Anda di halaman 1dari 7

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Untuk membuat rancangan sistem presensi tersebut, maka terlebih dahulu

membuat rancangan topologi yang didalamnya terdapat sebuah komputer, dua

buah kabel UTP, Switch/HUB dan Finger Print.

4.1.1. Topologi Star

Topologi yang dirancang untuk penerapan mesin finger print adalah

topologi star dengan penggunaan HUB/Switch sebagai konsentrator jaringan.

Finger print adalah mesin yang di desain untuk memberikan data otomatis yang

cepat seperti presensi pegawai pada suatu instansi dengan menggunakan

verifikasi sidik jari. Tujuan adanya Finger Print itu sendiri adalah untuk

menciptakan ketertiban dan kedisiplinan karyawan pada suatu instansi.

Adapun rancangan topologi dari rancangan sistem finger print yang di

aplikasikan di Kantor Camat Siantar Utara yaitu seperti pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Rancangan Instalasi Finger Print


1. Personal Computer (PC)

Dalam hal ini, komputer berperan sebagai media penyimpan data

baik itu hasil sidik jari yang di input dari finger print yang apabila data

yang di input tidak sesuai dengan data yang ada pada komputer tersebut,

maka finger print akan menolak untuk memberikan akses.

2. Switch/HUB

Fungsi Switch/HUB adalah sebagai penghubung antara komputer

dengan finger print yang akan dihubungkan menggunakan dua buah kabel

LAN. Dimana kabel LAN untuk komputer akan terhubung dengan Ether 1

pada switch, dan kabel LAN untuk finger print tersebut akan terhubung

dengan Ether 2 pada switch.

3. Mesin Finger Print

Penggunaan finger print ini nantinya akan mempermudah proses

presensi pegawai pada Kantor Camat Siantar Utara, karena tidak perlu lagi

menggunakan nama atau user dan kata sandi. Karena setiap pegawai

memiliki sidik jarinya sendiri yang tidak bisa ditiru oleh orang lain, maka

tingkat keamanan mesin absensi ini lebih tinggi. Selain meningkatkan

efektivitas dan efisiensi, penggunaan finger print bisa menutup celah

terjadinya kecurangan absensi.


4.2. Pembahasan

4.2.1. Prosedur Kerja Finger Print

Secara sederhana finger print bekerja dengan "merekam" sidik jari

seseorang, lalu menyimpan pola khasnya. Identifikasi dilakukan dengan

mencocokkan data yang telah tersimpan tersebut. Jika dinyatakan sama, akses

otomatis terbuka.

Sidik jari terdiri dari banyak garis menonjol yang cenderung melingkar-

lingkar. Hal ini bisa terlihat jelas, salah satunya ketika kita membuat cap jari

menggunakan tinta untuk surat-surat resmi. Dari situ bisa dilihat, satu sidik jari

saja memiliki banyak pola rumit. Jika semua pola ini digunakan, proses

identifikasi sidik jari akan memakan waktu terlalu lama.

Sebaliknya, jika pola yang diambil terlalu sederhana, kemungkinan

pemindaian kurang akurat. Sebagai solusi, mesin pemindai hanya menangkap dan

menyimpan tiga jenis pola pada guratan sidik jari. Pola diambil dari bagian yang

pada hasil cap jari tintanya terlihat lebih tebal. Pola itu di antaranya, ujung garis

(ridge ending), garis bercabang (bifurcation), dan garis pendek menyerupai titik

(short ridge). Tiga detail pada sidik jari ini tak pernah ditemui sama pada

manusia.

Gambar: 4.2. Jenis Pola pada Sidik Jari.


Pola sidik jari selalu berbeda pada setiap orang. Untuk memindai, mesin

membutuhkan sensor. Jenis sensornya juga beragam. Optis atau optical fingerprint

imaging, misalnya, memanfaatkan cahaya saat merekam pola sidik jari. Cara

kerjanya mirip mesin fotocopy. Jari diletakkan di atas sebuah scanner, biasanya

berbahan kaca. Lalu, dari bawah scanner, pemancar cahaya menerangi permukaan

ujung jari. Pantulan cahaya kemudian ditangkap alat penerima sehingga foto sidik

jari pun didapat.

