Anda di halaman 1dari 13

ARSITEKTUR DUNIA

“PENGGUNAAN MATERIAL KACA DAN PENCAHAYAAN


ALAMI SEBAGAI PENERAPAN ARSITEKTUR MODERN
PADA BANGUNAN GEDUNG SEKRETARIAT ASEAN”

OLEH:
Nama: I Kadek Nova Ariawan
NIM: 1662121042
Kelas: A1

UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2018
SAMPUL DALAM

ii
Sampul Depan...........................................................................................................i
Sampul Dalam.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
Daftar Gambar........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan dan Sasaran.....................................................................................1
1.3 Manfaat.......................................................................................................2
1.4 Metode........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN ARSITEKTUR.......................................................................3
2.1 Arsitektur Modern......................................................................................3
2.2 Arsitektur (obyek).......................................................................................6
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................7
3.1 Metode........................................................................................................7
3.2 Tahapan Penelitian......................................................................................7
3.3 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................7
3.4 Analisis Data...............................................................................................8
BAB IV PENERAPAN ARSITEKTUR....................................................................
4.1 Wujud...........................................................................................................
4.2 Bentuk...........................................................................................................
BAB V PENUTUP....................................................................................................
5.1 Kesimpulan...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.1 Gambar Bangunan Berarsitektur Modern.........................................3


Gambar 2.2 Gambar Gedung Sekretariat ASEAN..................................................4

iv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian
yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan
lingkungan binaan, mulai dari level makro yaituperencanaan kota, perencanaan
perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan.

Seiring perkembangan jaman dan munculnya perubahan membuat gaya


arsitektur menjadi berkembang dimulai dari arsitektur prasejarah yang meliputi
arsitektur mesopotania, india, mesir, yunani dan romawi. Lanjut ke arsitektur abad
pertengahan hingga arsitektur jaman baru yang berkembang dari arsitektur yunani
dan romawi seperti arsitektur modern yang akan dibahas.

Arsitektur modern mulai berkembang sebagai akibat adanya perubahan dan


perkembangan dalam teknologi, sosial dan kebudayaan yang dihubungkan dengan
revolusi industri. Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah
pertentangan dalam dunia arsitektur yang ditunjukkan melalui munculnya
berbagai eksperimen yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok.

Sejak tahun 1920, selain sangat signifikan dalam gaya bangunan


Arsitektur Modern, juga telah menetapkan reputasi bagi arsiteknya. Tiga arsitek
modern terbesar saat itu adalah Le Cobusier di Perancis, Mies van der Rohe dan
Walter Gropius di Jerman, Arsitek Frank Llyod Wright adalah yang sangat
berpengaruh dalam perkembangan arsitektur modern di Eropa..

1.2. Tujuan dan Sasaran


a. Tujuan
Penelitian ini mempunyai 2 tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu:
 Tujuan Umum: Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
penerapan arsitektur modern pada bangunan gedung sekretariat ASEAN di
Jakarta.
 Tujuan Khusus:
1. Untuk mengetahui penerapan material kaca pada bangunan gedung
sekretariat ASEAN di Jakarta
b. Untuk mengetahui penerapan pencahyaan alami pada bangunan gedung
sekretariat ASEAN di Jakarta Sasaran
Sasaran dari pembentukan makalah ini adalah Pembaca diharapkan dapat
mengetahui penerapan arsitektur modern pada bangunan gedung sekretariat
ASEAN di Jakarta.
2

1.3. Manfaat
Adapun makalah ini memiliki kegunaan atau manfaat yang diharapkan antara
lain sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa
Menjadi bahan dari proses pembelajaran untuk mengetahui
penggunaan material kaca sebagai penerapan arsitektur modern pada
bangunan gedung sekretariat ASEAN di Jakarta.
2. Bagi masyarakat
Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang keberadaan
dan sejarah dari bangunan gedung sekretariat ASEAN di Jakarta.

