Anda di halaman 1dari 70

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PENCERNAAN DENGAN


KASUS HEPATITIS
MENGGUNAKAN FORMAT PENGKAJIAN 4 ASPEK
(Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah II)

Dosen Pengampu :
TIM
Disusun Oleh : Kelompok 7 (4C)
1. Sekar Ayu Setianingrum 1911020138
2. Ika Ayu Afida 1911020152
3. Vivi Aryani 1911020170

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S-1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2020/2021

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami


kemudahan dan kelancaran sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
tentang Asuhan Keperawatan Pengkajian 4 Aspek Pada Hepatitis ini dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan tugas tentang Asuhan Keperawatan Pengkajian 4
Aspek Pada Hepatitis ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan


nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan tugas tentang Asuhan
Keperawatan Pengkajian 4 Aspek Pada Hepatitis sebagai tugas dari mata
kuliah KMB II (Keperawatan Medical Bedah II)

Penulis tentu menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk tugas ini, supaya tugas ini nantinya dapat menjadi tugas yang lebih
baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada tugas ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga tugas tentang Asuhan Keperawatan Pengkajian 4 Aspek


Pada Hepatitis ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Purwokerto, 01 Mei 2021

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….…………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….…………iii
BAB I………………………………………………………………….…………………….1
PENDAHULUAN…………………………………………………………….…………….1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................................2
BAB II……………………………………………………………………………………….3
LAPORAN PENDAHULUAN…………………………………………………………….3
A. Definisi......................................................................................................................3
B. Epidemiologi.............................................................................................................4
C. Anatomi dan Fisiologi Organ Terkait Hepatitis...................................................7
D. Etiologi....................................................................................................................10
E. Manifestasi Klinik..................................................................................................11
F. Patofisiologi............................................................................................................12
G. Pathway...................................................................................................................14
H. Pemeriksaan Diagnostik........................................................................................16
I. Diagnosa Yang Mungkin Muncul........................................................................17
J. Perencanaan Keperawatan...................................................................................17
K. Penatalaksanaan....................................................................................................21
BAB III…………………………………………………………………………………….22
ASUHAN KEPERAWATAN……………………………………………………….……22
ANALISIS DATA...........................................................................................................39
RENCANA KEPERAWATAN......................................................................................42
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN..........................................................................49
EVALUASI KEPERAWATAN.....................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….………………….68
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hepatitis didefinisikan sebagai suatu penyakit yang


ditandai dengan terdapatnya peradangan pada organ tubuh yaitu
hati. Hepatitis merupakan suatu proses terjadinya inflamasi atau
nekrosis pada jaringan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi,
obat-obatan, toksin gangguan metabolik, maupun kelainan
autoimun. Inveksi yang disebabkan virus merupakan penyebab
tersering dan terbanyak dari hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus
hepatotropik penyebab utama infeksi akut, yaitu virus hepatitis A,
B, C, D, E, dan G (Arif, 2012).
Hepatitis A dan E sering muncul sebagai kejadian luar biasa,
ditularkan secara fecal-oral dan biasanya berhubungan dengan
perilaku hidup bersih dan sehat, bersifat akut dan dapat sembuh
dengan baik. Sedangkan hepatitis B, C, dan D (jarang) ditularkan
secara parenteral, dapat menjadi kronis dan menimbulkan chirosis
dan lalu kanker hati. Virus hepatitis B telah menginfeksi sejumlah
2 milyar orang di dunia, sekitar 240 juta orang diantaranya menjadi
pengidap hepatitis B kronik, sedangkan untuk penderita hepatitis C
di dunia diperkirakan sebesar 170 juta orang. Sebanyak 1,5 juta
penduduk dunia meninggal setiap tahunnya karena hepatitis.
(Kementerian Kesehatan RI, 2014)
Hepatitis yang merupakan peradangan hati yang dapat
berkembang menjadi fibrosis, sirosis atau kenker hati, disebabkan
oleh berbagai factor seperti infeksi virus, zat beracundan penyakit
autoimun. Penyebab paling umum hepatitis adalah yang disebabkan
oleh virus Hepatitis A, B, C, D dan E. Untuk Hepatitits A dan
Hepatitis E besaran masalah tidak diketahui dengan pasti. Namum
mengingat kondisi sanitasi lingkungan, hygiene dan sanitasi pangan,
serta perilaku hidup bersih dan sehat yang belum optimal, maka
masyarakat Indonesia merupakan kelompok berisiko untuk tertular
Hepatitis A an Hepatitis E. laporan yang diterima oleh kementrian
Kesehatan menunjukkan bahwa setiap tahun selalu terjadi KLB
Hepatitis A, sedangan untuk Hepatitis E jarang dilaporkan di
Indonesia. Hasil RISKESDAS tahun 2013 memperlihatkan proporsi
pengidap Hepatitis B sebesar 7,1% menurut jenis kelamin (lak-laki
8,0% dan perempuan 6,4%) menurut lokasi tempat inggal (perkotaan
6,3% dan pedesaan 7,8%). Prevalensi Hepatitis di Provinsi Jawa
Tengah tahun 2013 adalah 0,8%. 5 kabupaten /kota dengan
prevalensi Hepatitis tertinggi adalah Purbalingga dan Banjar Negara,
masing-masing (1,5%), Magelang dan Pekalongan masing-masing
(1,4%), Pemalang (1,3%). Berdasarkan pekerjaan, kelompok
pegawai menempati prevalensi Hepatitis tertinggi dibandingkan
dengan kelompok lainnya. Jenis Hepatitis yang banyak menginfeksi
penduduk di Jawa Tengah adalah Hepatitis B (21,9%), dan Hepatitis
A (16,4%). Tahun 2012 ditemukan 30 kasus hepatitis A di Kab.
Banyumas, sebagian besar penderita adalah pelajar dan mahasiswa
(Marantika, 2013).
Walaupun virus-virus tersebut berbeda dalam sifat molecular
dan antigen, akan tetapi semua jenis virus tersebut memperlihatkan
kesamaan dalam gejala klinis dan perjalanan penyakitnya. Gambaran
klinis hepatitis virus sangat bervariasi mulai dari asimtomatik
sampai yang sangat berat yaitu hepatitis fulminan yang dapat
menimbulkan kematian. Selain itu, gejala juga bisa bervariasi dari
infeksi persisten subklinis sampai penyakit hati kronik progresif
cepat dengan sirosis hepatis dan karsinoma hepatoseluler yang
umum ditemukan pada tipe virus yang ditransmisi melalui darah
(HBV, HCV, dan HDV). Penyakit ini sudah ada sejak 5 SM
(sebelum masehi) dan dikenal dengan nama penyakit kuning, tetapi
sekarang penyakit ini dikenal dengan nama hepatitis.

Penatalaksanaan penyakit hepatitis ini perlu pemahaman yang


baik terkait tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam aspek
diagnostik, terapi, intervensi evaluasi dan pemantauan. Aspek-
aspek ini seringkali kurang di pahami karena memang ada banyak
hal yang harus di pertimbangkan. Ketidaktepatan penanganan akan
berakibat buruk pada pasien seperti retensi obat terhadap virus,
berhenti minum obat sebelum waktunya, atau kekambuhan sesudah
pengobatan selesai, yang bisa berakibat fatal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Hepatitis ?
2. Bagaimana etiologi dari Hepatitis ?
3. Bagaimana pastofisiologi dari Hepatitis ?
4. Bagaimana mekanisme klinik dari Hepatitis ?
5. Apa saja pemeriksaan diagnostik pada penderita Hepatitis ?
6. Bagaimana penatalaksaan pada Hepatitis ?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien Hepatitis?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami definisi tentang penyakit Hepatitis.
2. Mengetahui dan memahami etiologi tentang penyakit Hepatitis.
3. Mengetahui dan memahami patofisiologi tentang penyakit Hep
atitis.
4. Mengetahui dan memahami mekanisme klinik tentang penyakit
Hepatitis.
5. Mengetahui dan memahami pemeriksaan diagnostik terkait pen
yakit Hepatitis.
6. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan pada penderita He
patitis.
7. Dapat membuat dan menerapkan Asuhann Keperawatan pada
Klien Hepatitis
D. Manfaat

Mampu membuat dan menerapkan asuhan keperawatan berupa


membuat pengkajian, menetapkan diagnosa. Menentukan rencana
intervensi, melakukan tindakan serta membuat evaluasi tindakan pada
klien dengan hepatitis.

ii
BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi

Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai


nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan
perubahan klinis, biokimia serta seluler yang khas. Sampai saat ini
sudah teridentifikasi lima tipe hepatitis virus yang pasti : hepatitis A, B,
C, D, dan E. Hepatitis A dan E mempunyai cara penularan yang serupa
(fekaloral) sedangkan hepatitis B, C, dan D memiliki banyak
karakteristik yang sama. Hepatitis adalah keadaan radang atau cedera
pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau alkohol
Hepatitis adalah infeksi virus pada hati yang berhubungan dengan
manifestasi klinis berspektrum luar dari infeksi tanpa gejala, melalui
hepatitis ikterik sampai nekrotik hati. (Diyono, 2013)
Hepatitis merupakan istilah umum yang berarti peradangan pada
selsel hati. Peradangan hati ini dapat disebabkan oleh infeksi, paparan
alkohol, obat-obatan tertentu, bahan kimia atau racun, atau dari suatu
kelainan dari sistem kekebalan tubuh. (Arif Muttaqin, Kumala S, 2013).
Hepatitis adalah peradangan pada hati (liver) yang disebabkan oleh
virus. Virus hepatitis termasuk virus hepatotropik yang dapat
mengakibatkan hepatitis A (HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis C
(HCV), delta hepatitis (HDV), hepatitis E (HEV). (Amin, Hardhi. 2015).
Berdasarkan pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
hepatitis peradangan pada sel-sel hati yang disebabkan oleh virus,
reaksi toksik terhadap obat-obatan serta biokimia seperti alkohol.
Beberapa virus hepatitis dapat mengakibatkan: hepatitis A, B, C, D, dan
E.

