Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENDIDIKAN POLITIK

METODE PENDIDIKAN POLITIK

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Penilaian Tugas


Pada Mata Kuliah Pendidikan Politik
Dosen Pengampu: Ida Mahardika S.Pd, M.Pd

Kelompok 7
Eli Marfu'ah
Hafidin
Ikrimatul Falah
Wati

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PRIMAGRAHA

2022

KATA PENGANTAR 

i
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia dan
rahmatnya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul "METODE
PENDIDIKAN POLITIK" dengan selesai.

Shalawat beserta salam semoga tercurah kepada junjung kita Nabi besar kita
Muhammad SAW yang memberikan pedoman hidup untuk keselamatan di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Politik di Program Studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikkan
Universitas Primagraha. Sehubungan dengan penyusunan makalah ini, dengan penuh
ketabahan dan kemantapan agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri
sendiri maupun orang lain. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah Pendidikan Politik yaitu Ibu Ida Mahardika S.Pd, M.Pd yang
sudah memberikan tugas makalah ini agar kami dan kita semua dapat mengetahui
Metode Pendidikan Politik Serta berterima kasih kepada pihak- pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini. Demikian kami ucapkan terimakasih atas waktu anda
telah membaca hasil makalah ini.

Serang, 15 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Politik
B. Metode Pendidikan Politik
C. Tujuan dari Pendidikan Politik
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Politik adalah proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak,
kewajiban, dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Jika dikaitkan dengan partai politik (parpol),
pendidikan politik bisa diartikan sebagai usaha sadar dan tersistematis dalam
mentransformasikan segala sesuatu yang berkenaan dengan perjuangan parpol
tersebut kepada massanya agar mereka sadar akan peran dan fungsi, serta hak
dan kewajibannya sebagai manusia atau warga Negara.
Pendidikan politik dapat dipahami sebagai perbuatan memberi latihan, ajaran,
serta bimbingan untuk mengembangkan kapasitas dan potensi diri manusia,
melalui proses dialogik yang dilakukan dengan suka rela antara pemberi dan
penerima pesan secara rutin, sehingga para penerima pesan dapat memiliki
kesadaran berdemokrasi dalam kehidupan bernegara. Kita ketahui bersama
bahwa Negara Indonesia sendiri yakni Negara yang menganut system
demokrasi dalam memilih para pemimpin baik di pusat maupun di daerah. Oleh
karena itu, dari sisi lokasi (Negara Indonesia) dituntut kemampuan sistem
politik yang ideal untuk dapat manjaga, mengatur dan mengelolah baik
masalah integrasi nasional.
Dalam sistem perpolitikan di Indonesia adalah budaya politik masyarakat, dapat
diketahui bahwah secara esensial salah satu ciri penting dari masyarakat adalah
keadaan transisi dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern.
Dengan begitu masih terdapat sejumlah nilai atau tradisi yang tetap dipegang
masyarakat terhadap pemimpinnya. Berdasarkan tradisi, posisi pemimpin
adalah sentral di dalam kehidupan masyarakat apa lagi seperti Negara
Indonesia yang menganut sistem demokrasi murni.
Jika melihat mulanya perkembangan politik di Indonesia yang mana terjadi
dimasa yang cukup lama, yang mana masyarakat masih dalam tahap transis
politik tradisional ke masyarakat modern. Dan dengan semakin berkembangnya

1
Negara Indonesia pada saat ini semakin berkembang pula perpolitikan di masa
sekarang secara tujuan utama dari pada perpolitikan Indonesia adalah
mengembalikan kedaulatan ketangan rakyat. Salah satu tujuan reformasi
adalah untuk mewujudkan suatu Indonesia baru, yaitu Indonesia yang lebih
demokratis. Hal ini bisa dicapai dengan mengembalikan kedaulatan ketangan
rakyat. Selama ini baik masa Orde Baru maupun di era reformasi, kedaulatan
sepenuhnya berada ditangan lembaga-lembaga eksekutif, dan di tangan
lembaga legislatif. Bahkan di Era Reformasi ini, kedaulatan seolah-olah berada
di tangan partai politik. Partai politik, melalui fraksi-fraksinya di Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dapat
melakukan apa pun, yang berkaitan dengan kepentingan bangsa dan Negara,
bahkan dapat memberhentikan Presiden dan atau Wakil Presiden. sebelum
berakhir masa jabatannya, seperti layaknya pada Negara dengan sistem
parlementer padahal nengara kita menganut sistem Presidentil. Di daerah-
daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) melalui pemungutan suara,
dapat menjatuhkan kepala daerah sebelum berakhir masa jabatanya.
Kekuasaan yang dimiliki partai politk ini, antara lain disebabkan oleh sistem
pemilu yang dianut dimasa lalu, yaitu sistem proporsioanal. Dalam sistem ini
para pemilih hanya memilih tanda gambar partai politik tertentu. Selanjutnya
partai politiklah yang bahkan menentukan siapa-siapa yang akan duduk sebagai
wakil rakyat (wakil partai politik) di DPR dan atau DPRD Kabupaten Kota.
Akibatnya anggota dewan lebih merasakan dirinya sebagai wakil partai politik,
dari pada sebagai wakil rakyat sehingga mereka lebih banyak berbuat untuk
kepentingan partai dari pada kepentingan rakyat. Dalam sistem ini seseorang
yang tidak disukai dan tidak didukung oleh rakyat pemilih, sepanjang yang
bersangkutan masih disukai oleh partainya, keberadaannya di dewan akan
selalu terjamin dapat dinyatakan aman. Satu-satunya hak politik yang masih
dimiliki rakyat adalah hak memberikan suara pada saat pemilu berlangasung.
Sesudah itu semua hak politik yang dimiliki rakyat beralih kepada partai politik
sehingga rakyat tidak memiliki apa-apa lagi, bahkan sudah dilupakan sama

