Preskas APP Akut
Preskas APP Akut
APENDISITIS AKUT
Disusun Oleh :
dr. Wulan Ramdani
Pendamping :
dr. Nur Cholis
1
BAB I
PRESENTASI KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.S
Umur : 37 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Tgl masuk RS : 06-07-2020
2. ANAMNESA
- Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan
bawah, sejak 4 hari yang lalu, Nyeri awalnya dirasakan pada ulu hati, lalu
nyeri berpindah diperut kanan bawah dan terasa lebih kuat. Kalau berjalan
nyeri dirasakan makin bertambah. Nyeri perut mengganggu aktivitas.
Demam (+) sebelum masuk rumah sakit, namun tidak terlalu tinggi. Mual
(+), muntah (-), BAB normal seperti biasa tidak terlalu keras atau cair.
BAK normal seperti biasa, keputihan (-), keluar cairan atau sekret dari
vagina (-), pasien tidak sedang menstruasi. Sejak sakit nafsu makan
menurun. Batuk (-), sakit pinggang (-).
3. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
Keadaan umum : tampak sakit sedang, Kesadaran : CM
Vital sign : T 120/80 S 37,0 0C
N 100 x/mnt R 20 x/mnt
Kepala : Mesochepal, rambut hitam, panjang, tidak
mudah dicabut.
Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
oedem palpebra (-/-).
Hidung : dbn
Telinga :dbn
Mulut : dbn
Leher : JVP tidak meningkat, tidak ada pembesaran
kelenjar .
Thoraks
Jantung : I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis kuat angkat
Pe : redup (+)
A : S1 > S2 murni, tidak ada bising
Pulmo : I : simetris tidak ada ketinggalan gerak, retraksi
dada tidak ada
Pa : vokal fremitus ka = ki
Pe : Sonor seluruh lapang paru
A : Suara Dasar : vesikuler +/+
Suara Tambahan : ronkhi (-), wheezing (-)
3
Abdomen
- Inspeksi : datar
- Auskultasi : Bising usus (+) normal
- Palpasi : supel, defans muskuler (-)
- Nyeri tekan di Mc Burney (+)
- Psoas sign (+)
- Rovsing sign (+)
- Blumberg sign (+)
- hepatomegali (-) splenomegali (-)
- Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen Thorax: Cor & Pulmo dalam batas normal
Laboratorium Hematologi (4 Januari 2012):
Hb : 13,6 gr%
Leukosit : 19,900 ribu/uL
Trombosit : 302 ribu/uL
Hematokrit : 40,5 %
Eritrosit : 5,65 /uL
Hitung Jenis Leukosit:
Eosinofil :0%
Basofil : 1,6 %
Batang :0%
Segmen : 70,7 %
Limfosit : 8,1 %
Monosit : 19,5%
4
F. DIAGNOSIS
Kolik abdomen ec susp Apendisitis akut
G. PENATALAKSANAAN
Inj cefotaxime 2 x 1 gr iv
Inj antrain 3 x 1 amp iv
Inj. Ranitidin 2x1 amp iv
Rencana ops appendiktomi
H. PROGNOSIS
Dubia ad bonam
5
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Apendisitis
Apendiks adalah suatu organ yang terdapat pada sekum yang terletak pada
proximal kolon, yang hingga sekarang belum diketahui fungsinya. Pada neonatus,
apendiks vermiformis (umbai cacing) adalah sebuah tonjolan dari apex sekum,
kiri dan belakang kira-kira 2,5 cm di bawah valva ileocaecal. Selama anak-anak,
intraperitoneal. Istilah usus buntu yang sering dipakai di masyarakat awan adalah
Namun, pada bayi, apendiks berbentuk kerucut, lebar di pangkal, dan sempit di
terletak intraperitoneal dan dapat digerakkan. Pada apendiks terdapat 3 tanea coli
uang menyatu dipersambungkan sekum dan bisa berguna sebagai penanda tenpat
pelvic (21%), patileal (5%), paracaecal (2%), subcaecal (1,5%), dan preleal (1%).
