Anda di halaman 1dari 21

Mata Kuliah Pengembangan Program Pembelajaran Matematika (P3M)

CRITICAL BOOK REPORT

“BARISAN DAN DERET BILANGAN”

Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Program Pembelajaran


Matematika

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Asmin, M.Pd.

Disusun oleh :

NAMA : LISA ARIANI

NIM : 4193311001

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA

KELAS : PSPM F 2018

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan hidayahNya saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report pada
mata kuliah Pengembangan Program Pembelajaran Matematika ini dengan baik dan
tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan tugas KKNI ini tidak sedikit hambatan yang saya hadapi.
Namun, saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyelesaian laporan ini merupakan
berkat bantuan dari Tuhan Yang Maha Esa dan berbagai sumber lain.

Terima kasih juga kepada dosen pengampu saya bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd.
Atas bimbinganya saya dapat menyelesaikan laporan tugas ini dengan baik. Semoga
laporan tugas ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran, khususnya bagi
saya sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Dan tak lupa pula saya meminta maaf jika dalam laporan tugas Critical Book
Report ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat saya harapkan agar kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi laporan agar menjadi lebih baik lagi.

Medan, Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1


1.2 Tujuan .............................................................................................................. 1
1.3 Manfaat ............................................................................................................ 1

BAB II ISI BUKU ............................................................................................................ 3

2.1 Identitas Buku ................................................................................................. 3


2.2 Ringkasan Isi Buku ......................................................................................... 4

BAB III PEMBAHASAN .............................................................................................. 15

3.1 Kelebihan dan Kekurangan Buku I ................................................................ 15


3.2 Kelebihan dan Kekurangan Buku II ............................................................... 15

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................ 16

4.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 16


4.2 Saran ............................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam Critical Book Review ini, mahasiswa dituntut untuk lebih banyak
membaca agar menambah pengetahuan di dalam mata kuliah Pengembangan
Program Pembelajaran Matematika. Dan mahasiswa mampu mengkritisi buku seta
mengambil kesimpulan isi buku. Keterampilan membuat Critical Book Review pada
saya dapat menguji kemampuan dalam meringkas dan menganalisis sebuah buku
serta membandingkan buku yang dianalisis dengan buku yang lain, mengenal dan
memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang dikritik.
Dalam mempelajari Pengembangan Program Pembelajaran Matematika, kita
mempelajari barisan dan deret. Barisan dan deret terbagi yaitu aritmetika dan
geometri, dan cara menyelesaikannya. Dengan demikian, setelah kita batasi
cakupannya maka kita dapat lebih fokus membahas satu per satu pembahasan yang
kita buat.

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan Critical Book Review ini adalah untuk :
1. Memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Program Pembelajaran
Matematika, yaitu mengkritik buku matematika baik buku SMA ataupun buku
lainnya.
2. Melatih mahasiswa berpikir kritis dalam mencari informasi yang disajikan oleh
buku.
3. Mengajarkan mahasiswa mengulas dan menelaah isi buku.
4. Melatih mahasiswa agar mampu membandingkan buku yang satu dengan buku
yang lainnya termasuk didalamnya kelebihan dan kelemahan isi buku.

1.3 Manfaat
Manfaat penulisan Critical Book Review ini antara lain :
1. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami isi buku.

1
2. Agar mahasiswa secara tidak langsung menguasai materi yang dibahas dalam
buku.
3. Menumbuhkan kekreatifan berpikir dan menelaah sebuah buku.
4. Agar mahasiswa mengetahui keunggulan dan kelemahan sebuah buku.
5. Agar mahasiswa mampu memiliki krekreatifan dalam mengembangkan ide dari
setiap pembahasan buku.

2
BAB II

ISI BUKU

2.1 Identitas Buku


Buku Utama
1. Judul : Matematika
2. Penulis : Wahyudin Djumanta
3. Penerbit : Grafinfo Media Pratama
4. Kota Terbit : Bandung
5. Tahun Terbit : 2005
6. Tebal Halaman : vi + 266 halaman
7. ISBN : 978-979-7581-32-9
8. Ukuran : 18 x 25 cm
9. Bahasa Teks : Bahasa Indonesia

Buku Pembanding
1. Judul : SI TEMAN (Evaluasi Terpadu Mandiri dan Rektreasi)
2. Penulis : Mochammad Ridho
3. Penerbit : PT. Grasindo
4. Kota Terbit : Jakarta
5. Tahun Terbit : 2007
6. Tebal Halaman : viii + 123 halaman
7. ISBN : 979-759-781-4
8. Ukuran : 18 x 25 cm
9. Bahasa Teks : Bahasa Indonesia

