Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BIOLOGI DASAR

“GENETIKA”

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
JAMILAH TUSSADIAH (A1F021006)
DIAS TRIANINGSIH (A1F021026)
NADIA SALSABILAH (A1F021030)
JULIA DWI NANDA (A1F021042)
ERNI SIMANJUNTAK (A1F021044)
Kelas :
B / Pendidikan Kimia

Dosen Pengampu :
IRWANDI ANSORI M.SI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
BENGKULU 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta innayah-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW. sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
“Genetika” ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Pada kesempatan kali ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada rekan rekan kami yang telah membantu baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dan kepada kedua orang tua kami tercinta yang tiada
henti- hentinya memberikan doa dan dukungan baik moral maupun material yang telah
diberikan. Dengan memahami isi-isinya diharapkan bagi semua pembaca makalah ini dapat
memahami pembahasan dan penjelasan mengenai Genetika yang dituangkan dalam makalah
ini.

Kami berharap semoga makalah ini bisa membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi kami khususnya dan bagi semua pihak yang membacanya. Dan semoga
makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dalam proses belajar dan mengajar. Kami
sadar, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mohon maaf
bila ada informasi yang salah dan kurang lengkap. Kami juga mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca mengenai makalah ini agar kedepannya kami dapat membuat makalah yang
lebih baik lagi.

Bengkulu, 10 Juni 2022

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................................ii
BAB l PENDAHULUAN...................................................................................................................................................5
A. Latar Belakang............................................................................................................................................................ 5
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................................................6
2.1 Pembelahan Sel Dan Teori Kromosom.........................................................................................................................6
A. Pengertian Genetika..................................................................................................................................................6
B. Sejarah Singkat Perkembangan Ilmu Genetika..........................................................................................................7
C. Prinsip dan Teknik Dasar Rekayasa Genetika..............................................................................................................9
2.2 Pengertian DNA............................................................................................................................................................10
A. Sifat Sifat DNA........................................................................................................................................................12
B. Fungsi DNA................................................................................................................................................................13
C. Komponen Penyusun Struktur DNA...........................................................................................................................13
2.3 Enzim Dalam Rekayasa Genetika.................................................................................................................................14
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................................................19
A. Kesimpulan......................................................................................................................................................................19
B. Saran................................................................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................................3

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Genetika merupakan suatu hal yang sudah diperhatikan manusia berabad - abad dulu lamanya.
Bahkan sebelum mendel mengungkapkan teorinya, para orang tua sudah tidak memberi restu dengan
adanya pernikahan saudara. Selain itu, dalam hal memilih calon pasangan untuk anak - anaknya juga
sudah menerapkan konsep genetika. Mereka memilih benar - benar calon pasangan dari anak- anak
meraka apakah benar -benar baik atau tidak dari segi keturunan. Bahkan mereka sampai menggalih
informasi tentan keluarga calon pengantin. Apakah ada yang memiliki riwayat kecacatan atau tidak.
Hal ini dilakukan turun - temurun sejak dulu untuk menghindari keturunan yang memiliki ketidak
sempurnaan fisik ataupun mental.
Seiring perkembangan teknologi, hal ini semakin menarik untuk dibahas. Sehingga tidak
sedikit ilmuan yang mau mengembangkan ilmu genetika ini. Dan pada akhirnya munculah hal- hal
baru yang berasal dari ilmu genetika. Sering perkembangan Zaman dan teknologi, ilmu tersebut
sudah bisa menentukan keturunan siapakah kita ini dan bagaimana keturunan kita kelak. Bahkan
karena kemajuan teknologi tersebut, tanpa adanya proses pembuahan pun bisa melahirkan individu
baru yang diinginkan dengan proses bayi tabung atau kloning yang sudah sering kita dengar

B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi rekayasa genetika?
2. Bagaimana contoh rekayasa genetika?
3. Apa saja teknik rekayasa genetika?
4. Apa vektor dan enzim dalam rekayasa genetika?

C. Tujuan
Tujuan dan manfaat pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada
pembaca tentang genetika dasar pada tubuh manusia mulai dari substansi gen sifat gen,simbol-
simbol gen. Hal ini dimaksudkan agar kita bisa mengetahui sifat-sifat keturunan kita sendiri, serta
setiap mahkluk yang hidup di lingkungan kita dan Mengetahui kelainan atau penyakit keturunan
serta berbagai usaha untuk menanggulanginya.

5
BAB II
PEMBAHASA
N

2.1 Pembelahan Sel Dan Teori Kromosom


A. Pengertian Genetika
Genetika merupakan cabang ilmu dari biologi yang mencoba menjelaskan persamaan dan
perbedaan sifat yang diturunkan pada makhluk hidup. Selain itu. genetika juga mencoba menjawab
pertanyaan yang berhubungan dengan apa yang diturunkan atau diwariskan dari induk kepada turunan
nya, bagaimana mekanisme materi genetika itu diturunkan, dan bagaimana peran materi genetika
tersebut.

