Anda di halaman 1dari 8

Nama : Dinok Dwi Hapsari, S.

Si
LK 0.1-Modul 3 Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul STOIKIOMETRI


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Metoda ilmiah dan faktor konversi
2. Materi dan hukum dasar kimia
3. Masa atom, masa molar dan rumus
senyawa
4. Persamaan reaksi
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang KB 1 Metoda ilmiah dan faktor konversi
dipelajari
a. Metode ilmiah
Pengamatan pada ekperimen harus menjadi dasar
perkembangan sains modern. Ilmu kimia
berkembang tidak lepas dari pengamatan yang
dilakukan pada langkah eksperimen oleh peneliti.
Pengamatan ini menghasilkan data. Data itu lah yang
di “baca” keteraturannya. Ilmuwan adalah makhluk
yang keingintahuannya pada alam ini besar, sehigga
membuat ilmu pengetahuan alam ini berkembang
dengan cepat. Pendekatan yang digunakan oleh
ilmuwan bukan dengan cara “trial and error” tetapi
melalui metoda ilmiah. Tujuan utama ilmuwan
mempelajari alam semesta ini adalah untuk
mengorganisasi fakta (data) agar generalisasi dari
data dapat ditetapkan. Oleh sebab itu, generalisasi
ini dikenal dengan hukum atau hukum ilmiah.
Seiring waktu para ilmuwan membangun gambaran
mental yang disebut model teoretis yang
memungkinkan ilmuwan membuat penjelasan
tentang hukum yang berasal dari pengamatan.
Dalam pengembangan model teoritis, peneliti
membentuk penjelasan sementara disebut hipotesis.
Hipotesis ini perlu diuji melalui
pengamatan/eksperimen agar dihasilkan data.
Akhirnya, model teoritis akan bertahan jika
pengujian dilakukan berulang menghasilkan data
yang sama, maka model teorits tadi mencapai status
teori.

b. Faktor konversi
Label merupakan cara penyelesaian soal yang selalu
menuliskan angka yang diikuti dengan satuannya.
Pada cara ini digunakan satu atau lebih faktor
konversi. Sebuah faktor konversi merupakan
hubungan yang tepat antara dua kuantitas yang
dinyatakan sebagai pecahan. Faktor konversi dapat
berasal dari sebuah persamaan atau dari sebuah
perbandingan. Faktor konversi yang berasal dari
sebuah persamaan diperoleh dengan membagi kedua
sisi persamaan dengan salah satu kuantitasnya.
Penggunaan faktor konversi
 Hukum perbandingan volume
perbandingan volume gas-gas yang terlibat dalam
suatu reaksi sesuai dengan koefisien reaksi
masing-masing gas tersebut. Ini berarti jika salah
satu gas sudah diketahui volumenya maka volume
gas-gas lain pada persamaan reaksi itu dapat
dicari. Contoh penggunaan faktor konversi

 Tetapan Avogadro
Tetapan Avogadro dapat didefenisikan sebagai
jumlah partikel dalam 1 mol zat. Menurut
pengukuran harga tetapan Avogadro adalah
(6,022045 ± 0,00003) × 10 23. Contoh faktor
konversi pada bilangan avogadro sebagai berikut:

 Masa molar
Ar suatu unsur adalah perbandingan antara
massa 1 atom unsur itu dengan 1/12 massa atom
C-12. Karena massa 1 atom C-12 adalah 12 SMA,
maka massa 1 atom suatu unsur adalah sama
dengan Ar SMA unsur itu (1 SMA = 1,66 × 10-24 g).
Contoh penggunaan faktor konversi pada masa
molar sebagai berikut:

 Volum molar gas


Berdasaskan hukum Avogadro dan tetapan
Avogadro, dapat dikatakan bahwa volume 1 mol
gas (volume molar gas) apa saja pada tekanan dan
suhu yang tetap adalah sama. Sesuai dengan
hukum Avogadro dan tetapan Avogadro, dapat
disimpulkan bahwa volume 1 mol gas apa saja
pada 0o C dan 1 atm (STP) adalah 22,4 L. berikut
salah satu contoh faktor konversi dengan volum
molar

c. Cara rumus
Pada cara rumus digunakan satu atau lebih rumus.
Tiap rumus merupakan persamaan aljabar yang
menghubungkan beberapa variabel. Sebuah rumus
dapat berasal dari induksi data kuantitatif atau
deduksi matematika dari dua atau lebih rumus.
 Hukum perbandingan volum
 Tetapan avogadro
 Masa molar
 Volum molar

KB 3 Materi dan hukum dasar kimia

a. Klasifikasi materi
Materi dapat dikelompokkan berdasarkan wujudnya
yaitu gas, cair dan padat. Materi dapat juga
dikelompokkan berdasarkan komposisinya yaitu
unsur, senyawa dan campuran.
 Unsur
Unsur merupakan zat yang tidak dapat diuraikan
menjadi zat yang lebih sederhana melalui reaksi
kimia. Berikut contoh unsur dan simbolnya.

