Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Kanker Serviks


Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Tempat : Ruang Merpati RSUD Dr. Soekarjo- Tasikmalaya
Hari/Tanggal : Selasa, 15 November 2022
Waktu : 1 X 30 menit
Pelaksana. : SULTAN AL ADAMI PRADANA ( 2001277040 )

I. Tujuan Instruksional umum


Setelah proses penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien mengerti tentang kanker
serviks

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :
1. Menyebutkan pengertian kanker serviks
2. Menyebutkan penyebab kanker serviks
3. Menyebutkan tanda dan gejala kanker serviks
4. Mengetahui deteksi dini kanker serviks
5. Menyebutkan stadium dari kanker serviks
6. Menyebutkan penatalaksanaan kanker serviks
7. Mengetahui cara pencegahan kanker serviks

III.Materi
1. Pengertian kanker serviks
2. Penyebab kanker serviks
3. Tanda dan gejala kanker serviks
4. Cara deteksi dini (skrining) kanker serviks
5. Stadium kanker serviks
6. Pencegahan kanker serviks
7. Penatalaksanaan kanker serviks

IV. Metode
1) Diskusi
2) Tanya jawab
V. Media
1. LCD / Flipchart
2. Leaflet

VI. Pengorganisasian
Pembimbing Pendidikan : Ade Fitriani
Penyaji : Sultan Al Adami Pradana
Moderator : Sultan Al Adami Pradana
Observer : Sultan Al Adami Pradana
Fasilitator : Sultan Al Adami Pradana

Job Description
1. Moderator : Mengarahkan jalannya acara
2. Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan
3. Fasilitator : Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif dalam
diskusi
4. Observer : Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan, mengevaluasi
jalannya penyuluhan

VII. Kegiatan Penyuluhan


NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1 5 menit Pembukaan Mendengarkan pembukaan
a) membuka kegiatan dengan yang disampaikan oleh
mengucapkan salam moderator.
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d) Menyebutkan materi yang akan
diberikan
e) Menyampaikan kontrak waktu
2 15 menit Pelaksanaan Mendengarkan dan
Penyampaian materi oleh pemateri: memberikan umpan balik
a) Menggali pengetahuan peserta tehadap materi yang
tentang kanker serviks disampaikan.
b) Menjelaskan tentang pengertian
kanker serviks
c) Menyebutkan penyebab kanker
serviks
d) Menyebutkan tanda dan gejala
kanker serviks
e) Menjelaskan tentang deteksi dini
kanker serviks
f) Menjelaskan tentang stadium kanker
serviks
g) Menjelaskan yang harus dilakukan/
penatalaksanaan kanker serviks
h) Menjelaskan tentang pencegahan
kanker serviks
3 20 menit Tanya jawab Mengajukan pertanyaan
Memberikan kesempatan kepada peserta
untuk bertanya tentang materi yang
kurang dipahami
3 15 menit Evaluasi Menjawab pertanyaan
Menanyakan kembali kepada peserta
tentang materi yang telah diberikan dan
reinforcement kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan
4 5 menit Penutup Mendengarkan dengan
a) Mempersilahkan fasilitator dari seksama dan menjawab
pembimbing klinik dan pembimbing salam
akademik untuk menambahkan
ataupun menjelaskan kembali
jawaban pertanyaan peserta yang
belum terjawab.
b) Menjelaskan kesimpulan dari materi
penyuluhan
c) Ucapan terima kasih
d) Salam penutup

VIII. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi Struktur
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan
b) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang merpati RSUD Dr Soetomo
Surabaya. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti dan
memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
KANKER SERVIK
MATERI

PENGERTIAN
Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling umum yang mengenai organ
reproduksi wanita. Beberapa jenis human papilloma virus, suatu infeksi menular seksual,
mempunyai peran penting dalam kebanyakan kasus kanker serviks
Kanker leher rahim ( kanker servik ) adalah kanker yang terjadi pada servik uterus,
suatu daerah pada organ reproduksi wanita yg merupakan pintu masuk ke arah rahim yang
terletak antara uterus ( rahim ) dengan liang vagina.