Konsep Genetika berkembang dari ilmu yang membahas tentang bagaimana sifat diturunkan
menjadi lebih luas lagi yakni ilmu yang mempelajari tentang materi genetik. Secara luas genetika
membahas:

1. struktur materi genetik, meliputi: gen, kromosom, DNA, RNA, plasmid, episom, dan
elemen tranposabel
2. reproduksi materi genetik, meliputi: reproduksi sel, replikasi DNA, reverse transcription,
rolling circle replication, cytoplasmic inheritance, dan Mendelian inheritance,
3. kerja materi genetik, meliputi: ruang lingkup materi genetik, transkripsi, modifikasi
pasca transkripsi, kode genetik, translasi, konsep one gene one enzyme, interaksi kerja
gen, kontrol kerja gen pada prokariotik, kontrol kerja gen pada eukariotik, kontrol
genetik terhadap respon imun, kontrol genetik terhadap pembelahan sel, ekspresi
kelamin, perubahan materi genetik,
4. perubahan materi genetik, meliputi: mutasi, dan rekombinasi, genetika dalam populasi,
dan
5. perekayasaan materi genetik (Nusantara 2014)

Gambar : Struktur Genetika

6
B. Sejarah Singkat Perkembangan Ilmu Genetika

Jauh sebelum teori pewarisan sifat ditemukan oleh Mendel, manusia telah berusaha
mengartikan dan memahami bagaimana sifat-sifat diturunkan dari induk ke keturunannya. Konsep
tentang pewarian sifat sebenarnya sudah diketahui oleh peradaban manusia bahkan pada masa mesir
kuno. Dalam perspektif sejarah, ilmu genetika berkembang sebagai ilmu pengetahuan setelah melalui
berbagai tahapan dan penemuan yang mendahuluinya.
• Periode sebelum 1860
Penemuan yang berkontribusi perkembangan ilmu genetika sebelum tahaun 1860 diantaranya adalah
penemuan mikroskop cahaya, teori tentang sel, dan publikasi oleh Charles Darwin dengan bukunya
The Origin of Species. Sebelumnya, Robert Hooks dengan teori sel nya dan Antonie van
Leeuwenhoek melaporkan pengamatan adanya organisme renik (protozoa dan bakteria) pada air hujan.
Pada tahun 1833, Robert Bown melaporkan pengamatan inti sel dan pada tahun 1839-an Hugo von
Mohl mendeskripsikan mitosis pada inti sel. Sampai pada akhir 1858, Rudolf Virchow menyimpulkan
semua penemuan tersebut dalam teorinya tentang sel yang terkenal dalam bahasa latin aphorism omnis
cellula e cellula yang berarti semua sell berasal dari sel sebelumnya. Sampai pada akhirnya di tahun
1858, ahli biologi memahami bagaimana sel berkembang dan mengetahui tentang inti sel.

• Periode 1900 - 1944

Pada periode ini, para ahli menemukan teori tentang kromosom, yang menyatakan bahwa kromosom
merupakan untaian dari gen-gen. Pada masa ini pula dasar-dasar evolusi modern dan genetika
molekuler berkembang. Pada tahun 1900, tulisan Mendel tentang hukum pewarisan sifat yagn
diterbitkan 1866, secara terpisah ditemukan kembali oleh tiga ahli berbeda, yakni oleh Hugo de Vries,
Carl Correns, and Erich von Tschermak. Selanjutnya Water Sutton di tahun 1903 mengeluarkan
hipotesis perilaku kromosom yang dapat menjelaskanteori pewarisan sifat Mendel. Hipotesis ini pada
akhirnya menuntun ditemukan teori bahwa gen terletak di kromosom. Dilanjutkan oleh Alferd
Stuertevant yang menciptakan peta genetik pertama yang mengambarkan bagaimana gen-gen tersusun
dan terpaut dalam suatu pautan pada kromosom.

• Periode 1944- sekarang

Periode yang ditandai dengan ditemukannya konsep material genetik (DNA) dan genetika molekuler.
Pada periode ini banyak ahli genetik yang melaporkan bukti bukti penemuan mereka bahwa material
genetik adalah DNA bukan substansi lainyan (Avery, Mc Claude). Dan yang paling fenomenal adalah
penemuan struktur DNA oleh Watson dan Crick yang menyatukan teka teki tentang DNA sebagai
materi genetik yang sudah ditemukan oleh ahli-ahli sebelumnya (Chargaff, Rosalind Franklin). Sejak
itu teori dan ilmu pengetahuan tentang gen dan pemanfaatannya terus berkembang menciptakan ilmu-
ilmu baru.
7
C. Prinsip dan Teknik Dasar Rekayasa Genetika

Beberapa metode yang sering digunakan dalam teknik rekayasa genetika meliputi pengunaan vektor, kloning, PCR
(Polymerase Chain Reaction), dan seleksi, screening, serta analisis rekombinan. Adapun langkah-langkah dari rekombinasi
genetik meliputi (1) Identifikasi gen yang diharapkan; (2) Pengenalan kode DNA terhadap gen yang diharapkan; (3)
Pengaturan ekpresi gen yang sudah direkayasa; dan (4) Pemantauan transmisi gen terhadap keturunannya.

