LP Febris Otw
LP Febris Otw
Disusun oleh :
IIS ALFIA NOFITASARI
NIM. SN221069
PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN FEBRIS DI RUANG ANGGREK
RSUD DR SOERATNO GEMOLONG
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
2. Etiologi Demam
Demam sering disebabkan karena infeksi. Penyebab demam selain
infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau
reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu
sentral (misalnya perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai
ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian
pengambilan riwayat penyekit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik,
observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium,
serta penunjang lain secara tepat dan holistic (Nurarif, 2015).
Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal dalam
Thobaroni (2015) bahwa etiologi febris diantaranya:
a. Suhu lingkungan.
b. Adanya infeksi.
c. Pneumonia.
d. Malaria.
e. Otitis media
f. Imunisas
3. Manifestasi Klinis
Menurut Nurarif (2015) tanda dan gejala terjadinya febris adalah:
a. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,5⁰C -39⁰C)
b. Kulit kemerahan
c. Hangat pada sentuhan
d. Peningkatan frekuensi pernapasan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
g. Kehilangan nafsu makan
4. Komplikasi
Menurut Nurarif (2015) komplikasi febris adalah:
a. Dehidrasi : demam meningkatkan penguapan cairan tubuh
b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam).
Sering terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam
24 jam pertama demam dan umumnya sebentar, tidak berulang.
Kejang demam ini juga tidak membahayakan otak.
a. Takikardi
b. Insufisiensi jantung
c. Insufisiensi pulmonal
d. Kejang demam
Monosit/makrofag
Tubuh kehilangan
cairan
Sitokin pirogen
Penurunan cairan
intrasel
Mempengaruhi
hipotalamus anterior
Demam
Membran
Kelemahan Peningkatan suhu
mukosa kering
tubuh
Intoleransi
Aktivitas Hipovolemia
Hipertermi
6. Penatalaksanaan
Menurut Kania dalam Wardiyah, (2016) penanganan terhadap demam
dapat dilakukan dengan tindakan farmakologis, tindakan non
farmakologis maupun kombinasi keduanya.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani demam pada
anak :
a. Tindakan farmakologis
Tindakan farmakologis yang dapat dilakukan yaitu memberikan
antipiretik berupa:
- Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen merupakan obat pilihan
pertama untuk menurunkan suhu tubuh. Dosis yang diberikan
antara 10-15 mg/Kg BB akan menurunkan demam dalam waktu
30 menit dengan puncak pada 2 jam setelah pemberian. Demam
dapat muncul kembali dalam waktu 3-4 jam.
Paracetamol dapat diberikan kembali dengan jarak 4-6 jam dari
dosis sebelumnya. Penurunan suhu yang diharapkan 1,2 – 1,4 oC,
sehingga jelas bahwa pemberian obat paracetamol bukan untuk
menormalkan suhu namun untuk menurunkan suhu tubuh.
Efek samping parasetamol antara lain : muntah, nyeri perut,
reaksi, alergi berupa urtikaria (biduran), purpura (bintik
kemerahan di kulit karena perdarahan bawah kulit), bronkospasme
(penyempitan saluran napas), hepatotoksik dan dapat
meningkatkan waktu perkembangan virus seperti pada cacar air
(memperpanjang masa sakit).
- Ibuprofen
Ibuprofen merupakan obat penurun demam yang juga
memiliki efek antiperadangan. Ibuprofen merupakan pilihan kedua
pada demam, bila alergi terhadap parasetamol.
Ibuprofen dapat diberikan ulang dengan jarak antara 6-8
jam dari dosis sebelumnya. Untuk penurun panas dapat dicapai
dengan dosis 5mg/Kg BB. Ibuprofen bekerja maksimal dalam
waktu 1jam dan berlangsung 3-4 jam. Efek penurun demam lebih
cepat dari parasetamol.
Ibuprofen memiliki efek samping yaitu mual, muntah, nyeri
perut, diare, perdarahan saluran cerna, rewel, sakit kepala, gaduh,
dan gelisah. Pada dosis berlebih dapat menyebabkan kejang
bahkan koma serta gagal ginjal.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi : nama, tempat/ tanggal lahir, umur, jenis kelamin, nama
orang tua, perkerjaan orang tua, alamat, suku, bangsa, agama.
b. Keluhan utama
Klien yang biasanya menderita febris mengeluh suhu tubuh panas
> 37,5 °C, berkeringat, mual/muntah.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Pada umumnya didapatkan peningktan suhu tubuh diatas 37,5 °C,
gejala febris yang biasanya yang kan timbul menggigil,
mual/muntah, berkeringat, nafsu makan berkurang, gelisah, nyeri
otot dan sendi.
d. Riwayat kesehatan dulu
Pengakjian yang ditanyakan apabila klien pernah mengalmi
penyakit sebelumnya.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit yang pernah di derita oleh keluarga baik itu penyakit
keturunan ataupun penyakit menular, ataupun penyakit yang sama.
f. Genogram
Petunjuk anggota keluarga klien.
g. Riwayat kehamilan dan kelahiran
Meliputi : prenatal, natal, postnatal, serta data pemebrian imunisasi
pada anak.
h. Riwayat sosial
Pengkajian terhadap perkembangan dan keadaan sosial klien
i. Kebutuhan dasar
2. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran
Biasanya kesadran klien dengan febris 15 – 13, berat badan serta
tinggi badan
b. Tanda – tanda vital
Biasa klien dengan febris suhunya > 37,5 °C, nadi > 80 x i 3)
c. Head to toe
- Kepala dan leher
Bentuk, kebersihan, ada bekas trauma atau tidak
- Kulit, rambut, kuku
Turgor kulit (baik-buruk), tidak ada gangguan / kelainan.
- Mata
Umumnya mulai terlihat cekung atau tidak.
- Telingga, hidung, tenggorokan dan mulut
Bentuk, kebersihan, fungsi indranya adanya gangguan atau tidak,
biasanya pada klien dengan febris mukosa bibir klien akan kering
dan pucat.
- Thorak dan abdomen
Biasa pernafasan cepat dan dalam, abdomen biasanya nyeri dan
ada peningkatan bising usus bising usus normal pada bayi 3 – 5 x
i.
- Sistem respirasi
Umumnya fungsi pernafasan lebih cepat dan dalam.
- Sistem kardiovaskuler
Pada kasus ini biasanya denyut pada nadinya meningkat
- Sistem muskuloskeletal
Terjadi gangguan apa tidak.
- Sistem pernafasan
3. Data penunjang
Biasanaya dilakukan pemeriksaan labor urine, feses, darah, dan
biasanya leokosit nya > 10.000 ( meningkat ) , sedangkan Hb, Ht
menurun
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermia (D.0130)
b. Hipovolemia
3. Perencanaan Keperawatan
Hipertermia
Tujuan : Suhu tubuh agar tetap berada pada rentang normal
Kriteria Hasil :
1)Menggigil menurun
Observasi
a) Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis, frekuensi nadi
meningkat, nadi terasa lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urin
menurun, hematokrit meningkat, haus lemah)
b) Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
Berikan asupan cairan oral
Edukasi
Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis, NaCl, RL)
b) Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis, glukosa 2,5%,
NaCl 0,4%)
Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis, albumin, plasmanate)
Kolaborasi pemberian produk darah