Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PROBLEMA PENDIDIKAN MATEMATIKA


Peran, Faktor-faktor, Permasalahan, dan Alternatif Solusi dalam Motivasi Belajar
Matematika

Prof. Dr. Ahmad Fauzan, M.Pd, M.Sc

Kelompok 3

Bella Zahra Maharani 19029137


Niza Destria Safitri 19029034
Nurhasanah 19029038
Nur Fauziah Elisman 19029036
Yumi Fardila Listari 19029127

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami kirimkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya, makalah yang berjudul “Peran, Faktor-faktor, Masalah, dan Alternatif Solusi
dalam Motivasi Belajar Matematika” ini dapat dituntaskan dengan lancar dan sesuai dengan
waktu yang telah diberikan.Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Problematika Pendidikan Matematika. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Prof. Dr. Ahmad Fauzan, M.Pd, M.Sc, selaku dosen mata kuliah Problematika Pendidikan
Matematika yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah bekerjasama dan membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis masih mengalami beberapa kendala, seperti
kurangnya pengetahuan dalam penyusunan makalah dan materi yang disajikan dalam bentuk
makalah ini pun masih sangat terbatas. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis harapkan kritik dan saran demi tercapainya karya tulis yang lebih baik
kedepannya. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangsih pemikiran bagi para pembaca khususnya mahasiswa. Sekian dari penulis dan
terima kasih.

Padang, 12 September 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 2

BAB I ................................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ................................................................................................................ 3

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah....................................................................................................... 4

C. Tujuan ......................................................................................................................... 4

BAB II .................................................................................................................................. 5

PEMBAHASAN ................................................................................................................... 5

A. Peran Motivasi Belajar Matematika........................................................................ 5

B. Berbagai Permasalahan Motivasi Belajar Matematika Siswa ................................ 7

C. Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Berbagai Permasalahan Motivasi Belajar


Matematika Siswa ........................................................................................................... 9

D. Alternatif Solusi untuk Mengatasi Permasalahan Motivasi Belajar Matematika 13

Siswa............................................................................................................................... 13

BAB III ............................................................................................................................... 15

PENUTUP .......................................................................................................................... 15

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 15

B. Saran ....................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 16

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang memiliki peranan
dalam kehidupan manusia, baik secara sadar ataupun secara tidak sadar kegunaan matematika
dalam kehidupan ini sangat dirasakan kegunaannya. Matematika merupakan salah satu ilmu
dasar. Matematika tidak hanya diperlukan untuk mempelajari matematika lebih lanjut dalam
jenjang yang lebih tinggi, tetapi juga diperlukan untuk mempelajari ilmu-ilmu lain seperti
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), ilmu teknik, kedokteran, ilmu ekonomi dan lain sebagainya.
Matematika juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika merupakan realitas
kehidupan sehari-hari, namun sementara ini menjadi sumber stres yang tidak bisa dipungkiri.
Bagi sebagian besar siswa, matematika merupakan pelajaran yang sulit dan menyebalkan,
bahkan matematika menjadi penghambat bagi studi mereka. Perasaan sulit tersebut terjadi
antara lain karena siswa kurang memotivasi diri untuk mencoba dan pengalaman yang telah
diperolehnya dalam pembelajaran matematika memiliki kesan yang kurang baik.
Dalam pelajaran matematika, dibutuhkan berbagai kemampuan untuk dapat
menyelesaikan soal yang diberikan. Kemampuan untuk mengerjakan soal matematika bukan
hanya sekedar menghafal rumus, tetapi juga ketelitian dan keyakinan atau anggapan yang
positif terhadap matematika. Sehingga jika seseorang sudah berada dalam tekanan maka yang
terjadi adalah lupa dan tidak berkeinginan untuk melanjutkan menyelesaikan soal. Salah satu
faktor yang memepengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar yaitu motivasi dan persepsi
siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi menjadi pendorong dan penggerak siswa
dalam aktivitas belajar.
Motivasi merupakan proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku,
artinya siswa yang termotivasi akan melakukan suatu kegiatan dengan penuh energi, terarah,
fokus dan bertahan lama. Motivasi siswa di kelas berkaitan dengan alasan di balik perilaku
siswa dan sejauh mana perilaku mereka diberi 2 semangat, punya arah dan dipertahankan
dalam jangka lama. Jika murid tidak menyelesaikan tugas karena bosan, maka dia
kekurangan motivasi, jika siswa menghadapi tantangan soal dan berusaha menyelesaikan soal
tersebut hingga selesai maka dia memiliki motivasi yang besar. Motivasi siswa memiliki nilai
dalam pengajaran bahkan dianggap sangat penting dan sebagai syarat mutlak untuk belajar.
Disekolah seringkali terdapat siswa yang malas, suka membolos dan sebagainya. Dalam hal
demikian berarti bahwa siswa tidak mendapatkan motivasi yang tepat sehingga tidak dapat