1.4 Metode
Untuk membuat proses penelitian dipilih metode kualitatif dengan
pendekatan studi kasus yang memiliki maksud dan tujuannya, adapun
langkah-langkah yang perlu di perhatikan dalam penelitian antara lain :

1. Pemahaman tentang teori yang sesuai dengan objek penelitian, yaitu


transformasi dari bentuk arsitektur yang terkait dengan fungsi ruang,
bentuk, corak, material dan fasade dalam konsep arsitektur modern,
pemahaman tentang arsitektur modern pada bangunan gedung
sekretariat ASEAN di Jakarta.
2. Mendeskripsi objek penelitian serta melakukan identifikasi tentang
objek penelitian untuk kebutuhan analisis transformasi arsitektur yang
terdiri dari sejarah, tata letak bangunan, pembagian area (zona) fungsi
serta jenis bangunan yang ada di bangunan gedung sekretariat ASEAN
di Jakarta.
3. Melakukan analisis tentang studi kasus yang akan mencakup dari
aspek fungsi ruang ,bentuk bangunan ,material dan fasade , yang akan
membedakan bangunan sebelum masuknya wisata dan sesudah
masuknya wisata.
4. Menarik kesimpulan dan merumuskan hasil penemuan dan penelitian
transformasi arsitektur modern setelah masuknya pariwisata sebagai
jawaban dari pertanyaan dan penelitian yang telah dirumuskan.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Arsitektur Modern


2.1.1 Pengertian Arsitektur Modern

Gambar 2.1 Villa Savoye


(sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Villa_Savoye)
Arsitektur modern adalah suatu istilah yang diberikan kepada bangunan
dengan gaya karakteristik serupa, yang mengutamakan kesederhanaan bentuk dan
menghapus segala macam ornamen. Pertama muncul pada sekitar tahun 1900.
Pada tahun 1940 gaya ini telah diperkuat dan dikenali dengan Gaya Internasional
dan menjadi bangunan yang dominan untuk beberapa dekade dalam abad ke 20.

2.1.2 Karakteristik Arsitektur Modern

 Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam), merupakan suatu


arsitektur yang dapat menembus budaya dan geografis
 Berupa khayalan, idealis
 Bentuk mengikuti fungsi, sehingga bentuk menjadi monoton karena tidak
diolah.
 Semakin sederhana merupakan suatu nilai tambah terhadap arsitektur
tersebut.
 Penambahan ornamen dianggap suatu hal yang tidak efisien. Karena
dianggap tidak memiliki fungsi, hal ini disebabkan karena dibutuhkan
kecepatan dalam membangun setelah berakhirnya perang dunia II.
4

 Singular (tunggal) artinya Arsitektur modern tidak memiliki suatu ciri


individu dari arsitek, sehingga tidak dapat dibedakan antara arsitek yang
satu dengan yang lainnya (seragam).
 Penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simple,
bidang-bidang kaca . Tidak ada apa–apanya kecuali geometri dan bahan.

2.1.3 Ciri-Ciri Arsitektur Modern

Arsitektur modern memiliki ciri-ciri serta karakteristik yang berkembang seturut


berjalannya periode ini. Ciri- ciri dari arsitektur modern antara lain:

 Terlihat memiliki keseragaman dalam penggunaan skala manusia.


 Bangunan bersifat fungsional, yaitu sebuah bangunan dapat mencapai tujuan
semaksimal mungkin, bila dipergunakan sesuai dengan fungsinya.
 Bentuk bangunan sederhana dan bersih yang berasal aliran kubisme dan
abstrak yang terdiri dari bentuk-bentuk aneh, akan tetapi memiliki bentuk
dasar segi empat.
 Memperlihatkan konstruksi.
 Pemakaian bahan pabrik atau industrial yang diperlihatkan secara jujur dan
tidak diberi ornamen.
 Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan
horizontal.
2.1.4 Perkembangan Sejarah Arsitektur Modern

Pada awalnya arsitektur modern baru muncul di Eropa sekitar tahun 1860-
an setelah dibangunnya Crystal Palace, sebagai suatu reaksi akibat ketidak puasan
akan gaya arsitektur klasik dan kombinasinya pada abad 18. Sedangkan di
Amerika, gaya ini mulai muncul sekitar tahun 1880-an. Akibat adanya berbagai
gagasan baru, salah satunya adalah adanya peran teknologi dalam perancangan
bangunan yaitu penggunaan bahan-bahan baru seperti beton, besi, baja, kaca, dan
sebagainya, mulailah muncul berbagai macam struktur yang sekaligus
mempengaruhi bentuk-bentuk bangunan yang sebelumnya tidak ada. Gagasan
baru tersebut terangkum dalam prinsip-prinsip Arsitektur Modern.

Arsitektur Modern disini juga merupakan suatu istilah yang diberikan


kepada sejumlah bangunan dengan gaya karakteristik yang mengutamakan
kesederhanaan bentuk dan menghapus segala macam ornamen. Karakter ini
dosinyalir pertama muncul pada sekitar tahun 1900. Pada tahun 1940 gaya ini
telah diperkuat dan dikenali dengan Gaya Internasional dan menjadi bangunan
yang dominan untuk beberapa dekade dalam abad ke-20 ini. Sejak tahun 1920,
selain sangat signifikan dalam gaya bangunan Arsitektur Modern, juga telah
menetapkan reputasi bagi arsiteknya. Tiga arsitek modern terbesar saat itu adalah
Le Cobusier di Perancis, Mies van der Rohe dan Walter Gropius di Jerman.
5

zaman arsitektur modern juga belum sepenuhnya mati karena arsitektur


modern dianggap sebagai asal-muasal gaya arsitektur sekarang. Sehingga banyak
karya arsitektur sekarang yang masih mengadopsi prinsip-prinsip arsitektur
modern, meskipun dalam desainnya terjadi penggabungan gaya lain, seperti gaya
klasik-Renaissance, Neoklasik, dan sebagainya. Dengan kata lain jiwa arsitektur
modern masih dapat dilihat dan dirasakan pengaruhnya pada desain suatu
bangunan. tetapi periode arsitektur modern ditandai dengan sebuah persamaan
yang mendasar, yaitu segala bentuk permasalah dan konsep asitekturnya harus
dinyatakan dengan jelas, tegas dan berdasarkan pada suatu fungsi tertentu.

2.2 Arsitektur Gedung Sekretariat ASEAN

Gambar2.2 Gedung Sekretariat ASEAN

(sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Perhimpunan_Bangsa-Bangsa_Asia_Tenggara)

Gedung Sekretariat ASEAN dibangun pada tahun 1973 dan diresmikan


pada tahun 1975. Gedung ini dirancang oleh arsitek Soejoedi Wiroatmojo, yang
seringkali disebut bapak arsitektur modern Indonesia.
Desain Soejoedi pada bangunan ini sangat dominan dengan komposisi
geometrik. Dia mengutamakan harmonisasi antara bangunan dengan situs dimana
bangunan itu berdiri, menurut Soejoedi, arsitektur tidak hanya memiliki aspek
seni, namun juga fungsi publik dan fungsi utilitas yang mengacu pada keindahan
dan pengalaman manusia dalam ruangnya seperti keamanan, kenyamanan dan
kesehatan.
Filosofi yang dimiliki Soejoedi ini memperkuat ciri khas bangunan ini
akan modernisme yaitu keutamaan fungsionalitas pada bangunan Gedung
Sekretariat ASEAN ini. Selain itu, dapat dilihat dari segi bentuk dan material yang
6

digunakan bahwa gedung ini mengutamakan harmoni repetisi dan geometri,


sangat khas bangunan modernisme. Dapat dilihat juga dari fasad bangunan ini
bahwa bangunan ini mengadaptasi kearifan lokal khas Asia Tenggara, yaitu sawah
terasering yang menjadi inspirasi dari bentuk fasadnya yang terlihat seperti
susunan terasering antar lantainya. Ini merupakan salah satu contoh dimana
bangunan modern dipadukan dengan unsur lokal. Selain dari sisi eksteriornya,
interior Gedung Sekretariat ASEAN yang dibuat oleh Dr. Widagdo juga
mencerminkan arsitektur modernisme. Penataan interior tidak lagi sekedar
menempel-nemepl elemen estetik atau menyusun perabotan sebuah ruangan,
tetapi telah menggunakan prinsip-prinsip akademik yang mengutamakan
keselarasan dan fungsi antara arsitektur secara keseluruhan bangunan dan bagian
interiornya.

BAB III
METODE PENELITIAN
7

3.1 Metode

Metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah


metode deduktif, yaitu Pendekatan deduktif adalah pendekatan yang
menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan berdasarkan
seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks,
peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering
digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke
sesuatu yang khusus.

3.2 Tahapan Penelitian

1. Studi Literatur, tahapan pertama dalam penelitian ini ialah mencari studi
literatur atau referensi yang berkaitan dengan arsitektur Modern 2000 m
yang bersumber dari buku maupun stitus yang membahas tentang
arsitektur Modern.
2. Pengolahan Data Studi Literatur, dilakukan proses evaluasi terhadap data.
Disini dilakukan pemahaman serta analisa data secara sistematis. Data
yang telah terkumpul diidentifikasi untuk menemukan unsur-unsur yang
menjelaskan perwujudan arsitektur Modern pada Gedung Sekretariat
ASEAN lalu dikembangkan menjadi data yang siap saji dan informatif.
3. Penyajian Data, Setelah melalui evaluasi dan data telah teridentifikasi.
Data kemudian diurai sesuai objek kajian. Data kemudian menjadi sebuah
uraian informasi yang menjelaskan setiap perwujudan arsitektur Modern
pada Gedung Sekretariat ASEAN.
4. Menarik Kesimpulan, Semua data hasil analisa akan di simpulkan untuk
mengetahui perwujudan konsep arsitektur Modern pada Gedung
Sekretariat ASEAN.

3.3 Teknik Pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, kualitatif dan survei yang


dikumpulkan dengan cara melakukan wawancara dengan narasumber terkait
dan langsung survei kelapangan. Sebelumnya dilakukan penelitian pada
material tertentu yang mengandung arsitektur Modern. Berikutnya diberikan
kode pada bagian-bagian yang sudah diteliti. Untuk mempermudah
pengumpulan data maka foto digunakan sebagai instrument penelitian juga
digunakan sebagai alat bantu dalam memberikan dimensi atau ukuran dari
setiap. Sketsa juga berperan untuk mempermudah pada saat pemberian
ukuran.
8

3.4 Analisis Data

Langkah berikutnya yaitu analisis data. Data-data hasil wawancara dan


pengukuran adalah data utama dalam proses analisis. Analisis data tetap
mengacu pada pertanyaan penelitian yaitu tentang unsur-unsur apa saja yang
dapat diaplikasikan dari bentuk Gedung Sekretariat ASEAN tersebut. Oleh
karena itu data yang diperlukan harus selengkap mungkin.
Untuk mencari tahu unsur-unsur apa saja yang dapat diaplikasikan dari
bentuk Gedung Sekretariat ASEAN tersebut. Maka hasil wawancara dan
gambar dari hasil pengukuran akan dikumpulkan agar dapat ditarik satu buah
kesimpulan yang dianggap paling tepat.

DAFTAR PUSTAKA
9

https://medium.com/@darinamaulana/form-follow-function-jakarta-dan-modernisme-
a3441f7bc904
http://e-journal.uajy.ac.id/8458/5/TA413475.pdf
http://archidkot.blogspot.com/2016/05/arsitektur-modern.html
http://arsitekmedanonline.blogspot.com/2017/05/karakteristik-arsitektur-
modern.html

http://arsitektur.me/2015/08/kenali-ciri-ciri-arsitektur-rumah-modern/

https://andinnidyaw.wordpress.com/2016/12/28/kritik-pada-arsitektur-post-
modern-m

Anda mungkin juga menyukai