasa Indonesia. Semua itu bukan tanpa alasan, karena
bangsa lain juga ingin mempelajari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, digitalisasi
sehingga sampai kepada budaya negara tersebut.
Kembali kepada bahasa daerah.
Dengan zaman digitalisasi dan pesatnya perkembangan media sosial saat ini, begitu banyak
sosial media yang menampilkan lagu lagu berbahasa daerah dan duar menjadi trending musik
di Indonesia bahkan dunia, dan hebatnya lagi lagu yang dibawakan dengan instrumen
kekinian mampu merubah persepsi anak anak muda yang sebelumnya menganggap bahwa
bahasa daerah itu tidaklah gaul dan ketinggalan zaman. Mengapa justru tidak berpikir untuk
menjadikan bahasa daerah yang kita miliki menjadi mendunia dan bangsa lain menjadi
tertarik untuk mempelajari bahasa daerah kita!
Kita lihat di media sosial begitu banyak orang orang barat yang menyanyikan lagu jawa.
Sebagai cohtoh ; Berapa banyak dari kita bisa menyanyikan lagu papua “ du adu aduh jang
ganggu yang itu sa punya jang ganggu. Bahwa yang baru baru ini cukup viral “Wongko
ngene kok dibanding banding ke, saing saingke yo mesti kalah. Lagu sunda Biwir beureum
beureum jawer hayam, panon coklat kopi susu.
Iya kan?
Begitulah bahasa bisa membuka jendela dan cakrawala dunia.
Kawan kawan, pernah dengarkan orang mendadak viral dan terkenal hanya dengan sebuah
keusilan dan berdiam diri dirumah.
Wahai Generasi Muda,
Wahai Kawan kawan kawan ku.
Ayo berlomba lomba memunculkan kreatifitas dan karya karya positif yang borpotensi viral
dan membawa harum bahasa daerah kita ke kawah candradimuka peradaban dunia.
Sehingga semua mata melirik, semua orang tertarik untuk mengetahui dan mempelajari
bahasa daerah kita.
Pesan saya melalui kesempatan ini.
Ingatlah... Ingatlah...
Mari Utamakan Bahasa Indonesia,
Lestarikan Bahasa Daerah,
Kuasa Bahasa Asing.
Demikian penyampaian saya kali, Sebagai penutup dari saya,
Tiada gading yang tak retak ;
Tiada sungai yang tak berbelok ;
Tiada tebu yang tak beruas ;
Jika bermanfaat ambil hikmahnya,
Mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan.
Akhirul kalam billahitaufik walhidayah, wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh..

Bintang Sayyidah Maharani


SMP Sains Tahfidz Islamic Center

Anda mungkin juga menyukai