3
mencapai tujuan pembelajar yang diharapkan. Motivasi akan timbul karena seseorang
merasakan suatu kebutuhan tertentu sehingga seseorang akan mencapai tujuan tertentu
dengan melakukan satu hal untuk mencapainya. Selain motivasi, faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar adalah pengalaman siswa dalam belajar
melalui panca indera yang dilibatkannya sehingga siswa memperoleh pengalaman sensorik
sederhana atau yang disebut sebagai persepsi. Persepsi dipengaruhi oleh pengetahuan
seseorang tentang suatu objek yang telah di peroleh sehingga seseorang dapat menyusun
prasangka atau dugaan pada objek tersebut.
Prestasi belajar yang diperoleh siswa pada akhir kegiatan belajar tentu tidak dapat
terlepas dari proses yang dijalaninya selama pembelajaran berlangsung. Siswa akan
menghadapi suatu situasi yang membutuhkan dorongan yang kuat dari dalam diri siswa untuk
mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapinya, selain itu siswa harus memiliki
keyakinan yang kuat serta persepsi positif pada suatu pelajaran. Hal tersebut dapat
menjadikan prestasi belajar siswa menjadi cukup baik karena dorongan atau motivasi dan
persepsi siswa dalam pelajaran matematika yang tinggi dan positif

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja peran motivasi belajar matematika siswa?

2. Apa saja permasalahan motivasi belajar matematika siswa?

3. Apa saja factor-faktor terjadinya permasalahan motivasi pembelajaran

Matematika siswa?

4. Apa saja alternatif solusi dari permasalahan motivasi belajar matematika siswa?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja peran motivasi belajar matematika siswa.
2. Untuk mengetahui apa saja permasalahan motivasi belajar matematika siswa.

3. Untuk mengetahui apa factor-faktor terjadinya permasalahan motivasi

pembelajaran matematika siswa.


4. Untuk mengetahui apa saja alternatif solusi dari permasalahan motivasi belajar
matematika siswa.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran Motivasi Belajar Matematika
Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu “movere” yang berarti menggerakkan.
Menurut Mc Donald yang dikutip oleh (Kompri, 2016)Motivasi adalah suatu perubahan
energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulya afektif (perasaan) dan
reaksi untuk mencapai tujuan, sehingga timbulnya motivasi dalam diri individu dapat
disadari atau tidak. Menurut (Widiarti, 2018)Motivasi belajar merupakan suatu keadaan
untuk yang terdapat dalam diri individu berupa dorongan atau keinginan untuk
mencapai suatu tujuan.
Menurut (Uno, 2011)Motivasi memiliki fungsi dalam pembelajaran yaitu (1)
sebagai menentukan penguatan belajar, (2) memperjelas tujuan belajar, (3) menentukan
ketekunan dalam belajar. Menurut (Hamalik, 2001) motivasi juga memiliki fungsi yaitu
(1) mendorong timbulnya suatu kelakuan atau suatu perbuatan, artinya motivasi tidak
dapat timbul jika tidak adanya aktivitas dalam belajar. (2) motivasi berperan sebagai
pengarah, artinya motivasi motivasi mengarahkan kepada bentuk pencapaian tujuan
yang akan dicapai. (3) notivasi berperan sebagai penggerak, artinya besar kecilnya
motivasi di dalam diri individu menentukan cepat atau lambatnya pergerakan uutk
merespons kegiatan yang dilakukan.
Menurut (Mudjiman, 2007 )Dalam membentuk motivasi belajar juga
dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah (1) Faktor pengetahuan tentang
kegunaan belajar, (2) Faktor kebutuhan untuk belajar, (3) Faktor kemampuan untuk
melakukan kegiatan belajar, (4) Faktor kesenangan terhadap ide malakukan kegiatan
belajar, (5) Faktor pelaksanaan kegiatan belajar, (6) Faktor hasil belajar, (7) Faktor
kepuasan terhadap hasil belajar, (8) Faktor karakteristik pribadi dan lingkungan
terhadap proses pembuatan keputusan. Menurut (Slameto, 2003)Faktor lain yang
mempengaruhi motivasi juga diantaranya adalah (1) Faktor internal, yaitu faktor yang
berasal dari dalam individu meliputi : kesehatan, perhatian, minat, bakat, (2) Faktor
Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar individu meliputi : metode, mengajar, alat
peraga, dan waktu sekolah. Oleh karena itu, Faktor dalam motivasi belajar merupakan
hal yang sangat penting untuk diperhatikan, dengan adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi dalam belajar dapat mengembangkan aktivitas siswa untuk
dapat lebih giat dalam belajar dan mengembangkan potensi yang dimilikinya