2
sekali. Untuk mengembalikan kedaulatan ketangan rakyat, sistem pemilu harus
diubah, dengan sistem yang memberi peluang kepada rakyat pemilih.
Untuk dapat menggunakan hak pilihnya secara langsung. Melalui amandemen
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan
menambahkan pasal 6A dan pasal 22E, sistem pemilu diubah menjadi pemilu
secara langsung, baik untuk pemilu legislatif maupun untuk pemilu Presiden
dan/atau Wakil Presiden sebagai kepala Negara dan sekaligus sebagai kepala
pemerintahan. Untuk pemilu legislatif yang diatur dalam Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2003 yang mana diperbarui dengan Undang-Undang Nomor
10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sedangkan
untuk pemilu Presiden Dan/Atau Wakil Presiden diatur dalam pasal 6A yang
selanjutnya dijabarkan Dalam Undang-undang No.23 Tahun 2003 Tentang
Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan politik?
2. Bagaimana metode pendidikan politik?
3. Apa Tujuan dari Pendidikan Politik?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari pendidikan politik
2. Untuk mengetahui metode pendidikan politik
3. Untuk mengetahui tujuan dari pendidikan politik

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Politik


Alfian dalam jurnal Nasiwan menyatakan bahwa pendidikan politik
dimaknai sebagai usaha yang terencana, dengan sadar untuk memberikan
penyadaran kepada warga negara yang sudah berhak memilih. Tujuan dari

3
pendidikan politik yang terpenting adalah membentuk kesadaran
warganegara tentang hak dan kewajibannya sesuai dengan konstitusi.
Pendidikan politik merupakan faktor penting bagi terbentuknya sikap politik
warganegara yang mendukung berfungsinya sistem pemerintahan secara
sehat. Pendidikan politik adalah usaha sadar untuk mengubah proses
sosialisasi politik masyarakat sehingga mereka memahami dan menghayati
betul nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik yang ideal yang
hendak di bangun (Alfian dalam jurnal Sunarso).
Manfaat pendidikan politik dapat melatih warganegara agar meningkat
partisipasi politiknya. Huntington dalam jurnal Nasiwan mendefinisikan
partisipasi politik sebagai kegiatan warga negara (private citizen) yang
bertujuan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah.
Definisi ini mensyaratkan bahwa yang tercakup dalam partisipasi politik
adalah kegiatan, dengan demikian orientasi-orientasi para warga negara
terhadap politik, pengetahuan tentang politik, minat terhadap politik,
perasaan-perasaan mengenai politik kompetisi dan keefektifan politik,
persepsi-persepsi tentang relevansi politik, itu seringkali juga tidak
berkaitan.
Lewat pendidikan politik individu diajarkan bagaimana mereka
mengumpulkan informasi dari berbagai media massa, diperkenalkan
mengenai struktur politik, lembaga-lembaga politik, lembaga-lembaga
pemerintahan (Almond dan Verba dalam jurnal Sunarso).
Beberapa definisi mengenai pendidikan politik adalah sebagai berikut:
1. pendidikan politik adalah bentuk pendidikan orang dewasa dengan
menyiapkan kader-kader untuk pertarungan politik dan mendapatkan
penyelesaian politik, agar menang dalam perjuangan politik.
2. pendidikan politik adalah upaya edukatif yang intensional, disengaja dan
sistematis untuk membentuk individu sadar politik, dan mampu menjadi
pelaku politik yang bertanggung jawab secara etis/moril dalam mencapai
tujuan-tujuan politik.