6
apendiks bergerak bebas dan ruang geraknya bergantung pada panjang
terletak 2,5 cm dari katup ileocecal. Mesoapendik merupakan jaringan lemak yang
serosa. Lapisan submukosa terdiri dari jaringan ikat kendor dan jaringan elastic
membentuk jaringan saraf, pembuluh darah dan lymphe. Antara Mukosa dan
Pichter. Garis diukur dari SIAS dextra ke umbilicus, lalu garis dibagi 3. Pangkal
apendiks terletak 1/3 lateral dari garis tersebut dan dinamakan titik Mc Burney.
Ujung apendiks juga dapat ditentukan dengan pengukuran garis Lanz. Garis
diukur dari SIAS dextra ke SIAS sinistra, lalu garis dibagi 6. Ujung apendiks
7
Gambar 1. Letak titik McBurney’s
bagian bawah arteri ileocolica. Arteri pada apendiks termasuk end arteri yang
merupakan arteri tanpa kolateral. Apendiks memiliki lebih dari 6 saluran limfe
elintangi mesoapendiks menuju nodus limfe ileocaecal. Bila arteri ini tersumbat,
misal karena adanya trombosis pada infeksi, apendiks akan mengalami gangren.
sedangkan persarafan simpatis berasal dari n. torakalis X. Oleh karena itu, nyeri
8
Gambar 2. Letak anatomi apendiks
adalah IgA. Imunoglobulin ini sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi.
karena jumlah jaringan limfe di sini kecil sekali bila dibandingkan dengan jumlah
2. Definisi
disebut juga umbai cacing. Apendisitis akut merupakan peradangan pada apendiks
jaringan limfe, fekalith, tumor apendiks dan cacing ascaris yang dapat
umum berbahaya. Jika diagnosis terlambat ditegakkan, dapat terjadi ruptur pada
di sekitar apendiks.
3. Epidemiologi
Pria lebih banyak daripada wanita, sedang bayi dan anak sampai berumur 2
tahun terdapat 1% atau kurang. Anak berumur 2 sampai 3 tahun terdapat 15%.
Frekuensi mulai menanjak setelah usia 5 tahun dan mencapai puncaknya berkisar
Walaupun appendisitis dapat terjadi pada setiap umur, namun puncak insiden
4. Etiologi
jaringan limfe, fekalith, tumor apendiks, dan cacing askaris yang menyumbat.
10
Ulserasi merupakan tahap awal dari kebanyakan penyakit ini. Namun ada
diikuti oleh infeksi. Obstruksi terjadi pada lumen apendiks. Obstruksi ini
hyperplasia jaringan limfoid (60%), 35% karena statis fekal, tumor apendiks,
benda asing dalam tubuh (4%) dan cacing askaris serta parasit dapat pula
yang telah disebutkan di atas, fekalit dan hyperplasia jaringan limfoid merupakan
penyebab obstruksi yang paling sering terjadi. Fekalit ditemukan 40% pada kasus
apendisitis kasus sederhana, 65% pada kasus apendisitis akut gangrenosa tanpa
2. Faktor bakteri
cairan mucosa yang diproduksi tidak dapat keluar dari apendiks, hal ini akan
mucosa juga semakin tinggi. Tekanan yang tinggi akan menyebabkan infiltrasi
merupakan faktor primer pada apendisitis akut. Adanya fekolith dalam lumen
apendiks yang telah terinfeksi dapat memperburuk dan meperberat infeksi karena
11
terjadi peningkatan stagnasi feses dalam lumen apendiks. Pada kultur dapat
kuman yang menyebabkan perforasi adalah kuman anaerob sebesar 96% dan
aerob <10%.
