3. Penggunaan koma (,), titik (.), tanda seru (!) di akhir kalimat
Dialog adalah percakapan yang dilakukan oleh 2 orang atau lebih dengan maksud tertentu. Dalam
menulis fiksi, dialog mempunyai banyak kegunaan.
Dialog juga dapat memunculkan perbedaan budaya dari beberapa tokoh. Misalnya dengan dialek atau
bahasa percakapan yang berbeda logat. Juga berfungsi sebagai penggambaran setting/latar pada sebuah
cerita.
Nah kalau begitu mari kita ulas tata cara menulis dialog menggunakan kalimat pada jenis teks naratif
(novel, cerpen, cerbung, dan sejenisnya).
Apa yang membedakannya? Huruf awal narasi. Yap. Huruf awal narasi harus didahului oleh kapital.
Perbedaannya apa? Penggunaan tanda baca. Ya, betul! Kalimat pertama kenapa salah? Kan, huruf awal
dalam dialognya sudah benar menggunakan huruf kapital? Memang, sih. Tapi, penulis menggunakan
tanda baca (,) yang seharusnya (.)
Biasanya, di gunakan bersamaan dengan dialog tag. Apa itu dialog tag? Dialog tag adalah frase yang
mengikuti dialog. Fungsinya menginformasikan si pengucap kepada pembaca.
Dialog tag juga dapat digunakan apabila dialog tersebut isinya tentang pengungkapan sesuatu. Di awali
dengan huruf kecil setelah tanda petik. Dan di tandai dengan : “ujar, kata, pekik, sambung, tukas,
ungkap, dan lain sebagainya.”
Contoh awal, tanda bacanya adalah (.) yang seharusnya (,). Kemudian, huruf awal setelah dialog adalah
besar. Padahal, seharusnya huruf awalnya adalah kecil.
3. Penggunaan koma (,), titik (.), tanda seru (!) di akhir kalimat
Tanda seru (!), dan tanda tanya (?) pada akhir kalimat dialog seharusnya diletakkan sebelum tanda petik
(“) penutup, bukan sesudahnya.
Kalimat pertama menjadi salah karena tanda koma seharusnya sebelum petik. Itu jelas salah karena
menggunakan dua tanda baca. Selain itu, posisinya pun tidak sesuai aturan.
Contoh lagi,
Mengapa huruf awal dalam narasinya kapital? Ya, betul. Karena sudah beda kalimat. “Melirik wanita di
sampingnya” dikatakan sebagai kalimat baru.
Catatan : Setiap dialog yang menggunakan tanda tanya atau tanda seru, narasinya diawali dengan huruf
kecil. (teriaknya; tanyanya.)
Perhatikan teknik penggunaannya. Cara menggunakan elipsis dalam dialog adalah ketika ada jeda dalam
dialog tersebut. Sebelum menggunakan elipsis, beri spasi terlebih dahulu.
Setelah menggunakannya pun beri spasi lagi. Kemudian silahkan mulai kata selanjutnya. Ingat, kata baru
setelah elipsis huruf awalnya harus kecil. Lihat contoh untuk pemahaman lebih detail.
Contoh 1
Contoh 2
Jawaban: Tiga titik pertama adalah elipsis, dan satu titiknya lagi adalah tanda baca. Nah, apabila
elipsisnya berada di belakang dan ada narasi lagi setelahnya, maka gunakan contoh nomor 2. Yang mana
hanya terdapat tanda elipsis di sana.
Contoh 1 :
Contoh 2:
Kalimat seperti itu pun berlalu penggunaan tanda (,) sebelum kata “Nak.”
Mengapa kata “Nak” dalam dialog huruf awalnya besar? Karena “Nak” di situ merupakan panggilan
pengganti untuk seorang anak. (Nak, Nduk, Non, dll).
Contoh 1 :
“Aku harap Ayah merestui pernikahan kami,” ucap Putra penuh harap.
Contoh 2 :
Dicontoh pertama, kata “Ayah” diawali dengan huruf kapital. Kenapa? Karena orang yang di maksud ada
di sana. Atau terlibat dalam percakapan tersebut.
Sedangkan dicontoh kedua, kata “ayah” di awali dengan huruf kecil yang mana menandakan sang ayah
tidak ada di sana. Atau tidak terlibat dalam percakapan tersebut.
Contoh 3 :
Contoh 4 :
Nah, apabila menemukan kalimat seperti pada contoh nomor tiga dan empat, perhatikan baik-baik.
Di contoh nomor 3, kata “pak Aldi” huruf awalnya ditulis kecil dan huruf keduanya ditulis besar karena
merupakan nama orang. Ini sama seperti contoh nomor 1, yang mana pak Aldi tidak terlibat dalam
percakapan tersebut.
Dicontoh nomor 4, kata “Pak Aldi” huruf awalnya ditulis besar dan huruf keduanya ditulis besar karena
merupakan nama orang. Ini sama seperti contoh nomor 2, yang mana pak Aldi terlibat dalam
percakapan tersebut.