Anda di halaman 1dari 21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model project based learning.

Model project based learning ini diprakarsai oleh hasil implikasi dari Surat

Edaran Mendikbud no.4 tahun 2020. Project based learning ini memiliki tujuan

utama untuk memberikan pelatihan kepada peserta didik untuk lebih bisa

berkolaborasi, gotong royong, dan empati dengan sesama. Menurut Mendikbud,

model project based learning ini sangat efektif diterapkan untuk peserta didik

dengan membentuk kelompok belajar kecil dalam mengerjakan projek,

eksperimen, dan inovasi. Metode pembelajaran ini sangatlah cocok untuk

pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) bagi pelajar yang berada pada zona

kuning atau hijau, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku.

Project based learning (PJBL) atau pembelajaran berbasis proyek adalah salah

satu model pembelajaran student centered anjuran kurikulum 2013 yang

menggunakan proyek atau kegiatan nyata sebagai inti pembelajaran. Dalam

pembelajaran project based learning peserta didik akan melakukan eksplorasi,

penilaian, interpretasi, sintetis, dan pengolahan informasi lainnya untuk

menghasilkan berbagai bentuk belajar yang sangat dekat dengan pekerjaan nyata

di lapangan.

Menurut Fathurrohman, (2016) pembelajaran berbasis proyek atau project

based learning adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau

kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap,

9
10

pengetahuan dan keterampilan. Sementara itu Saefudin, (2014 ) berpendapat

bahwa project based learning merupakan metode belajar yang menggunakan

masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan

pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.

Dengan demikian, bukan proyeknya yang menjadi inti pokok pembelajaran ini,

melainkan pemecahan masalah dan mengimplementasikan pengetahuan baru yang

dialami dari aktivitas proyek. Project based learning menekankan pada berbagai

masalah-masalah kontekstual yang akan dialami oleh peserta didik secara

langsung dari proyek atau kegiatan yang mereka lakukan. Sedangkan menurut

Isriani dan Puspitasari (2015) pembelajaran berbasis proyek merupakan model

pembelajaran yang memberikan kesempatan pada guru untuk mengelola

pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Pendapat ini secara

implisit menyatakan bahwa project based learning merupakan model

pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered) yang

menetapkan guru sebagai fasilitator.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran project based learning adalah model pembelajaran yang

berpusat pada peserta didik dan berangkat dari suatu latar belakang masalah untuk

mengerjakan suatu proyek atau aktivitas nyata yang akan membuat peserta didik

mengalami berbagai kendala-kendala kontekstual sehingga harus melakukan

investigasi/inkuiri dan pemecahan masalah untuk dapat menyelesaikan proyeknya

sehingga dapat mencapai kompetensi sikap, pengetahuan serta keterampilan.

Penulis memberikan pendapat tentang pembelajaran project based learning dalam


11

matematika, yaitu pembelajaran yang membawa situasi nyata kehidupan sehari -

hari berupa pengalaman belajar peserta didik secara nyata, yang dikaitkan dengan

topik lingkaran yang akan kita ajarkan. Pengalaman belajar dalam kehidupan

sehari-hari yang dimaksud adalah kehidupan lingkungan yang dekat dimana

peserta didik sering berinteraksi. Model pembelajaran project based learning

mempunyai karakteristik yang membuat guru menjadi fasilitator untuk

memberikan permasalahan berupa proyek yang harus diselesaikan oleh peserta

didik. Hal ini kemudian membuat peserta didik harus merancang proses dan

kerangka kerja untuk membuat solusi dari permasalahan tersebut. Karakteristik

project based learning menurut Daryanto dan Rahardjo (2012) adalah sebagai

berikut.

1. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja.

2. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik.

3. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan

atau tantangan yang diajukan.

4. Peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan

mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan.

5. Proses evaluasi dijalankan secara kontinu.

6. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah

dijalankan.

7. Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif.

8. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.


12

Adapun sintaks atau pedoman dasar dalam menentukan langkah-langkah

pelaksanaan model pembelajaran PJBL (Project Based Learning) menurut

Mulyasa (2014, hlm. 145) adalah sebagai berikut.

1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek, tahap ini sebagai langkah

awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang

muncul dari fenomena yang ada.

2. Mendesain perencanaan proyek, sebagai langkah nyata menjawab

pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui

percobaan.

3. Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek, penjadwalan

sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang

tersedia dan sesuai dengan target.

4. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek, peserta didik mengevaluasi

proyek yang sedang dikerjakan.

Salah satu kendala utama dari project based learning adalah peserta didik

kebingungan dan mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah penyelesaian

soal soal matematika , pengumpulan informasi, atau tahap pengerjaan proyek

yang lainnya. Oleh karena itu, bimbingan guru adalah kunci utama untuk

menghadapi berbagai strategi pengelolaan, evaluasi, dan pembimbingan juga

diperlukan untuk memastikan pembelajaran berbasis proyek dapat berjalan seperti

seharusnya,karena itu guru perlu mendesain model pembelajaran sebagai mana

menurut Arcat (2017), mengatakan bahwa setiap guru perlu mendesain model
13

pembelajaran dengan mengaitkan antara konteks kehidupan peserta didik dan

materi pelajaran yang akan disajikan sehingga peserta didik mulai membangun

pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan awal yang sudah ada dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, proses pembelajaran menjadi lebih berarti

dan diharapkan peserta didik menemukan makna dari materi yang diperoleh

bukan hanya sekedar menghafal langkah-langkah penyelesaian soal.


14

B. Hasil belajar peserta didik

Dengan menggunakan penerapan model project base learning, peserta didik

langsung dibawa ke lingkungan yang sebenarnya dalam mempelajari lingkaran

sehingga pembelajaran berjalan dengan efektif. Selama kegiatan pembelajaran

dirasakan peserta didik antusias dalam membuat juring lingkaran, tali busur dan

aktif mengukur keliling lingkaran, serta mau berdiskusi dengan teman

sekelompoknya dan teman diluar kelompoknya atau bertanya kepada guru pada

waktu pembelajaran untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Pembelajaran

dengan penerapan model project base learning yang telah dilaksanakan

menunjukan bahwa peserta didik tidak hanya diam memperhatikan guru

berceramah, melainkan peserta didik aktif mencari sendiri konsep lingkaran dari

berbagai sumber, sehingga komunikasi yang terjadi tidak hanya satu arah,

melainkan komunikasi antara guru dan peserta didik, serta komunikasi antar

peserta didik.

Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah prilakunya

sebagai akibat pengalaman ( Gagne, dalam Mulyasa, 2006 ), sedangkan

pengertian hasil belajar menurut Witherington (dalam Sani,Abdullah,R 2013)

bahwa belajar adalah “Suatu perubahan di dalam kepribadian yang mengatakan

diri sebagai suatu pola baru dari reaksi suatu kecakapan, sikap, kebiasaan,

kepribasian atau pengertian”. Salah satu unsur utama dalam belajar mengajar

adalah proses belajar mengajar itu sendiri. Menurut Sujarwo (dalam Sudjana,

2004) bahwa, ‘ Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam
15

mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan yang

dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar”.

Hasil belajar menurut Bloom (dalam Sudjana, 2004) dibagi menjadi tiga ranah

sebagai berikut :

1. Ranah kognitif yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari enam aspek, yakni : pengetahuan atau ingantan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis dan evaluasi;

2. Ranah efektif yaitu berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,

yaitu: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan

internalisasi;

3. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar peserta didik

keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek yaitu:

gerak refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan konseptual,

keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, gerakan

ekspresi dan interprestasi.

Dari beberapa rumusan di atas bahwa yang dimaksud dengan belajar itu

adalah suatu interaksi atau usaha yang dilakukan oleh individu, untuk memperoleh

sesuatu yang baru dan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman itu

sendiri. Sedangkan untuk hasil belajar akan tampak pada setiap perubahah pada

aspek-aspek : pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan, apresiasi,

emosi, hubungan social, jasmani, budi pekerti dan lain-lain.


16

C. Materi Pembelajaran Lingkaran

1. Pengertian Dan Unsur – Unsur Lingkaran


Lingkaran adalah tempat kedudukan ( locus ) titik – titik yang
berjarak sama terhadap suatu titik.

Gambar 1 menunjukan sebuah lingkaran,

sembarang

titik A, titik B, titik C, titik D, dan titik E

berjarak sama ke O.

Selanjutnya jarak tersebut disebut jari-jari,


Gambar 1
dinotasikan r. Dan titik O disebut titik pusat

lingkaran. Nama suatu lingkaran ditentukan

oleh nama titik pusat.

Gambar 2 menunjukan sebuah

lingkaran dengan panjang suatu jari-

jari jika diperpanjang hingga titik

berikutnya pada lingkaran maka

garis tersebut akan membagi Gambar 2

lingkaran menjadi dua bagian yang

sama, garis tersebut disebut garis


d
tengah lingkaran atau diameter

lingkaran, dinotasikan d. Perhatikan

gambar 3.
Gambar 3
17

Dapat dikatakan bahwa panjang dimater suatu lingkaran sama dengan

dua kali panjang jari-jarinya atau panjang jari-jari suatu lingkaran sama

dengan setengah dari panjang diameternya.

1
𝑑 = 2𝑟 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑟 = 𝑑
2

jarak putar atau gerakan sepanjang tepi lingkaran dari suatu titik hingga

titik itu sendiridisebut keliling lingkaran, dinotasikan K.

Gambar 4a Gambar 4b

Gambar 4a dan gambar 4b, menunjukkan keliling suatu lingkaran.

Gambar 4a, gerakannya berlawanan arah jarum jam, gambar 4b

gerakannya searah jarum jam.


18

Bagian atau potongan dari suatu keliling lingkaran disebut busur lingkaran.

Gambar 5a, pada lingkaran O terdapat busur AB.

Gambar 5b, busur kecil AB. Gambar 5c, busur besar AB.

Gambar 6a Gambar 6b

Suatu garis lurus yang menghubungkan dua titik pada suatu busur, disebut

tali busur, perhatikan gambar 6a.

dan, sepanjang – panjangnya tali busur adalah tali busur setengah lingkaran

sehingga panjangnya akan sama dngan diameter lingkaran, perhatikan

gambar 6b.

Daerah yang dibatasi busur dan tali busur disebut tembereng lingkaran
atau tembereng, perhatikan gambar 7.
19

Tembereng adalah bagian dari juring, sedangkan juring merupakan bagian dari

luas lingkaran.

Juring atau sektor lingkaran adalah suatu daerah yang dibatasi oleh dua jari – jari

dan sebuah tali busur.

Gambar 8a, lingkaran O dengan jari – jari r

Gambar 8b, tembereng AB

Gambar 8c, juring AOB

Gambar 8d, daerah lingkaran atau luas lingkaran.


20

2. Keliling dan Luas lingkaran

Pahami kembali pengertian keliling dan diameter lingkaran.

Kita akan coba menghitung perbandingan panjang keliling dengan

diameter beberapa lingkaran yang berbeda ukuran.

Tabel berikut merupakan hasil pengukuran penulis yang dilakukan

terhadap beberapa benda yang berbentuk lingkaran,

Ukuran Ukuran
Panjang Panjang Keliling ( K )
Nama Benda Keliling diamter diameter ( d )
(K) (d)
Tutup Gelas 29,9 9,4 3,181

Kepinga n CD 36,5 11,9 3,067

Piring 72,6 22,9 3,170

Jumlah 139 44,2 9,418

Rata-Rata 46,333 14,733 3,139

Perhatikan hasil akhir rata – rata perbandingan keliling dengan diameter

yaitu 3,139, jika dibulatkan dua tempat desimal menjadi 3,14.


21

3. Luas Lingkaran

Terdapat beberapa pendekatan untuk menentukan luas lingkaran,

diantaranya dengan pendekatan luas persegi panjang, perhatikan

gambar 10.

Suatu lingkaran dibagi menjadi 16 juring yang kongruen, gambar 10a.

Kemudian juring – juring tersebut disusun sedemikian rupa sehingga

membentuk persegipanjang, gambar 10b. Khusus untuk juring nomor 16

dibagi lagi menjadi du bagian yang sama, sebut saja juring 16 a dan

juring 16b. Hal diperlukan agar persegi panjang yang terjadi lebih

sempurna bentuknya. Perlu dipahami bahwa semakin banyak juring yang

dibuat maka akan semakin sempurna persegipanjang yang terjadi.

Panjang persegi panjang merupakan panjang busur setengah lingkaran

sedangkan lebarnya adalah panjang jari-jari lingkaran. Persegi panjang

terbuat dari juring-juring lingkaran maka Luas persegi panjang sama


22

dengan Luas lingkaran.

Luas persegi panjang = pxl


1
=2 𝑘𝑥𝑟

1
= 2 (2𝜋𝑟)𝑟

= 𝜋𝑟2

Jadi, Luas lingkaran dapat ditentukan dengan rumus L = πr2


23

4. Sudut pusat dan sudut keliling

Sudut pusat lingkaran adalah suatu sudut dimana titik sudutnya terletak

pada titik pusat lingkaran, sedangkan sudut keliling adalah suatu sudut

dimana titik sudutnya terletak pada keliling lingkaran.

Gambar 11

Sudut AOB adalah sudut


pusat. Sudut OBC adalah
sudut keliling.

Perlu dipahami juga, sudut


AOB yang menghadap
busur ACB merupakan
sudut pusat, dan disebut
sudut refleksi.

Sudut pusat sama sengan dua kali sudut keliling jika keduanya

menghadap busur yang sama,

Gambar 12.

Sudut keliling ABC dan sudut pusat

AOC menghadap busur AC.


24

5. Hubungan Panjang Busur, Sudut Pusat, dan Luas Juring

Pernahkah kalian pikirkan bahwa pada suatu lingkaran, jika busur

diperpanjang apakah juring juga turut diperluas atau sudut pusatnya

menjadi lebih besar ?

Perhatikan gambar 17.

Busur AB diperpanjang sampai C,

hingga dipreloh busur AC dan terjadi

juring AOC. Perhatikan juring AOC

semakin luas, dan sudut AOC semakin

besar.

Sebaliknya, busur AB diperpendek

sampai D hingga diperoleh busur AD

dan terjadi juring AOD. Perhatikan

juring AOD semakin sempit, dan

sudut AOC semakin kecil.

Jadi pada suatu juring jika salah satu unsurnya misalnya panjang busur

berubah maka luas juring dan sudut pusatnya ikut mengalami perubahan.
25

Gambar 18, menunjukkan suatu lingkaran yang dibagi tiga juring sama

besar. Dengan beranggapan bahwa sudut satu putaran penuh (spp) sama

dengan 3600 maka setiap juring memiliki sudut pusat 1200. Selidiki

perbandingan luas juring, sudut pusat, dan panjang busur.

Perhatikan juring AOB.

Luas juring AOB sama dengan sepertiga dari luas lingkaran, panjang busur AB

sama dengan sepertiga dari keliling lingkaran, dan sudut AOB sama dengan

sepertiga dari sudut satu putaran penuh.


26

1 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑗𝑢𝑟𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑂𝐵 1


𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑗𝑢𝑟𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑂𝐵 = 𝐿, 𝑎𝑡𝑎𝑢 =
3 𝐿 3
1 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 𝐴𝐵 1
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑢𝑟 𝐴𝐵 = 𝐾, 𝑎𝑡𝑎𝑢 =
3 𝐾 3
1 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝐴𝑂𝐵 1
𝑆𝑢𝑑𝑢𝑡 𝐴𝑂𝐵 = 360𝑜 , 𝑎𝑡𝑎𝑢 =
3 360 3

Jadi,

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐽𝑢𝑟𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑂𝐵 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 𝐴𝐵 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝐴𝑂𝐵


= =
𝐿 𝐾 360

Luas juring, panjang busur, dan sudut pusat merupakan perbandingan


senilai.

6. Garis Singgung Lingkaran

Garis singgung lingkaran adalah garis yang melewati lingkaran di satu titik,

gambar 19.

Garis k melewati lingkaran O di titik A.

Garis k merupakan garis singgung lingkaran O,

titik A disebut titik singgung.


27

Sifat – sifat garis singgung lingkaran :

1. Melewati lingkaran di satu titik

2. Selalu tegak lurus terhadap jari-jari yang melewati titik singgung.

OA ┴ k

Panjang garis singgung lingkaran terhadap titik di luar lingkaran, gambar 20.

Garis AB adalah garis

singgung lingkaran O

terhadap titik di luar

lingkaran.

AO merupakan jari-jari ( r ) dan BO merupakan jarak titik pusat lingkaran ke B,

disebut garis pusat ( p ).

Segitiga OAB siku-siku di A, maka :

AB = √𝐵𝑂2 + 𝑂𝐴2

AB = √𝑝2 − 𝑟 2

Jadi AB = √𝑝2 − 𝑟 2
28

7. Garis Singgung Persekutuan Lingkaran

Garis singgung persekutuan lingkaran yang dimaksud pada pembahasan

ini adalah garis singgung persekutuan terhadap dua lingkaran.

Terdapat dua macam garis singgung persekutuan, yaitu garis singgung

persekutuan dalam dan garis singgung persekutuan luar,

a. Panjang garis singgung persekutuan dalam ( gspd ), gambar 21.

Gambar 21

CD adalah gspd lingkaran A dan lingkaran B. Jar-jari lingkaran A


adalah R dan jari-jari lingkaran B adalah r. AB adalah panjang garis
pusat atau p. CD digeser sepanjang AE dengan jarak BD hingga
diperoleh garis
29

Panjang garis singgung persekutuan luar ( gspl ), gambar 22.

KL adalah gspl lingkaran A dan lingkaran B.

KL digeser sepanjang KA dengan jarak KM atau r, sehingga KL sama dan

sejajar dengan BM.

Segitiga ABM siku – siku di M, maka,

BM = √𝐴𝐵2 − 𝐴𝑀 2
BM = √𝑝2 − (𝐴𝐾 − 𝐾𝑀)2
BM = √𝑝2 − (𝑅 − 𝑟)2
BM = KL = gspl

Jadi, gspl = √𝑝2 − (𝑅 − 𝑟)2

Anda mungkin juga menyukai