5
penelitian Akhmad (2015) yang mengemukakan bahwa rata-rata motivasi
belajar siswa pada pembelajaran matematika sebesar 2,78 yang berkategori cukup baik.
Dengan ini, motivasi belajar sangat membantu untuk memberikan kekuatan, baik dari
dalam maupun dari luar yang mendorong siswa dalam mencapai prestasi belajar yang
sudah targetkan. Mengetahui adanya peranan motivasi belajar dalam pembelajaran
seyoginya guru memiliki peran penting dalam menjaga kualitas motivasi belajar siswa
agar tercapai keberhasilan dalam pembelajaran. Motivasi belajar pada dasarnya
merupakan daya penggerak dari dalam diri siswa untuk melakukan suatu kegiatan
belajar dan memastikan keberlangsungan pembelajaran (Lina & Meri, 2017)
Motivasi belajar yang tinggi dengan dibarengi adanya kepercayaan diri, besar
kemungkinan akan menghasilkan prestasi belajar yang baik. oleh karena itu motivasi
belajar mempunyai peranan yang sangat penting sebagai daya penggerak untuk
mengarahkan siswa dalam belajar (Adiputra & Mujiyati, 2017). Kekuatan motivasi
yang dimliki siswa akan menentukan kualitas perilaku yang ditampilkan oleh siswa
dalam belajar diantaranya ialah kepercayaan diri, keuletan dalam menghadapi tugas,
dan kecemasan saat tes. Akan tetapi, rendahnya motivasi belajar dapat dialami siswa
ketika merasa kesulitan dalam mempelajari materi, kecemasan diri pada saat tes yang
dipengaruhi oleh ketidakpahaman siswa mengenai materi pelajaran, hal inilah yang
menyebabkan menurunnya kemampuan siswa pada saat tes (Suprihatin Siti, 2015).
Berdasarkan penelitian motivasi belajar sangat penting dalam pembelajaran, karena
motivasi belajar merupakan suatu proses yang memberi semangat belajar, arah dan
kegigihan prilaku dalam pembelajaran. Artinya siswa yang termotivasi dalam belajar
dirinya akan berperilaku penuh dengan energi, terarah dan tahan lama. Siswa yang
termotivasi dalam belajar yang didasari atas minatnya maka untuk mencapai prestasi
belajar akan lebih mudah dan terarah.
Motivasi belajar yang tinggi dengan dibarengi adanya kepercayaan diri, besar
kemungkinan akan menghasilkan prestasi belajar yang baik. oleh karena itu motivasi
belajar mempunyai peranan yang sangat penting sebagai daya penggerak untuk
mengarahkan siswa dalam belajar (Adiputra & Mujiyati, 2017). Kekuatan motivasi
yang dimliki siswa akan menentukan kualitas perilaku yang ditampilkan oleh siswa
dalam belajar diantaranya ialah kepercayaan diri, keuletan dalam menghadapi tugas,
dan kecemasan saat tes. Akan tetapi, rendahnya motivasi belajar dapat dialami siswa
ketika merasa kesulitan dalam mempelajari materi, kecemasan diri pada saat tes yang
dipengaruhi oleh ketidakpahaman siswa mengenai materi pelajaran, hal inilah yang

6
menyebabkan menurunnya kemampuan siswa pada saat tes (Suprihatin Siti, 2015).
Berdasarkan penelitian motivasi belajar sangat penting dalam pembelajaran, karena
motivasi belajar merupakan suatu proses yang memberi semangat belajar, arah dan
kegigihan prilaku dalam pembelajaran. Artinya siswa yang termotivasi dalam belajar
dirinya akan berperilaku penuh dengan energi, terarah dan tahan lama. Siswa yang
termotivasi dalam belajar yang didasari atas minatnya maka untuk mencapai prestasi
belajar akan lebih mudah dan terarah.Siswa dalam meraih cita-cita, tentunya
mendasarinya dengan semangat yang dibarengi motivasi dalam bekerja atau belajar
untuk mewujudkannya. Oleh karena itu guru, keluarga dan teman sebaya ikut berperan
aktif dalam meningkatkan motivasi belajar demi mencapai tujuan belajar sehingga
mampu mengantar siswa dalam menggapai cita-citanya. Cleopatra (2015)
mengemukakan bahwa dorongan orang tua dan saudara, masyarakat serta guru
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Kategori motivasi belajar matematika siswa yang baik, sudah menjadi
keharusan dalam pembelajaran matematika dapat lebih memotivasi agar siswa selalu
termotivasi belajar matematika. Motivasi belajar siswa sangat penting dikarenakan
apabila siswa termotivasi dalam pembelajaran maka akan memberikan dampak yang
baik terhadap proses pembelajaran. Peningkatan kualiatas siswa yang baik, motivasi
juga berperan dalam hal ini karena motivasi sebagai pendorong siswa untuk melakukan
suatu aktifitas, misalnya menyelesaikan tugas yang diberikan guru kepadanya dan
siswa akan berusaha dengan maksimal untuk keberhasilannya. Hal ini senada dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Lina & Meri, 2017) dengan judul Analisis Motivasi
Belajar Pada Siswa Kelas XI MIA 4 SMA Negeri 3 Kota Jambi Pada Mata Pelajaran
Fisika mengemukakan motivasi belajar siswa tergolong sedang. Hal ini ditunjukkan
dengan persetase ketekunan dalam mengerjakan tugas sebesar 79%, ulet dalam
menghadapi masalah sebesar 100%, dan kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas
lain sebesar 88%.