Berikut ini ada beberapa penerapan Rekayasa Genetika pada beberapa jenis hewan. Unsur-unsur yang esensial
diperlukan dalam kloning DNA adalah:
1. Enzim retraksi (enzim pemotong DNA)
2. Kloning vektor (pembawa)
3. Enzim ligase yang berfungsi menyambung rantai DNA
Adapun proses-proses dasar dalam kloning DNA meliputi :
1. Pemotongan DNA (DNA organisme yang diteliti dan DNA vektor)
2. Penyambungan potongan-potongan (fragmen) DNA organisme dengan DNA vektor menggunakan enzim
ligase
3. Transformasi rekombinan DNA (vektor + DNA sisipan) ke dalam sel bakteri Eschericia coli.
4. Seleksi (screening) untuk mendapatkan klon DNA yang diinginkan.

Contoh Rekayasa Genetika :

8
Salah satu contoh rekayasa genetika ialah kloning, Organisme identik yang terbentuk secara genetik
dan membawa seluruh potongan DNA yang telah disisipkan,dan memperbanyak molekul yang baru.
Kloning gen→Rekayasa Genetika, teknologi DNA rekombian
contoh : Domba dolly

Dalam proses kloning pada domba dolly di ambil 2 sampel domba,pada mamae dari domba lain diambil
nukleus donor dan satu sampel lagi diambil sel telur kemudian dua sel disatukan mengunakan sengatan
listrik setelah sel telur sudah disatukan ,sel akan mengalami pembelahan dan akan membentuk
embrio .setelah embrio di masukkan ke dalam uterus domba kemudian embrio akan berkembang menjafi
seekor domba dolly atau domba kloning
1. menerobos barrier alamiah suatu spesies insulin manusia diproduksi E.Coli→ E.Coli sebagai pabrik
biologis.
2. memungkinkan memperoleh dan memanipulasi secara relatif potongan- potongan DNA yang
menyandingkan fungsi spesifik terapi gen penyebab penyakit keturunan.
contoh Blood faktor VIII dan IX untuk penderita hemofilia.
3. adanya rekayasa genetika memungkinkan kita tidak hanya mengisolasi dan menscrining tapi juga
rapat mengkonstruksi organisme dalam hal ini galur-galur yang produktif.

2.2 Pengertian DNA


DNA dan RNA merupakan polimer linier (polinukleotida) yang tersusun darisubunit
atau monomer nukleotida. Komponen penyusun nukleotida terdiri dari tiga jenis molekul, yaitu
gula pentosa (deoksiribosa pada DNA atau ribosa pada RNA), basa nitrogen, dan gugus fosfat.
Basa yang ditemukan pada nukleotida adalah basa purin (adenin = A, guanin = G) dan basa
pirimidin yaitu cytosin = C, tymin = T, urasil = U. DNA atau Deoxyribo Nucleic Acid
merupakan asam nukleat yang menyimpan semua informasi tentang genetika. DNA inilah yang
menentukan jenis rambut, warna kulit dan sifat-sifat khusus dari manusia.

DNA ini akan menjadi cetak biru (blue print) ciri khas manusia yang dapat diturunkan
kepada generasi selanjutnya. Sehingga dalam tubuh seorang anak komposisi DNA nya sama
dengan tipe DNA yang diturunkan dari orang tuanya. Secara Bahasa, Deoxyribo nucleic Acid
(DNA) tersusun dari kata-kata “deocyribosa” yang berarti gula pentosa, 1 “nucleic” yang lebih
dikenal dengan nukleat berasal dari kata “nucleus” yang berarti inti serta “acid” yang berarti zat
asam. Secara terminologi DNA merupakan persenyawaan kimia yang paling penting, yang
membawa keterangan genetik dari sel khususnya atau dari makhluk dalam keseluruhannya dari
satu generasi ke generasi berikutnya. DNA adalah bahan kimia utama yang berfungsi sebagai

9
penyusun gen yang menjadi unit penurunan sifat(Hereditas) dari induk kepada keturunannya.

H.M. Nurchalis Bakry berpendapat bahwa didalam DNA terkandung informasi


keturunan suatu makhluk hidup yang akan mengatur progam keturunan selanjutnya. Hal yang
sama dikemukakan oleh Aisjah Girinda bahwa asam nukleat atau yang biasa dikenal dengan
DNA itu bertugas untuk menyimpan dan mentransfer informasi genetik, kemudian
menerjemahkan informasi ini secara tepat. Adapun unit terkecil pembawa setiap informasi
genetik disebut dengan gen, yang besarnya sangatberfariasi tergantung dari jenis informasi
yang dibawa untuk mengkode suatu protein.

