Makalah Muamalat
Makalah Muamalat
MAKALAH
Di Susun Oleh :
AL-MUSADDADIYAH GARUT
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanyalah milik allah SWT ,berkatnya kami bisa Menyusun
makalah ini dengan harapan besar agar bermanfaat bagi kami pada khususnya
dan bagi para pelajar lainya amiin. Sahlawat dan salam semoga selalu tercurah
limpahkan kepada Nabi tertiggi yakni Nabi Muhammad SAW.
Penulis,
2
Daftar pustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teori HaK
2. Bagaimana Asal-usul teori Hak?
3. Apa saja Macam-macam teori hak?
C. Tujuan Pembahsan
1. Mengetahui tentang Pengertian teori Hak.
2. Mengetahui tentang Asal-usul teori Hak.
3. Mengetahui tentang Macam-macam teori Hak.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Teuku Muhamad Hasbi Ash-Shiddieqy, Op.cit., hlm. 120
5
B. Asal-usul Teori Hak
Sebelum manusia memulai untuk hidup berdampingan dengan
sesamanya atau hidup bermasyarakat dan sebelum terciptanya
hubungan antara seseorang dengan orang lain, mungkin kita tidak akan
pernah mendengar apa yang dinamakan hak.
Setiap manusia yang hidup secara bermasyarakat pasti akan
bertolong-menolong dalam menghadapi berbagai macam kegiatan.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk memenuhi kepentingan/kebutuhan,
seseorang bisa mendapatkannya dari alam secara langsung atau bahkan
dari milik orang lain. Ketika seseorang sudah bersinggungan dengan
milik orang lain, maka boleh jadi akan timbul pertentangan-
pertentangan kehendak yang dapat berujung pada pertikaian kedua
belah pihak. Maka untuk memelihara kepentingan masing-masing
perlu ada suatu peraturan yang mengatur batas-batas kepentingan
seorang dimasyarakat. Artinya peraturan itu ada agar seseorang
mengetahui apa yang menjadi hak-nya dan sebaliknya, sehingga ia
2
tidak akan melanggar hak orang lain.
2
Teuku Muhamad Hasbi Ash-Shinddieqy, Pengantar Fiqh Muamalah, Semarang : Pustaka Rizki
Putra, 1999, hlm. 119.
6
Hak Manusia adalah hak yang ditunjukan untuk kepentingan
manusia secara individu sebagai pemiliki hak, contohnya hak
milik. 3
2. Dari segi objek atau subtansinya hak dibedakan menjadi dua, yaitu
:
a. Hak syahsi
Hak syahsi adalah suatu kewajiban yang dibebankan kepada
manusia untuk kepentingan orang lain berdasarkan hukum
syara’.
b. Hak aini
Hak aini adalah kekuasaan atau kewenangan dan keistimewaan
yang muncul akibat hubungan secara langsung antara manusia
dengan benda tertentu. Macam-macam hak aini antara lain,
yaitu :
1. Hak milkiyah adalah kekuasaan atas sesuatu benda yang
memberikan keistimewaan kepada pemilik hak untuk
mentasharufkan benda tersebut secara bebas sepanjang
tidak ada halangan syara’.
2. Hak intifa’ adalah hak untuk memanfaatkan harta benda
orang lain melalui sebab-sebab yang dibenarkan oleh
syara’. 4
3. Hak irtifaq adalah hak pakai atau memanfaatkan benda tak
bergerak (tanah) 5.
4. Hak istihan adalah hak yang diperoleh dari harta yang
digadaikan yang berkaitan dengan harta bukan zakatnya.
5. Hak ihtibas adalah hak menahan sesuatu benda yang
ditemukan. 6
3
Gufron Mas’adi, Fiqh Muamalah Kontektual, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2002, hlm. 44.
4
Gufron Mas’adi, Fiqh Muamalah Kontektual, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2002, hlm. 46-
49.
5
Ibrahim Lubis, Ekonomi Islam : Suatu Pengantar, Jakarta : Kalam Mulia, 1994, hlm. 271.