PENYEBAB
Pada umumnya, kanker bermula pada saat sel sehat mengalami mutasi genetic yang
mengubahnya dari sel normal menjadi sel abnormal. Sel sehat tumbuh dan berkembang
dengan kecepatan yang teratur. Sel kanker tumbuh dan bertambah banyak tanpa control dan
mereka tidak mati. Adanya akumulasi sel abnormal akan membentuk suatu massa (tumor). Sel
kanker menginvasi jaringan sekitar dan dapat berkembang dan tersebar di tempat lain di
dalam tubuh (metastasis).

Penyebab langsung dari karsinoma serviks belum diketahui. Faktor ekstrinsik yang
diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks adalah infeksi virus Huma Papilloma
Virus (HPV). Lebih dari 95 % kanker serviks berkaitan erat dengan infeksi HPV ditularkan
melalui aktivitas seksual. HPV tipe resiko rendah (tipe 6 & 11) hampir tak berisiko menjadi Ca
Serviks, tapi menimbulkan genital warts. Infeksi tipe risiko tinggi (tipe 16 & 18) mengarah
pada Ca Serviks (Hartono, 2000).
Faktor risiko kanker leher rahim :
1. Kontak seksual terlalu dini kurang dari umur 15 tahun.
2. Berhubungan seks dengan banyak pasangan atau mempunyai pasangan yg suka
berganti2 pasangan
3. Merokok
Dari berbagai penelitian di negara - negara maju telah di temukan bahan konstituen
rokok di dalam sel - sel epitel leher rahim.
4. Faktor Genetik ( Faktor Keturunan)
Faktor ini sangat memegang peranan seorang bisa mengalami kanker jenis ini atau
tidak. Jika ibu Anda atau saudara perempuan dari pihak ibu atau ayah menderita
kanker leher rahim, maka Anda mempunyai resiko 2x lebih banyak menderita penyakit
yang sama
5. Sistem imun yang menurun juga dapat meningkatkan terjadinya kanker karena
kebanyakan wanita yang terinfeksi HPV tidak terkena kanker serviks. Namun, jika
seseorang tekena infeksi HPV dan sistem imunnya menurun akibat keadaan medis
lainnya, maka kecenderungan untuk berkembangnya kanker serviks semakin besar.
6. pencucian vagina dengan antiseptik atau deodoran yang terlalu sering
7. diet tinggi lemak
8. kekurangan vitamin C, asam folat, dan beta karoten
9. personal hygine yang kurang
10. grande multi para

GEJALA DAN TANDA


Pasien mungkin saja tidak mengalami gejala kanker serviks apapun. Kanker serviks dini
biasanya tidak memberikan gejala dan tanda. Semakin kanker berkembang, semakin
terlihatlah tanda dan gejala dari kanker serviks. Gejala tersebut dapat berupa
1. Perdarahan vagina setelah berhubungan sex, atau diantara dua periode menstruasi, atau
setelah menopause.
2. Sekret encer disertai darah dapat berat dan keputihan yang memiliki bau yang busuk.
3. Nyeri pinggang atau nyeri pada saat hubungan sex