Dengan demikian maka dapat diambil pengertian bahwa DNA adalah susunan kimia
makro molekuler yang terdiri dari tiga macam molekul, yaitu: gula pentosa, asam pospat, dan
basa nitrogen, yang sebagian besar terdapat dalam nukleashidup yang akan mengatur program
keturunan selanjutnya. Dalam sejarah genetika sebagai ilmu, relatif hanya baru-baru ini sajalah
DNA menjadi pusat perhatian. Lebihdulu, perhatian dipusatkan pada hereditas, yaitu pada pola
pewarisan sifat-sifat yang ada (mata biru, warna merah bunga, ekor pendek) dari induk ke
keturunannya. Keberadaan DNA sangatlah erat hubungannya dengan ilmu di bidang biologi
yang sampai sekarang pengembangannya tetap dilakukan oleh para ahli. Seiring
perkembangannya, saat ini tidak lagi terbatas untuk keperluan di bidang biologi semata, akan
tetapi telah dimanfaatkan oleh keilmuan lain seperti perindustrian, farmasi, ilmu forensik dan
bidang keilmuan lainnya.
DNA merupakan makromolekul polinukleotida yang tersusun atas polimer nukleotida
yang berulang-ulang, tersusun rangkap, membentuk DNA haliks ganda dan berpilin ke kanan.
Setiap nukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu; (1) gula 5 karbon (2- deoksiribosa), (2)
basa nitrogen yang terdiri golongan purin yaitu adenin (Adenin = A) dan guanin (guanini = G),
serta golongan pirimidin,yaitu sitosin (cytosine = C) dan timin (thymine = T), dan (3) gugus
fosfat.

Basa pada molekul DNA membawa informasi genetik, sedangkan gula dan gugus fosfat
mempunyai peranan struktural. Gula dalam deoksiribonukleotida merupakan deoksiribosa.
Awalan deoksi menunjukkan bahwa gula ini kekurangan satu atom oksigen yang ada pada
ribosa, senyawa induknya. Basa nitrogen merupakan derivat purin dan pirimidin. Purin dalam
DNA adalah adenin (A) dan Guanin (G), serta pirimidinnya adalah timin (T) dan sitosin (C).
Sebuah nukleosida terdiri dari basa dan purin atau pirimidin yang berikatan dengan gula.
Keempat unit nukletida dalam DNA disebut deoksiadenosin, deoksiguanosin, deoksitimidin,
dan deoksitidin. Dalam sebuah deoksiribonukleosida, N-9 dalam purin atau N-1 dalam
pirimidin terikat pada C-1 deoksiribosa. Konfigurasi ikatan N-glikosida ini adalah ikatan

10
(basanya terletak di atas bidang gulanya). Suatu nukleotida merupakan sebuah ester fosfat dari
suatu ester fosfat dari suatu nukleosida. Tempat esterifikasi yang paling umum dalam
nukleotida yang terdapat di alam secara alamiah adalah gugus hidroksil C-5 pada gula.
Senyawa seperti itu disebut nukleosida 5-fosfat atau5-nukleotida. Misalnya, deoksiadenosin 5’-
trifosfat (dATP) merupakan prekursor yang diaktifkan pada sintesis DNA; nukleotida itu
diaktifkan kalau ada dua ikatan fosfoanhidrida dalam unit trifosfatnya. Bilangan dengan tanda
menunjukkan atom pada gula, sedangkan bilangan tanpa tanda menunjukkan bahwa gulanya
berupa deoksiribosa untuk membedakan senyawa ini dari ATP gula dalam bentuk ribosa.
Tulang punggung DNA, yang bersifat tetap di sepanjang molekul, terdiri darideoksiribosa yang
berikatan dengan gugus-gugus fosfat. Khususnya 3'- hidroksil pada bagian gula sebuah
deoksiribonukleotida disambungkan pada 5’-hidroksil gula yang berdekatan melalui jembatan
fosfodiester. Bagian yang bervariasi pada DNA adalah urutan keempat macam basa (A, G, C
dan T). Unit-unit nukleotida tersebut dinamakan dioksidenilat, deoksiguanilat, deoksisitidilat,
dan deoksitimidilat.
A. Sifat - Sifat DNA
DNA sendiri adalah merupakan sebuah polimer yang terdiri atas satuan- satuan
berulang yang disebut juga nukleotida dan tiap-tiap nukleotida terdiri dari tigakomponen utama
yaitu :

1. Gugus fosfat
2. Gula deoksiribosa
3. Basa nitrogen (nukleobasa)

Pada DNA nukleobasa yang ditemukan adalah :

1. Adenina (A)
2. Guanina (G)
3. Sitosina (C)
4. Timina (T)

Berikut adalah sifat-sifat dari DNA yaitu, Merupakan material kromosom yang
membawa informasi genetik, lewat aktivitas pembelahan sel, Jumlah DNA konstan di setiap
jenis sel dan spesies, Kandungan DNA di dalam sel bergantung dari sifat ploidi (genom) sel /
jumlah kromosom di dalam sel, Dapat melakukan replikasi, Dalam sel organisme prokariotik
(bakteri), DNA rantainya tunggal, Pada suhu yang mendekati titik didih/ pH ekstrim (kurang
dari 3/ lebih dari 10), DNA mengalami denaturasi/ membuka.