6
Sohari Sahrani dan Ruf’ah Abdullah, Fikih Muamalah, Bogor : Ghalia Indonesia, 2011, hlm. 34.
7
3. Dari segi kewenangan hak dibedakan dua, yaitu :
a. Hak diyani adalah hak yang tidak dapat dicampuri oleh
kekuasaan negara atau hakim seperti persoalan hutang yang
tidak dapat diselesaikan didepan pengadilan umum, akan tetapi
dituntut dihadapan Allah.
b. Hak qada adalah hak yang berada dibawah kekuasaan hakim
dan dapat dibuktikan didepan pengadilan sepanjang pemilik
hak ssnggup menuntut dan membuktikan haknya tersebut 7.
4. Dari segi kemasyarakatan hak dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Hak individu dilingkungan keluarga
Setiap anggota keluarga memiliki hak dan keawajiban sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Misalnya
seorang istri berhak mendapatkan mahar dan nafkah, dan
sebaliknya seorang suami berhak menjadi kepala keluarga yang
mengarahkan kehidupan keluarga. Begitupun seorang anak
berhak mendapatkan nafkah, pendidikan, perawatan dan
pengarahan orang tuanya.
b. Hak individu dilingkungan masyarakat
Setiap individu dalam masyarakat mempunyai kedudukan yang
sama didalam masyarakat. Oleh karena itu, setiap individu juga
berhak memperoleh keadilan dalam mendapatkan pekerjaan
dan perlindungan hukum bagi dirinya tanpa membedakan ras,
suku, agama dan sebagainya.
Islam saja mengkendaki adanya keadilan yang menjamin
ditegakannya kesamaan hak, tetapi lebih dari itu islam
menghendaki terlaksananya kebajikan terutama fakir miskin.
Setiap individu dalam masyarakat bertanggung jawab
melengkapi kebutuhan primer kaum miskin.
c. Hak individu dilingkungan negara
7
Gufron Mas’adi, Fiqh Muamalah Kontektual, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2002, hlm. 51-
55.
8
Hak individu dalam hubungannya dengan negara diantaranya
adalah kebebasan bertempat tinggal dan mendapat
perlindungan hukum bagi diri, keluarga, dan hartanya.
Begitupun sebaliknya, negara dalam hal ini dalah pemimpin
juga berhak memperoleh kesetiaan, ketaatan, dan sikap
nasionalisme dari rakyatnya.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak bersal dari bahasa arab yaitu haq. Secara terminologi hak
mempunyai dua pengertian utama yaitu : Hak merupakan sekumpulan
kaidah yang mengatur hubungan antar manusia baik yang berkaitan
dengan perorangan maupun harta benda, dan Hak merupakan
kewenangan atau kekuasaan atas sesuatu atau sesuatu yang wajib bagi
seseorang untuk orang lain.
Setiap manusia yang hidup secara bermasyarakat pasti akan
bertolong-menolong dalam menghadapi berbagai macam kegiatan.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk memenuhi kepentingan/kebutuhan,.
Artinya peraturan itu ada agar seseorang mengetahui apa yang menjadi
hak-nya dan sebaliknya, sehingga ia tidak akan melanggar hak orang
lain. Macam-macam hak, yaitu : hak Allah, hak mukallaf, Hak syahs,
hak aini, hak malkiyah, hak intifa, hak irtifaq, hak istihan, hak ihtibas.
B. Saran
Dalam menyusun makalah ini penyusun sadar ,masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu ,kami menerima masukan-masukan untuk
perbaikan kearah yang lebih baik lagi. Semoga teman teman tidak puas
dengan tulisan ini agar dapat dikaji kembali dengan pemahaman yang
lebih mendalam.
10
Daftar Pustaka
Teuku Muhamad Hasbi Ash-Shiddieqy, Op.cit., hlm. 120
Teuku Muhamad Hasbi Ash-Shinddieqy, Pengantar Fiqh Muamalah, Semarang :
Pustaka Rizki Putra, 1999, hlm. 119.
11