3. Kecenderungan familiar
Hal ini dihubungkan dengan terjadinya malformasi yang herediter dari organ
apendiks yang terlalu panjang, vaskularisasi yang tidak baik, dan letaknya yang
makan dalam keluarga terutama diet rendah serat yang dapat mempermudah
Bangsa kulit putih yang dulunya pola makan rendah serat mempunyai resiko lebih
tinggi dari negara yang pola makannya banyak serat. Namun, sekarang terjadinya
sebaliknya. Bangsa kulit putih justru merubah kebiasaan makannya ke pola makan
tinggi serat. Negara berkembang yang dulu mempunyai kebiasaan makan tinggi
serat, kini beralih ke pola makan rendah serat, sehingga memiliki resiko
Selain infeksi, appendisitis juga dapat disebabkan oleh penyebaran infeksi dari
5. Patofisiologi
12
Patofisiologi appendisitis berawal di jaringan mukosa dan kemudian
pengaliran mukus dari lumen apendiks ke sekum menjadi terhambat. Makin lama
saat inilah terjadi appendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri di daerah
menimbulkan nyeri di daerah perut kanan bawah. Keadaan ini disebut dengan
Jika kemudian aliran arteri terganggu, maka akan terjadi infark dinding
apendiks yang disusul dengan terjadinya gangren. Keadaan ini disebut dengan
13
perlengketan dengan jaringan sekitarnya. Perlengketan tersebut dapat kembali
menimbulkan keluhan pada perut kanan bawah. Pada suatu saat organ ini dapat
dan drainase vena, diikuti invasi cairan inflamasi dan bakterial pada dinding
secara klinis nyeri pasien berpindah dari periumbilikus ke kuadran perut kanan
appendisitis gangrenosa.
generalisata.
dilingkupi dengan omentum majus yang berdekatan atau loop usus halus
14
7. Diagnosis
Anamnesis
peristaltik untuk mengatasi obstruksi yang terjadi pada seluruh saluran cerna,
merupakan kelanjutan dari rasa nyeri yang timbul saat permulaan. Keadaan
anoreksia hampir selalu ada pada setiap penderita appendisitis akut, bila hal ini
tidak ada maka diagnosis appendisitis akut perlu dipertanyakan. Gejala disuria
nyeri dan beberapa penderita mengalami diare, hal tersebut timbul biasanya pada
15
Gejala lain adalah demam yang tidak terlalu tinggi, yaitu suhu antara 37,50 –
38,50C tetapi bila suhu lebih tinggi, diduga telah terjadi perforasi.
Pemeriksaan Fisik
perut.
Palpasi : pada daerah perut kanan bawah apabila ditekan akan terasa nyeri.
Dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri. Nyeri tekan perut kanan
kiri bawah akan dirasakan nyeri pada perut kanan bawah. Ini disebut tanda
dilepaskan juga akan terasa nyeri pada perut kanan bawah. Ini disebut
Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator : pemeriksaan ini juga dilakukan
dengan rangsangan otot psoas lewat hiperektensi sendi panggul kanan atau
fleksi aktif sendi panggul kanan, kemudian paha kanan ditahan. Bila
gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang. Bila
16
merupakan dinding panggul kecil, maka tindakan ini akan menimbulkan
Pemeriksaan Penunjang
sekum.
Rontgen foto polos, tidak spesifik, secara umum tidak cost effective.
Kurang dari 5% pasien akan terlihat adanya gambaran opak fekalith yang
17
USG : pada kasus appendisitis akut akan nampak adanya : adanya struktur
nampak jelas, dapat dibedakan, diameter luar lebih dari 6mm, adanya
CT scan : diameter appendix akan nampak lebih dari 6mm, ada penebalan
fat stranding, phlegmon, free fluid, free air bubbles, abscess, dan
adenopathy.
8. Manifestasi Klinis
periumbilikus yang berhubungan dengan muntah. Dalam 2-12 jam, nyeri akan
beralih ke kuadran kanan bawah, yang akan menetap dan diperberat bila berjalan
atau batuk. Terdapat pula keluhan lain seperti anoreksia, malaise, dan demam
yang tidak terlalu tinggi. Biasanya pula terdapat keluhan konstipasi, tak jarang
Pada permulaan, timbulnya penyakit ini belum ada keluhan abdomen yang
menetap. Namun dalam beberapa jam nyeri abdomen kanan bawah akan semakin
progresif dan dengan pemeriksaan yang seksama akan dapat ditunjukkan satu titik
dengan nyeri yang maksimal. Perkusi ringan di kuadran kanan bawah dapat
18
membantu menentukan lokasi nyeri. Nyeri lepas dan spasme biasanya akan
muncul. Bila ada tanda Rovsing, psoas, dan obturator positif, akan semakin
9. Diagnosis Banding
apendisitis. Pada kelainan ini terdapat keluhan muntah dan diare yang lebih
sering. Demam dan leukosit meningkat dengan jelas dan tidak sesuai dengan nyeri
perut yang timbul. Lokasi nyeri yang dirasakan tidak jelas dan dapat berpindah-
biasanya berlangsung akut dan perlu adanya observasi berkala untuk menegakkan
diagnosis gastroenteritis.