B. Fungsi DNA
11
DNA terdapat didalam sel yang merupakan unit terkecil dari kehidupan. Sel dianggap
sebagai pabrik mikro yang menerima bahan baku berupa asam amino, karbohidrat, lemak dan
mineral untuk diolah. Sel ditemukan sekitar 300 tahun yanglalu. Seiring perkembangan

waktu perkembangan DNA sebagai suatu penemuan terbesar tidak lagi hanya sebagai
sebuahpita informasi, saat ini DNA sudah sangat berkembang pesat dan penemuan ini
melengkapi dari penemuan penemuan yang sebelumnya. Secara terminologi DNA merupakan
senyawa kimia yang paling penting karena membawa keterangan genetik dari sel khususnya
dari seluruh makhluk hidup dari generasi ke generasi.

Adapun fungsi DNA yaitu antara lain:

1. Pengidentifikasi gen menentukan dalam penentuan garis keturunan


sehinggadapat diteruskan ke generasi berikutnya
2. Pengatur perkembangan dan proses metabolisme tubuh
3. Sebagai zarah sendiri dalam kromosom. Pemeriksaan DNA seluruhinformasi genetik
dan sifat lahir suatu individu dapat diketahui.

Sifat DNA setiap individu adalah berbeda, DNA sebagaikan diwariskan ke


keturunannya dari induk. Sumber pembawa DNA adalah: sperma, jaringan tulang, darah,
rambut atau bulu yang memiliki akar. Keberadaan DNA berfungsi sebagai pengatur kehidupan
sel dalam tubuh melalui dua proses yaitu replikasi yang berarti penggandaan dan transkripsi
yang berarti mencetak (Manafi 2017).

Informasi DNA tersimpan dalam nukleus terutama didalam kromosom. Asam nukleat merupakan zat
yang terdapat pada nukleus yang berfungsi untuk menyimpan dan mentranfer informasi genetik, kemudian

memberikan informasi tepat untuk mensintesis protein khas bagi setiap sel. Didalam kromosom inti sel
terdapat DNA yang membentuk untaian rangkap atau double helix. DNA tidak hanya terdapat didalam
kromosom namun juga terdapat didalam mitokondria dan sitoplasma keberadaannya tidak sebanyak yang
ada di kromosom (Manafi 2017).
C. Komponen Penyusun Struktur DNA
Komponen yang menyusun suatu struktur DNA berupa grup fosfat dan gula deoksiribosa yang menyusun
pita heliks ganda serta gugus protein sebagai mata rantai, yang terdiri atas Cytosin (C), Guanin (G), Thiamin
(T) dan Adenin (A). PadaDNA gula penyusunnya berupa gula deoksirobosa, yang merupakan suatu gula
ribosa yang kehilangan 2 gugus oksida (OH). Pada pita heliks ini terikat empat jenisprotein dalam bentuk
asam amino. Susunan dari asam amino inilah yang akan menentukan sifat yang dimiliki oleh suatu makhluk
hidup. Pada DNA asam amino yang menjadi penyusunnya adalah Cytosin, Guanin, Thiamin dan Adenin,

12
yang biasadisingkat dengan CAGT (Faatih Mukhlissul 2009).

2.3 Enzim Dalam Rekayasa Genetika


Perangkat yang digunakan dalam teknologi DNA rekombinan adalah perangkat-perangkat yang ada
pada bakteri. Perangkat tersebut antara lain adalah: enzim restriksi, enzim DNA ligase, plasmid, transposon,
pustaka genom, enzim transkripsi balik, pelacak DNA/RNA.

1. Enzim restriksi digunakan untuk memotong DNA. Pada tahun 1960, Werner Arber & Hamilton Smith
menemukan enzim dari mikroba yang dapat memotong DNA utas ganda. Enzim tersebut sekarang dikenal
dengan nama enzim restriksi atau endonuklease restriksi. Enzim tersebut mengenal dan memotong DNA
pada sekuens spesifik yang panjangnya 4 sampai dengan 6 pasang basa. Enzim tersebut sekarang dikenal
dengan nama enzimrestriksi atau enzim endonuklease restriksi. Secara alami, bakteri menghasilkan enzim
restriksi untuk menghancurkan DNA fage yang menginfeksinya (yang masuk ke dalam sel bakteri). Sampai
saat ini sudah banyak jenis enzim restriksi yang telah ditemukan dan diisolasi dari berbagai spesies bakteri.
Nama setiap enzim restriksi diawali dengan tiga huruf yang menyatakan nama bakteri yang menghasilkan
enzim tersebut. Setiap enzimrestriksi mengenal sekuens dan situs pemotongan yang khas. Enzim restriksi
memotong DNA bukan pada sembarang tempat, tetapi memotong DNA pada bagian tertentu. Bagian pada
DNA yang dikenai aksi pemotongan oleh enzim restriksi ini dinamakan sekuens pengenal. Suatu sekuens
pengenal adalah urutan nukleotida (urutan basa) tertentu yang dikenal oleh enzim restriksi sebagai tempat
atau bagian yang akan dipotongnya. Salah satu contoh enzim restriksi ini adalah enzim EcoRI yang telah
diisolasi pertama kali oleh Herbert Boyer pada tahun 1969 dari bakteri Escherichia coli. Enzim EcoRI
memotong DNA pada bagian yang urutan basanya adalah GAATTC (sekuens pengenal bagi EcoRI adalah
GAATTC). Di dalam sekuens pengenal tersebut, enzim EcoRI memotongnya tidak pada sembarang situs
tetapi hanya memotong pada bagian atau situs antara G dan A. Pada DNA utas ganda, sekuens GAATTC
ini akan berpasangan dengan sekuens yang sama tetapi berlawanan arah. Enzim EcoRI ini memotong setiap
utas dari utas ganda tersebut pada bagian antara G dan A. Sebagai akibatnya, potongan-potongan atau
fragmen-fragmen DNA utas ganda yang dihasilkan akan memiliki ujung berutas tunggal. Ujung seperi ini
yang dikenal dengan istilah sticky ends atau cohesive ends.