SKRINING DAN DIAGNOSIS


Skrining (Deteksi dini)
Jika kanker serviks terdeteksi pada stadium yang lebih awal, penatalaksanaan sepertinya lebih
berhasil. Skrining kanker serviks regular dan perubahan prekanker pada serviks
direkomendasikan untuk semua wanita. Kebanyakan panduan menganjurkan skrining
pertama dalam waktu 3 tahun pertama setelah aktif secara seksual, atau tidak lebih dari umur
21. Skrining dapat berupa.
1) Pap test. Selama Pap test, dokter mengambil sel dari serviks – leher sempit dari uterus-
dan mengirim sample tersebut ke lab. Sel ini kemudian diperiksa ada tidaknya
abnormalitas. Pemeriksaan Pap Test dapat mendeteksi sel abnormal pada serviks. Stadium
prekanker terjadi pada saat sel abnormal terdapat hanya pada lapisan luar dari serviks dan
tidak menginvasi bagian lebih dalam. Jika tidak ditangani, sel abnormal ini dapat berubah
menjadi sel kanker, dimana dapat menyebar pada beberapa tempat sekitar serviks, vagina
bagian atas, area pelvis, dan bagian lain dari tubuh. Kanker atau prekanker yang
ditemukan pada stadium preinvasif jarang membahayakan nyawa dan biasanya hanya
membutuhkan pengobatan rawat jalan.
2) Tes HPV DNA. Terdapat juga pemeriksaan HPV DNA untuk menentukan apakah seseorang
terinfeksi salah satu dari 13 jenis HPV yang sepertinya paling mungkin menyebabkan
kanker serviks. Seperti pada Pap tes, tes HPV DNA mengambil jaringan dari serviks untuk
diperiksa di lab. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi strain resiko tinggi HPV pada DNA sel
sebelum perubahan pada sel serviks dapat terlihat.
Pemeriksaan HPV DNA bukan merupakan pengganti skrining Pap dan tidak digunakan
untuk wanita lebih muda dari 20 tahun dengan hasil Pap yang normal, kebanyakan infeksi
HPV pada wanita pada kelompok ini sembuh sendiri dan tidak dikaitkan dengan kanker
serviks.

DIAGNOSIS
Jika seseorang mengalami tanda dan gejala kanker serviks atau jika hasil pemeriksaan Pap
Smear memperlihatkan sel kanker, pasien dapat menjalani pemeriksaan lebih lanjut untuk
menegakkan diagnosis. Untuk menegakkan diagnosis, dokter dapat melakukan :
1. Memeriksa serviks. Selama pemeriksaan yang disebut kolposkopi, dokter dapat
menggunakan mikroskop khusus (colposcope) untuk memeriksa serviks dari sel
abnormal. Jika terlihat area yang tidak biasanya, dapat diambil sample sel untuk analisis
(biopsy). Gambar 1. Colposcopy untuk mengambil jaringan yang abnormal
2. Mengambil sample sel serviks. Selama prosedur biopsy dokter mengambil sample dari
sel abnormal dari serviks dengan menggunakan alat khusus. Pada punch out biopsy,
dokter menggunakan pisau sirkuler khusus untuk mengambil sebagian kecil dari
serviks. Biopsi jenis lainnya dapat digunakan tergantung dari lokasi dan ukuran dari
area yang abnormal.

STADIUM
Jika kanker serviks telah ditentukan, maka pasien akan manjalani pemeriksaan lebih jauh lagi
untuk menentukan apakah kanker telah menyebar dan sampai dimana penyebarannya suatu
proses yang disebut stadium kanker. Stadium kanker merupakan faktor kunci yang
menentukan pengobatan. Pemeriksaan untuk menentukan stadium dapat berupa :
 Gambaran Radiologi. Pemerksaan seperti X-Ray, computerized tomography (CT) Scan atau
MRI dapat membantu untuk menentukan apakah kanker telah menyebar disekitar serviks.
 Pemeriksaan visual pada kandung kemih atau rektal. Dokter dapt menggunakan alat khusus
untuk melihat kandung kemih secara langsung (cystoscopy) dan rektum (proctoskopi).
Pembagian stadium kanker adalah
 Stadium 0. Juga dikatakan carcinoma in situ atau kanker noninvasive, kanker dini ini
kecil dan hanya terbatas pada permukaan serviks.
 Stadium I. Kanker hanya terbatas pada serviks
 Stadium II. Kanker pada stadium ini termasuk serviks dan uterus, namun belum menyebar
ke dinding pelvis atau bagian bawah vagina..
 Stadium III. Kanker pada stadium ini telah menyebar dari serviks dan uterus ke dinding
pelvis atau bagian bawah vagina.
 Stadium IV. Pada stadium ini kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti kandung
kemih atau rectum, atau telah menyebar ke daerah lain didalam tubuh, seperti paru-paru,
hati, atau tulang.

PENATALAKSANAAN
 Kanker noninvasive, terbatas
Penatalaksanaan kanker serviks yang terbatas hanya pada lapisan luar dari serviks
memerlukan penangan untuk membuang area abnormal. Pada kebanyakan wanita pada
situasi ini, tidak diperlukan penanganan tambahan. Prosedur untuk membuang kanker
noninvasif termasuk :
 Biopsi Cone. Selama operasi ini, dokter menggunakan scalpel untuk mengambil selembar
jaringan serviks berbentuk cone dimana abnormalitas ditemukan.
 Operasi Laser. Operasi ini menggunakan gelombang sempit pada cahaya laser untuk
membunuh sel kanker dan sel pre-kanker.
 Loop electrosurgical excision procedure (LEEP). Teknik ini menggunakan lintasan kabel
untuk memberikan arus listrik, yang memotong seperti pisau bedah , dan mengambil sel dari
mulut serviks.
 Cryosurgery. Teknik yaitu dengan membekukan dan membunuh sel kanker dan prekanker..
 Hysterectomy. Operasi besar ini termasuk membuang jaringan dari area kanker dan
prekanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya dilakukan pada kasus yang dipilih dari
kasus kanker servikal noninvasif.

 Kanker invasif
Kanker servikal yang menginvasi lebih dalam dari lapisan luar sel pada serviks disebut sebagai
kanker invasive dan membutuhkan lebih banyk penanganan. Penanganan untuk kanker
serviks bergantung pada beberapa faktor, termasuk stadium kanker, permasalahan medis lain
yang mungkin dimiliki, dan pilihan pasien sendiri. Opsi penatalakasanaan terdiri dari
1) Operasi.
Operasi untuk mengambil uterus biasanya dilakukan untuk mengatasi stadium dini dari
kanker serviks. Hysterectomy sederhana yaitu dengan membuang jaringan kanker, serviks,
dan uterus. Hysterectomy biasanya pilihan hanya jika kanker dalam stadium yang dini – Invasi
kurang dari 3 milimeter (mm) ke dalam serviks. Hysterectomy radikal – Membuang serviks,
uterus, bagian vagina, dan nodus limfe pada area tersebut – merupakan operasi standar
dimana terdapat invasi lebih besar dari 3 mm kedalam serviks dan tidak ada bukti adanya
tumor pada dinding pelvis.Hysterectoy dapat mengobati kanker serviks stadium dini dan
mencegah kanker kembali lagi, namun membuang uterus membuat pasien tidak mungkin
hamil lagi. Efek samping sementara dari hysterectomy termasuk nyeri pelvis, dan kesulitan
dalam pencernaan, dan urinasi
2) Radiasi.
Terapi radiasi menggunakan energi tinggi untuk membunuh sel kanker. Terapi radiasi
dapat diberikan secara eksternal atau internally (brachytherapy) dengan menempatkan alat
diisi dengan material radioaktif yang akan ditempatkan di serviks. Terapi radiasi sama
efektifnya dengan operasi pada kanker serviks stadium dini. Bagi wanita dengan kanker
serviks yang lebih berat, radiasi merupakan penatalaksaanaan terbaik. Kedua metode terapi
radiasi ini dapat dikombinasi. Terapi radiasi dapat digunakan sendiri, dengan kemoterapi,
sebelum operasi untuk mengecilkan tumor atau setelah operasi untuk membunuh sel kanker
lainnya yang masih hidup. Efek samping dari radiasi terhadap area pelvis termasuk nyeri
lambung, nausea, diare, iritasi kandung kemih, dan penyempitan vagina, dimana akan
menyebabkan hubungan seks lebih sulit dilakukan. Wanita premenopausal dapat berhenti
menstruasi sebagai akibat dari terapi radiasi.
3) Kemoterapi.
Kemoterapi dengan agen tunggal digunakan untuk menangani pasien dengan
metastasis extrapelvis sebagaimana juga digunakan pada tumor rekurren yang sebelum telah
ditangani dengan operasi atau radiasi dan bukan merupakan calon exenterasi. Cisplatin telah
menjadi agen yang paling banyak diteliti dan telah memperlihatkan respon klinis yang paling
konsisten. Walaupun ada beberapa penilitan yang bervariasi, terapi cisplatin agen tunggal
memberikan hasil dengan respon sempurna pada 24% kasus, dengan tambahan 16% dari
terapi ini memperlihatkan respon parsial. Ifosfamide, agen alkylating yang mirip dengan
cyclophosphamide, telah memberikan respon total hingga 29% pada pasien kanker serviks;
namun, efektivitas belum dapat dikonfirmasi oleh semua peneliti. Agen lainnya yang
memberikan paling tidak aktivitas parsial terjadap kanker serviks termasuk carboplatin,
doxorubicin hydrochloride, vinblastine sulfate, vincristine sulfate, 5-fluorouracil, methotrexate
sodium, dan hexamethyl melamine. Kombinasi paling aktif yang digunakan untuk mengatasi
kanker serviks semuanya mengandung cisplatin. Agen tersebut paling sering digunakan
bersama bleomycin, 5-fluorouracil, mitomycin C, methotrexate, cyclophosphamide, dan
doxorubicin. Penelitian National Cancer Institute Gynecologic Oncology Group sedang
dikerjakan untuk membandingkan kemampuan dari berbagai kombinasi kemoterapi
Efek samping kemoterapi tergantung dari obat yang diberikan namun secara umum
dapat menyebabkan diare, lelah, mual, dan rambut rontok. Beberapa obat kemoterapi dapat
mengakibatkan infertilitas dan menopause dini pada wanita premenopause.

4) Kemoradiasi.
Pemakaian kemoradiasi telah diketahui secara luas memberikan harapan hidup lebih
tinggi dibandingkan pemberian radiasi saja pada penanganan kanker serviks. Kombinasi
antara kemoterapi dan terapi radiasi berdasarkan teori dari pembunuhan sel sinergis – efek
terapeutik dari dua modalitas terapi digunakan bersamaan lebih besar dibandingkan jika 2
modalitas tersebut digunakan tidak bersamaan. Bila dikombinasikan dengan radiasi,
penggunaan mingguan cisplatin mengurangi resiko progresi selama 2 tahun sebesar 43%
( harapan hidup 2 tahun = 70%) untuk stadium II B sampai stadium IV A. Pada keadaan ini,
cisplatin sepertinya bekerja sebagai radiosensitizer, dapat menurunkan kemungkinan dari
rekurensi lokal dan lebih mengurangi jumlah kejadian metastasis jauh.

PENCEGAHAN
Resiko terjadinya kanker serviks dapat dilakukan dengan menghindari infeksi HPV. HPV
menyebar melalui kontak kulit dengan bagian badan yang terinfeksi, tidak hanya dengan
hubungan seks. Menggunakan kondom setiap melakukan hubungan dapat mengurangi resiko
terkena infeksi HPV.
Sebagai tambahan dari penggunaan kondom, cara terbaik untuk mencegah kanker serviks
yaitu :
 Menghindari hubungan sex pada umur muda.
 Memiliki partner seks tunggal
 Menghindari merokok