3
2.2 Ringkasan Buku
Buku Utama
A. Barisan Bilangan
Bilangan-bilangan yang diurutkan dengan pola (aturan) tertentu
membentuk suatu barisan bilangan. Misalnya, barisan bilangan
a. 40, 44, 48, 52, 56, ..., 80
b. 1, 3, 5, 7, 9, ..., 51 dan
c. 2, 4, 6, 8, 10, ..., 98.
Suatu barisan bilangan dapat dibentuk dari bilangan-bilangan yang tidak
mempunyai pola (aturan) tertentu, misalnya barisan bilangan 1, 2, 5, 7, 3, 4, ... .
Barisan bilangan seperti ini disebut barisan bilangan sebarang.
Bilangan-bilangan yang membentuk suatu barisan bilangan disebut suku
barisan. Misalnya, pada barisan bilangan 1, 3, 5, 7, ... suku ke-1 dari barisan
tersebut adalah 1, suku ke-2 adalah 3, suku ke-3 adalah 5, suku ke-4 adalah 7,
dan seterusnya.
Jadi, suatu barisan bilangan dapat dikatakan sebagi suatu barisan yang
dibentuk oleh suku-suku bilangan.

B. Deret Bilangan
Perhatikan kembali barisan-barisan bilangan berikut.
a) 40, 44, 48, 52, 56,
b) 1, 3, 5, 7, 9,
c) 2, 4, 6, 8, 10.
Dari ketiga barisan tersebut, dapat diperoleh penjumlahan berikut.
a) 40 + 44 + 48 + 52 + 56,
b) 1 + 3 + 5 + 7 + 9,
c) 2 + 4 + 6 + 8 + 10.
Penjumlahan suku-suku dari barisan-barisan tersebut dinamakan deret.
Oleh karena itu, U 1 ,U 2 , U 3 , … ,U nadalah suatu barisan bilangan, maka
U 1 +U 2 +U 3 +…+U n dinamakan deret.

4
C. Barisan Aritmetika
Perhatikan keempat barisan bilangan berikut.
a) 1, 3, 5, 7, 9, ..., U n,
b) 99, 96, 93, 90, ..., U n ,
c) 1, 2, 5, 7, 12, ..., U n,
d) 2, 4, 8, 16, 32, ..., U n .
Selisih dua suku berurutan pada barisan (a) selalu tetap, yaitu 2.
Demikian pula selisih dua suku berurutan pada barisan (b) selalu tetap, yaitu 3.
Barisan bilangan yang demikian dinamakan barisan aritmetika. Adapun selisih
dua suku berurutan pada barisan (c) titak tetap. Barisan bilangan (c) bukan
merupakan barisan aritmetika.
Pada barisan aritmetika, selisih dua suku berurutan dinamakan beda dab
dilambangkan dengan b. Secara umum, barisan aritmetika didefinisikan sebagai
berikut.
Suatu barisan U 1 ,U 2 , U 3 , … ,U n, U n +1 dinamakan barisan aritmetika jika
untuk setiap n bilangan asli memenuhi
U n +1−U n=U n−U n +1=…=U 2−U 1=b .
Jika suku pertama barisan aritmetika adalah a dengan beda b maka barisan
aritmetika U 1 ,U 2 , U 3 , … ,U n menjadi a , a+ b , a+2 b , … , a+ ( n−1 ) b

U1 U2 U3 Un
Dengan demikian, suku ke-n barisan aritmetika dirumuskan sebagai berikut.
U n =a+ ( n−1 ) b
Contoh Soal
1. Periksalah apakah barisan-barisan berikut merupakan barisan aritmetika atau
bukan.
a. 1 ,−1 ,−3 ,−5 ,−7 ,−9 ,−11,−13 ,−15
b. 2 ,−2 , 2 ,−2 ,−2
c. 2 ,13 ,24 ,35 , 46 ,57
Penyelesaian :
a. Barisan aritmetika dengan b=−1−1=−3− (−1 )=−5−(−3 )=−2