B. Berbagai Permasalahan Motivasi Belajar Matematika Siswa


Motivasi belajar matematika dalam meningkatan mutu pendidikan sangat
penting, karena dengan adanya motivasi belajar akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini menempatkan motivasi belajar pada posisi yang penting di dalam proses
pembelajaran, akan tetapi realita di lapangan menunjukan bahwa banyak siswa yang

7
tidak memiliki kemauan belajar yang tinggi pada mata pelajaran matematika.
Kurangnya keinginan siswa dalam belajar matematika sehingga menyebabkan banyak
siswa bermalas – malasan di dalam kelas, bahkan terkadang terlihat seperti belajar
dalam keterpaksaan. Gejala – gejala ini menunjukan bahwa siswa tidak mempunyai
motivasi yang kuat untuk belajar dan pengaruhnya secara langsung adalah pada
menurunnya hasil belajar mereka
Proses pembelajaran disekolah yang setiap harinya dihadiri oleh siswa dan guru
didalam kelas, siswa hadir didalam kelas tidak menjamin mereka ingin belajar, ada dari
siswa hadir kesekolah hanya ingin mendapatkan uang saku dari orang tua dan ingin
berkumpul dengan temannya, hal ini menjadi tanggung jawab guru untuk memastikan
siswa mempunyai motivasi dalam belajar karena dalam pembelajaran faktor yang
sangat penting adalah motivasi belajar (Lina & Meri, 2017). Kemampuan guru
mengelolaan pembelajaran dan menerapkan strategi pembelajaran akan berdampak
baik terhadap motivasi belajar siswa, dan hal ini dapat memastikan motivasi belajar
siswa (Santyasa, 2017). Salah satu contoh yang bisa dilakukan guru dalam upaya
memastikan motivasi siswa adalah menciptakan suasana yang menyenangkan, berilah
pujian pada setiap keberhasilan siswa dan menciptakan persaingan dan kerjasama
(Setiawan, 2019).
Motivasi belajar siswa pada dasarnya tidak akan sama kuatnya (Ahmad, 2018).
Motivasi yang berasal dari dalam diri siswa yang biasanya siswa ini tidak bergantung
pada faktor yang ada diluar dirinya dan pastinya siswa ini mempunyai kemauan yang
kuat dalam belajar sedangkan motivasi yang berasal dari luar diri siswa yang biasanya
kemauan dalam belajar sangat bergantung pada faktor yang ada luar diri siswa.
Realitanya pengaruh motivasi eksternal pada siswa dalam proses belajar sering terjadi
dikarenakan siswa melakukan interaksi dengan lingkungan sebagai proses pencarian
jati diri (Rahmawati, 2016). Peran guru dalam kondisi ini sangatlah penting untuk
menjadi sosok bagi siswa dalam menumbuhkan motivasi belajarnya (Heriyati, 2017).
Guru dalam menentukan metode pelajaran yang akan digunakan hendaknya disesuai
dengan materi yang diajarkan dikarenakan hal itu sangat mempengaruhi motivasi
belajar siswa (Masni, 2015)
Matematika merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap tidak
menyenangkan bagi siswa. Anggapan ini muncul karena siswa meng-identikan bahwa
dalam pembelajaran matematika hanya ada sebuah angka dan rumus yang harus mereka
hapal berdasarkan pembelajaran yang telah diajarkan guru. Hal ini dapat disebabkan

