Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 2

Nama Mahasiswa : ……………………………………………………………......

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : ………………………………………………………….....…

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4405/Materi dan Pembelajaran IPS SD

Kode/Nama UPBJJ : …………………………………………………………….....

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. - Perang Diponegoro adalah salah satu perang yang menimbulkan banyak kerugian bagi tentara
Belanda
- Perang Diponegoro dipimpin oleh Pangeran Diponegoro yang berlangsung kuarng lebih 5
tahun
- Perang ini berakhir dengan kemenangan oleh tentara Belanda dan menjadi penegasan bahwa
pulau Jawa berada di bawah kekuasaan Belanda.

2. Wujud kebudayaan yang terdapat pada paparan di atas adalah wujud kebudayaan gagasan dan
wujud kebudayaan sebagai aktivitas. Hal ini dikarenakan pada paparan tersebut terdapat
perubahan baik tingkah laku, pola pikir, dan nilai-nilai yang berada pada suatu masyarakat.
Faktor yang dapat membantu terjadinya perubahan kebudayaan adalah dari dalam masyarakat
sendiri lebih tertarik dengan kebudayaan luar dibandingkan kebudayaan sendiri. Sedangkan
dari luar masyarakat kebudayaan yang dibawa dari luar mudah untuk menyesuaikan
kebudayaan yang sudah ada.

3. Dari tahun ke tahun pertumbuhan rakyat Indonesia terus meningkat. Bahkan Indonesia menjadi
negara nomor empat di dunia dengan jumlah penduduk terbesar hingga mencapai 250 juta jiwa
pada saat ini, dan diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya. Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada
tahun 2035 mendatang berjumlah 305,6 juta jiwa. Jumlah ini meningkat 28,6 persen dari tahun
2010 yang sebesar 237,6 juta jiwa. Hal ini akan menguntungkan bagi negara Indonesia, apabila
penduduk yang terus bertambah dibarengi dengan bertambahnya jumlah usia produktif, dan
didukung dengan melimpahnya sumber daya alam Indonesia berpeluang menjadi negara maju
di masa mendatang. Hal ini ditambah dengan adanya bonus demografi (demograpfic deviden)
yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2020-2030 nanti. Sebenarnya apa itu Bonus
Demografi? Dan bagaimaana dampaknya terhadap negara berkembang seperti Indonesia? Dan
apa saja tantangan dan faktor pendukung dari bonus demografi?

Bonus demografi merupakan suatu fenomena di mana struktur penduduk sangat


menguntungkan masyarakat dari sisi pembangunan karena usia produktif lebih banyak dari
pada usia non produktif, artinya beban ketergantungan akan berkurang dengan perbandingan
64 persen penduduk usia produktif menanggung hanya 34 persen penduduk usia non produktif.
Usia produktif merupakan penduduk yang telah mencapai usia 15 – 64 tahun dan dinyatakan
telah mampu menjadi pekerja dan mampu menghasilkan dengan persentase berkisar 66,5
persen dari total jumlah penduduk Indonesia, sedangkan usia non produktif penduduk usia 0 –
14 tahun berkisar 27,3 persen dan diatas 64 tahun berkisar 6,1 persen seperti anak – anak dan
lansia. Dalam bahasa ekonomi kependudukan, bonus demografi sendiri dimaknai dengan
keuntungan ekonomis yang disebabkan semakin besarnya jumlah tabungan dari penduduk
produktif sehingga dapat memacu investasi dan pertumbuhan ekonomi. Kondisi tersebut juga
lazim dikenal sebagai jendela kesempatan (windows of opportunity) bagi suatu negara, dengan
melakukan akselerasi ekonomi dengan menggenjot industri manufaktur, infrastruktur, maupun
UKM karena berlimpahnya angkatan kerja tersebut.

Hal ini termasuk dalam perubahan sosial yang cepat. Dikarenakan perkembangan penduduk
dan juga potensi kemampuan kerja akan terus berkembang sejalan dengan perkembangan
jaman yang ada.

4. Termasuk dalam konflik sosial berbentuk konflik antarkelas sosial. Hal ini dikarenakan konflik
ini muncul karena adanya perbedaan-perbedaan kepentingan di antara kelas-kelas yang ada di
masyarakat.

Buruh menilai pembahasan omnibus law antara panitia kerja (panja) Badan Legislasi (Baleg)
DPR bersama pemerintah masih belum sesuai harapan mereka. Selain itu, aksi tersebut
sekaligus sebagai pemanasan menjelang aksi mogok nasional buruh Indonesia pada 6-8
Oktober 2020.
Alternatif penyelesaian kasus ini diantara lain:
- Pemberian Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) untuk karyawan kontrak dan
outsourcing yang jelas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
- penetapan nilai kenaikan dan jenis industri yang mendapatkan UMSK dilakukan di
tingkat nasional.

5. 1. Faktor Tenaga Kerja (SDM)


Faktor produksi yang paling dasar keberhasilan adalah faktor tenaga kerja atau faktor Sumber
Daya Manusia. Proses produksi tidak akan dihasilkan jika tidak ada tenaga manusia. Apalagi
jika bentuk usaha nya adalah skala besar. 
Beberapa tahun terakhir, tidak dipungkiri banyak terobosan dan kecanggihan teknologi.
Dimana memproduksi barang dapat digantikan menggunakan mesin robot. Sehingga pihak
perusahaan tidak perlu membutuhkan SDM. Meskipun pihak perusahaan  tidak merekrut
banyak orang, tetap saja Sumber Daya Manusia tetap dibutuhkan untuk menjadi operator
mesin robot itu sendiri. 
Misalnya seperti Karyawan yang bekerja sebagai HRD yang mengelola karyawan masuk
keluar. Atau bagian marketing yang fokus pada strategi dan analisis pasar.
Bahkan menurut Kominfo (2020), Indonesia membutuhkan sebanyak 129.465 pekerja yang
ahli di bidang digital. Artinya, banyak yang mulai digantikan dengan robot tetapi banyak juga
pekerjaan baru yang muncul dan menyerap tenaga kerja manusia.

2. Faktor Sumber Daya Alam (SDA)


Terutama untuk pelaku usaha yang membutuhkan bahan baku dari Sumber Daya Alam.
Mereka pasti akan bergantung. Coba bayangkan jika sumber daya alam tidak tersedia lagi,
maka proses produksi akan berhenti.
Sementara kita tahu, sumber daya alam ada yang dapat dihasilkan secara continue. Namun ada
juga SDA yang tidak mampu mencukupi atau memenuhi permintaan akibat proses regenrasi
bahan dasarnya memakan waktu lebih lama dibandingkan permintaan atauppun proses
produksi. 
Contoh : Pabrik gerabah, yang mengandalkan bahan baku dari tanah liat. Saat tanah liat yang
disediakan alam semesta berkurang, maka proses produksi pun juga akan mengalami
keterlambatan. 

3. Faktor Modal
Faktor produksi yang ketiga masalah modal. Ada yang bilang modal uang tidak penting, yang
penting adalah modal dengkul. Saya rasa itu setengah benar dan setengah salah. Tergantung
dari konteks dan peruntukannya. 
Jika konteksnya adalah menghasilkan produk untuk dijual belikan, atas nama sendiri bukan
karena reseller ataupun dropship, maka modal uang itu penting. Bahkan pelaku usaha makanan
pinggir jalan yang kecil-kecilan sekalipun mereka butuh modal awal demi mendapatkan
keuntungan yang diharapkan. 
Sementara untuk mendapatkan modal uang itu sendiri pun sekarang ada banyak cara yang bisa
dilakukan. Mulai mengajukan pinjaman ke bank, menawarkan proposal kepada para investor,
dan bisa dengan hasil uang tabungan. 
Contoh : Anak orang kaya mudah jika ingin menjalankan usaha, karena uang mudah
didapatkan. Sementara bagi orang biasa akan kesulitan mendapatkan modal untuk merintis
usaha yang mengharuskan mengeluarkan modal uang.
Perlu diketahui juga, bahwa faktor produksi modal dapat berupa uang, mesin, dan gedung.

4. Faktor Kewirausahaan
Faktor produksi yang keempat adalah faktor kewirausahaan. Ternyata tidak semua orang
memiliki jiwa entrepreneur yang tinggi. Tidak semua orang memiliki perspektif menjadi jiwa
kewirausahaan. Maka dari itu, jika kamu ingin menjalankan sebuah bisnis yang langgeng,
perlu sekali memahami dan mempelajari konsep kewirausahaan. 
Kewirausahaan tidak melulu berbicara tentang modal awal berupa uang. Tetapi juga berbicara
tentang mentalitas dalam menghadapi berbagai masalah. Termasuk bagaimana mengolah
perspektif dan sudut pandang terhadap peluang. 
Buat kamu yang merasa tidak memiliki jiwa kewirausahaan, kamu bisa mempelajari prinsip
dasarnya. Setidaknya dengan demikian kamu bisa menstimulus dan berlatih. Ingat, menjadi
orang sukses itu tidak selalu karena privilege keluarganya yang kaya. Tetapi juga karena
memiliki kemauan dan semangat untuk berubah.

6. Paradigma pembangunan ekonomi konvensional mengartikan pembangunan ekonomi hanya


sekedar kenaikan pendapatan perkapita, sehingga tidaklah mengherankan jika pembangunan
ekonomi identik dengan pertumbuhan ekonomi. Negara-negara sedang berkembang banyak
yang terjebak oleh paradigma ini. Hal ini ditandai dengan target pertumbuhan ekonomi yang
tinggi yang harus dicapai oleh setiap negara sedang berkembang untuk keluar dari
kesengsaraan. Namun dalam kenyatannya paradigma pembangunan ekonomi yang hanya 53|
Pembangunan Ekonomi menekankan pada pertumbuhan ekonomi memberikan dampak tidak
seperti yang diharapkan.

2 ahli yang mendukung konsep paradigma ini:


- menurut Hettne, Bagi negara sedang berkembang yang sebagain sebagai besar
merupakan negara miskin, amatlah sulit untuk melakukan pembentukan modal, oleh
karena itu mengundang investor asing melalui penanaman modal asing (PMA) dan
utang luar negeri tidak dapat dihindarkan. Konsep pembangunan yang mengutamakan
pertumbuhan ekonomi didasarkan pada pengalaman pembangunan di negara-negara
EROPA yang disebut dengan Eropa Sentris atau Eurocentrism

- Myrdal, Dudley dan Seers, mempunyai kecenderungan bahwa pembangunan lebih


banyak menekankan pada aspek sosial, yaitu pentingnya mengurangi kemiskinan,
tingkat pengangguran dan ketidakmerataan distribusi pendapatan. Berdasarkan hal
tersebut, maka pembanguan haruslah ditujukan pada perluasana kesempatan kerja dan
pemerataan distribusi pendapatan. Hal inilah yang mendorong munculnya konsep baru
dalam memahami makna pembangunan. Terdapat 5 (lima) strategi baru dalam
pembangunan ekonomi, yaitu strategi pertumbuhan dengan distribusi, strategi
kebutuhan pokok, strategi pembangunan mandiri, strategi pembangunan berkelanjutan,
dan strategi pembangunan berdimensi etnik.

Anda mungkin juga menyukai