biasanya diawali infeksi saluran napas. Lokasi nyeri perut di bawah kanan tidak
nyeri mungkin lebih ke arah medial, namun kriteria ini bukan kriteria diagnosis
yang dapat digunakan sebagai penegakan diagnosis penyakit ini. Kelainan baik
ureter, salpingitis akut, kehamilan ektopik terganggu, dan kista ovarium terpuntir
19
kadang-kadang juga berhubungan dengan nyeri pada abdomen kuadran kanan
bawah.
10. Penatalaksanaan
Jika diketahui hasil diagnosis positif appendisitis akut, maka tindakan yang
dalam dua cara, yaitu cara terbuka dan cara laparoskopi. Apabila appendisitis baru
penderita. Antibiotik ini merupakan antibiotik yang aktif terhadap kuman aerob
dan anaerob. Setelah gejala membaik, yaitu sekitar 6-8 minggu, barulah
terbentuknya abses, maka dianjurkan melakukan drainase dan sekitar 6-8 minggu
atau gejala apapun dan pemeriksaan klinis serta pemeriksaan laboratorium tidak
menunjukkan tanda radang atau abses setelah dilakukan terapi antibiotik, maka
11. Komplikasi
menjadi progresif dan terjadi perforasi. Perforasi jarang terjadi dalam 8 jam
20
pertama, oleh karen itu observasi untuk penegakan diagnosis ini aman dilakukan
Tanda terjadinya perforasi antara lain adalah peningkatan nyeri, spasme otot
dinding perut kuadran kanan bawah dengan tanda peritonitis umum atau abses
yang terlokalisasi, ileus, demam, malaise, dan makin jelasnya leukositosis. Bila
perforasi disertai peritonitis umum atau pembentukan abses terjadi sejak pasien
Bila terjadi peritonitis umum, terapi spesifik yang dilakukan adalah tindakan
operasi untuk menutup asal perforasi. Sedangkan tindakan lain sebagai penunjang
adalah pasien diharapkan untuk tirah baring dalam posisi Fowler medium
pemberian antibiotik sesuai hasil kultur, transfusi untuk menangani anemia, dan
Jika telah terbentuk abses apendiks akan teraba massa di kuadran kanan
bawah yang cenderung menggelembung ke arah rektum dan vagina. Terapi awal
klindamisin. Adanya sediaan ini abses akan segera menghilang, dan apendiktomi
dapat dilakukan 6-12 minggu kemudian. Pada abses yang tetap progresif harus
segera dilakukan drainase. Abses daerah pelvis yang menonjol ke arah rektum
komplikasi yang letal. Hal ini harus dicurigai bila ditemukan demam sepsis,
21
menggigil, hepatomegali, dan ikterus setelah terjadi perforasi apendiks. Keadaan
12. Prognosis
tepat, tingkat mortalitas dan morbiditas penyakit ini sangat kecil. Keterlambatan
Banyak pasien dengan gejala klinis yang khas dilakukan operasi segera
Saat ini foto polos abdomen dianggap tidak spesifik dan tidak
polos abdomen (seperti perforasi, obstruksi usus atau batu utereter). Kurang dari
pada foto polos abdomen. Temuan spesifik pada foto polos abdomen adalah
berbentuk shell like atau laminated. Temuan lain adalah ketidakjelasan otot psoas
22
kanan, colon cut off sign, distensi/dilatasi terisolasi pada loop terminal ileum
sekum, dan kolon asenden (kurang sering) dengan air fluid level. Atoni
dinamakan Ileus sekal, hasil dari iritasi peritoneurn dengan edema lokal dan
retensi cairan. Terutama dengan apendiks retrosekal, edema dinding sekum dapat
