Anda di halaman 1dari 3

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama : Fuad Fahmi, S.Pd


B. Judul Modul : Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum Islam
C. Kegiatan Belajar : KB 1
D. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1. Peta Konsep
Pengertian Al-Qur’an

sumber hukum islam


Al-Qur’an sebagai Kedudukan Al-Qur’an
sebagai sumber hukum islam
Prinsip-prinsip Al-Qur’an
dalam penetapan hukum islam

Kandungan hukum dalam Al-Qur’an

2. Informasi atau Poin-Poin Penting


A. Pengertian Al-Qur’an
1) Pengertian secara bahasa (etimologi)
2) Pengertian secara istilah (terminologi) yang dikutip
dari beberapa ulama ahli Al-Qur’an dan ulama
Ushul
B. Kedudukan Al-Qur’an sebagai sumber hukum islam.
1) Sifat hukum yang tertuang di dalam Al-Qur’an
C. Prinsip-prinsip Al-Qur’an dalam penetapan hukum
islam.
1) Macam-macam prinsip Al-Qur’an dalam penetapan
Konsep (Beberapa istilah
1 hukum islam.
dan definisi) di KB
2) Contoh kasus dalam penetapan hukum islam.
D. Kandungan hukum dalam Al-Qur’an
1) Hukum Aqidah
2) Hukum Ubudiyah
3) Hukum Muamalah
3. Resume Uraian Materi
A. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah bentuk isim masdar yang berasal
dari fi’il madli yaitu “Qa-raa” yang mempunyai arti
membaca, sehingga dalam bentuk isim masdarnya yaitu
“Qur’an” mempunyai arti secara bahasa bacaan.
Menurut Imam Abu Hasan Ali bin Hazim kata “Qur’an”
yang selanjutnya ditambah huruf alif dan lam atau Al
diawal sehingga menjadi “Al-Qur’an” bertujuan untuk
menunjukkan pada kekhususan tentang sesuatu yang
dibaca, sedangkan penambahan Alif dan Nun diakhirnya
bertujuan untuk menunjukkan pada makna suatu bacaan
yang paling sempurna. Hal ini beliau dasarkan pada
firman Allah swt. sendiri yang tertuang dalam QS al-
Qiyamah ayat 17-18 dan QS Fushilat ayat 3.
Sedangkan Al-Qur’an secara istilah (terminologi)
menurut ulama’ ahli Al-Qur’an (Muhammad Ali al-

Resume Fuad Fahmi, S.Pd KB-1 : Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum Islam
Shobuni, Muhammad Musthofa al-Salabi, dan
Khudhari Beik) dapat disimpulkan definisinya yaitu:
Wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW melalui perantara malaikat Jibril untuk
disampaikan kepada umat manusia secara Mutawatir
(Bersambung) yang selanjutnya ditulis dalam satu
mushaf dengan diawali surat Al-Fatihah dan diakhiri
surat An-Naas untuk kemudian dijadikan pedoman
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Menurut ulama
ushul Al-Qur’an adalah Kalam Allah swt. yang khusus
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. untuk
disampaikan kepada ummatnya.
B. Kedudukan Al-Qur’an sebagai sumber hukum islam.
Al-Qur’an merupakan undang-undang dasar
tertinggi bagi umat Islam dalam artian Al-Qur’an
menjadi sumber hukum utama bagi umat islam sebelum
sumber-sumber hukum islam lainya seperti Hadits, Ijma’
dan Qiyas, sehingga semua hukum dan sumber hukum
lainnya ini tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur’an.
Hal in berdasarkan pada firman Allah swt. yang tertuang
dalam QS. Al-Nisa’ ayat 59 dan diperkuat dalam Hadits
Nabi yang berdialog dengan Mu’az bin Jabal ketika
diutus ke Yaman.
Hukum yang terkandung dalam Al-Qur’an rata-rata
bersifat umum (kulli), tidak membicarakan
permasalahan hukum secara terperinci atau yang kecil-
kecil (juz’i), artinya tidak satu persatu suatu masalah
dibicarakan. Karena itu, Al-Qur’an memerlukan
penjelasan lebih lanjut, dan hadis merupakan penjelasan
utama bagi Al-Qur’an, seperti rukun-rukun dalam
pelaksanaan Shalat, Zakat dan kewajiban-kewajiban
lainnya. Adapun Al-Qur’an hanya memuat pokok pokok
yang meliputi semua persoalan yang berhubungan
dengan urusan dunia dan akhirat.
Menurut Imam Ghazali, ayat-ayat Al-Qur’an yang
berisi tentang hukum ada 500 ayat, dan terbagi kepada
dua macam, yaitu: ayat yang bersifat ijmali (global) dan
ayat yang bersifat tafsili (detil). Ayat-ayat Al-Qur’an
yang berisi tentang hukum itu disebut dengan ayat al-
ahkam. Dasar bahwa kedudukan Al-Qur’an merupakan
satu-satunya sumber yang pertama dan paling utama
dalam hukum Islam adalah firman Allah dalam QS al-
Maidah/5: 49
C. Prinsip-prinsip Al-Qur’an dalam penetapan hukum
islam.
Dalam menetapkan sebuah hukum, Al-Qur’an
mempuyai tiga macam prinsip yaitu :
1) Tidak Menyulitkan atau Memberatkan ( ‘Adam al-
Harj) yang berdasarkan pada QS Al-Baqarah ayat
185. Contoh kasusnya adalah diperbolehkannya
seseorang untuk menqhasar atau menjamak shalat
bagi yang bepergian sejauh ketentuan Syara’. Dalam
hal ini islam menyebutnya dengan istilah Rukhshah
atau dispensasi.
2) Menyedikitkan Beban (Taqlil al-Takalif) yang
berdasrkan pada QS Al-Maidah ayat 101. Contoh
kasusnya tertuang dalam ayat tersebut larangan
untuk bertanya kepada Nabi tentang perkara yang
akan menyusahkan ketika dijelaskan.