Vaksniasi HPV. Suatu vaksin baru disebut Gardasil memberikan perlindungan dari tipe HPV
yang paling berbahaya. The national Advisory Committee on Immunization Practices
merekomendasikan vaksinasi pada wanita umur 11 dan 12 tahun, sebagaimanapula pada
wanita umur 13 hingga 26 tahun jika mereka belum menerima vaksin. Vaksin ini paling efektif
diberikan sebelum wanita aktif secara seksual. Vaksin ini diberikan selama tiga kali.
Penyuntikan kedua berselang dua bulan sejak vaksin pertama diberikan dan vaksin ketiga
disuntikkan pada bulan keenam. Dosis vaksin 0,5 cc disuntikkan intra muscular pada lengan
atas.
Walaupun vaksin dapat mencegah hingga 70 % kasus kanker serviks, vaksin ini tidak dapat
mencegah infeksi dari virus lain yang dapat juga menyebabkan kanker serviks selain itu
membutuhkan biaya yang mahal Rp 4 juta untuk tiga dosis tersebut. Pap Smear secara rutin
untuk skrining kanker serviks lah yang paling penting.
Pemeriksaan Pap Rutin. Pemeriksaan Pap Smear secara rutin adalah cara paling efektif untuk
mendeteksi kanker serviks pada stadium yang lebih dini. Panduan jadwal Pap rutin adalah
sebagai berikut :
 Pap Smear pertama dilakukan pada 3 tahun pertama setelah hubungan sex pertama atau pada
umur 21 tahun (lakukan yang mana terjadi duluan)
 Dari umur 21 hingga 29 tahun, lakukan pemeriksaan Pap rutin setiap satu atau 2 tahun sekali.
 Dari umur 30 hingga 69 tahun, Pemeriksaan Pap setiap 2 atau 3 tahun jika pasien memiliki 3
kali berurutan pemeriksaan Pap yang normal.
 Umur 70 keatas, jika 3 pemeriksaan Pap Smear negative maka Pap smear sudah dapat
dihentikan.
DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Poedjo (2000). Kanker Serviks & Masalah Skrinning di Indonesia. Kursus pada Pra
Kongres KOGI I & Pasar Mimbar. Volume 5 No.2
Mansyur, A., (2005). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:Media Aesculapius
Neville, Hacker (2001). Esensial Obstetri & Ginekologi Edisi 2.Jakarta: Hipokrates
Rasjidi, Imam (2007). Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi. Jakarta:EGC
Sarwono (2002). Ilmu Kandungan.Jakarta:Yayasan bina Pustaka
------------- (2008) Vaksin HPV Cegah Kanker Serviks Sejak Dini www.mediahidupsehat.com.
-------------- (2003). Vaksin HPV dengan Ajuvan Inovatif ASO4.www.situs.kesrepro.info/aging.
DAFTAR HADIR PESERTA
PENYULUHAN KESEHATAN KANKER SERVIKS
DI RUANG MERPATI RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

No. Nama Tanda Tangan


1   1.
2   2.
3   3.
4   4.
5   5.
6   6.
7   7.
8   8.
9   9.
10   10.
11   11.
12   12.
13   13.
14   14.
15   15.
16   16.
17   17.
18   18.
19   19.
20   20.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KANKER SERVIKS
DI RUANG MERPATI
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

OLEH:

Ewing Firmadani Prastiti P27824109056


Farah Abidah Rachmawati P27824109057
Febrina Nur Indah Sari P27824109058
Irma Sari Fitriana P27824109059
Mar’atus Sholikha P27824109060

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KAMPUS SUTOMO SURABAYA
TAHUN AJARAN 2010 - 2011
LEMBAR OBSERVASI

KRITERIA STRUKTUR KRITERIA PROSES KRITERIA HASIL

1. Peserta hadir ditempat 1. Masing-masing anggota Tim Peserta dapat menjawab


penyuluhan 15 menit bekerja sesuai dengan tugas. pertanyaan yang diajukan tentang
sebelum acara dimulai ( a. Moderator 1. Pengertian kanker serviks
)  Membuka kegiatan ( ) 2. Penyebab kanker serviks
2. Penyelenggaraan  Tidak berbelit-belit ( ) 3. Tanda dan gejala kanker
Penyuluhan dilakukan di  Susunan acara jelas ( ) serviks
Ruang Merpati RSUD b. Penyaji 4. Cara deteksi dini (skrining)
Dr.Soetomo Surabaya (  Komunikatif ( ) kanker serviks
) 5. Stadium kanker serviks
 Menyampaikan isi dengan
3. Pengorganisasian 6. Pencegahan kanker serviks
jelas ( )
dilaksanakan sebelum 7. Penatalaksanaan kanker
 Sesuai/tepat waktu ( )
penyuluhan ( ) serviks
c. Fasilitator
 membantu menyiapkan
perlengkapan penyuluhan
( )
 Memotivasi audiens
untuk bertanya( )
 Membantu penyaji dalam
menganggapi pertanyaan
audiens ( )
2. Peserta antusias terhadap
materi penyuluhan yang
diberikan, serta peserta yang
terlibat aktif dalam
penyuluhan 50 % dari yang
hadir.( )
3. Peserta Tidak ada yang
meninggalkan tempat sebelum
penyuluhan selesai( )

Anda mungkin juga menyukai