perforasi. Udara yang mengisi apendiks dapat terlihat pada appendisitis, temuan
apendiks biasanya obliterasi dan sisi yang terinflamasi terlokalisir dengan reaksi
peritoneum. Apabila terjadi perforasi apendiks atau perisekal abses dapat terlihat
gambaran gelembung udara atau kumpulan gelembung udara kecil. Pada perforasi
terpisahnya kolon asenden dari dinding lateral abdomen atau dengan deformitas
- Dilatasi sekum
23
- Kaburnya batas muskulus psoas kanan (tidak khas)
2. PEMERIKSAAN APENDIKOGRAFI
appendisitis. Kontra indikasi dari pemeriksaan ini pada pasien dengan peritonitis
appendiks yang tidak terisi kontras dapat terjadi pada ±10-20% pada orang
(1) non filling apendiks dengan desakan local sekum; (2) pengisian dari apendiks
dengan penekanan local pada sekum ; (3) nonfilling apendiks dengan adanya
massa pelvis (kabur pada kuadran bawah kanan dengan perubahan letak usus
halus akibat desakan); (4) pola mukosa apendiks irregular dengan terhentinya
pengisian.
Gambaran foto oblique superior kanan abdomen dengan barium enema single
kontras. Tampak Sekum (C) dan appendix yang mengalami osifikasi dan kontur
yang ireguler (tanda panah).
3. SONOGRAFI
25
Apendiks dapat terlihat di atas muskulus psoas. Tanda khasnya berupa
merupakan lumen terobstruksi mencapai lebih dari 30% kasus. Appendisitis dapat
terlihat bersamaan dengan ileus dan atau cairan bebas intraperitoneal. Sensitivitas
sonografi sekitar 90%. Jika terjadi perforasi, maka apendiks menjadi kompresibel,
Apendiks normal kompresibel dengan tebal dinding sama atau kurang dari
gambaran apendiks timbul dari dasar sekum mustahil untuk ditemukan dan
kompresi tak dapat dilakukan. Meskipun demikian identifikasi ujung buntu dari
nyata. Jika terjadi rupture dari apendiks dalam pelvis dapat teridenttifikasi terlebih
dahulu pada sonografi. Identifikasi abses pelvis tanpa identifikasi apendiks dapat
- Indentifikasi apendiks
- Non-kompresibel
26
- Tidak adanya peristaltic
- Phelgmon
- Abses
27
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien ini didiagnosis sebagai appendisitis akut, ini dapat dilihat dari
gejala yang menyertai, yaitu demam, nyeri abdomen kanan bawah. Kemudian dari
pemeriksaan fisik didapatkan nyeri titik mc burney, psoas rovsing sign dan
penatalaksanaan.
28
BAB III
KESIMPULAN
densitas kalsifikasi pada kuadran bawah kanan, ukurannya dapat mencapai 2 cm.
Terkadang dapat berbentuk shell like atau laminated. Temuan lain adalah
ketidakjelasan otot psoas kanan, colon cut off sign, distensi/dilatasi terisolasi pada
loop terminal ileum sekum, dan kolon asenden (kurang sering) dengan air fluid
karena appendiks yang tidak terisi kontras dapat terjadi pada ±10-20% pada orang
Tanda CT scan dari apendiks termasuk ukuran diameter apendiks lebih dari 6mm,
kegagalan apendiks terisi dengan kontra oral atau udara untuk mencapai ujungnya,
29
apendikolith dan penyangatan dari dinding dengan kontras intravena. Pada MRI,
KEPUSTAKAAN
30
1. Anita, T. 2008. Appendisitis. Diakses 22 Maret 2011 dari
http://yayanakhyar.wordpress.com//.
Tulis-Ilmiah-KTI/Karakteristik-Apendisitis-Akut-di-RUSD-Sleman.html
Aksara. Jakarta.
Indonesia. Jakarta.
EGC. Jakarta.
31