8
oleh strategi pembelajaran yang masih bersifat tradisional atau sistem pembelajaran
satu arah dimana guru lebih dominan berperan dalam kegiatan belajar seperti
memberikan konsep atau proses. Beberapa factor penyebab rendahnya motivasi belajar
matematika soswa diantaranya yang sangat berpengaruh adalah motivasi belajar siswa
yang sangat kurang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa terkesan malas dan
lebih asik bermain di luar kelas, di kantin sekolah, saat di tegur guru siswa terkesan
tidak merasa bersalah. Ini menimbulkan permasalahan yang harus dipecahkan oleh
pihak-pihak sekolah, apakah faktor dari bosan, apakah faktor dari media pembelajaran
yang kurang menarik, apakah dari metode pembelajaran. Sehingga dengan adanya
permasalahan tersebut menjadi sebuah pekerjaan rumah tersendiri bagi seorang guru
matematika.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (R Fitrianti, 2012) motivasi belajar
siswa kelas VIIG SMP N 1 Jatisrono belum memuaskan, karena siswa yang antusias
dalam belajar sebanyak 11 siswa ( 36,67%), memberi tanggapan dari guru atau siswa
lain sebanyak 5 siswa (16.67%), menjawab pertanyaan dari guru sebanyak 7 siswa
(23,33%), menanyakan yang belum jelas sebanyak 3 siswa ( 10% ). Di SMP N 1
Jatisrono metode pembelajarannya yang digunakan oleh guru masih konvensional
sehingga tidak adanya komunikasi efektif selama 2 proses pembelajaran serta tidak
terciptanya suasana terbuka antara guru dan siswa. Guru juga akan mengalami kesulitan
dalam mengidentifikasi permasalahan – permasalahan yang terjadi dalam proses
pembelajaran karena siswa tidak dapat berkomunikasi dengan baik, jelas sekali hal ini
akan sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa, khususnya pelajaran matematika.
Proses pembelajaran tersebut akan membuat siswa jadi pasif dan tidak ada keinginan
untuk belajar. Kuramgnya media media pembelajaran juga akan menghambat proses
pembelajaran. Masalah tersebut disebabkan kurangnya strategi pembelajaran yang
tidak tepat

C. Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Berbagai Permasalahan Motivasi Belajar


Matematika Siswa
Faktor pertama yang mempengaruhi rendahnya motivasi belajar siswa adalah
faktor tempat belajar. Siswa kurang berkonsentrasi saat pembelajaran dikelas karena
suasana di kelas yang tidak mendukung.
Belajar adalah kegiatan yang memerlukan konsentrasi, tempat dan lingkungan
belajar yang nyaman akan memudahkan peserta didik untuk berkonsentrasi. Indra Djati

9
Sidi (1996) dalam Cope (No.02 tahun VI Desember 2002 : 36), menegaskan bahwa
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, setiap pembelajar harus dapat menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan, suasana interaksi pembelajaran yang hidup,
mengembangkan media yang sesuai, memanfaatkan sumber belajar yang sesuai,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dan
lingkungan belajar di kelas yang kondusif. Agar pembelajaran benar-benar kondusif
maka pembelajar mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan kondisi
pembelajaran tersebut. Diantara yang dapat diciptakan pembelajar untuk kondisi
tersebut adalah penciptaan lingkungan belajar.
Faktor kedua yang berpengaruh terhadap rendahnya motivasi belajar siswa
adalah faktor fungsi fisik. Hal ini terjadi karena kebanyakan siswa banyak yang sering
mengantuk dikelas saat pembelajaran matematika berlangsung. Siswa sering
mengantuk karena pembelajaran yang disampaikan guru dinilai membosankan, selain
itu siswa mengantuk karena jadwal tidur malam yang tidak teratur sehingga membuat
mereka mengantuk saat di kelas.
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia
sangat memengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfungsi
dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula dalam proses
belajar, merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh
manusia. Sehinga manusia dapat menangkap dunia luar. Panca indra yang memiliki
peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru
maupun siswa perlu menjaga panca indra dengan baik, agar proses belajar mengajar
juga berjalan dengan baik.
Faktor ketiga yang berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa adalah
kecerdasan. Menurut Slameto (1995) seringkali anak didik yang tergolong cerdas
tampak bodoh karena tidak memiliki motivasi untuk mencapai prestasi sebaik mungkin.
Hal ini menunjukkan seorang anak didik yang cerdas, apabila memiliki motivasi belajar
yang rendah maka dia tidak akan mencapai prestasi akademik yang baik. Sebaliknya,
seorang anak didik yang kurang cerdas, tetapi memiliki motivasi yang tinggi untuk
belajar, maka dia akan mencapai prestasi akademik yang baik. Dalyono (1997) yang
mengatakan bahwa seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya
mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya orang yang intelegensinya
rendah cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir, sehingga
prestasi akademiknya pun rendah. Namun kelemahan ini dapat ditutupi dengan adanya