2. Enzim DNA ligase digunakan untuk menyambung DNA. Pada tahun 1972, David Jackson, Robert Simon,
dan Paul Berg melaporkan bahwa mereka berhasil membuat molekul DNA rekombinan. Mereka berhasil
menggabungkan fragmen-fragmen DNA dengan cara memasangkan (anneal) ujung sticky ends dari satu
fragmen dengan ujung sticky ends fragmen lainnya, kemudian menyambungkan kedua ujung fragmen-
fragmen tersebut secara kovalen dengan menggunakan enzim DNA ligase. Keberhasilan membuat DNA
rekombinan ini terjadi tidak lama setelah enzim restriksi ditemukan dan diisolasi pertama kali dari E.coli
oleh Herbert Boyer yaitu pada tahun 1969.

3. Plasmid digunakan sebagai vektor untuk mengklonkan gen atau mengklonkan fragmen DNA atau
mengubah sifat bakteri. Pada umumnya Adanya gen resistensi terhadap antibiotik yang didalamnya
mengandung situs enzim restriksi akan memberikan kemudahan dalammenyeleksi plamid rekombinan atau
memudahkan dalam menyeleksi klon bakteri yang telah membawa plasmid rekombinan. Akan lebih
memudahkan lagi dengan adanya enzim yang hanya memotong pada bagian gen resistensi terhadap
antibiotik. Misalnya, enzim PstI yang hanya akan memotong pBR322 pada bagian gen resistensi terhadap
ampisilin (gen ApR). Dari beberapa perangkat diatas (enzim restriksi, enzim DNA ligase, dan plasmid),
telah memungkinkan bagi kita untuk mengklonkan gen atau fragmen DNA. Dalam hal ini, kita dapat
membuat plasmid rekombinan (plasmid yang mengandung fragmen DNA asing) di dalam tabung reaksi.
Bila dikombinasikan dengan salah satu cara bakteri memindahkan DNA, yaitu transformasi, kita dapat
memasukkan plasmid rekombinan tersebut ke dalam sel bakteri. Tahapan dalam mengklonkan gen
meliputi: pemotongan plasmid, menyisipkan gen atau fragmen DNA, memasukkan DNA kedalam sel
bakteri (trasformasi), seleksi klon bakteri yang benar yaitu bakteri yang mengandung plasmid rekombinan.
13
Pemotongan plasmid. Plasmid pBR322 dipotong di dalam tabung reaksi menggunakan enzim restriksi PstI
maka pBR322 akan terpotong atau terbuka pada bagian gen ApR. Menyisipkan gen atau fragmen DNA.
Bila pBR322 yang sudah terbuka lingkarannya dicampur dengan potongan DNA asing dan kemudian
ditambahkan enzim DNA ligase, maka kemungkinan hasilnya adalah berupa campuran yang berisi:

1) plasmid pBR322 yang tersambung kembali atau membentuk lingkaran lagi seperti semula,
2) plasmid rekombinan yaitu pBR322 yang telah disisipi oleh DNA asing.

Memasukkan DNA kedalam sel bakteri (trasformasi). Campuran kedua bentuk plasmid ini
kemudian dicampurkan dengan kumpulan sel-sel bakteri hidup yang tidak mempunyai plasmid.
Kemungkinan hasilnya berupa campuran yang berisi:
1) sel bakteri yang mendapatkan plasmid pBR322 tanpa sisipan,
2) sel yang mendapatkan plasmid rekombinan (pBR322 yang telah disisipi DNA asing),
3) sel bakteri yang tidak mengandung (tidak dimasuki) plasmid.