B. Epidemiologi

Kita mengenal beberapa macam hepatitis viral akut, dari hepatitis A


sampai dengan hepatitis C. berhubungan dengan cepatnya
perkembangan teknologi kedokteran terutama dibidang molekuler, dapat
dipastikan bahwa akibat hepatitis akan segera bertambah

Sekitar 2 miliar penduduk di seluruh dunia pernah terinfeksi dengan


virus hepatitis B dan 600.000 penduduk meninggal setiap tahun oleh
komplikasi dari hepatitis B serta lebih dari 240 juta menderita infeksi
hati yang kronik (WHO, 2012). Berdasarkan laporan WHO (World
Health Organitation) tahun 2013 terdapat 2 milyar penduduk di dunia
menderita penyakit hepaitis, 240 juta orang menderita hepatitis B kronik
dan 1,46 juta diantara mengalami kematian, kematian penyakit ini
sebanding dengan kematian HIV yaitu 1,3 juta kematian, TBC 1,2 juta
kematian dan malaria 0,5 juta kematian. Diperkirakan bahwa sepertiga
populasi dunia pernah terpajan virus ini dan 350-400 juta diantaranya
merupakan pengidap hepatitis B. Diperkirakan sekitar 1,5 juta kasus
klinis dari hepatitis A terjadi di seluruh dunia setiap tahun, tetapi rasio
dari infeksi hepatits A yang tidak terdeteksi dapat mencapai sepuluh kali
lipat dari jumlah kasus klinis tersebut.

Di Amerika Serikat, angka kejadian hepatitis A telah turun


sebanyak 95% sejak vaksin hepatitis A pertama kali tersedia pada tahun
1995. Pada tahun 2010, 1.670 kasus hepatitis A akut dilaporkan;
Incidence rate sebanyak 0,6/100.000, rasio terendah yang pernah
tercatat. Setelah menyesuaikan untuk infeksi asimtomatik dan kejadian
yang tidak dilaporkan, perkiraan jumlah infeksi baru ialah sekitar
17.000 kasus.
Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting
bukan hanya di Amerika tetapi di seluruh dunia. World Health
Organization (WHO) memperkirakan penduduk dunia terinfeksi virus
Hepatitis A, B, C, D dan E. Hasil data untuk Hepatitis A secara global
didapatkan sekitar 1,4 juta kasus pertahun. Hepatitis B berjumlah lebih
dari 2 miliar penduduk dunia terinfeksi virus Hepatitis B dan 400 juta
orang diantaranya menjadi pengidap kronik pada tahun 2000 (IDAI,
2012). Hepatitis C berjumlah sekitar 3% atau 170 juta orang (Depkes

ii
RI, 2006). Hepatitis E dengan jumlah kasus 146 orang (Kemenkes RI,
2014).
Dari semua data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah
terbanyak adalah penderita Hepatitis B. Sedangkan prevalensi infeksi
Hepatitis B di Asia Pasifik cukup tinggi yaitu melebihi 8% dan
penularannya pada umumnya terjadi secara vertikal (pada periode
perinatal) dan horizontal (pada masa anak-anak). Diperkirakan lebih
dari 350 juta diantaranya menjadi kronik dan sekitar 75% karier
Hepatitis B kronik berada di Asia Pasifik. Pada daerah tertentu seperti
Amerika bagian utara, Eropa bagian utara dan barat, Amerika Selatan,
Australia dan Selandia Baru, memiliki prevalensi HBsAg yang relatif
rendah (< 2%).
Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat endemisitas
tinggi (WHO, 2014). Data Kemenkes RI tahun 2014 menunjukkan
bahwa prevalensi Hepatitis pada seluruh provinsi di Indonesia adalah
Bengkulu terdapat 19 kasus, Sumatera Barat terdapat 159 kasus,
Kalimantan Timur terdapat 282 kasus. Selain pasien ternyata perawat
adalah kedua yang paling sering terinfeksi yaitu sekitar 41%, diikuti
oleh dokter sekitar 31% (Askarian, et al., 2011).
Prevalensi Hepatitis di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 adalah
0,8%.5 kabupaten /kota dengan prevalensi Hepatitis tertinggi adalah
Purbalingga dan Banjar Negara, masing-masing (1,5%), Magelang dan
Pekalongan masing-masing (1,4%), Pemalang (1,3%). Berdasarkan
pekerjaan, kelompok pegawai menempati prevalensi Hepatitis tertinggi
dibandingkan dengan kelompok lainnya. Jenis Hepatitis yang banyak
menginfeksi penduduk di Jawa Tengah adalah Hepatitis B (21,9%), dan
Hepatitis A (16,4%). Tahun 2012 ditemukan 30 kasus hepatitis A di
Kab. Banyumas, sebagian besar penderita adalah pelajar dan mahasiswa

C. Anatomi dan Fisiologi Organ Terkait Hepatitis

Kelenjar aksesoris terbesar dalam tubuh berwarna coklat.


Hati terletak dalam rongga perut sebelah kanan atas di bawah
diafragma. Sebagian besar terletak pada region hipokondria dengan
region epigastrium. Pada orang dewasa yang kurus tepi bawah hati
mungkin teraba satu jari di bawah kosta., berat hati rata-rata sekitar
1500 gr 2,5% dari berat tubuh pada orang deawa normal, hati dibagi
menjadi 4 lobus, yaitu lobus kanan sekitar 3/4 hati, lobus kiri 3/10
hati, sisanya 1/10 ditempati oleh ke 2 lobus caudatus dan quadatus.
Lobus hati terbungkus oleh lapisan tipis jaringan ikat yang
membentang kedalam lobus itu sendiri dan membagi masa hati
menjadi unit-unit yang kecil dan unit-unit kecil itu disebut lobulus
(Pearce, 2006)

Gambar Anatomi Hati.


Sumber: https://images.app.goo.gl/DZftf1pEBry67bM28.

Struktur Hati diantaranya ;


1) Pembagian hati
a) Lobus sinistra: lobus ini terletak di sebelah kiri bidang
median.
b) Lobus dekstra: terletak sebelah kanan bidang median.
c) Lobus kaudatus: terletak di belakang berbatasan dengan pars
pilorika, ventrikula, dan duodenum superior.
2) Permukaan hati
a) Fasies superior: permukaan yang menghadap ke atas dan ke

ii
depan berbentuk cembung dan terletak di bawah diafragma
b) Fasies inferior: permukaan yang menghadap ke bawah dan
ke belakang, mempunyai permukaan tidak rata karena
terdapat lekukan fisura transversus.
c) Fasies posterior: permukaan bagian belakangnya terlihat
beberapa alur berbentuk garis melintang yang disebut porta
hepatis. Kedua garis tengah alur di sebelah kiri fossa sagitalis
sinistra terdapat ligamentum teres hepatis menuju porta
hepatis ke arah kaudatus. Ligamentum venosus arantii
berjalan dari porta hepatis ke arah kranialis belakang. Alur
sebelah kanan fossa sagitalis dekstra memiliki dua lekukan
yaitu:
• Lekukan depan fossa vesika fellea di belakang empedu,
• Lekukan belakang fossa vena kava inferior yang terdapat
pada vena kava inferior.
d) Fasies lobus sinistra: berhubungan dengan esofagus dekat
lobus kaudatus dan berhubungan dengan permukaan depan
gaster. Fasies inferior lobus sinistra membentuk impressio
yang sesuai dengan kurvatura mayor yang terletak di depan
omentum. Fasies inferior lobus dekstra berbatasan dengan
ginjal, glandula suprarenalis kanan atas, dan fleksura koli
dekstra kanan bawah. Fasies superior merupakan bagian
anterior yang diliputi oleh peritoneum sedangkan bagian
bagian medialnya yang berbatasan dengan dinding depan
perut. Fasies posterior tidak ditutup oleh peritoneum,
berhubungan dengan diafragma, terdapat sebuah lekuk di
sebelah kanan vena kava inferior di atas infresio renalis yang
disebut infresio suprarenalis.
3) Pembuluh darah hati
Suplai darah berasal dari arteri seliaka, menuju ke kanan
membentuk lipatan peritoneum di depan vena porta bercabang
menjadi :
a) Arteri hepatika propia: berjalan ke dalam ligamentum hepato
duodelae bersama dengan vena porta dan duktus koledokus
menjadi arteri gastrika.
b) Aliran pembuluh balik berkumpul pada vena hepatika keluar
dari permukaan belakang sebelah kranial hepar dan bermuara
ke vena kava inferior.
4) Pembuluh limfe hati
Hati menghasilkan cairan limfe sekitar ⅓-½ cairan limfe.
Pembuluh limfe meninggalkan hati masuk ke dalam kelenjar
limfe. Dalam porta hepatis pembuluh aferen berjalan ke nodi
limpatisi seliaka dan beberapa pembuluh berjalan ke area hati
melalui diafragma menuju ke nodi limpatisi mediastinalis
posterior.
5) Persarafan hati
Persarafan hati berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis yang
melewati koliakus. Trunkus vagus anterior mempunyai cabang
yang banyak berjalan langsung ke hati. (Syaifuddin, 2013)
Adapun fungsi hati menurut (Pearce, 2006) sebagai berikut:
a) Fungsi vaskuler untuk menyimpan dan filtrasi darah. Aliran
darah melalui hati sekitar 1100 ml darah mengalir dari vena
porta kesinosoid hati tiap menit, dan tambahan sekitar 350 ml
lagi mengalir kesinosoid dari arteri hepatica, dengan total rata-
rata 1450 ml/menit.
b) Fungsi metabolisme yang berhubungan dengan sebagian besar
sistem metabolisme tubuh. Hepar melakukan fungsi spesifik
dalam metabolisme karbohidat, mengubah galaktosa dan
fruktosa menjadi glukosa, glukoneogenesis membentuk banyak
senyawa kimia penting dan hasil perantara metabolisme
karbohidrat serta menyimpan glikogen.
c) Fungsi sekresi dan ekskresi yang berperan membentuk empedu
yang mengalir melalui saluran empedu ke saluran pencernaan.
d) Tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.