Resume Fuad Fahmi, S.Pd KB-1 : Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum Islam
3) Bertahap dalam Pelaksanaan (al-Tadrij fi al-Tasyri’).
Contoh kasus dalam cara ini adalah pengharaman
khamr yang ditetapkan dalam tiga proses: Pertama
menjelaskan manfaat khamar lebih kecil dibanding
akibat buruknya yang tertuang dalam QS Al Baqarah
ayat 219, lalu kemudian yang kedua melarang pelaku
salat dalam keadaan mabuk yang tertuang dalam QS
Al-Nisa’ ayat 43, dan yang terakhir yaitu
menegaskan hukum haram kepada khamar dan
perbuatan buruk lainnya berdasarkan pada QS Al-
Maidah ayat 90.
D. Kandungan hukum dalam Al-Qur’an
Kandungan hukum dalam Al-Qur’an ada tiga yaitu :
1) Hukum yang mengatur aqidah atau keimanan
seseorang terhadap Allah swt., Malikat-malaikat,
Kitab-kitab, Nabi-Nabi, Taqdir dan Hari Qiyamat.
2) Hukum yang mengatur masalah Ubudiyah atau
hubungan manusia dengan Allah swt.
3) Hukum yang mengatur masalah Muamalah atau
hubungan antar sesama manusia.

1. Mengenai prinsip Al-Qur’an dalam menetapkan hukum


yang kedua yaitu Menyedikitkan Beban (Taqlil al-Takalif)
berdasarkan pada QS Al-Maidah ayat101 yang artinya “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan
Daftar materi pada KB (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu
2
yang sulit dipahami akan menyusahkan kamu”
Pertnyaannya adalah kira-kira contoh pertanyaan seperti apa
yang ketika sudah dijelaskan akan menyusahkan kita selaku
ummat nabi, padahal didalam potongan QS Al-Nahl ayat 43
dijelaskan ‫فاسألوا اهل الذكر ان كنتم ال تعلمون‬.
Dari semua konsep dalam materi pembelajaran ini menurut
pandangan saya tidak ada yang tidak berhubungan atau terjadi
miskonsepsi. Hanya saja setelah saya mempelajari materi ini
Daftar materi yang sering terdapat isi materi yang sepertinya kurang sesuai untuk
3 mengalami miskonsepsi diletakkan dalam Konsep “Kedudukan Al-Qur’an sebagai
dalam pembelajaran sumber hukum islam” yaitu mengenai materi sifat hukum dalam
Al-Qur’an. Dimana menurut saya seharusnya sifat-sifat hukum
yang terdapat dalam Al-Qur’an menjadi konsep tersendiri.

Resume Fuad Fahmi, S.Pd KB-1 : Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum Islam

Anda mungkin juga menyukai