Seleksi klon bakteri yang benar yaitu bakteri yang mengandung plasmid rekombinan. Dalam
contoh ini, seleksi dilakukan dengan menggunakan media tumbuh bakteri yang mengandung antibiotik. Sel
yang yang tidak mengandung pasmid tidak akan tumbuh pada media yang mengandung ampisilin maupun
tetrasiklin. Sel bakteri Sel bakteri yang mengandung plasmid tanpa sisipan (pBR322 semula) tumbuh pada
media yang mengandung tetrasiklin maupun ampisilin. Sel bakteri yang mengandung plasmid rekombinan
tumbuh pada media yang mengandung tetrasiklin tetapi tidak tumbuh pada media yang mengandung
ampisilin karena gen ApR disisipi DNA asing sehingga sehingga tidak berfungsi. Dalam teknis
pelaksanaannya, cairan suspensi dalam pekerjaan transformasi (campuran antara bakteri, plasmid, dan DNA
asing yang telah diperlakukan dalam rangka transformasi) disebarkan pada media yang mengandung
tetasiklin. Koloni bakteri yang tumbuh adalah koloni Sel1 dan koloni Sel2 (koloni adalah kumpulan sel
yang sama yang semula berasal dari satu sel). Sel bakteri yang tidak mengandung plasmid tidak mampu
tumbuh. Masing-masing koloni yang tumbuh pada media+tetrasiklin kemudian dipindahkan pada
media+ampisilin. Koloni yang tidak tumbuh pada media+ampisilin adalah koloni yang diinginkan (sel-sel
bakterinya mengandung plasmid rekombinan). Contoh plasmid lainnya yang telah lama digunakan sebagai
vektor untuk mengklonkan gen adalah plasmid pUC118 dan pUC119. Plasmid ini merupakan
pengembangan dari pBR322. Plasmid pUC118 dan pUC119 mengandung gen lacZ yang menyandikan
enzim b-galactosidase. Pada lacZ terdapat daerah yang disebut daerah polikloning.

4. Transposon digunakan sebagai alat untuk melakukan mutagenesis dan untuk menyisipkan penanda.
Keberhasilan para ahli dalam melakukan rekayasa genetika terhadap berbagai organisme tidak lepas dari
peranan transposon. Transposon atau elemen loncat mula-mula ditemukan oleh Barbara McClintock. Untuk
sampai pada penemuan tentang adanya transposon, Barbara McClintock mempelajari penyebab terjadinya
variasi warna biji jagung. Seperti yang pernah anda pelajari sebelumnya bahwa biji jagung terbentuk
sebagai hasil dari pembuahan ganda (dua pembuahan). Satu pembuahan menghasilkan zigot yang kemudian
berkembang menjadi embrio yang tersimpan dalam biji jagung. Satu pembuahan lainnya menghasilkan
endosperma. Endosperma inilah yang kita lihat penampilannya (yang nampak sebagai biji jagung).
Endosperma ini merupakan bagian terbesar dari biji dan merupakan bagian penyimpan makanan.
Endosperma inilah yang kita gunakan kandungan karbohidratnya untuk makanan kita maupun makanan
ternak. Oleh karena endosperma ini awalnya berasal dari satu sel (sel triploid yang merupakan hasil
peleburan antara satu initi sel sperma dengan dua inti sel kutub) yang kemudian membelah secara mitosis.
Oleh karena itu seharusnya endosperma tersebut merupakan kumpulan sel yang samasifatnya. Bila
kumpulan sel endosperma warnanya sama maka setiap titik pada permukaan setiap biji jagung itu warnanya
sama atau seragam. Bila berwarna putih, maka seluruh permukaan biji jagung (endospermanya) berwarna
putih. Atau bila kuning, maka seluruh permukaan biji jagung (endospermanya) berwarna kuning. Oleh
karena itu, anda apat menemukan di pasar atau di penjual sayur keliling, jagung yang setiap bijinya
berwarna kuning atau putih. Barbara McClintock mempelajari mengapa ada biji jagung yang warnanya
tidak seragam sehingga nampak kuning dengan bercak-bercak coklat. Pola bercaknya tidak teratur. Biji
yang satu dengan biji lainnya juga berbeda pola bercaknya. Dengan melakukan persilangan-persilangan

14
antar tanaman jagung yang berbeda warna bijinya, akhirnya Barbara McClintock menemukan bahwa
ketidak-seragaman atau variasi warna biji jagung disebabkan oleh adanya bagian dari kromosom yang
berpindah-pindah. Bagian dari kromosom tersebut pindah dari satu tempat ke tempat lain pada kromosom
yang sama atau pindah dari satu kromosom ke kromosomlainnya. Bagian dari kromosom yang dapat
berpindah tempat tersebut dinamakan transposon. Jadi, transposon adalah DNA yang dengan sendirinya
dapat berpindah-pindah tempat atau berpindah posisinya. Transposon dapat berpindah-pindah tempatnya
pada satu molekul DNA atau pada satu krosom. Transposon juga dapat pindah dari satu molekul DNA ke
molekul DNA lainnya atau pindah dari satu kromosom ke kromosom lainnya. Karena memiliki kemampuan
untuk berpindah tempat dengan sendirinya maka sering kali transposon disebut juga dengan nama elemen
loncat. Transposon dapat ditemukan pada berbagai jenis tanaman, cendawan, dan bakteri. Jenis transposon
bermacam-macam berdasarkan ukuran atau panjangnya, gen-gen yang dikandungnya, dan cara
berpindahnya. Transposon yang paling sederhana hanya mengandung gen penyandi enzimtranposom
(transposase). Enzim transposon ini dibutuhkan untuk melepaskan diri dari tempat semula dan menyisip ke
tempat lain. Transposon yang lebih kompleks dapat mengandung satu atau beberapa gen tertentu misalnya
gen-gen penyandi resistensi terhadap antibiotik. Bila transposon menyisip pada suatu gen tertentu maka gen
tertentu tersebut akan terganggu fungsinya. Oleh karena itu, transposon sering digunakan oleh para peneliti
untuk melakukan mutagenesis (melakukan proses mutasi) sehingga dihasilkan mutan. Misalnya, untuk
mempelajari gen yang menyebabkan warna hijau, seorang peneliti dapat menggunakan transposon untuk
mendapatkan mutan yang tidak berwarna hijau. Mutan menjadi tidak hijau karena gen penentu warna hijau
disisipi oleh transposon. Dengan melacak posisi dimana transposon berada maka peneliti tersebut dapat
mempelajari gen yang menentukan warna hijau karena gen tersebut telah disisipi transposon (gen warna
hijau bersatu bersama transposon). Transposon juga dapat digunakan untuk menandai suatu sel. Transposon
yang membawa gen resistensi terhadap antibiotik sering digunakan oleh para peneliti sebagai penanda. Kita
dapat menandai suatu strain bakteri dengan menyisipkan gen resistensi terhadap suatu antibiotik. Untuk
menyisipkan gen resistensi terhadap antibiotik, kita dapat menggunakan transposon. Misalnya, kita dapat
menandai strain bakteri-B dengan menggunakan transposon Tn5-kanR (transposon Tn5 yang mengandung
gen kanR. Gen kanR menyandikan resistensi terhadap antibiotik kanamisin). Kita dapat menggunakan Tn5-
kanR untuk menandai agar bakteri-B menjadi resisten terhadap kanamisin. Bila Tn5 masuk ke dalam sel
bakteri-B maka Tn5 beserta gen kanR yang dikandungnya akan menyisip ke dalam DNA (kromosom)
bakteri-B. Dengan demikian bakteri-B yang semula tidak tahan terhadap kanamisin, setelah disisipi Tn5
menjadi tahan terhadap kanamisin. Selanjutnya bila sel bakteri-B yang sudah ditandai tersebut tercampur
dengan sel bakteri lainnya, maka kita masih dapat memilihnya atau menyeleksinya yaitu menggunakan
media yang mengandung kanamisin. Dalam hal ini, bakteri lain tidak tumbuh, sedangkan bakteri-B (yang
sudah ditandai) dapat tumbuh pada media dengan antibiotik kanamisin tersebut. Transposon dapat
digunakan untuk menandai sel, menandai suatu gen, melacak keberadaan suatu gen, menemukan letak suatu
gen di dalam kromosom. Jadi, transposon merupakan salah satu perangkat penting di dalam teknologi DNA
rekombinan.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan makalah ini, kami dapat menyimpulkan bahwa informasi yang terdapat pada setiap sel
makhluk hidup yang dapat diturunkan pada keturunan berikutnya. Materi genetik makhluk hidup disebut
juga dengan istilah asam nukleat dan juga ada yang mengatakan faktor hereditas. Semua istilah tersebut
memiliki pengertian yang sama dan menunjuk pada hal yang sama pula. Materi genetik tersusun atas DNA
(deoxyribonucleic acid) dan RNA (ribonucleic acid). DNA adalah informasi yang berisi sifat-sifat makhluk
hidup, sedangkan RNA merupakan turunan dari DNA, yang terbentuk ketika informasi DNA akan
diterjemahkan dalam bentuk nyata.

B. Saran

Dengan adanya makalah yang membahas tentang “Genetika” ini, diharapkan


pembaca dapat memahami lebih lanjut tentang konteks “Genetika” pada makhluk hidup dan
dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.

16
DAFTAR PUSTAKA

Jackson R.B. 2010. Biologi Edisi 8 Jilid 1. Terjemahan: Damaring Tyas


Wulandari.Jakarta:Erlangga.

Elrod S. Stansfield W.D. 2007. Schaum's Outlines Genetika Edisi Keempat.


Terjemahan: Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.

Haryanto T, Anra H, Pratiwi H. 2017. Aplikasi Augmented Reality sebagai


Media pembelajaran Materi Pembelahan Sel dalam Mata Pelajaran Biologi.
Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi 5(2):164-168.

Klug, W.S., and M.R. Cummings. 2000. Concept of Genetiks. Edisi Ketiga.
Macmillan Publishing Company. New York, USA.
Mustami M. K. 2013. Genetika. Makassar: Universitas Islam Negri
Makassar.

Nusantara E. 2014. Genetika. Yogyakarta: Deepublish.

Oktarisna F. A, Soegianto A, Arifin N. S. 2013. Pola Pewarisan Sifat Warna


Polong Pada Hasil Persilangan Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.)
Varietas Introduksi Dengan Varietas Lokal. Jurnal Produksi Tanaman
1(2): 81-89.

Sutarno (2015). Genetika Non-Mendel. DNA mitokondria dan perannya dalam produksi hewan dan
kelainan pada manusia. ISBN no 978-979-498-872-5. UNS Press, Solo

Sutarno (2016). REKAYASA GENETIK DAN PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI DI BIDANG


PETERNAKAN. Proceeding Biology Education Conference . 13(1)

Aris Tjahjoleksono. Teknologi DNA Rekombinan. Jurusan Biologi FMIPA ITB : Bogor

38

Anda mungkin juga menyukai