4
3. R. hayer menyebut pendidikan politik ialah usaha membentuk manusia
partisipan yang bertanggung jawab dalam politik. (Kartini Kartono,
2009: 64).
Jadi pendidikan politik itu adalah suatu proses penanaman nilai-nilai
politik yang dilakukan secara sengaja, trencana, bisa bersifat formal
maupun informal, dilakukan secara terus menerus dari generasi ke
generasi, agar warganegara mau berpartisipasi dalam politik, serta
memiliki kesadaran akan hak dan kewajiban secara bertanggung jawab.
B. Metode Pendidikan Politik
Metode pendidikan politik secara umum adalah cara atau proses yang
dilakukan oknum politik dengan upaya pemahaman dan pengamalan nilai
serta simbol politik kepada masyarakat umum.
Pendidikan politik tidak dibatasi dalam pengertian formal politik, seperti
keterlibatan dalam kampanye politik dan memberikan suara dalam
pemilihan umum atau Pilkada (Adelabu dan Akinsolu, 2009: orit 2004).
Pendidikan politik memberikan seseorang pengetahuan dan keterampilan
untuk memahami persoalan politik, pendidikan politik menumbuhkan
keterlibatan seseorang dalam diskusi politik dengan banyak orang,
melakukan deliberasi tentang persoalan-persoalan kehidupan lainnya (luas).
Pendidikan politik juga membuat seseorang mampu memberi pengaruh
terhadap orang-orang tentang persoalan politik. (Adelabu dan Akinson
2009, Clarke 2007, Devise 2005).
Metode pendidikan politik yang bisa diterapkan antara lain:
1. Adakan sosialisasi politik, untuk masyarakat agar mereka lebih
mengetahui siapa bakal calon yang benar-benar berkualitas.
2. Adakan seminar-seminar pendidikan politik yang berorientasi
dengan pengawasan pemilu partisipatif, diharapkan agar
masyarakat luas lebih antusias dalam mengawasi partisipasi politik.
3. Adakan musyawarah besar yang berkaitan dengan pendidikan
politik yang juga berorientasi pada pentingnya berpartisipasi dalam
pemilu.
4. Bentuk organisasi yang berorientasi pada pengawasan pemilu.
5
5. Bangun komunitas politik yang turut serta mencerdaskan bangsa
khususnya dalam politik, agar melahirkan para politisi politisi yang
berintegritas.
C. Tujuan Pendidikan Politik
Tujuan pendidikan dan pengajaran di Indonesia adalah membentuk
manusia susila yang cakap, dan warganegara yang demokratis serta
bertanggungjawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanahy air
berdasarkan asas Pancasila dan UUD 1945. Adapun Tujuan dari Pendidikan
Politik Indonesia adalah:
1. Agar mampu aktif berpartisipasi dalam proses politik untuk
membangun bangsa dan negara. (Kartini Kartono, 2009: 82).
2. membangun pengetahuan politik masyarakat,membangun karakter
masyarakat atau warga negara, seperti bersikap kritis, terbuka, jujur
dan rasional, serta membangun kecakapan masyarakat. Melalui
pendidikan politik, masyarakat diperkenalkan mengenai hak dan
kewajibannya dalam kehidupan.

BAB lll
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alfian dalam jurnal Nasiwan menyatakan bahwa pendidikan politik
dimaknai sebagai usaha yang terencana, dengan sadar untuk memberikan
penyadaran kepada warga negara yang sudah berhak memilih. Tujuan dari
pendidikan politik yang terpenting adalah membentuk kesadaran
warganegara tentang hak dan kewajibannya sesuai dengan konstitusi.
Metode pendidikan politik yang bisa diterapkan antara lain: Adakan
sosialisasi politik, untuk masyarakat agar mereka lebih mengetahui siapa
bakal calon yang benar-benar berkualitas. Adakan seminar-seminar
pendidikan politik yang berorientasi dengan pengawasan pemilu
partisipatif, diharapkan agar masyarakat luas lebih antusias dalam
mengawasi partisipasi politik. Adakan musyawarah besar yang berkaitan

6
dengan pendidikan politik yang juga berorientasi pada pentingnya
berpartisipasi dalam pemilu. Bentuk organisasi yang berorientasi pada
pengawasan pemilu. Bangun komunitas politik yang turut serta
mencerdaskan bangsa khususnya dalam politik, agar melahirkan para
politisi politisi yang berintegritas.
B. Saran
Seharusnya pendidikan politik di Indonesia dilaksanakan secara merata
tanpa harus memandang latar belakang masyarakat. Pendidikan politik
adalah tugas negara, sebaiknya tidak disalahgunakan untuk mendoktrin
rakyat, tetapi digunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasana
rakyat terhadap politik sehingga dapat turut serta berpartisipasi dalam
politik guna mewujudkan Indonesia yang lebih baik kedepannya

DAFTAR PUSTAKA

Hartono Rudy. 2016. Fungsi dan Peran Pendidikan Politik dalam Kehidupan
Bermasyarakat. Diakses pada tanggal 15 November 2022.
http://Rudyhartono.blogs.uny.ac.id

Wandi. 2019. Metode Pendidikan Politik dan Pendekatan Andragogi menyongsong


Pilkada serentak Provinsi Jambi. Diakses pada tanggal 15 November 2022.
https://jamberita.com/read/2019/11/27/5955134/metode-pendidikan-politik-dan-
pendekatan-andragogi-menyonsong-pilkada-serentak-provinsi-jambi--%C2%A0

Buamona Akbar Zul Kamil. 2018. Pentingnya Pendidikan Politik. Diakses pada tanggal
15 November 2022. https://pengacarahb.com/pentingnya-pendidikan-politik/

Anda mungkin juga menyukai