Anda di halaman 1dari 3

TUGAS RESUME KEGIATAN LOKAKARYA

JUDUL MODEUL : PERANGKAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN


KB : KB 4“ IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DALAM PEMBELAJARAN”
DISUSUN OLEH : Mustaqim, S.Pd.I.
KELOMPOK : AKA.C
RESUME 13
1. Menganalisis Prinsip-Prinsip Utama Yang Dijadikan Dasar Dalam Penerapan Kurikulum
Merdeka, Karakteristik Dalam Pembelajaran, Kriteria Sekolah/Madrasah Yang Boleh
Menerapkan Kurikulum Merdeka, Dan Struktur Serta Dimensi Kurikulum Merdeka
a. Prinsip Dasar Kurikulum Merdeka
Paling tidak ada 3 (tiga) prinsip dasar dalam Kurikulum Merdeka yaitu:
1) Kurikulum Merdeka Bukan Berbasis Konten, Tetapi Berbasis Kompetensi.
Artinya, Kurikulum Merdeka didesain dan dikembangkan berdasarkan penguatan kompetensi
yang ingin ditumbuhkembangkan dan dicapai siswa. Yang penting bukan keluasan materi atau
seberapa banyak materi yang diajarkan oleh guru, melainkan pada materi esensial, relevan,
bermakna, dan pada apa yang bisa dilakukan siswa dengan materi tersebut. Dengan demikian
dalam Kurikulum Merdeka menguatkan pada adanya pemahaman dan penguasaan atas materi
yang dilanjutkan dengan kemampuan menerapkan, mengevaluasi, mengkreasi dan bahkan
merumuskan pengetahuan itu sendiri sebagai karya dan kreativitas siswa.
2) Kurikulum Merdeka Berorientasi pada Pencapaian Kompetensi secara Holistik.
Artinya pendidikan merupakan upaya memberi tuntunan atas perkembangan potensi akal, rasa,
dan raga (kekuatan kodrati anak) secara optimal dan padu agar mereka baik sebagai individu
maupun sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang
setinggi-tingginya.
3) Kurikulum Merdeka Memberi Ruang bagi Kontekstualisasi Belajar (contextual teaching
learning) di Satuan Pendidikan.
Prinsip kontekstualisasi dalam kurikulum artinya adanya penyesuaian kurikulum dengan visi-
misi sekolah/madrasah dan juga kebutuhan belajar para siswanya.
b. Karakteristik Kurikulum Merdeka
1) Kurikulum Merdeka Berfokus pada Pengembangan Kemampuan Non-Teknis (soft skill)
selain Teknis
Keterampilan non-teknis adalah pengembangan kemampuan terkait dengan kemampuan untuk
mensosialisasikan siswa. Dalam kurikulum merdeka, itu tidak hanya diajarkan pada
keterampilan yang berkaitan dengan bidang yang telah ditekuni murid, tetapi juga lintas minat
murid di sekolah/madrasah.
2) Kurikulum Merdeka Berfokus pada Materi Esensial
Dengan pembelajaran berfokus pada materi penting atau esensial, maka ada waktu yang cukup
dan leluasa untuk terwujudnya pembelajaran mendalam (deep learning) dalam rangka penguatan
kompetensi dan literasi dasar sehingga siswa tidak tertinggal terkait dengan kemampuan dan
literasi dasar.
3) Kurikulum Merdeka Memberikan Fleksibilitas Bagi Guru
Fleksibilitas bagi guru, dimaksudkan untuk adanya pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan dan karakteristik siswa dan melakukan penyesuaian pada konteks dan konten lokal.
Selain itu, rancangan kurikulum untuk sekolah/madrasah juga dapat diatur dengan cara yang
lebih fleksibel.
2. Mengembangkan Modul Ajar Sebagai Pedoman Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum
Merdeka Melalui Analisis Dimensi Dan Elemen Profil Pelajar Pancasila
a. Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka
1) Kurikulum Merdeka memiliki 3 (tiga) fitur utama perkembangan perilaku dalam pembelajaran
di mana dalam kerangka Kurikulum Merdeka, ada proporsi aktivitas pembelajaran yaitu 20-30%
jam sekolah/madrasah yang digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek dalam
rangka penguatan Profil Pelajar Pancasila.
2) Memberikan kesempatan untuk belajar melalui pengalaman (learning by experience), dan
mengintegrasikan keterampilan yang diperlukan untuk dipelajari oleh siswa dari berbagai
disiplin ilmu
3) Struktur pembelajaran yang fleksibel dimana capaian pembelajaran ditetapkan berdasarkan fase-
fase pencapaian pembelajaran.
b. Kriteria Sekolah/Madrasah yang Boleh Menerapkan Kurikulum Merdeka
Agar pelaksanaan Kurikulum Merdeka berjalan baik dan sesuai dengan maksud dan tujuan,
beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam implementasi Kurikulum Merdeka sebagai berikut :
1) Warga sekolah/madrasah menunjukkan minat tinggi dan kesiapan menerapkan kurikulum
merdeka untuk memperbaiki pembelajaran.
2) Kepala sekolah/madrasah yang ingin menerapkan Kurikulum Merdeka akan diminta terlebih
dahulu untuk mempelajari materi yang dikembangkan dari pusat.
3) Adanya prooses pendaftaran dan pendataan pada madrasah bukan sebagai arena seleksi satuan
penyelenggara pembelajaran yang akan menerapkan kurikulum merdeka.
4) Kesiapan dan kesediaan kepala madrasah dan guru dalam penerapan kurikulum merdeka untuk
memahami dan mengadaptasi kurikulum tersebut di konteks masing-masing.
5) Perlunya pemetaan potensi diri madrasah dalam menyiapkan skema tingkat penerapa kurikulum
merdeka.
6) Madrasa yang telah membiasakan kurikulum merdeka akan disuruh untuk menerapkan
kurikulum merdeka secara penuh.
7) Sekolah yang belum pernah menerapkan kurikulum merdeka akan mencoba secara parsial.
8) Tidak ada seleksi untuk menerapkan kurikulum merdeka.
9) Madrasah menyusun kurikulum operasional menjadi tugas dan kewenangan madrasah secara
mandiri.
c. Struktur Kurikulum Merdeka
Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama, yaitu:
pembelajaran reguler atau rutin yang merupakan kegiatan intrakurikuler; dan pembelajaran berbasis
proyek yang diorientasikan untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Pembelajaran berbasis proyek untuk menguatkan pencapaian Profil Pelajar Pancasila diatur
sebagai berikut:
1) dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan;
2) tidak diarahkan untuk mencapai target CP tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata
pelajaran;
3) merupakan kegiatan pembelajaran yang lebih fleksibel, tidak terpaku pada jadwal belajar seperti
kegiatan reguler, serta lebih banyak melibatkan lingkungan dan masyarakat sekitar dibandingkan
pembelajaran reguler; dan
4) peserta didik berperan besar dalam menentukan strategi dan aktivitas proyeknya, sementara guru
atau pendidik berperan sebagai fasilitator.
Pembelajaran muatan local dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pilihan sebagai berikut:
1) Mengintegrasikan muatan lokal ke dalam mata pelajaran lain.
2) Mengintegrasikan muatan lokal ke dalam tema projek penguatan Profil Pelajar Pancasila.
3) Mengembangkan mata pelajaran khusus muatan lokal yang berdiri sendiri sebagai bagian dari
program intrakurikuler.
d. Pengembangan Perangkat Ajar Kurikulum Merdeka
Pada Kurikulum Merdeka perangkat ajar yang digunakan tidak lagi menggunakan istilah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) melainkan menggunakan Modul Ajar.
Modul ajar dalam Kurikulum Merdeka pada hakikatnya memuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sesuai dengan Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), berbagai materi pembelajaran, lembar aktivitas peserta
didik, dan asesmen untuk mengecek apakah tujuan pembelajaran dicapai peserta didik.
Komponen modul ajar pada Kurikulum Merdeka meliputi tiga komponen pokok yaitu:
1) Komponen informasi umum, mencakup :
a. Identitas sekolah/madrasah, meliputi data sekolah, nama penyusun dalam hal ini adalah guru,
nama institusi. Disusul oleh tahun disusunnya modul ajar, kemudian jenjang sekolah
(SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA atau SMK/MAK. Selanjutnya kelas dan alokasi waktu ini.
b. Kompetensi awal, berisi tentang pengetahuan atau keterampilan yang perlu dimiliki siswa
sebelum mempelajari topik tertentu.
c. Profil Pelajar Pancasila, merupakan tujuan akhir dari suatu kegiatan pembelajaran yang
berkaitan erat dengan pembentukan karakter peserta didik.
d. Sarana dan prasarana, merupakan fasilitas dan bahan yang dibutuhkan untuk menunjang
kegiatan pembelajaran.
e. Target peserta didik, terdapat beberapa hal yang diperhatikan yaitu :
i) peserta didik reguler atau dengan tipikal umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna
dan memahami materi pelajaran.
ii) Peserta didik dengan kesulitan belajar, memiliki gaya belajar yang terbatas hanya satu
gaya.
iii) peserta didik dengan pencapaian tinggi, yaitu mencerna dan memahami dengan cepat
mampu mencapai keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dan memiliki
keterampilan memimpin.
f. Model pembelajaran yang digunakan, merupakan model atau kerangka pembelajaran yang
memberikan gambaran sistematis pelaksanaan pembelajaran.
2) Komponen Inti
Komponen inti dalam modul ajar setidaknya memiliki 8 (delapan) unsur yaitu tujuan
pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran, pemahaman bermakna, pertanyaan pemantik,
persiapan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, asesmen, pengayaan dan remedial, dan refleksi
pembelajaran.
3) Lampiran
Pada komponen lampiran, terdapat setidaknya 4 (empat) unsur dalam modul ajar pada
Kurikulum Merdeka ini. Keempat unsur tersebut adalah sebagai berikut.
a) Lembar kerja peserta didik dibuat guru yang ditujukkan kepada peserta didik untuk
membantu aktivitas belajar agar terarah dan terbimbing dan dapat diperbanyak sesuai dengan
kebutuhan termasuk diberikan kepada peserta didik lainnya.
b) Bahan bacaan guru dan peserta didik digunakan sebagai pemantik sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai atau bisa juga untuk memperdalam pemahaman materi pada saat atau
akhir kegiatan pembelajaran.
c) Glosarium, merupakan kumpulan istilah-istilah dalam suatu bidang yang ditulis secara
alfabetik dan dilengkapi dengan definisi dan artinya dari setiap istilah yang ada.
d) Daftar pustaka, merupakan sumber-sumber referensi yang digunakan dalam penyusunan
modul ajar.

Anda mungkin juga menyukai