Anda di halaman 1dari 5

Suku alor merupakan 

penduduk asli yang mendiami pulau alor. Pulau alor adalah pulau
yang terletak di ujung timur Kepulauan Nusa Tenggara dan merupakan salah satu dari dua
pulau besar yang masuk dalam wilayah kabupaten alor. Secara umum, masyarakat suku alor
merupakan masyarakat yang beragam dan mempercayai berbagai macam agama
seperti  Islam, Kristen Protestan dan Kristen Katolik. Namun diantara masyarakat suku alor,
ada sedikit dari mereka yang masih mempertahankan kepercayaan animisme dan dinamisme
yang menyembah beberapa wujud benda dan alam seperti :
 Larra/Lera yaitu matahari
 Wulang yaitu bulan
 Neda yaitu sungai bisa disebut juga dewa air
 Addi yaitu hutan bisa disebut juga dewa hutan
 Hari yaitu laut bisa disebut juga dewa laut.

Kebudayaan suku alor lainnya melalui bentuk seni pertunjukan adalah tari tarian.
Tarian dari suku alor yang cukup populer dan terkenal serta termasuk kedalam daftar tarian
traditional Indonesia adalah tarian lego lego. Tarian lego lego ini masih setipe dengan tari
masekat dari kebudayaan suku alas di aceh. Tarian lego lego ini akan dilakukan secara masal
dimana satu dan lainnya dalam kelompok tari tersebut akan bergandengan tangan dan
membentuk lingkaran sambil mengelilingi tiga buah batu bersusun yang disebut sebagai
mesbah. Selain menari, mereka juga akan melantunkan sebuah lagu pantun dalam bahasa adat
dan dilakukan semalaman serta diiringi oleh gong dan moko.
Dari bidang seni musik, kebudayaan suku alor dikenal memiliki satu alat musik
traditional yang sangat terkenal yakni moko. Moko merupakan sebuah alat musik yang mirip
dengan gendang dan merupakan hasil dari kebudayaan jaman perunggu yang sudah sangat
lama. Moko memiliki bentuk seperti bejana yang terbuat dari perunggu. Secara umum moko
akan dimainkan sebagai pengiring dari tarian lego lego dan berbagai macam acara adat
lainnya.
Dalam adat istiadat suku alor, moko juga dipersembahkan sebagai mahar atau mas
kawin. Mahar adalah merupakan harta atau benda berharga yang diberikan oleh mempelai
pria untuk mempelai wanita sebagai sebuah kompensasi atau syarat pernikahan. Dalam
masyarakat suku alor pasti ditemukan minimal 1 moko dalam setiap keluarga suku alor.
Beberapa kebudayaan yang disebutkan diatas masih dilestarikan oleh para keturunan
suku alor dan masih bisa dilihat dan dipelajari terutama di desa adat takpala. Semoga
informasi yang diberikan dapat menjadi tambahan ilmu bagi kita.

Sumber: https://egindo.com/kebudayaan-suku-alor-yang-fenomenal/
Kabupaten Manggarai Barat adalah suatu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara
Timur, Indonesia yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Manggarai. Wilayahnya
meliputi daratan Pulau Flores bagian Barat dan beberapa pulau kecil di sekitarnya,
diantaranya adalah Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Seraya Besar, Pulau Seraya Kecil,
Pulau Bidadari dan Pulau Longos. Sebagian besar penduduk Kabupaten Manggarai Barat
beragama Kekristenan yakni sebesar 78,56% dimana mayoritas adalah Katolik 77,76% dan
Kristen Protestan 0,80%. Terdapat juga sebagian besar penduduk menganut agama Islam
yakni 21,39%, dan selebihnya adalah Hindu 0,4% dan Buddha kurang dari 0,01%.

Suku yang mendiami kabupaten manggarai barat adalah Suku Manggarai. Suku
Manggarai adalah suku asli yang merupakan mayoritas dan mendiami daerah Manggarai
Raya (Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Timur, dan Kabupaten Manggarai
Barat). Selain Suku Manggarai di beberapa daerah pesisir utara Kabupaten Manggarai Barat
juga didiami oleh Suku Bajau yang masyarakatnya bermatapencaharian sebagai nelayan dan
juga Suku Komodo yang merupakan penghuni asli kawasan Pulau Komodo dan sekitarnya.

Gambaran umum manggarai barat dan masalah yang diangkat.

Manggarai barat adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi NTT.
Kabupaten yang letaknya di paling barat pulau flores ini, memiliki keanekaragaman agama
suku dan adat istiadat. Jika dilihat dari sisi toleransi keseharian masyarakat manggarai barat
sangat menjunjung tinggi keaneka ragaman ini sehingga kehidupan yang harmonispun
tercipta. Akan tetapi dari potret politik keharmonisan yang sudah ada bisa saja goyah atau
rusak.

Contoh kasus yang terjadi adalah saat pemilihan kepala desa. Perbedaan pilihan dapat
mengakibatkan rusaknya hubungan persaudaraan yang sudah terjalin.

 Penyebab:
1. Sifat Fanatik dari pendukung terhadap kandidat calon kepala desa.
2. Kurangnya wawasan masyarakat.
 Solusi :
1. Meningkatkan harmonisasi dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Meningkatkan kesadaran berbhineka tunggal ika.
3. Meningkatkan kesadaran hidup berbangsa dan bernegara yang baik.
 Nilai sikap perilaku harmonisnya:
1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
2. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

Gambaran umum Timor Tengah Selatan dan masalah yang diangkat.

Kabupaten timor tengah selatan (TTS) merupakan salah satu kabupaten di NTT
dengan ibukota berada di kota So’E. Kabupaten TTS memiliki 3 suku asli yaitu suku
amanatun, suku amanuban dan suku molo. Ketiga suku tersebut memiliki keragaman bahasa,
budaya dan adat istiadat yang mirip dan dipercaya turun temurun oleh masyarakat itu sendiri.
Dalam kabupaten ini banyak budaya yang diwariskan oleh nenek moyang yaitu salah satunya
budaya melahirkan dirumah bulat.

Contoh kasus yang terjadi adalah budaya panggang yang menyebabkan masalah
kesehatan kepada ibu dan bayi. Proses panggang dirumah bulat dipercaya masyarakat
menjadi penangkal dari sakit berat terlebih wanita sehabis melahirkan. Budaya ini dapat
menyebabkan ibu dan bayi mudah terkena ISPA, bahkan risiko terburuknya dapat
menyebabkan tubuh sang ibu maupun bayi terbakar.

 Penyebab :
1. Ketakutan para orang tua yang meyakini bahwa jika Budaya ini tidak
dilakukan maka kondisi badan anak lembek dan tidak kuat.
2. Perilaku masyarakat yang masih tertutup terhadap pengetahuan
pengetahuan yang moderen.
 Solusi :
1. Meningkatkan promosi kesehatan dengan pendekatan perilaku kepada
perangkat desa atau masyarakat yang ada tentang dampak buruk dari
budaya ini.
2. Sebagai anggota masyarakat harus memiliki sikap dan pemikiran
terbuka terhadap pengetahuan kesehatan.
 Nilai sikap Perilaku Harmonis :
1. Membangun nilai lingkungan kerja yang kondusif
2. Suka menolong orang lain.

Gambaran umum Kabupaten Alor dan masalah yang diangkat.

Kabupaten Alor merupakan salah satu kabupaten di NTT dengan ibukota berada di
kota Kalabahi. Kabupaten alor merupakan kabupaten kepulauan yang memilliki 3 pulau besar
dan 6 pulau kecil yang berpenghuni sedangkan ada 4 pulau yang tidak berpenghuni.
Kabupaten alor juga memiliki beragam suku, bahasa dan budaya. Salah satu budayanya
adalah Upacara adat Ala baloe (Makan baru padi) yang merupakan upacara syukuran setelah
panen kebun atau ladang yang dilakukan oleh masyarakat Alor di kampung adat Takpala
dalam upacara tersebut minuman sopi yang merupakan minuman khas disuguhkan.

Contoh Kasus yang terjadi di kabupaten alor yaitu akibat meminum sopi yang terlalu
banyak seorang lelaki paruh baya membunuh ayah mertuanya.

 Penyebab :
1. Meminum Sopi dalam jumlah yang banyak menyebabkan peminum menjadi
mabuk
2. Tidak adanya keharmonisan didalam keluarga pelaku dan korban
 Solusi :

1. Meminumnya dalam jumlah yang wajar sebagai bentuk persaudaraan antar


masyarakat
2. Membuat Peraturan Desa tentang meminum sopi dalam jumlah yang banyak
dan menimbulkan keributan dilingkungan sekitar akan dikenakan sanksi.

 Nilai Sikap Perilaku Harmonis


1. Menghargai orang apapun latar belakangnya
2. Membangun lingkungan masyarakat yang kondusif.

Anda mungkin juga menyukai