ii
e) Tempat sintesis protein-protein yang berkaitan dengan
koagulasi darah.
f) Tempat menyimpan beberapa vitamin (vitamin A, D, E, K),
mineral (termasuk zat besi). 7. Mengontrol produksi serta
ekskresi kolesterol.
g) Empedu yang dihasilkan oleh sel hati membantu mencerna
makanan dan menyerap zat gizi penting.
h) Menetralkan dan menghancurkan substansi beracun
(detoksikasi) serta memetabolisme alkohol.
Terjadinya proses peradangan akibat invasi virus hepatitis akan
menyebabkan kerusakan sel-sel hepar. Sel-sel hepar mempunyai
fungsi yang sangat penting dalam banyak hal. Perubahan yang
terjadi akibat proses ini tentu saja tergantung pada derajat
kerusakan sel. Perubahan yang terjadi antara lain :
a) Terganggunya fungsi hepatosit akibat kerusakan sel
b) Retikuloendoplasma merupakan organ yang pertama berubah,
sementara bagian ini bertanggung jawab pada sintesis protein
dan streoid, konjungasi glukorinil, dan detoksifikasi.
c) Kerusakan mitokondria terjadi kemudian. Sel Kupffer
bertambah banyak dan bertambah besar, duktus dan vaskuler
mengalami perubahan. (Diyono&Sri Mulyanti, 2013)

D. Etiologi
Penyebab dari hepatitis yaitu (Sylvia A. Price.2006. Patofisiologi
konsep klinis proses-proses penyakit. page 485-488) :
a) Virus
Uraian Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis C Hepatitis D Hepatitis E

Metode  Fekal-oral  Parenteral  Parenteral  Parenteral  Fekal-


transmisi  Melalui seksual, jarang perinatal, Oral
orang lain  Perinatal seksual, memerluk
orang ke an
orang, koinfeksi
 Perinatal dengan
type B
Keparahan Tak ikterik Parah Menyebar Peningkatan Sama
dan luas, dapat insiden dengan D
asimtomatik berkembang kronis
sampai kronis dan gagal
hepar akut

Sumber  Darah  Darah  Terutama  Melalui  Darah,


virus  Feses  Saliva melalui darah  Feses,
 Saliva  Semen darah  Saliva
 Sekresi
vagina
b) Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol
sirosis.
c) Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis
toksik danhepatitis akut.

E. Manifestasi Klinik
1) Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi
virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama
kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan
sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan
malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat
sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian.
Keluhan gatalgatal mencolok pada hepatitis virus B.
2) Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan
suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera
yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru

ii
berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal
pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2
minggu.
3) Fase Penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa
sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15
hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal,
penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas
capai.

F. Patofisiologi

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan


oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan
bahanbahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan
unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan
berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar
terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar
ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat
masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh
respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat.
Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh
dengan fungsi hepar normal (Baraderu, 2008).
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan
peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu
timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini
dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun
jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati
tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli
empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin
tersebut didalam hati, selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal
konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui
duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi)
dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi
(bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi
(bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan
karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.

G. Pathway

ii
Alkohol virus obat-obatan

Inflamasi pada hepar Peregangan kapsula


Hipertermi hati

Hepatitis Nyeri Hematomegali

Gangguan metabolismeGa Gangguan suplai darah pada


Sel-sel hepar Perasaan tidak nyaman di
karbohidrat dan protein
kuadran atas

Glikogenesis Glukonegenesis Anoreksia


menurun Kerusakan sel parenkim,
menurun sel hati duktuli empedu
ihepatika
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
Glikogen dalam hepar berkurang
Fungsi hepar menurun

Glukosa menurun

Kerusakan konjugasi
Glukosa dalam darah berkurang konjugasi
Obstruksi

Cepat lelah
Kerusakan sel ekresi empedu Bilirubin gagal
dikelurkan dektus
hepatikus
Keletihan
Retensi bilirubin

Regurgitasi pada dektuli empedu


intra hepatik

Bilirubin direct meningkat


Peningkatan garam Ikterus Larutan dalam air
empedu dalam darah

Pruritus gelap Perubahan kenyamanan Bilirubin dan Ekresi dalam kemih berwarna

ii
H. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilaksanakan :
1. Laboratorium
a. Tes fungsi hati seperti :
a) AST (SGOT)/ ALT (SGPT) : awalnya meningkat dapat
meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak
menurun.
b) Alkali Fospatase : agak meningkat (kecuali ada kolestasis
berat )
c) Bilirubin serum : di atas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200
mg/ml prognosis buruk mungkin berhubungan dengan
peningkatan nekrosis seluler).
b. Darah lengkap : SDM menurun sehubungan dengan
penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati).
c. Leukemia : trombositopenia mungkin ada (splenomegali).
d. Feses : warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati).
e. Albumin serum menurun
f. Anti-HAVIgM : positif pada tipe A
g. HbsAG : dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A).
h. Urinalisa : peninggian kadar bilirubin, protein/hematuria
dapat terjadi.
i. Tes ekskresi BSP : kadar darah meningkat
2. Radiologi
a. Foto polos abdomen : menunjukkan densitas kalsifikasi pada
kandung empedu, pankreas, hati juga dapat menimbulkan
splenomegali.
b. Skan hati : membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan
parenkim.
3. Pemeriksaan Tambahan Biopsi hati : menunjukkan diagnosis
dan luasnya nekrosis
I. Diagnosa Yang Mungkin Muncul
Untuk perumusan masalah keperawatan berpedoman pada buku
Diagnosa Medis dan SDKI,SLKI, SIKI Diagnosa keperawatan yang
dapat terjadi pada pasien dengan hepatitis yaitu:
a) Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologi d.d Mengeluh Nyeri
b) Defisit Nutrisi b.d Kurangnya Asupan Makanan d.d Nafsu Makan
Menurun
c) Keletihan b.d Kondisi Fisiologis (penyakit kronis) d.d Mengeluh Le
lah
d) Hipertermia b.d Proses Penyakit d.d Suhu tubuh di atas nilai normal
J. Perencanaan Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologi d.d Mengeluh Nyeri
Intervensi : Manajamen Nyeri
a. Observasi
 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri.
 Identifikasi skala nyeri.
 Identifikasi respons nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri.
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri.
 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri.
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup.
 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan.
 Monitor efek samping penggunaan analgetik.
b. Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (misal TENS, hipnosis, akupresur, terapi music,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi bermain).

ii
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (misal
suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan).
 Fasilitasi istirahat dan tidur.
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri.
c. Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri.
 Jelaskan strategi meredakan nyeri.
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat.
 Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa
nyeri.
d. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
2. Defisit Nutrisi b.d Kurangnya Asupan Makanan d.d Nafsu Makan
Menurun
Intervensi : Manajemen Nutrisi
a. Observasi
 Identifikasi status nutrisi
 Identifikasi alergi dan introleransi makanan.
 Identifikasi makanan yang disukai.
 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien.
 Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogestrik.
 Monitor berat badan
 Monitor asupan makanan
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium.
b. Terapeutik
 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu.
 Fasilitasi menentukan pedoman diet (misal piramida
makanan)
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai.
 Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi.
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein.
 Berikan suplemen makanan, jika perlu.
 Hentikan pemnerian makan melalui selang nasogetrik
jika asupan oral dapa ditoleransi.
c. Edukasi
 Anjurkan posisi duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang diprogramkan
d. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (misal
pereda nyeri, antiemetik), jika perlu.
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan jika perlu.
3. Keletihan b.d Kondisi Fisiologis (penyakit kronis) d.d Mengeluh Le
lah
Intervensi : Manajemen Energi
a. Observasi
 Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan.
 Monitor kelelahan fisik dan emosional.
 Monitor pola dan jam tidur.
 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
aktivitas.
b. Teraupetik
 Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (misal
cahaya, suara, kunjungan).
 Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan.
 Lakukan latihan rentang gerak pasif dan atau aktif.
 Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan.
c. Edukasi

ii
 Anjurkan tirah baring.
 Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap.
 Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
 Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
d. Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan
4. Hipertermia b.d Proses Penyakit d.d Suhu tubuh di atas nilai normal
Intervensi : Manajemen Hipertermia
a. Observasi
 Identifikasi penyebab hipertermia (missal dehidrasi,
terpapar lingkungan panas, penggunaan incubator).
 Monitor suhu tubuh.
 Monitor kadar elektrolit.
 Monitor haluaran urine.
 Monitor komplikasi akibat hipertermia.
b. Terapeutik
 Sediakan lingkungan yang dingin
 Longgarkan atau lepaskan pakaian.
 Basahi dan kipasi permukaan tubuh.
 Berikan cairan oral.
 Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringan berlebih).
 Lakukan pendinginan eksternal (missal selimut
hipeotermia atau kompres dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen,aksila).
 Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
 Berikan oksigen, jika perlu.
c. Edukasi
 Anjurkan tirah baring.
d. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika
perlu.
K. Penatalaksanaan
1. Pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat.
Istirahat mutlak tidak terbukti dapat mempercepat penyembuhan
tetapi banyak pasien akan merasakan lebih baik dengan pembatas
aktifitas fisik, kecuali diberikan pada mereka dengan umur orang
tua dan keadaan umum yang buruk.
2. Obat-obatan
a) Kortikosteroid tidak diberikan bila untuk mempercepat
penurunan bilirubin darah. Pemberian bila untuk
menyelamatkan nyawa dimana ada reaksi imun yang
berlebihan.
b) Berikan obat-obatan yang bersifat melindungi hati. Contoh obat
: Asam glukoronat/ asam asetat, Becompion, kortikosteroid.
c) Vitamin K pada kasus dengan kecenderungan perdarahan.
d) Obat-obatan yang memetabolisme hati hendaknya dihindari.
Karena terbatasnya pengobatan terhadap hepatitis maka
penekanan lebih dialirkan pada pencegahan hepatitis, termasuk
penyediaan makanan dan air bersih dan aman. Higien umum,
pembuangan kemih dan feses dari pasien yang terinfeksi secara
aman, pemakaian kateter, jarum suntik dan spuit sekali pakai
akan menghilangkan sumber infeksi. Semua donor darah perlu
disaring terhadap HAV, HBV, dan HCV sebelum diterima
menjadi panel donor.

ii
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS

Seorang pria berumur 52 tahun, beragama Islam, pekerjaan


buruh, suku jawa, status kawin, masuk rumah sakit 4 April 2021.
Data saat pengkajian diperoleh keluhan pasien mengatakan nyeri
pada bagian perutnya sejak 3 hari yang lalu tidak sembuh-sembuh,
sudah berobat di puskesmas belum ada perubahan, kemudian pasien
oleh keluarganya di bawa ke RS. Setelah dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut pasien disarankan untuk di rawat inap.

Riwayat penyakit sekarang keluhan utama nyeri pada perut,


tidak nafsu makan, pasien merasa perutnya seperti ditusuk-tusuk
pada bagian perut sebelah kanan saat beraktivitas. Nyeri pada perut
menimbulkan nyeri perutnya 5 (skala 1-10). Hasil pemeriksaan fisik
diperoleh data Inspeksi : abdomen simetris, tidak ada jejas dan luka,
peristaltik usus 12×/menit, tidak asites, terdapat nyeri tekan, tidak
ada lesi, tidak lavement, pembesaran pada abdomen.

Riwayat kesehatan dahulu pasien mengatakan ini


merupaakan pengalaman pertama kali di rawat di rumah sakit.
Pasien mengatakan tidak pernah operasi, dan tidak mempunyai
alergi. Didapatkan pengkajian tentang riwayat kesehatan keluarga
bahwa keluarga pasien mengatakan tidak ada riwayat yang diderita,
lingkungan rumah bersih dan ventilasi baik, pasien mengatakan
sering membeli makana diluar, pasien mengatakan tahu tentang
penyakitnya, tetapi masih sering membeli makana diluat, jadi
kemungkina besar bisa cepat tertular dari makanan yang tidak
hygenis.

Pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan data-data berupa


keadaan umum pasien dalam lemah dengan tingkat kesadaran
compos metris. Tanda-tanda vital pasien dengan hasil pemeriksaan
tekana darah 120/80 mmHg, nadi 84x/menit, suhu 37.5C, dan
pernapasan 22x/menit. Pada kepala pasien didapatkan bentuk kepala
mesochepal, warna rambut hitam putih, tidak ada lesi. Pemeriksaan
mata didapatkan pasien tidak menggunakan kaca mata, bentuk mata
simetris, konjungtiva anemis, sklera putih. Pada hidung tidak ada
polip, tidak ada pembengkakan, septum hidung normal, penciuman
normal. Pada telinga lubang telinga bersih tidak ada kotoran,
membran tympani normal, tidak ada gangguan pendengaran. Pada
mulut bersih, mukosa kering, bibir pucat, tidak ada lesi, gigi normal,
terdapat karang gigi, terdapat caries, tidak ada gigi palsu dan gigi
tanggul, tidak ada perdarahan gusi, lidah bersih tidak ada
peradangan, fungsi pengecap normal. Pada leher tidak ada lesi, tidak
ada masa. Pada respiratory bentuk dada simetris, tidak batuk, tidak
ada sputum,pola napas normal, vokal premitus normal, suara nafas
vesikuler, bagian cardiovaskuler tidak ada nyeri tekan, irama jantung
teratur, pulsasi kuat, bunyi jantung S1 S2 tunggal. Bagian abdomen
simetris, tidak ada jejas dan luka, peristaltik usus 12x/menit, tidak
asites, tidak ada lesi, tidak lavement, terdapat suara timpani,
pembesaran pada abdomen, saat di palpasi terdapat nyeri di bagian
kwadran kanan. Persyarafan kesadaran compos mentis, GCS 4-5-6,
tidak ada kelainan nervus kranialis, tidak ada kejang, brudsky
normal. Genetalias bentuk kelamin normal, frekuensi berkemih 3-
4x/hari, libido normal. Muskuluskoletal dan integumen kemampuan
pergerakan sendi bebas, kekuatan otot 5, tidak ada fraktur, kulit
normal, turgor kulit normal <2 detik.

Pola keamanan dan kenyamanan, sebelum sakit biasa saja


nyaman saat tidur dan saat beraktivitas, selama sakit klien
mengatakan nyeri pada bagian abdomen seperti di tusuk-tusuk, mual
muntah. Personal hygnine, klien mengatakan sebelum sakit biasa
mandi dua kali sehari tergantung aktivitas klien, menggosok gigi dua
kali setiap kali mandi dan klien membersihkan rambut dua hari

ii
sekali. Selama sakit klien mengatakan di seka oleh keluarganya dua
kali sehari, menggosok gigi dibatu oleh keluarga. Pola istirahat tidur,
sebelum sakit klien biasa tidur 7-8 jam pada malam hari, tidur siang
hanya 2 jam. Selama sakit klien mengatakan tidur 4-5 jam per hari
pada malam hari, kadang-kadang tidak bisa tidur saat merasa nyeri
dan sering terbangun, dan kurang lebih 1 jam siang hari sering
terbangun karena lingkungan sekitar yang berisik dan kadang
terbangun karena merasa nyeri, mual dan muntah.

Pola aktivitas dan latihan, sebelum sakit klien mengatakan


melakukan semua aktivitas secara mandiri, mulai dari mandi, makan,
dan minum. Selama sakkt aktivitasa klien dibantu oleh keluarga dan
perawat karena pasien merasa badanya lemas dan nyeri.

Pola perseptual, pada penglihatan klien tidak menggunakan alat


bantu penglihatan seperti kacamata, klien dapat melihat dengan jelas.
Pada pendengarana klien tidak mengalami penurunan pendengaran
pada kedua telinga, ketika dipanggil tidak perlu di sentuhan tau
beberapa kali dalam memanggil. Pada pengecapan, klien tidak
mengalami penurunan fungsi pengecapan. Dan fungsi penciuman
klien masih normal, pasien dapat membedakan bau makanan dan
obat. Setelah mengetahui penyakitnya klien tampak cemas dan gelisa
h. Klien mengatakan bahwa dia takut dan ragu apakah bisa sembuh.
Pada pola hubungan dan peran, klien memiliki hubungan baik denga
keluarga, tetapi dengan masyarakat klien mengikuti kegiatan
bersama. Pola reproduksi dan seksual, klien berjenis kelamin laki-
laki, sudah menikah, dan memiliki 2 orang anak laki-laki . Klien
mengatakan sulit menerima atau mengkomunikasikan perasaannya.
Klien mengatakan merasa tidak nyaman untuk berinteraksi saat tema
n atau saudaranya datang menjenguk, Klien tampak kurang responsi
ve atau tertarik pada orang lain, dan kontak mata kurang.

Pola nilai dan keyakinan klien mengatakan bahwa klien


beragama islam, dan sebelum sakit klien jarang menjalankan sholat,
selama sakit klien selalu menjalankan sholat dan berdoa untuk
kesembuhannya.

FORMAT PENGKAJIAN PADA An.F DENGAN GANGGUAN


HEPATITIS DI RUANG ANGGREK

ii
Tgl masuk RS : 4 April 2021

Ruangan/kelas : Kanthil/1

No. Rekam medis : 23456

Diagnosa masuk : Hepatitis

Tgl pengkajian : 4 April 2021

Tgl operasi :-

A. Identitas Diri Klien


1. Nama : Tn. A
2. Tempat/tanggal lahir : Purwokerto, 12 Juni 1969
3. Umur : 52 tahun
4. Agama : Islam
5. Jenis Kelamin : Laki-laki
6. Pendidikan : SD/MI Sederajat
7. Suku : Jawa
8. Pekerjaan : Buruh harian
9. Tanggal Masuk RS : 4 April 2021
10. Sumber Informasi : Pasien dan keluarga
11. Status Perkawinan : Menikah
12. Alamat : SokarjaTengah Rt 02 Rw 03, Kec. Sokaraja
13. Penanggung jawab : Ny. A (Istri )
14. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
15. Pendidikan : SMP/MTS Sederajat
16. Alamat : Sokaraja Kulon Rt 10/RW 02 Kec.Sokaraja

B. Riwayat Kesehatan Klien


1. Keluhan utama:
Tn. A mengatakan bahwa ia merasa nyeri pada bagian abdomen.
2. Riwayat penyakit sekarang :
Tn. A mengatakan nyeri pada abdomen, dan tidak nafsu makan.
P : Nyeri abdomen
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Perut sebelah kanan
S : Skala nyeri 5 (1-10)
T: Saat beraktivita
3. Riwayat penyakit dahulu :
Tn. A mengatakan belum pernah mengalami sakit apa-apa
4. Riwayat alergi :
Tn. A mengatakan bahwa ia tidak mempunyai alergi.
5. Riwayat kesehatan keluarga :
Keluarga pasien mengatakan tidak ada riwayat yang diderita,
lingkungan rumah bersih dan ventilasi baik, pasien mengatakan
sering membeli makana diluar, pasien mengatakan tahu tentang
penyakitnya, tetapi masih sering membeli makana diluat, jadi
kemungkina besar bisa cepat tertular dari makanan yang tidak
hygenis.
6. Genogram (minimal 3 generasi) :

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan

: Klien

: Tinggal dalam serumah

C. DATA PENGKAJIAN 4 ASPEK KEPERAWATAN

ii
Tanggal pengkajian : 04 April 2021, jam 08.00
1. ASPEK BIOLOGIS

Data - Pasien mengatakan merasa lemas


Subyektif - Pasien mengatakan bab 1x sehari dengan konsistensi
lunak, warnakuning bau khas dan tidak encer.
- Pasien mengatakan saat buang bak urine berwarna gelap
- Pasien mengatakan bahwa sebelum sakit makan tiga kali
sehari dengan komposisi nasi, sayur dan lauk pauk.
- Pasien mengatakan tidak memiliki alergi pada jenis
makanan.
- Sebelum sakit pasien biasa tidur 7-8 jam pada malam
hari, tidur siang hanya satu jam, selama sakit pasien
mengatakan tidur 4-5 jam per hari pada malam hari,
kadang kadang tidak bisa tidur.
Data - Pasien tampak lemas
Obyektif - Pasien terlihat meringis
- Pasien makan 3x sehari dengan makanan rumah sakit,
namun hanya makan 3 sendok suapan saja
- Sebelum sakit pasien bab 1x sehari dengan konsistensi
lunak dan bau khas, selama sakit klien bab 4x-6x sehari
dengan konsistensi encer dan bau khas

2. ASPEK FISIK (HEAD TO TOE), dengan menggunakan teknik


(IP2A) yaitu:

Data - Pasien mengatakan selama sakit tidak bisa melakukan akt


Subyektif ivitasnya sendiri, untuk BAB dan BAK dibantu oleh kelua
rganya yaitu istrinya
Data 1. Kesadaran umum : Klien tampak lemah
Obyektif 2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV :
a. TD : 120/80 mmHg,
b. Nadi : 84 x/menit regular,
c. Respirasi : 22x/mnt,
d. Suhu tubuh : 37,5 0C.
4. BB:
a. Sebelum sakit : 65 Kg
b. Selama sakit : 63 Kg
5. TB : 175 cm
6. Indeks Masa Tubuh : 21,22 (Berat badan ideal)
a. Sebelum sakit : 21,22 (Berat badan ideal)
b. Sesudah sakit : 20,57kurang)
7. Kepala :
a. Bentuk kepala : Mesochepal
b. Warna rambut : Hitam
c. Penyebaran : Lebat
d. Tekstur kulit kepala : Normal
e. Benjolan/lesi : Tidak ada masa
8. Mata
- Bentuk mata : (V ) normal ( ) enoftalmus ( )
eksoptalmus ( ) lainnya
- Konjungtiva : ( V) normal ( ) anemis ( ) ikterik ( )
infeksi
- Pupil : ( V) normal ( ) menyempit
- Gerakan bola mata : ( V) normal ( ) menyempit
- Visus/ketajaman penglihatan : bisa melihat dengan
jelas
- Buta warna : tidak mengalami buta warna

Keterangan : normal

9. Hidung (pembauan)
- Septum hidung : normal (septum tidak membengkok
atau miring)
- Sekret hidung : bersih tidak terdapat secret hidung
- Polip : tidak ada

ii
- Ganguan penciuman : tidak ada
10. Telinga (pendengaran)
- Lubang telinga : bersih
- Membran tympani : normal
- Gangguan pendengaran : dapat mendengar dengan
jelas
11. Mulut dan leher
a. Bibir
- Warna : Pucat
- Mukosa bibir : pucat
b. Gigi
- Karang gigi : tidak ada
- Caries : tidak ada
- Gigi tanggal : tidak ada
- Gigi palsu : tidak ada
- Perdarahan gusi : tidak mengalami pendarahan
c. Lidah
- Kebersiahan : bersih tidak terdapat kotoran
- Warna : merah segar
- Fungsi pengecapan : normal
d. Tenggorokan
- Kelenjar tyroid : normal
- Tonsil : normal
12. Kardiovaskuler :

a. Bentuk dada : simetris

b. Pola nafas : normal

c. Suara nafas : vesikuler

d. Nyeri dada : tidak ada nyeri dada Iktus : teraba


e. Frekuensi : 66 x/menit

f. Iheart rate : 60-100 x/menit Keterangan : normal

g. Pembesaran jantung : tidak ada

h. Pulsasi : kuat

i. Suara normal : S1 S2 tunggal

13. Payudara : -
14. Abdomen :
a. Bentuk : simetris
b. Jejas : tidak ada jejas dan luka
c. Lesi : tidak ada lesi
d. Bising usus : hiperaktif
e. Pola tympani : terdapat suara tympani
f. Lokasi nyeri : kwadran kanan atas 2 jari dibawah
costa
g. Pembesaran : terdapat pembesaran abdomen
h. Lavement : tidak ada

15. Genetourinaria
a. Jenis kelamin : Laki-laki
b. Warna kulit dan Penis : normal
c. Nyeri tekan : tida ada nyeri
d. Pembesaran kelenjar Testis : tidak ada
e. Frekuensi berkemih : 3-4x sehari

16. Persarafan
a. Kesadaran : composmentis, GCS 4-5-6
b. Kelaina nervus kranialis : tidak ada
c. Kejang : tidak ada
d. Brudsky : normal

ii
17. Muskuluskoletal dan Integumen
a. Kemapuan pergerakan sendi (ROM) : normal
b. Kekuatan otot : 5
c. Fraktur : tidak ada
d. Kulit : normal
e. Turgor kulit : normal < 2 detik

Data Penunjang (laboratorium):

Pemeriksaan Hasil
SGOT 165 U/l
Bilirubin total 0,84 mg/dl
SGPT 119 U/l
bilirubin direk 0,13 mg/ dl
glukosa puasa 85 mg/dl
kolesterol total 179 mg/dl
kolesterol LDL 140 mg/dl
kolesterol HDL 34 mg/dl
TG 107 mg/dl
asam urat 8,4 mg/dl

Pemeriksaan Hasil
HBsAg (+)
anti HCV (+)
serum kreatinin 0,9 mg/dl
Ureum 29 mg/dl

Pemeriksaan darah
Pemeriksaan Hasil
WBC 12,3 /ul
HGB 14,9 g/dl
PLT 182 x10 3 /ul
USG abdomen  echoparenchyme
meningkat difuse
 tidak tampak nodul
 liver ukuran membesar
 permukaan rata tepi
tajam
liver kidney, contrast (+)
lain-lain kesan normal
Kesan USG fatty liver.

Pemeriksaan Hasil
anti HCV Reaktif
anti HBc IgM non reaktif
HBeAg Reaktif
anti HBe non reaktif

Pemeriksaan Hasil
protrombin time 11,7 detik
INR 0,7
HCV-RNA (+)1,61 x 10 3 IU/ml

3. Aspek Psikologis (Nyeri, Hospitalisasi, support sistem, dll)

Data
Subyektif - Pasien mengatakan bahwa dia takut dan ragu apakah bisa s
embuh.
- Pasien mengatakan nyeri abdomen
P : Nyeri pada abdomen di bagian kwadran kanan

ii
sudah 3 hari yang lalu
Q : Di tusuk-tusuk
R : Abdomen bagian kwadran kanan
S : 5 (1-10)
T : Saat beraktivitas
- Pasien mengatakan nyeri berkurang jika tidak melakukan
aktivitas
- Pasien mengatakan ini meruapakan pengalaman pertama
kali di rawat di rumah sakit
- Pasien mengatakan nyeri saat sedang beraktifitas

- Pasien mengatakan nyeri tekan pada kuadran kanan atas, n


yeri juga dirasakan saat banyak bergerak,

- Pasien mengatakan Ia sudah berobat di puskesmas


namun belum ada perubahan kemudian pasien oleh
keluarga di bawa ke RS
- Pasien mengatakan ini pengalaman pertama kali dirawat
dirumah sakit

Data  Pasien berjenis kelamin laki-laki


Obyektif  Setelah mengetahui penyakitnya klien tampak cemas d
an gelisah.
 Pasien nampak meringis
TD : 120/80 mmhg
S : 37,5 oc
Rr : 22x/menit
N : 84x/menit

4. Aspek Sosial

Data - Pasien mengatakan keluarganya memperhatikan


kesehatan dan apabila terdapat anggota keluarga yang
Subyektif sakit segera memeriksakan nya ke Puskesmas.
- Keluarga pasien sangat memperhatikan kesehatan klien
- Pasien mengatakan sulit menerima atau mengkomunikasi
kan perasaannya
- Pasien mengatakan merasa tidak nyaman untuk berinterak
si saat teman atau saudaranya datang menjenguk
Data - Selama di rawat keluarga pasien membantu aktivitas
Obyektif pasien
- Pada saat dilakukan pengkajian keadaan pasien kurang
kooperatif
- Saat diajak bicara klien nampak lemas dan lesu
- Pasien terlihat menarik diri dari lingkungan lebih banyak
murung dan menyendiri

5. Aspek spiritual * (pilih salah satu : HOPE / PICA)


Format pengkajian Aspek Spiritual (FICA):
a. F (Faith/ Beliefs) :

Apakah iman atau kepercayaan anda? Apakah anda menganggap


diri memiliki spiritual atauagama? Hal-hal apa yang anda
percaya bahwa ada sesuatu yang memberi makna pada hidup
anda?

DS :
Pasien mengatakan bahwa klien beragama islam.
Sebelum sakit pasien mengatakan jarang shalat namun selama
sakit klien nampak menyesal dan hanya mampu berdoa untuk
kesembuhannya.
Pasien percaya adanya mukjizat Tuhan yang dapat
menyembuhkan sakitnya

DO :

Pasien tampak kesulitan ketika akan beribadah karena terhambat


oleh infus.

ii
Pasien tampak lelah.
Pasien tampak berdzikir dan bershalawat setiap waktu.
Pasien terlihat selalu mendengar murratal Al - Qur’an
b. I (Importance and Fluence) :

Apakah spiritual ini penting dalam hidup anda? Apakah spritual


ini memiliki pengaruh pada diri anda pribadi, bagaimana anda
memahami spiritualitas ini pada diri sendiri? Bagaimana
keyakinan anda memiliki pengaruh terhadap perubahan perilaku
selama anda sakit? Apakah peran keyakinan anda akan
memberikan kekuatan untuo bangkit/kembali dalam keadaan
sehat?

DS :

 Pasien mengatakan penting dalam beribadah untuk


kesembuhannya.
 Pasien mengatakan dengan berdoa, berdzikir,
mendengarkan murratal Al-qur’an sakit terasa berkurang
dan hati terasa tenang.
 Pasien mengatakan selalu berdoa sebelum makan dan
minum obat.

DO :

 Pasien tampak selalu menyediakan Al-Qur'an dan tasbih


agar dapat membaca Al - Qur'an dan berdzikir sewaktu -
waktu.
 Pasien tampak bershalawat dan beristighfar ketika nyerinya
kambuh
c. C(Community) :

Apakah anda berada pada bagian dari komunitas spiritual atau


komunitas religius di rumah/di lingkungan anda? Apakah hal itu
merupakan suatu dukungan untuk anda dan bagaimana bentuk
wujud dukungan tersebut? Apakah ada seseorang atau
sekelompok orang yang benar-benar anda cintai atau yang
sangat penting dalam kehidupan anda, siapakah dia, dimana
posisi orang tersebut (dekat/jauh)?

DS :
 Klien mengatakan jarang mengikuti kegiatan
kemasyarakatan
 Klien mengatakan selalu mendapatkan dukungan dari
keluarga terutama istri

DO :

 Klien nampak menonton ceramah di televise


 Klien tampak di jenguk oleh keluarga dan kerabat dekatnya
d. A (Addres) :

Bagaimana anda memilih tempat penyadia layanan


kesehatan/RS ini, dalam mengatasi masalah untuk perawat
kesehatan anda?

DS :
- Klien memilih rumah sakit Islam agar mendapatkan
pelayanan spiritual dari tenaga kesehatan
- Klien merasa sedih sebelum sakit jarang melakukan ibadah
shalat
DO :
- Klien tampak senang karena telah mendapatkan pelayanan
spiritual dari tenaga kesehatan
6. Kesimpulan Aspek Spiritual Format HOPE/PICA:
DS :
 Pasien mengatakan bahwa dengan berdoa, berdzikir dan
bershalawat pasien yakin akan diangkat segala penyakitnya dan
diberikan kesembuhan.
 Pasien mengatakan masih terasa nyeri pada perutnya dan merasa
lelah jika melakukan ibadah atau aktivitas lainnya.

ii
 Pasien mengatakan adanya dukungan spiritual dari diri sendiri
maupun orang disekitarnya yang dapat memberikan semangat
dalam kesembuhannya.

DO :

 Pasien tampak tetap berusaha mendekatkan diri kepada tuhan


dengan berdoa, berdzikir, bershalawat meskipun sedang sakit.
 Pasien tampak selalu melihat ceramah di televisi dan
mendengarkan murratal Al-Qur'an
 Pasien terlihat adanya dukungan dari keluarganya sehingga tidak
merasakan sendirian atau kesepian.
 Pasien tampak sedih dan menyesal jarang menjalankan ibadah
ketika sehat.
Analisis Data Pada Nn. F Dengan Diagnosa Medis Hepatitis di Ruang Kanthil
Nama Klien : Tn.A
No. Rm : 23456
Umur : 52 tahun

Data ETIOLOGI PROBLEM

Ds : Klien mengatakan nyeri pada bagian Agen injury fisiologis (Inflamasi Hepar) Nyeri akut
abdomen
P : Nyeri abdomen
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Perut sebelah kanan
S : 5(1-10)
T : Saat beraktivitas
Do :
 Wajah klien tampak kesakitan jika
bagia abdomennya di tekan
 TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 84x/menit
S : 37,5C
RR : 22x/menit
-
Ds : Klien merasa mual dan muntah Kurangnya asupan makanan Defisit nutrisi

ii
Do :
 Keadaan umum klien lemah
Porsi makan klien setiap makan hanya 3
sendok saja.

- membran mukosa pucat

- auskultasi abdomen : bising usus


hiperaktif
- Sebelum sakit
BB : 65 kg
TB : 175 cm
IMT : 21,22
-Saat sakit
BB : 63 KG
TB : 175 cm
IMT : 20,57

Ds : Defisiensi Bicara Gangguan Interaksi Sosial

 Keluarga pasien sangat


memperhatikan kesehatan pasien
 Pasien mengatakan sulit menerima ata
u mengkomunikasikan perasaannya
 Pasien mengatakan merasa tidak nya
man untuk berinteraksi saat teman ata
u saudaranya datang menjenguk
Do:

 Selama pasien di rawat, keluarga


pasien membantu aktivitas klien
 Saat diajak bicara pasien nampak
lemas dan lesu
 Pasien tampak kurang responsive atau
tertarik pada orang lain
 Kontak mata kurang

Prioritas Diagnosa

1. Nyeri akut b.d Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologi d.d Mengeluh Nyeri
2. Defisit Nutrisi b.d Kurangnya Asupan Makanan d.d Nafsu Makan Menurun

ii
3. Gangguan Interaksi Sosial b.d Defisiensi Bicara d.d Kurang responsive atau tertarik pada orang lain
1.
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn.A
No. Rm : 23456
Umur : 52 tahun
Hari/tgl DIAGNOSA Tujuan / KriteriaHasil / Indikator RencanaTindakan Rasional
KEPERAWATAN (SLKI) (SIKI)

4 APRIL Nyeri Akut b.d Agen Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri


2021 Pencedera Fisiologi d.d
Mengeluh Nyeri Setelah dilakukan tindakan keperawatan O:  Untuk
DS : selama 2x24 jam diharapkan dapat  Identifikasi lokasi, mengidentifikasi
- Klien mengatakan memenuhi kebutuhan nyeri akut karakteristik, durasi, lokasi, karakteristik,
nyeri pada bagian
abdomen berhubungan dengan agen injury frekuensi, kualitas, durasi, frekuensi,
P : Nyeri fisiologis ( infamasi hepar ) intensitas nyeri kualitas, intensitas
abdomen
 Identifikasi skala nyeri
Q : Seperti
ditusuk-tusuk Indikator Awal Target nyeri  Untuk mengetahui
R : Perut sebelah Keluhan 2 5 N: skala nyeri
kanan
S : 5(1-10) nyeri  Berikan teknik  Untuk mendapatkan
T : Saat Meringis 2 5 nonfarmakologis pilihan terbaik
beraktivitas
Gelisah 2 5 untuk mengurangi strategi meredakan
rasa nyeri nyeri dengan

ii
DO : ( mis.TENS, pertimbangan jenis
Keterangan : hipnosis, akupresur, dan sumber nyeri
 Wajah klien
tampak kesakitan 1. : meningkat terapi musik,  Untuk mengedukasi
jika bagia 2. : cukup meningkat biofeedback, terapi pasien terkait
abdomennya di
tekan 3. : sedang ijat, aromaterapi, penyebab, periode,
 TTV : 4. : cukup menurun teknik imajinasi dan pemicu nyeri
TD : 120/80
mmHg 5. : menurun terbimbing,  Untuk mengedukasi
kompres pasien terkait
N : 84x/menit
hangat/dingin strategi meredakan
S : 37,5C
 Pertimbangkan jenis nyeri
RR :22x/menit
dan sumber nyeri  Untuk pasien
- Inspeksi abdomen :
dan pemilihan mengenali rasa
simetris, perut
strategi meredakan nyeri yang
berbentuk datar,
nyeri dirasakan dan
tidak ada lesi, tidak
E: bagaiman strategi
asites, tidak ada luka
 Jelaskan penyebab mengurangi nyeri
- Auskultasi
periode, dan pemicu yang dilakukan
abdomen : peristaltik
nyeri secara mandiri
usus 10x/menit,
 Jelaskan strategi  Pemberian analgesik
bunyi tympani
meredakan nyeri dilakukan jika
- Palpasi abdomen :
hepar teraba di  Anjurkan monitor teknik
region abdomen nyeri secara mandiri nonfarmakologis
kanan atas 2 jari C: tidak dapat
dibawah costa, tidak  Kolaborasi mengurangi nyeri
rata, agak keras pemberian secara spesifik
- Perkusi abdomen : analgetik, jika perlu
terdapat nyeri ketuk
pada kuadran kanan
atas
- Pasien tampak
meringis

4 APRIL Defisit Nutrisi b.d Status Nutrisi Manajemen Nutrisi


2021 Kurangnya Asupan
Makanan d.d Nafsu Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi:  Untuk
Makan Menurun selama 2x24 jam diharapkan dapat  Identifikasi status mengetahui status
DS : memenuhi kebutuhan defisit nutrisi nutrisi nutrisi pasien
- pasien mengatakan, yang berhubungan dengan kurangnya  Identifikasi makanan  Pemberian
mual menyebabkan n asupan makanan yang di sukai makanan yang
afsu makan menurun,  Identifikasi disukai pasien

ii
terkadang sampai mu kebutuhan kalori dan kepada pasien
ntah Indikato Awal Target jenis nutrient dapat dilakukan
DO : r  Monitor asupan sebagai strategi
- TB: 175 Nafsu nutrisi meingkatkan
2 5
- BB : makan Terapeutik: nafsu makan
Sebelum sakit : 65 Bising  Berikan makanan pasen
2 5
Saat sakit : 63 usus tinggi serat untuk  Untuk
- Indeks Masa Tubuh : Membran mencegah konstipasi mengetahui
2 5
21,22 (Berat badan mukosa  Berikan makanan kebutuhan kalori
ideal) tinggi kalori dan dan jenis nutrien
Keterangan : protein  Untuk
Sebelum sakit : 21,22
1: Memburuk mengetahui
(Berat badan ideal)
2: Cukup memburuk Edukasi : asupan nutrisi
Sesudah sakit : 3: Sedang  Anjurkan posisi pasien
20,57kurang) 4: Cukup membaik duduk  Mencegah
5: Membaik Kolaborasi : konstipasi
 Kolaborasi dengan  Pemberian
ahli gizi untuk makanan tinggi
menentukan jumlah kalori dan tinggi
kalori dan jenis protein dapat
nutrien yang memperbaiki
dibutuhkan status nutrisi
pasien
 Untuk
memberikan
posisi yang
nyaman
 Untuk
mengetahui
kebutuhan kalori
dan jenis nutrien
pasien

4 APRIL Gangguan Interaksi Sosi Interaksi Sosial Promosi Sosialisasi


2021 al b.d Defisiensi Bicara
Setelah dilakukan intervensi keperawata
d.d Kurang responsive at O:  Untuk
n selama 2 x 24 jam, maka interaksi sosi
au tertarik pada orang lai  Identifikasi mengetahui
al meningkat dengan kriteria hasil :
n kemampuan kemampuan
Indikator Awal Target

ii
Ds : melakukan interaksi
melakukan
 Keluarga klien dengan orang lain
Perasaan nyaman de 2 5 interaksi dengan
sangat  Identifikasi hambatan
ngan situasi sosial orang lain
memperhatikan
melakukan interaksi
kesehatan klien  Untuk
Perasaan mudah me 2 5 dengan orang lain
 Klien
nerima atau mengko mengetahui
mengatakan sulit N:
menerima atau m munikasikan perasa hambatan
 Motivasi
engkomunikasika an melakukan
n perasaannya meningkatkan
interaksi dengan
 Klien mengataka Responsive pada ora 2 5 keterlibtan dalam
n merasa tidak ny orang lain
ng lain suatu hubungan
aman untuk berin  Untuk
 Diskusikan kekuatan
teraksi saat teman Perasaan tertarik pa 2 5 meningkatkan
atau saudaranya d dan keterbatasan
da orang lain keterlibtan dalam
atang menjenguk dalam berkomunikasi
Do: suatu hubungan
Keterangan : dengan orang lain
 Selama klien di interaksi
1. : meningkat E:
rawat, keluarga  Untuk
2. : cukup meningkat  Anjurkan
klien membantu
3. : sedang mengetahui
aktivitas klien berinteraksi dengan
 Saat diajak bicara 4. : cukup menurun kekuatan dan
orang lain secara
klien nampak 5. : menurun keterbatasan
bertahap
lemas dan lesu komunikasi
 Klien tampak kur
pasien dengan
ang responsive at orang lain
au tertarik pada o  Untuk
rang lain
meningkatkan
 Kontak mata kura
ng hubungan
interaksi pasien
dengan oranglain

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn.A
No. Rm : 23456
Umur : 52 tahun
NO DX HARI, TANGGAL IMPLEMENTASI RESPON PASIEN
DAN JAM

ii
PELAKSANAAN

1. 4 April 2021 Manajemen Nyeri DS :


 Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
 Pasien mengeluhkan nyeri di perut kanan
07.30 – 08.30 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
atas
 Mengidentifikasi skala nyeri
 Pasien mengatakan nyeri dirasakan saat
 Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
banyak bergerak
mengurangi rasa nyeri ( mis.TENS, hipnosis,
P : Pembengkakan di bagian perut kanan
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
atas
ijat, aromaterapi, teknik imajinasi
Q : Seperti ditusuk-tusuk
terbimbing, kompres hangat/dingin
R : Perut sebelah kanan atas tidak
 Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri
menyebar
daam pemilihan strategi meredakan nyeri
S: Skala nyeri 5 (1-10)
 Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu
T : Setiap saat, saat ditekan atau disentuh
nyeri
DO :
 Menjelaskan strategi meredakan nyeri
 Menganjurkan monitor nyeri secara mandiri  Wajah tampak meringis dan sedikit gelisah
 Mengkolaborasi pemberian analgetik, jika  TTV
perlu TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 37,5˚C
RR : 22 x/menit

2. 4 April 2021 Manajemen Nutrisi DS :

 Pasien mengatakan menyukai buah yang


 Mengidentifikasi status nutrisi
09.00 – 10.30 manis dan segar, dan makanan pada
 Mengidentifikasi makanan yang disukai
umumnya
 Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis
 Pasien mengatakan masih sedikit mual,
nutrien
nafsu makan belum membaik
 Memonitor asupan nutrisi
 Memberikan makanan tinggi kalori dan DO :
tinggi protein  Membrane mukosa tampak pucat
 Menganjurkan posisi duduk  Makanan untuk pasien hanya di habiskan
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk setengah porsi saja
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
 BB : 63 kg
yang dibutuhkan
TB : 175 cm

IMT : 20,57 Kg/m2

3. 4 April 2021 Promosi Sosialisasi DS :

 Pasien mengatakan merasa belum


 Mengidentifikasi kemampuan melakukan

ii
13.00 – 14.00 interaksi dengan orang lain menerima kondisi dirinya saat ini dan
 Mengidentifikasi hambatan melakukan merasa berbeda dengan orang lain
interaksi dengan orang lain DO :
 Memotivasi meningkatkan keterlibtan dalam
 Pasien nampak menolak berinteraksi
suatu hubungan
dengan saudara/kerabat yang
 Mendiskusikan kekuatan dan keterbatasan
menjenguknya, pasien hanya ingin ditemani
dalam berkomunikasi dengan orang lain
keluarganya
 Menganjurkan berinteraksi dengan orang lain
 Pasien nampak kurang kooperaktif
secara bertahap
 Pasien terlihat menarik diri dari lingkungan
lebih banyak murung dan menyendiri saat
ditanya.