 Senyawa
Senyawa adalah zat yang terbentuk dari dua atau
lebih unsur yang berbeda di mana unsur tersebut
selalu bergabung dan bereaksi dalam
perbandingan massa unsur yang tetap. Salah satu
contoh senyawa
 Campuran
Unsur dan senyawa atau senyawa dengan senyawa
atau pun unsur dengan unsur dapat bercampur
membentuk campuran. Campuran dapat berupa
campuran homogen atau campuran heterogen.
Campuran homogen memiliki sifat yang sama di
seluruh campuran tersebut. Campuran heterogen
terdiri dari dua daerah atau lebih fase yang
berbeda sifatnya. Perhatikan contoh berikut:

b. Perubahan fisika dan kimia


Proses yang digunakan untuk membuat campuran
melibatkan perubahan fisika, karena tidak ada zat
baru yang terbentuk. Pembentukan senyawa
melibatkan perubahan kimia (reaksi kimia) karena
susunan kimiawi zat yang terlibat diubah. Contoh
perubahan fisika dan kimia

Perubahan fisika perubahan kimia


c. Hukum-hukum dasar kimia
 Hukum kekalan masa
Masa tidak dapat hilang atu diciptakan, sehingga
dapat disimpulkan masa sebelum dan sesudah
reaksi adalah sama

 Hukum perbandingan berganda


“Setiap kali dua unsur membentuk lebih dari satu
senyawa, massa yang berbeda satu unsur yang
bergabung dengan massa yang sama dari unsur
lainnya dengan perbandingan bilangan bulat yang
kecil”.

d. Zat murni dn campuran secara submikroskopis


Zat murni dapat berupa unsur atau senyawa. Unsur
tidak dapat diubah menjadi zat yang lebih sederhana.
Sedangkan senyawa gabungan dari dua unsur atau
lebih yang mengandung dua jenis atau lebih atom .

e. Pemisahan campuran
Memisahkan komponen campuran berdasrkan
sifatnya. berikut contoh pemisahan campuran.

KB 3 Masa atom, masa molar dan rumus senyawa

a. Masa atom dan masa atom relatif


Massa atom tergantung pada jumlah elektron, proton
dan netron yang terdapat pada suatu atom. Langkah
pertama menentukan massa atom adalah menandai
nilai massa satu atom dari unsur agar dapat
digunakan sebagai standar. Satu amu didefinisikan
sebagai massa dari seperduabelas massa satu atom
Carbon-12. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
massa atom relatif disingkat “Ar” adalah massa atom
dibandingkan dengan 1/12 massa atom C-12

b. Bilangan avogadro dan masa molar


Definisi SI mol merujuk ke jumlah atom yang
terdapat tepat pada 12 g isotop Carbon-12. Angka
yang baru-baru ini diterima adalah 6,0221415 x 10 23,
dibulatkan menjadi 6,022 x 10 23 Angka ini dikenal
sebagai bilangan Avogadro

c. Hubungan subscrib dengan mol pada rumus


molekul dan rumus senyawa ion
Pada bagian ini kita terutama membahas dua tipe
rumus kimia yaitu rumus molekul dan rumus
empiris. Rumus senyawa ion merupakan rumus
empiris. Dengan demikian, kita mengenal rumus
molekul, rumus empiris dan rumus senyawa ion.
Suatu rumus molekul memperlihatkan secara pasti
jumlah dari atom unsur yang berikatan membentuk
molekul melalui ikatan kovalen. Dengan
menggunakan model molekul kita lebih mudah
memahami rumus molekul. rumus empiris memberi
tahu kita atom-atom yang terikat dan rasio paling
sederhana dari atom-atomnya. Rumus senyawa ionik
merupakan rumus paling sederhana yang dikenal
dengan rumus empiris.

d. Persen komposisi senyawa


Persen komposisi unsur dalam suatu senyawa dapat
membuktikan kemurnian dari senyawa tersebut.
Persen komposisi suatu unsur pada suatu senyawa
adalah persen massa dari setiap unsur pada senyawa
tersebut

KB 4 Persamaan reaksi

a. Reaksi kimia dan persamaan reaksi


Pada modul ini kita mempelajari tiga tipe reaksi yang
sering ditemui yaitu reaksi kombinasi, reaksi
dekomposisi (penguraian) dan reaksi pembakaran.
Pada reaksi kombinasi, dua atu lebih zat bereaksi
untuk membentuk satu produk. Pada reaksi
dekomposisi satu senyawa terurai menghasilkan dua
atau lebih senyawa lain. Sebagai contoh kebanyakan
logam karbonat jika dipanasakan terurai membentuk
logam oksida dan karbon dioksida. Reaksi
pembakaran adalah reaksi yang cepat menghasilkan
nyala.

b. Perhitungan jumlah reaktan dan produk


Pada persamaan reaksi setara, jumlah mol satu
senyawa adalah ekuivalen (setara, sebanding) dengan
jumlah mol dari senyawa lainnya pada persamaan
reaksi tersebut

c. Pereaksi pembatas
Reaktan yang hasis bereaksi dinamakan pereaksi
pembatas (limiting reactant). Contoh pereaksi
pembatas

d. Hasil teoritis, hasil sesungguhnya dan


presentasi hasil
Perhitungan jumlah produk yang terbentuk ketika
semua reaktan pembatas habis bereaksi dinamakan
hasil teoritis (theoretical yield). Jumlah produk
sesungguhnya dinamakan hasil sesungguhnya
(actual yield) yang hampir selalu kurang dan tidak
akan pernah lebih besar dari hasil teoritis. Dengan
demikian, tentu persen hasil (percent yield)
berhubungan dengan reaksi sesungguhnya dan hasil
teoritis.

2 Daftar materi yang sulit 1. Metoda ilmiah dan faktor konversi


dipahami di modul ini 2. Materi dan hukum dasar kimia

3 Daftar materi yang sering 1. Metoda ilmiah dan faktor konversi


mengalami miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai