Anda di halaman 1dari 2

Fenomena Perceraian di Masa Pandemi

dalam Perspektif Psikologis


Covid-19 bukanlah sebuah kisah tentang Kesehatan belaka namun
efek darinya mempengaruhi seluruh aspek kehidupan. Covid-19 memberikan
banyak imbas dan juga merubah peradaban dunia. Namun jika dilihat dari
segi negatif, nyaris selama 24 jam berada dirumah rentan menimbulkan
berbagai gesekan, konflik yang muncul juga umumnya terjadi akibat
perbedaan pendapat, masa pandemi juga membuat orang yang bekerja jauh
tak bisa pulang untuk bertemu keluarga sehingga sangat besar kemungkinan
ada orang ketiga dalam hubungan rumah tangga.
Menghabiskan waktu sepanjang hari bersama pasangan selama masa
pandemi Covid-19 nyatanya tak selalu berujung harmonis, keharmonisan
pasangan suami istri tidak akan datang begitu saja, terlebih ditengah
bencana Covid-19 sehingga pasangan suami-istri dapat memanfaatkan
waktu untuk membangun kedekatan emosional agar hubungan dapat terjalin
dengan baik sehingga harus diwujudkan melalui perjuangan, pengorbanan,
upaya dan doa.
Perubahan Perilaku
Lepas dari kontroversi tersebut, penulis disini ingin melihat bagaimana
covid 19 bisa mempengaruhi perubahan emosional dan perubahan perilaku
secara pskologi terhadap manusia. Menurut World Health Organization
(WHO) dalam Notoatmodjo (2012), yang menyebabkan seseorang
berperilaku tertentu karena empat alasan pokok, yaitu:
a) Pemahaman dan pertimbangan (thoughts and feeling),
b) Orang penting sebagai referensi (personal reference)
c) Sumber (resources)
d) Kebudayaan
Para pembaca yang Budiman sebagaimana kita ketahui bahwasannya
emosi tingkat kesabaran manusia itu berbeda beda dilihat juga dari berapa
tekanan atau stimulus yang membuat seorang itu mampu berpikir logis atau
bersabar serta efek dan pengaruh lingkungan yang benar-benar
mempengaruhi dalam setiap kehidupan dan juga pola pikir
seseorang (sociality psikologi).

Setiap orang ketika dia mengalami tekanan tekanan yang berat,


kehidupan yang berat otomatis tingkat emosinya juga lebih mudah terpicu
sebagaimana kita melihat data nyata, bagaimana seseorang dalam kondisi
sulit maka permasalahan yang kecil menjadi rumit dan amarah tak terkendali
mudah untuk bangkit, kata-kata yang tadinya biasa dapat menyulut angkara
murka yang berakibat fatal pada kehidupannya.
Banyak faktor perceraian yang menyebabkan perceraian tersebut
diantaranya adalah kondisi ekonomi, adanya orang ketiga dan
ketidakadaaan hubungan romantis dirumah tangga dan juga kondisi
emosional yang tak terkendali. Dalam kondisi ini penulis ingin melihat
bagaimana emosi yang semakin besar karena tekanan tekanan kehidupan
dampak dari Covid ini yang kemudian menyebabkan perceraian dalam
kehidupan rumah tangga, disinilah nampak jelas bahwa dampak dari Covid-
19 juga sangat berpengaruh di dalam kehidupan rumah tangga dari aspek
emosi yang membuat seseorang mudah marah dan mudah memutuskan
sesuatu tanpa berpikir panjang lagi karena tekanan kondisi. Pengaruh emosi
terhadap tingkah laku manusia sangat dominan.
Emosi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkah laku
manusia. Kemampuan seseorang dalam mengarahkan dan menyesuaikan
emosi terhadap suatu situasi akan berpengaruh pada perilaku dan hubungan
sosial. Stern ( Abu Ahmadi, 1998 ) mengemukakan bahwa terdapat tiga
golongan dalam membedakan emosi seseorang, yaitu : 1) emosi individu
yang bersangkutan dengan keadaan-keadaan sekarang yang dihadapi, 2)
emosi yang menjangkau maju, merupakan jangkauan kedepan dalam
kejadian – kejadian yang akan datang, jadi masih dalam pengharapan, 3)
emosi yang berhubungan dengan masa lampau, atau melihat kebelakang
hal-hal yang telah terjadi.
Didalam kondisi ini seorang suami menjadi lebih intens dan ini akan
menimbulkan efek riskan yang amat besar, bagaimana intesitas
menghilangkan kepekaan satu dan lainnya mulai berkurang dan disinilah
emosi-emosi mudah tersulut dan kemudian membuat hubungan rumah
tangga semakin tidak baik. Pada kasus diatas, tampak bahwa keadaan
ekonomi dan juga pengaruh emosi menjadi penyebab utama terjadinya
perceraian dalam rumah tangga. Selain dari permasalahan intern pasangan
itu sendiri, permasalahan ekonomi juga berpengaruh besar terhadap
perceraian dalam rumah tangga. Tanpa disadari pendapatan keluarga
berkurang akibat suami tak lagi bekerja sehingga membuat istri tak sanggup
lagi tinggal serumah akibatnya memilih jalan untuk bercerai.

Anda mungkin juga menyukai