4. 5 April 2021 Manajemen Nyeri


 Memonitor lokasi, karakteristik, durasi, DS :
07.30 – 08.30 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
 Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut
 Memonitor skala nyeri
kanan atas berkurang
 Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri P : Pembengkakan di bagia perut kanan atas
 Mengkaji pemahaman pasien terkait pengaja Q : Seperti ditusuk-tusuk
ran strategi meredakan nyeri yang telah diaja R : Perut sebelah kanan atas tidak
menyebar

S: Skala nyeri 3 (1-10)


T : Setiap saat, saat ditekan atau disentuh

 Pasien mengatakan paham tentang strategi


meredakan nyeri

rkan DO :
 Menganjurkan monitor nyeri secara mandiri
 Wajah tampak lebih rileks dan tidak
 Mengkolaborasi pemberian analgetik, jika meringis lagi
perlu  TTV
 TTV
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,5˚C
RR : 22 x/menit

5 5 April 2021 Manajemen Nutrisi DS :

 Pasien mengatakan sudah tidak terlalu mual


09.00 – 10.30  Memonitor status nutrisi
 Istri pasien mengatakan bahwa pasien

ii
 Memonitor asupan nutrisi sudah mampu makan sedikit lebih banyak
 Memberikan makanan tinggi kalori dan dari porsi sebelumnya
tinggi protein DO :
 Menganjurkan posisi duduk
 Membran mukosa tampak sudah tidak
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
terlalu pucat
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
 Bising usus normal
yang dibutuhkan
 BB : 63 kg
TB : 175 cm

IMT : 20,57 Kg/m2

5 5 April 2021 Promosi Sosialisasi DS :

 Pasien mengatakan merasa sedikit lebih


13.00 – 14.00  Memonitor hambatan melakukan interaksi
tenang dan menerima kondisi dirinya
dengan orang lain
DO :
 Memotivasi meningkatkan keterlibatan dalam
 Pasien tampak mulai kembali menerima
suatu hubungan
kehadiran saudaranya jika datang
 Menganjurkan berinteraksi dengan orang lain
menjenguk, dan mulai sedikit berinteraksi
secara bertahap
 Pasien tampak mulai kooperatif
EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Klien : Tn.A


No. Rm : 23456
Umur : 52 tahun
HARI/TGL/ Paraf
NO DX EVALUASI SOAP
WAKTU
1. 4 April 2021 S:

 Pasien mengeluhkan nyeri di perut kanan atas


07.30 – 08.30
 Pasien mengatakan nyeri dirasakan saat banyak bergerak
P : Pembengkakan di bagian perut kanan atas

Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Perut sebelah kanan atas tidak menyebar
S: Skala nyeri 5 (1-10)
T : Setiap saat, saat ditekan atau disentuh
O:

 Wajah tampak meringis dan sedikit gelisah


 TTV

ii
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 37,5◦c
RR : 22x/menit
A : Masalah belum teratasi

Indikator Awal Target Akhir


Keluhan 2 5 2
nyeri

Meringis 2 5 2
Gelisah 2 5 2
Keterangan :
1 : meningkat
2 : cukup meningkat
3 : sedang
4 : cukup menurun
5 : menurun

P : Intervensi dilanjutkan :
 Memonitor lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
 Memonitor skala nyeri
 Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
 Mengkaji pemahaman pasien terkait pengajaran strategi meredakan nyeri y
ang telah diajarkan
 Menganjurkan monitor nyeri secara mandiri
 Mengkolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. 4 April 2021 S:
 Pasien mengatakan menyukai buah yang manis dan segar, dan makanan
pada umumnya
09.00 – 10.30
 Pasien mengatakan masih sedikit mual, nafsu makan belum membaik

O:

 Membrane mukosa tampak pucat


 Makanan untuk pasien hanya di habiskan setengah porsi saja
 Bising usus hiperaktif

 BB : 63 kg
TB : 175 cm
IMT : 20,57 Kg/m2
A: masalah belum teratasi

ii
Indikator Awal Target Akhir
Nafsu 2 5 2
makan
Bising usus 2 5 2
Membran 2 5 2
mukosa

Keterangan :
1: Memburuk
2: Cukup memburuk
3: Sedang
4: Cukup membaik
5: Membaik

P : lanjutkan intervensi
 Memonitor status nutrisi
 Memonitor asupan nutrisi
 Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Menganjurkan posisi duduk
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
3. 4 April 2021 S:

 Pasien mengatakan merasa belum menerima kondisi dirinya saat ini dan
13.00 – 14.00 merasa berbeda dengan orang lain
O:

 Pasien nampak menolak berinteraksi dengan saudara dan kerabatnya


hanya ingin ditemani keluarganya
 Pasien nampak kurang kooperaktif
 Pasien terlihat menarik diri dari lingkungan lebih banyak murung dan
menyendiri saat ditanya.

A : masalah belum teratasi

Indikator Awal Target Akhir


Verbalisasi 2 5 2
isolasi

Perilaku 2 5 2

ii
menarik
diri

Keterangan :
1: Memburuk
2: Cukup memburuk
3: Sedang
4: Cukup membaik
5: Membaik

P : Lanjutkan intervensi
 Memonitor hambatan melakukan interaksi dengan orang lain
 Memotivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan
 Menganjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
4. 5 April 2021 S:

 Pasien mengeluhkan nyeri di perut kanan atas


07.30 – 08.30
 Pasien mengatakan nyeri dirasakan saat banyak bergerak
P : Pembengkakan di bagian perut kanan atas
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Perut sebelah kanan atas tidak menyebar
S: Skala nyeri 3 (1-10)
T : Setiap saat, saat ditekan atau disentuh

O:

 Wajah tampak meringis dan sedikit gelisah


 TTV
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 37,5◦c
RR : 22x/menit
A : Masalah belum teratasi

Indikator Awal Target Akhir


Keluhan 2 5 2
nyeri

Meringis 2 5 2
Gelisah 2 5 2

ii
Keterangan :
1 : meningkat
2 : cukup meningkat
3 : sedang
4 : cukup menurun
5 : menurun

P : Intervensi dilanjutkan :
 Memonitor skala nyeri
 Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
 Menganjurkan monitor nyeri secara mandiri
 Mengkolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

5. 5 April 2021 S:

 Pasien mengatakan sudah tidak terlalu mual


09.00 – 10.30
 Pasien mengatakan sudah mampu makan sedikit banyak porsi dari
sebelumnya

O:
 Membran mukosa sudah tidak terlalu pucat
 Bising usus normal

 BB : 63 kg
TB : 175 cm
IMT : 20,57
A: masalah teratasi Sebagian
Indikator Awal Target Akhir
Nafsu 2 5 4
makan
Bising usus 2 5 5
Membran 2 5 4
mukosa

Keterangan :
1: Memburuk
2: Cukup memburuk
3: Sedang
4: Cukup membaik
5: Membaik

ii
P : lanjutkan intervensi
 Memonitor status nutrisi
 Memonitor asupan nutrisi
Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein

6. 5 April 2021 S:

 Pasien mengatakan merasa sedikit lebih tenang dan menerima kondisi


13.00 – 14.00
dirinya
O:
 Pasien nampak mulai kembali menerima kehadiran teman teman nya jika
datang menjenguk, dan mulai sedikit berinteraksi dengan teman temannya

Pasien nampak mulai kooperatif


A : masalah teratasi sebagian
Indikator Awal Target Akhir
Verbalisasi 2 5 4
isolasi

Perilaku 2 5 4
menarik
diri

Keterangan :
1: Memburuk
2: Cukup memburuk
3: Sedang
4: Cukup membaik
5: Membaik
P : Hentikan Intervensi
 Lanjutkan dirumah

ii
DAFTAR PUSTAKA

Diyono, S.M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan.


Jakarta : Kencana.

Dwi, Y. 2019. Virus Hepatitis B Ditinjau Dari Aspek Laboratorium. Jurnal


Kesehatan Andalas, 8 (4)

Hasil Riskesdas 2014 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.


H, Puti Sari. dkk. 2018. Hubungan Perilaku Cuci Tangan, Pengelolaan Air
Minum Dan Rumah Sehat Dengan Kejadian Hepatitis Di
Indonesia. Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol. 17 No. 1

Marsela, Lidia G. 2020. Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Tn


S Dengan Diagnosa Medis Hepatitis Di ruang Melati RSud
Bangil Pasuruan. Sidoarjo: Akademik Keperawatan Kerta
Cendikia

Nurfajriani. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn S Yang Mengalami


Hepatitis Dengan Masalah Keperawatan Ketidakseimbangan
Nutrisi Dari Kebutuhan Tubuh Diruangan Kasuari Di RS
Bayangkara. Makassar: Akper Mappa O Udang.

PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi Dan


Indikator Diagnostik, Edisi I (Cetakan III). Jakarta: DPP PPNI

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi Dan


Tindakan Keperawatan Edisi II (Cetakan II). Jakarta: DPP PPNI

PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi Dan


Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi II (Cetakan II). Jakarta: DPP
PPNI

Putri, Y.O. 2020. Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Diagnosa


Medis Hepatitis Di Ruang Melati Di RSUD Bangil Pasuruan.
Keperawatan. Akademi Keperawatan Kerta Cendekia. Sidoarjo
Rumini, Umar Z. dan Razia Begum S. 2018. Faktor Risiko Hepatitis B Pada
Pesien Di RSud Dr. Pirngadi Medan. Jurnal Kesehatan
Global, Vol. 1 No. 1

Sasoka, Dwika Sari dan Prijono Satyabakti. 2014. Hubungan Antara


Higiene Perseorangan Dengan Kejadian Hepatitis A Pada
Pelajar/Mahasiswa. Jurnal Berkala Epidemiologi,Vol. 2, No. 3

Sulistiani, D. 2015. Gambaran Perilaku Personal Hygienedan Kejadian


Hepatitis A Pada Siswa Di Pesantren Daarul Muttaqien Cadas
Tangerang. Jakarta : UNJ

Wahyudi, H. 2017. Hepatitis Ilmu Penyakit Dalam Fk Unud/RSUP Sanglah.


Denpasar: Fk UNUD

Zulfian. Octa Reni Setiawati. dan Anisa Sapitia. 2018. Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kejadian Hepatitis B Di
Puskesmas Beringin Kecamatan Lubai Kota Palembang. Jurnal
Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, vol. 5 No. 3

ii

Anda mungkin juga menyukai