10
motivasi yang tinggi maka tidak menutup kemungkinan bisa memperoleh prestasi
akademik yang baik .
Faktor keempat yang berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa adalah
sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana seperti perpustakaan dengan buku yang
tidak banyak serta akses internet yang memadai belum memadai sangat mempengaruhi
motivasi belajar siswa.
Faktor kelima yang berpengaruh terhadap rendahnya motivasi belajar siswa
adalah waktu. Yang dimaksud dengan waktu disini adalah waktu jadwal mata pelajaran
matematika. Siswa lebih bersemangat dan berkonsentrasi saat pembelajaran pada jam
pagi. Saat pembelajaran dilaksanakan pada siang hari mereka mengaku kurang
bersemangat dan sudah malas karena lelah, lapar, dan sudah ingin pulang. Hal ini
berakibat proses pembelajaran tidak bisa berjalan dengan efektif karena tidak adanya
keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Selain itu, materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru tidak bisa diserap oleh siswa karena kurangnya respon dari
siswa untuk menerima pelajaran .
Faktor keenam yang berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa adalah faktor
kebiasaan belajar siswa. Setiap siswa memiliki kebiasaan belajar yang berbeda.
Kebiasaan belajar merupakan salah satu dari faktor yang berpengaruh terhadap
motivasi belajar siswa, kebiasaan belajar siswa yang tidak baik akan megakibatkan
motivasi belajar siswa juga rendah karena saat siswa mempunyai kebiasaan belajar
yang baik maka dorongan dari dalam diri siswa untuk belajar akan lebih besar.
Faktor ketujuh yang berpengaruh terhadap rendahnya motivasi belajar siswa
adalah faktor guru. Guru merupakan komponen penting dalam suatu proses
pembelajaran, peran seorang guru pada pengeolaan kelas sangat penting khususnya
dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, itu karena secara prinsip guru
memegang dua tugas sekaligus yakni pengajaran dan pengelolaan kelas. Tugas pertama
yakni pengajaran, dimaksudkan segala usaha membantu siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Tugas pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Persyaratan utama yang harus dipenuhi bagi berlangsungnya proses pembelajaran yang
efektif dan efisien adalah tersedianya guru yang mampu memenuhi pengelolaan kelas
yang efektif. (Rohmah, 2012: 297)
Salah satu tugas pokok yang melekat pada diri seorang guru adalah sebagai

11
motivator bagi peserta didik agar memiliki semangat dan kemauan untuk lebih giat
belajar. Sosok seorang guru didepan kelas adalah sebagai motivator siswa agar
memiliki semangat dan kemauan untuk belajar yang lebih aktif, kreatif, dan inovatif.
Selama kegiatan pembelajaran dikelas faktor motivasi memegang peranan penting
untuk menjaga keberlangsungan pembelajaran siswa di kelas dalam tingkat
kesungguhan dan ketekunan belajar yang tinggi di kelas. (Rohmah, 2012: 305)
Faktor kedelapan yang berpengaruh terhadap rendahnya motivasi belajar siswa
adalah orang tua. Orang tua merupakan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
motivasi belajar siswa, keduanya diperlukan untuk meningkatkan motivasi belajar
melalui dorongan serta pemberian semangat. Kondisi kedekatan orangtua dan anak juga
menjadi pengaruh yang sangat besar pada motivasi belajar dan perkembangan anak.
Berdasarkan kesibukan orangtua dengan pekerjaan, berdampak juga pada
perkembangan psikis siswa dan fisik. Salah satu penyebab dari terhambatnya
perkembangan psikis siswa yaitu kurang terjalin komunikasi yang berkualitas antara
orangtua dan anak. Tingginya kesibukan orangtua menimbulkan hubungan emosional
dan interaksi antara orangtua dan anak menjadi renggang.
Faktor kesembilan yang berpengaruh terhadap rendahnya motivasi belajar
matematika adalah faktor emosional siswa. Slameto (2010:134 menyebutkan beberapa
gejala yang berkaitan dengan tingkah laku siswa ketika mengalami masalah emosional
yang dapat mengganggu belajar siswa, antara lain adalah:
1. Kemunduran kualitas kerja siswa secara tiba-tiba
2. Sensitivitas terhadap kritik
3. Perasaan tidak suka dan iri terhadap keberhasilan siswa lain
4. Variasi perasaan yang ekstrim dari hari ke hari
5. Derajat toleransi terhadap frustasi yang rendah
6. Menunjukkan hubungan sosial yang buruk
7. Tidak ada usaha untuk melakukan atau mencoba sesuatu yang baru
8. Tidak mampu mengontrol tingkah laku diri

Masalah emosional dapat dialami siswa atau peserta didik kapan saja. Masalah
emosional pada siswa sangat dapat mengganggu proses pembelajaran yang dilakukan.
Guru harus memperhatikan perkembangan demi perkembangan serta perubahan pada
masing-masing siswa. Sedikit saja terdapat masalah emosional dapat sangat
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa serta proses belajar siswa.