5
b. Bukan barisan aritmetika karena selisih dua suku yang berurutan tidak
sama atau tidak tetap.
c. Barisan aritmetika dengan b=13−2=24−13=35−24=11
2. Tentukan suku ke-8 dan suku ke-15 dari barisan 1, 3, 5, 7, ..., 41.
Penyelesaian :
Diketahui barisan 1, 3, 5, 7, ..., 41 maka
a=1 , b=2 sehingga
U n =a+ ( n−1 ) b
U 8 =1+ ( 8−1 ) 2=1+14=15
U 15=1+ ( 15−1 ) 2=1+ 28=29
Jadi, suku ke-8 adalah 15, sedangkan suku ke-15 adalah 29.
3. Tentukan suku ke-20 dari barisan bilangan asli yang merupakan kelipatan 3.
Penyelesaian :
Barisan bilangan asli kelipatan 3 adalah 3, 6, 9, 12, ..., 90.
a=3 , b=3 sehingga
U n =a+ ( n−1 ) b
U 20 =3+ ( 20−1 ) 3=3+57=60
Jadi, suku ke-20 dari barisan bilangan asli kelipatan 3 adalah 60.

D. Deret Aritmetika
Dari kedua barisan aritmetika pada Bagian 3, dapat diperoleh
penjumlahan sebagai berikut.
a) 1 + 3 + 5 + 7 + 9 + ... + U n .
Deret ini dinamakan deret aritmetika naik karena nilai U n semakin besar.
b) 99 + 96 + 93 + 90 + ... + U n ,
Deret ini dinamakan deret aritmetika turun karena nilai U n semakin kecil.
Menentukan suku-suku pada deret aritmetika.
Misalkan, jumlah n suku pertama deret tersebut dilambangkan dengan Sn maka
Sn=a+ ( a+ b ) +…+ ( a+ ( n−2 ) b ) + ( a+ ( n−1 ) b )
Sn= ( a+ ( n−1 ) b ) + ( a+ ( n−2 ) b )+ …+ ( a+ b ) +a
+
2 S n=( 2 a+ ( n−1 ) b ) + ( 2 a+ ( n−1 ) b ) + …+ ( 2 a+ ( n−1 ) b ) + ( 2 a+ ( n−1 ) b )

n faktor sama
6
2 S n=n ( 2 a+ ( n−1 ) b ) maka
n
Sn= ( 2 a+ ( n−1 ) b )
2
Jadi, jumlah n suku pertama deret aritmetika adalah
n
Sn= ( 2 a+ ( n−1 ) b )
2
Oleh karena U n =a+ ( n−1 ) b, rumus Sn dapat dituliskan sebagai berikut.
n n
Sn= ( a+U n )atau Sn= ( U 1 +U n )
2 2
Contoh Soal
1. Tentukan beda suku ke-10 dan jumlah 10 suku pertama dari barisan 5, 10,
15, 20, ..., 80.
Penyelesaian :
5, 10, 15, 20, ..., 80.
n=10 ; a=U 1=5 ; b=U 2−U 1=10−5=5
U n =a+ ( n−1 ) b sehingga
U 10 =5+ (10−1 ) 5=5+ 45+50 .
n
Sn= ( 2 a+ ( n−1 ) b )
2
10
S10 = ( 2 ×5+ (10−1 ) 5 )=5 ( 10+ 45 )=275
2
Atau
n
Sn= ( U 1 +U n ) sehingga
2
10
S10 = ( 5+50 )=275
2
Jadi, beda = 5, suku ke-10 = 50, dan jumlah 10 suku pertama = 275.
2. Tentukan jumlah bilangan bulat antara 250 dan 1.000 yang habis dibagi 7.
Penyelesaian :
Bilangan bulat antara 250 dan 1.000 yang habis dibagi 7 adalah 252 + 259 +
266 + ... + 994.
Deret bilangan ini merupakan deret aritmetika dengan
a=252 , b=7 , U n =994 sehingga
U n =a+ ( n−1 ) b⇔ 994=252+ ( n−1 ) 7

7
⇔ 994=252+7 n−7
⇔ 994=245+7 n
⇔ 7 n=994−245
⇔ 7 n=749
⇔ n=107
n
Sn= ( U 1 +U n ) maka
2
107
S107 = ( 252+994 )=66.661
2
Jadi, jumlahnya adalah 66.661.
3. Jumlah n suku pertama suatu deret aritmetika dirumuskan dengan
2
Sn=5 n −4 n. Tentukanlah suku ke-n deret tersebut.
Penyelesaian :
Jumlah n sukupertama adalah Sn=5 n2−4 n
Jumlah ( n−1 ) suku pertama adalah
2
Sn−1=5 ( n−1 ) −4 ( n−1 )
2
¿ 5(n −2 n+1)−4 ( n−1 )
¿ 5 n2−10 n+5−4 n+ 4
2
¿ 5 n −14 n+9
U n =S n−Sn−1

¿ ( 5 n −4 n )−( 5 n −14 n+9 )


2 2

2 2
¿ 5 n −4 n−5 n +14 n−9
¿ 10 n−9
Jadi, suku ke-n deret tersebut adalah U n =10 n−9 .

E. Barisan Geometri
Perhatikan ketiga barisan berikut ini.
a) 5, 15, 45, 135,
b) 160, 80, 40, 20,
c) 2, 8, 24, 120.
15 45 135
Pada barisan (a) tampah bahwa = = =3
5 15 45

8
Jadi, perbandingan dua suku yang berurutan pada barisan tersebut sama,
yaitu 3. Demikian pula barisan (b) memiliki perbandingan yang sama untuk dua
1
suku yang berurutan, yaitu . Barisan bilangan (a) dan (b) dinamakan barisan
2
geometri. Adapun perbandingan dua suku yang berurutan pada barisan (c) tidak
sama. Barisan (c) bukan merupakan barisan geometri.
Perbandingan dua suku yang berurutan pada barisan geometri dinamakan
pembanding atau rasio, dilambangkan dengan p.
Secara umum, barisan geometri didefinisikan sebagai berikut.
Suatu barisan U 1 ,U 2 , U 3 , … ,U n, U n +1 dinamakan barisan geometri
apabila untuk setiap n bilangan asli berlaku
U n+1 U n U n−1 U
− = =…= 2 =p .
U n U n−1 U n −2 U1
Jika suku pertama barisan geometri adalah a dengan pembandingnya p maka
barisan geometri U 1 ,U 2 , U 3 , … ,U n dinyatakan dengan a , ap ,ap 2 , … , ap n−1 , …

U1 U2 U3 Un

Sehingga rumus suku ke-n barisan geometri adalah sebagai berikut.


U n =apn−1
Contoh Soal
1. Periksalah apakah barisan-barisan berikut merupakan barisan geometri atau
bukan.
a. 1 , 4 , 16 , 64 , 256
b. 1 ,3 ,5 , 7 , 9 ,11 , 13 ,15 , 17
c. 2 ,−2 , 2 ,−2 , 2
Penyelesaian :
a. Barisan geometri karena perbandingan dua suku berurutan sama, yaitu
4 16 64 256
= = = =4 .
1 4 16 64
b. Bukan barisan geometri karena perbandingan dua suku berurutan tidak
3 5
sama, yaitu ≠
1 3

9
c. Barisan geometri karena perbandingan dua suku berurutan sama, yaitu
-1.
2. Tentukan pembanding (rasio) dan suku ke-8 dari barisan geometri berikut.
a. 2 , 6 ,18 , 54 , … , 39 , 366
5 5
b. 20 , 10 ,5 , , … ,
2 64
Penyelesaian :
6 18
a. a=2 dan p= = =3
2 6
n−1
U n =ap sehingga U 8 =2× 38−1=2 ×37 =4.374 .
Jadi, pembanding (rasio) = 3 dan suku ke-8 = 4.374.
10 5 1
b. a=20 dan p= = =
20 10 2

() ()
8−1
n−1 1 1 7 5
U n =ap sehingga U 8 =20 =20 =
2 2 32
1 5
Jadi, pembanding (rasio) = dan suku ke-8 = .
2 32

F. Deret Geometri
Seperti yang telah diketahui, jika U 1 ,U 2 , U 3 , … ,U n adalah barisan
geometri, suku-sukunya dapat ditulis a , ap ,ap 2 , ap 3 , … , ap n−1. Dari barisan
geomrtri tersebut, kamu dapat memperoleh barisan penjumlahan
2 3 n−1
a+ ap+ap + ap +…+ ap .
Barisan penjumlahan ini disebut deret geometri. Misalkan, jumlah n suku
pertama deret geometri dilambagkan dengan Sn maka berlaku hubungan berikut.
2 n−2 n−1
Sn=a+ap+ ap +…+ ap +ap
pSn =ap+ ap2 +ap3 + …+ apn −1 +ap n
-
n
( 1− p ) Sn=a−ap
¿ a(1− pn )
Dengan demikian, jumlah n suku pertama deret geometri adalah sebagai berikut.
a ( 1−p n )
Sn = ; p<1
1− p
atau

10
a ( p n−1 )
Sn = ; p>1
p−1
Contoh Soal
1. Tentukan jumlah delapan suku pertama dari barisan geometri berikut.
a. 2, 6, 18, 54, ...
3 3 4 3
b. , , , ,…
2 4 8 16
Penyelesaian :
6 18
a. a=2 dan p= = =3
2 6
a ( p n−1 )
Sn =
p−1
2 ( 3 −1 ) 2 ( 6.561−1 )
8
S8 = = =6.56 0
3−1 2
Jadi, jumlah delapan suku pertamanya adalah 6.560.
3 3 3 1
b. a= dan p= : =
2 4 2 2
a ( 1−p )
n
Sn =
1− p

( ( )) (
8

S8 =
3
2
1−
1
2
=
3
2
1−
1
256 )
1 1
1−
2 2

¿ ( )
3 255
2 256
=3
255
256
255
Jadi, jumlah delapan suku pertamanya adalah 3 .
256

Buku Pembanding

A. Pengertian Barisan dan Deret


1. Barisan
 Barisan adalah urutan suatu bilangan yang diurutkan menurut aturan
tertentu.
 Secara umum, barisan suatu bilangan dituliskan sebagai berikut.

11
U 1 ,U 2 , U 3 ,U 4 , … .

2. Deret
 Deret adalah jumlah suku-suku dari suatu barisan.
 Secara umum, barisan suatu bilangan ditulisan sebagai berikut.
U 1 +U 2 +U 3 +…+U n
sebanyak n suku

B. Barisan Aritmetika Naik dan Turun


1. Pengertian Deret Aritmetika
Deret aritmetika adalah barisan yang tersusun dengan aturan bahwa suku-
sukunya bertambah dengan bilangan tertentu secara tetap.

2. Beda
Beda atau b adalah hasil pengurangan suku kedua dan suku pertama.
b=U 2−U 1 atau b=U n−U n−1

3. Suku ke-n
 Deret aritmetika naik adalah deret yang bertambah secara tetap atau
beda positif.
 Bentuk umum suku ke-n dari deret aritmetika adalah sebagai berikut.
U n =a+ ( n−1 ) ∙ b
Dimana
Un : Suku ke-n
a : Suku Pertama
n : Banyaknya suku
b : Beda
 Deret aritmetika turun adalah deret yang berkurang secara tetap, artinya
beda (b) negatif.
 Bentuk umum suku ke-n deret aritmetika turun adalah sebagai berikut.

U n =a+ ( n−1 ) ∙ b

12
Dimana
Un : Suku ke-n
a : Suku Pertama
n : Banyaknya suku
b : Beda
Secara umum, suku ke-n barisan aritmetika adalah
U1 U2 U3 U4 ... Un

a Suku Pertama
C. Jumlah a+ b a+ a+ 3 b …
2b Aritmetika
Deret a+ ( n−1 ) ∙ b

Secara umum, jumlah n suku pertama dari deret aritmetika dituliskan sebagai
berikut.

1
Sn= n ( a+U n )
2

Dimana
Sn : Jumlah n suku pertama
a : Suku pertama
Un : Suku terakhir ¿ a ( n−1 ) b

D. Barisan Geometri Naik dan Turun


1. Pengertian Deret Geometri
Deret geometri adalah barisan yang tersusun dengan aturan, yaitu suku-
sukunya merupakan hasil kali dari suku tertentu sebelumnya dengan pengali
yang tetap.

2. Deret Geometri Naik


Deret geometri naik merupakan deret yang mempunyai aturan bahwa suku-
suku pada deret geometri merupakan hasil kali dari suku sebelumnya dengan
pengali atau rasio (r) bilangan positif lebih dari 1.

3. Deret Geometri Turun

13
Deret Geometri turun merupakan deret yang mempunyai aturan bahwa suku-
suku pada deret geometri merupakan hasil bagi dari suku sebelumnya
dengan pengali atau rasio (r) bilangan positif kurang dari 1.

E. Suku Ke-n dan Jumlah n Suku Pertama Deret Geometri


1. Rasio
 Rasio atau r adalah hasil bagi suku kedua dan suku pertama
 Secara umum, rasio deret geometri dituliskan sebagai berikut.
U2 Un
r= atau r =
U1 U n−1
2. Suku ke-n dari deret geometri
U n =a . r n−1
Dimana
U n : Suku ke-n
a : Suku Pertama
n : Banyaknya suku
r : Rasio
Secara umum, suku ke-n barisan aritmetika adalah
U1 U2 U3 U4 ... Un

a a.r 2 3 … a.r
n−1
a.r a.r

3. Jumlah suku ke-n dari deret geometri


a ( r n−1 )
Sn = ,r ≠ 1
r−1
Dimana
Sn : Jumlah suku ke-n
a : Suku pertama
r : rasio

14
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan dan Kekurangan Buku I (Buku Utama)


1) Kelebihan
Dalam buku ini terdapat penjelasan materi yang sangat lengkap, karena
di dalam sudah terdapat konsep, rumus, contoh soal ternyata penyelesaian dari
contoh soal tersebut. Pemaparan materinya juga sangat mudah untuk dipahami
karena dalam penjelasan langsung dikaitkan dengan contoh. Setiap pembahasan
terdapat contoh soal, sehingga membuat pembaca lebih mudah memahami
materi barisan dan deret bilangan ini. Bahasa di dalam buku juga mudah
dipahami dan tersusun secara detail dan terperinci.

2) Kekurangan
Buku ini hampir tidak memiliki kekurangan, karena semuanya sudah
tertata dengan rapi dan jelas. Namun, ada satu kekurangannya yaitu buku ini
dipenuhi dengan tulisan sehingga tidak ada hal yang menarik pembaca untuk
membaca buku ini.

3.2 Kelebihan dan Kekurangan Buku II (Buku Pembanding)


1) Kelebihan
Penjelasan materi barisan dan deret pada buku ini dijelaskan secara
ringkas, serta sudah tertera rumus dan penjelasan dari rumus tersebut.

2) Kekurangan
Buku ini masih sangat jauh dari kata sempurna, karena buku ini banyak
terdapat kekurangan. Bahasa di dalam buku ini sulit untuk dipahami, karena
tidak menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar. Penjelasannya juga
kurang tepat, karena pemaparan materinya masih banyak terdapat kesalahan dan
tidak sesuai dengan sub-babnya. Dalam penjelasan materi, buku ini tidak
memuat contoh soal, sehingga pembaca sulit memahami materi barisan dan
deret bilangan.

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan kritik kedua buku di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
kedua buku memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan Pada buku I, yaitu dalam buku ini terdapat penjelasan materi yang
sangat lengkap, karena di dalam sudah terdapat konsep, rumus, contoh soal ternyata
penyelesaian dari contoh soal tersebut. Pemaparan materinya juga sangat mudah
untuk dipahami karena dalam penjelasan langsung dikaitkan dengan contoh. Setiap
pembahasan terdapat contoh soal, sehingga membuat pembaca lebih mudah
memahami materi barisan dan deret bilangan ini. Bahasa di dalam buku juga mudah
dipahami dan tersusun secara detail dan terperinci. Namun, ada satu kekurangannya
yaitu buku ini dipenuhi dengan tulisan sehingga tidak ada hal yang menarik
pembaca untuk membaca buku ini.
Kelebihan pada buku II, yaitu penjelasan materi barisan dan deret pada buku
ini dijelaskan secara ringkas, serta sudah tertera rumus dan penjelasan dari rumus
tersebut. Namun, buku ini juga memiliki kekurangan, yaitu bahasa di dalam buku ini
sulit untuk dipahami, karena tidak menggunakan bahasa indonesia yang baik dan
benar. Penjelasannya juga kurang tepat, karena pemaparan materinya masih banyak
terdapat kesalahan dan tidak sesuai dengan sub-babnya. Dalam penjelasan materi,
buku ini tidak memuat contoh soal, sehingga pembaca sulit memahami materi
barisan dan deret bilangan.

16
4.2 Saran
Berdasarkan Critical Book Report pada kedua buku ini, saya menyarankan
kepada penulis untuk melakukan perbaikan pada hal-hal yang menjadi kelemahan
buku. Seperti membuat keterangan yang mendalam akan pelaksanaan teknik
maupun konsep yang digunakan dalam buku dan membuat penjabaran materi yang
menarik dan tidak monoton agar pembaca dapat merasa terlibat di dalamnya.
Adapun saran yang dapat saya berikan untuk pembaca adalah dalam
pembuatan laporan Critical Book Report ini masih jauh dari kesempurnaan,
dikarenakan keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang saya miliki maka dari itu
kami mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik yang dapat
membangun laporan Critical Book Report ini menjadi laporan yang lebih baik lagi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Djumanta, Wahyudin. 2005. Matematika. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Ridho, Mochammad. 2007. Si Teman ((Evaluasi Terpadu Mandiri dan Rektreasi).


Jakarta: PT. Grasindo.

18

Anda mungkin juga menyukai