4.2.2. Teknik pembacaan sidik jari yang dilakukan mesin finger print

Adapun teknik pembacaan sidik jari yang dilakukan mesin finger print

sebagai berikut:

1. Optis

Pola sidik jari direkam dengan menggunakan cahaya. Fingerprint

scanner yang digunakan berupa kamera digital. Teknik ini sangat

bergantung pada kualitas sidik jari, hasilnya akan kurang bagus jika

sidik jarinya samar atau luka. Namun, biayanya lebih murah.

2. Ultrasonik

Teknik ini menggunakan suara berfrekuensi sangat tinggi untuk

menembus lapisan epidermal kulit (menggunakan pola pantulan).

Dengan cara ini sidik jari atau permukaan scanner yang kotor bukan

lagi masalah.
3. Kapasitans

Teknik ini menggunakan pengukuran kapasitans untuk membentuk citra

sidik jari. Scan area berfungsi sebagai kapasitor dan ujung kulit jari

sebagai lempeng kapasitor lainnya. Ketika scanning akan terbentuk

gundukan dan lembah pada sidik jari dan menjadi citra sidik jari.

4. Thermal

Teknik ini menggunakan perbedaan suhu antara gundukan dan lembah

sidik jari untuk mengetahui pola sidik jari. Sebelum menyentuh

scanner, ujung jari harus digosok-gosok terlebih dahulu.

Setelah sidik jari terbaca maka yang dilakukan selanjutnya adalah

menyimpan pola/citra tersebut ke dalam basis data. Teknik penyimpanannya ada

beberapa cara, yaitu:

a. Data sidik jari disimpan di dalam perangkat alat absensi sidik jari.

Biasanya ini dilakukan oleh mesin presensi sidik jari tipe stand alone.

Mesin yang pengoperasiannya bisa berjalan tanpa terhubung dengan

komputer. Teknik penyimpanan ini sangat tergantung pada kapasitas

mesin presensi.

b. Data sidik jari disimpan pada basis data komputer

Biasanya digunakan pada mesin presensi sidik jari tipe online dan harus

terhubung dengan komputer. Dengan cara ini kapasitas penyimpanan

bisa lebih besar, hanya saja proses identifikasinya akan berjalan agak

lambat.
4.2.3. Spesifikasi Kebutuhan Sistem

Agar sistem rancangan yang dikerjakan dapat berjalan dengan baik. Untuk

itu dibutuhkan komponen utama perangkat keras (Hardware). Perangkat keras

merupakan komponen yang terlihat secara fisik, yang saling bekerja sama dalam

pengolahan data. Perangkat keras yang digunakan yaitu Komputer, Switch/HUB,

Kabel UTP, Finger Print.

4.2.4. Kelemahan dan Kelebihan Sistem

Adapun kelemahan dan kelebihan perancangan sistem yang dirancang

adalah sebagai berikut :

1. Kelemahan

Kelemahan dari rancangan sistem presensi finger print sebagai berikut:

a. Pola sidik jari yang didapat sangat bergantung pada kondisi kulit

telapak jari. Jika jari kotor atau kulit sedang terkelupas, misalnya,

pemindai bisa saja gagal mengenali sidik jari.

b. Sering terjadi kesalahan dalam proses identifikasi.

c. Membutuhkan perawatan rutin.

2 Kelebihan

a. Pengelolaan data lebih mudah.

Mesin absensi ini dapat memudahkan para pegawai untuk mengolah

data sidik jari yang telah terkumpul karena telah sudah terhubung

dengan komputer sehingga laporan data dibuat dengan mudah.


b. Terhindar dari kecurangan.

Mesin absensi manual biasanya sering terjadi kecurangan seperti

menitip absen. Untuk itu dengan adanya mesin finger print ini maka

seluruh pegawai tidak akan dapat memalsukan data dirinya.

c. Meningkatkan kedisiplinan pegawai.

Para pegawai akan lebih bijak dalam menghargai waktu untuk

bekerja karena mereka dituntut untuk datang tepat waktu karena data

kehadiran mereka telah terekam dalam mesin absensi finger print

sehingga keterlambatan dapat mempengaruhi penilaian terhadap

mereka.

Anda mungkin juga menyukai