12
Faktor kesepuluh yang berpengaruh terhadap rendahnya motivasi belajar siswa
adalah pada pembelajaran matematika adalah kesehatan. Nutrisi dan Kesehatan
merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan semangat belajar dan
konsentrasi belajar siswa, karena pada saat siswa sakit mereka tidak akan dapat
berkonsentrasi dan menerima pelajaran dengan baik.
Faktor terakhir yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah teman.
Menurut Eccles, dkk (1998) dalam Santrock (2008:533) “Teman sebaya dapat
mempengaruhi motivasi anak melalui perbandingan sosial, kompetensi, dan motivasi
sosial, belajar bersama dan pengaruh kelompok teman sebaya.” Fungsi sosial sangat
mempengaruhi perkembangan remaja, siswa yang diterima teman sebayanya dalam
kelompok dan mempunyai keahlian sosial yang baik sering baik pula dalam prestasi
akademiknya, dan sebaliknya siswa yang ditolak oleh temannya beresiko mempunyai
masalah belajar.
D. Alternatif Solusi untuk Mengatasi Permasalahan Motivasi Belajar Matematika
Siswa
Berbagai problem matematika yang ditemukan dan beberapa faktor yang
mempengaruhinya, maka alternatif solusi yang dapat dilakukan oleh guru sebagai
berikut.
A. Memberikan bimbingan belajar matematika
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam bimbingan belajar
matematika ini adalah
1. Melakukan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan dengan kelas yang
kondusif dan melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran
matematika.
Pada kegitan ini siswa di buat dalam beberapa kelompok belajar yang
terdiri dari 3-4 orang untuk memudahkan meberikan bimbingan dan mengetahui
kesulitan-kesulitan belajar siswa. Pembelajaran ini dilakukan dengan santai dan
diselingi dengan candaan yang bisa membuat siswa tidak tegang tetapi tetap
tenang sehingga kondisi kelas yang kondusif.
2. Memberikan materi dasar matematika secara bertahap kepada siswa
menggunakan multimedia agar pembelajaran menyenangkan.
Pemberian materi dilakukan dengan cara mengali terlebih dahulu
materi-materi apa saja yang dianggap sulit oleh siswa. Selanjutnya dilakukan

13
pembelajaran yang dimulai dari materi dasar yang bisa memudahkan siswa
menjadi paham.
3. Melakukan bimbingan kepada siswa terhadap materi yang kurang dipahami.
Dalam bimbingan belajar ini, setiap materi diberikan dalam bentuk
lembar kerja dengan selalu diberikan pendampingan/bimbingan terhadap setiap
kelompok yang mengalami kesulitan. Materi tidak akan dilanjutkan apabila ada
salah satu anggota kelompok yang masih belum memahami materi. Sehingga
bimbingan terhadap materi yang disampaikan dilakukan dengan semaksimal
mungkin sehingga semua kelompok memahami secara mendalam materi yang
diberikan.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan bertanya.
Setiap kelompok memiliki lembar kerja untuk didiskusikan dengan
teman kelomponya. Apabila anggota kelompok mengalami kesulitan dalam
memahami materi maka mereka diberikan kesempatan untuk bertanya secara
langsung.
5. Memberikan latihan soal kepada siswa untuk didiskusikan.
Pada kegiatan ini setiap kelompok diminta untuk menyelesaikan soal-
soal yang ada di dalam lembar kerja dengan cara berdiskusi dengan teman
kelomponya.
6. Memberikan latihan soal yang dikerjakana secara individu.
Untuk mengkur pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan
diberikan soal untuk diselesaikan secara individu yang akan dinilai langsung.
7. Menganalisa permasalahan yang dihadapi siswa dalam mempelajari
matematika
Selanjutnya dalam bimbingan belajar ini guru menganalisa apa saja
kesulitan yang dihadapi siswa dalam mempelajari materi, baik kesulitan di
dalam kelompok maupun kesulitan individu ketika mengerjakan soal-soal yang
diberikan. Kemudian guru memberikan solusi dari kesulitan tersebut.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Motivasi merupakan proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan
perilaku, artinya siswa yang termotivasi akan melakukan suatu kegiatan dengan penuh
energi, terarah, fokus dan bertahan lama. Motivasi siswa di kelas berkaitan dengan
alasan di balik perilaku siswa dan sejauh mana perilaku mereka diberi 2 semangat,
punya arah dan dipertahankan dalam jangka lama. Jika murid tidak menyelesaikan
tugas karena bosan, maka dia kekurangan motivasi, jika siswa menghadapi tantangan
soal dan berusaha menyelesaikan soal tersebut hingga selesai maka dia memiliki
motivasi yang besar.
B. Saran
Untuk memahami lebih lanjut tentang Motivasi Belajar Matematika kami
harap si pembaca dapat mencari sumber-sumber lain di internet dan buku-buku yang
terkait dengan topik tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA
Adiputra, S., & Mujiyati, M. (2017). Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa di Indonesia
(online). Ejournal Konselor, 6(4), 150. https://doi.org/10.24036/02017648171-0- 00
Ahmad Isawi, Muhammad. Tafsir Ibnu Mas’ud, Jakarta: Pustaka Azzam, 2009
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta 2013
Ahmad, dkk. JPMB: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Berkarakter Vol. 2, No. 2 (2019), Hal.
189-198
Al-Krismanto, Pembelajaran Sudut dan Jarak dalam Ruang Dimensi Tiga, Yogyakarta :
PPPPTK, 2008.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta,
2006.
Aziz, Abdul dan Abdul Majid, At-Tarbiyatul wa Thuruqut Tadris, Mesir: Dani Ma’arif, 1979
Azwar , Saifuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 2001.
Cleopatra, M. (2015). Pengaruh Gaya Hidup Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Matematika. Urnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 5(2), 168–181
Dwi Yunika Sari, Menigkatkan Motivasi Belajar Matematika melalui model pembelajaran
Quantum Teaching pada siswa kelas V SDN 2 Sumberagung Jetis, Bantul,
(yogyakarta: Universitas Negri Yogyakarta)
E. Slavin, Robert. Psikologo Pendidikan, Jakarta : Indeks, 2009
Fathurrahman, Muhammad dan sulistyorini, belajar dan pembelajarn, yogyakarta: teras, 2012
Fauziyatun N, Faktor-faktor yang melatarbelakangi rendahnya motivasi belajar siswa kelas
IX SMP N 22 Semarang, (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2013)
Gunawan, imam. metode penelitian kualitatif, jakarta : Bumi Aksara, 2014
Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar . Jakarta : Bumi Aksara.
Hamdu, Ghullam dan Lisa Agustina, “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi
Belajar IPA di Sekolah Dasar” dalam Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol 12 No 1/2011
Hamzah, Ali dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta :
Rajawali Pers, 2014
Kartika Sari Raras. Prismatika: Jurnal Pendidikan dan Riset Matematika Vol. 2, No. 1 (2019)
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Matematika : Buku Guru, Jakarta : Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2014
Khodijah, Nyayu, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rajawali Pers, 2014.
Khon,Abdul Majid, Hadits Tarbawi. Jakarta: Kencana, 2012
Komsiyah, Indah, Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Teras, 2012.

16
Kompri. (2016). Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa . Bandung : PT Rosda
Karya .
Lina, W., & Meri, A. (2017). Analisis Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas XI MIA 4 SMA
Negeri 3 Kota Jambi Pada Mata Pelajaran Fisika. Jurnal Ilmiah Penelitian Dan
Pembelajaran Fisika (Online), 3(1), 90–99.
Masni, H. (2015). Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa. Dikdaya, 5(1), 34–45.
Mc Donald, Frederick J. Edicatonal Psycology, Tokyo: Overcess Publication, Ltd 1959
Permendikbud no. 69 tahun 2013, kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah
atas/madrasah.
Prawira, Purwa atmaja. psikologi pendidikan dalam perspektif baru Jogjakarta : Ar-Ruz
Media, 2013
Purniati, Tia, Matematika, Jakarta : Departemen Agama Repiblik Indonesia, 2009.
Purwanto, Ngalim. psikologi pendidikan, Bandung : ROSDA, 1992
Putra, Nusa. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, Jakarta : Rajawali Pers, 2012
Putri Wahyuningsih, Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa
dalam mata pelajaran sosiologi kelas XI MA Al-Iman Kota Magelang, (Semarang:
Universitas Negri Semarang, 2011)
Rohmah, Noer, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : Teras, 2012
Rusman, Model-Model Pembelajaran, Jakarta : Rajawali, 2013.
R Fitrianti. (2012). Apakah ada peningkatan motivasi belajar matematika melalui
strategi Problem Base Instruction bagi siswa SMP N 1 Jatisrono
http://eprints.ums.ac.id/19475/2/04.BAB_I.pdf
S. Nasution, Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara, 2003
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, Jakarta :
Kencana, 2006
Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D),
Bandung: Alfabeta, 2006.
Suprihatin Siti. (2015). Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (online).
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi, 3(1), 73–82. Retrieved from
http://ojs.fkip.ummetro.ac.id/index.php/ekonomi/article/view/144
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran (Teori dan Konsep Dasar), Bandung: PT
REMAJA ROSDAKARYA, 2011
Syaodih Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : ROSDA, 2011

17
Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
Uno, Hamzah B. Belajardengan pendekatan PAIKEM, Jakarta : Bumi Aksara, 2011
Widiarti, E. (2018). Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kesiapan Belajar Siswa Terhadap Hasil
Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Ilmu-Ilmu Sosial Di Sma Negeri 2
Banguntapan, Bantul. Skripsi.
https://core.ac.uk/download/pdf/159195964.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai