Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PERJANJIAN BARU

“KITAB KISAH PARA RASUL”

Tugas Kelompok

Disusun Oleh

Nama: Oktovina Rahangmetan

Hermon Hanoch Iwong

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA

PRODI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat limpahan
rahmat-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dengan
judul yang saya bahas pada makalah kali ini megenai “Kisah Para Rasul”

Dalam pembuatan makalah ini tidak jauh dari dukungan teman, keluarga, maupun
dosen yang sangat berharga bagi terciptanya makalah ini.

Kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Maha Esa, makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan karena sebagai manusia biasa saya tidak lepas dari kesalahan, maka dari
itu kami mohon dukungan dari berbagai pihak demi kebaikan kedepannya.

Demikianlah makalah ini saya buat, atas perhatian dan kesempatannya untuk membaca
saya ucapkan terima kasih.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 1
C. Tujuan..................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2
A. Pengarang ............................................................................................................................... 2
B. Waktu ..................................................................................................................................... 3
C. Tempat .................................................................................................................................... 3
D. Maksud Dan Tujuan ............................................................................................................... 4
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 5
Kesimpulan ................................................................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kisah Para Rasul menceritakan sejarah gereja Kristen awal setelah naiknya Yesus Kristus
ke surga. Amanat Kisah Para Rasul ini menjelaskan bagaimana pengikut-pengikut Yesus Kristus
dengan pimpinan Roh Kudus menyebarkan kabar baik tentang Yesus “di Yerusalem, di seluruh
Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi”(1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan
Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh
dunia, tidak hanya untuk orang Yahudi.1

Kitab Para Rasul merupakan penghubung yang penting antara kitab-kitab injil dan surat-
surat rasuli bila kita membahas ajaran tentang jemaat dalam PB. Dalam surat-surat itu terdapat
bermacam-macam contoh mengenai cara orang-orang Kristen mula-mula menafsirkan jemaat
yang telah mulai ada, terutama dengan menggunakan kiasan-kiasan yang memberikan kesan
tertentu. Dalam menyelidiki bukti dalam Kisah Para Rasul kita akan mempertimbangkan tiga
segi berikut ini: timbulnya jemaat, misi jemaat, dan kepemimpinan jemaat. Dalam tahap-tahap
awal ini kita hanya akan menemukan beberapa kecenderungan, yang dijelaskan khususnya dalam
surat-surat Paulus.2

B. Rumusan Masalah
 Siapa pengarang Kitab Kisah Para Rasul ?
 Kapan penulisan Kitab Kisah Para Rasul ?
 Di mana Kitab Kisah Para Rasul ditulis ?
 Apa maksud dan tujuan ditulisnya Kitab Kisah Para Rasul ?

C. Tujuan
 Menjelaskan pengarang dari Kitab Kisah Para Rasul !
 Menjelaskan penulisan Kitab Kisah Para Rasul !
 Menjelaskan tempat ditulisnya Kitab Kisah Para Rasul !
 Menjelaskan maksud dan tujuan penulisan Kitab Kisah Para Rasul !

1
https: //id.m.wikipedia.org/wiki/Kisah_Parah_Rasul
2
Donald Guthrie, “Teologi Perjanjian Baru”, 2009, halaman: 55-56.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengarang
(dalam Brotosudarmo, 2017 halaman: 198-199), dapat dipastikan, bahwa yang
mengarang Kisah Para Rasul adalah dokter Lukas, pengarang injil Lukas atau injil ketiga. Hal ini
dikuatkan oleh empat macam alasan yakni:

a) Kisah Para Rasul dan injil Lukas ditujukan kepada Theofilus (Luk. 1:3; Kis. 1:1). Pada
permulaan kisah, Lukas mengigatkan kepada Theofilus akan karangannya yang pertama,
yakni injil Lukas.
b) Pendapat para ahli, kedua kitab ini ada kesamaannya, yakni: ungkapan-ungkapan, gaya
bahasa, cara penyajian cerita terutama tentang istilah medik yang sesuai dan yang dipakai
oleh dokter Lukas yang kekasih itu (Kol 4:14).
c) Dalam Kisah Para Rasul 16:10 dan 20:6 terdapat kata ganti “kami”. Oleh sebab itu,
umumnya orang berpendapat bahwa pengarang kitab ini mulai dengan pasal 6 ke atas,
tentu salah seorang teman perjalanan Paulus. Mengingat gaya bahasa yang sama, maka
penulisnya adalah Lukas.
d) Tradisi Kristen sejak Irenaeus pada abad II mengatakan, bahwa surat ini dikarang oleh
Lukas. Pendapat ini dibenarkan oleh para sarjana teologi sampai sekarang.

Jadi dokter Lukas mengarang dua jilid buku dan dipakai orang Kristen pada abad I, kedua
buku tersebut adalah injil Lukas dan Kisah Para Rasul.

(dalam Duyverman, 1999, halaman 84) berdasarkan kesatuan injil Lukas dan Kisah Para
Rasul, seperti yang dipaparkan di atas, kesimpulan logis ialah bahwa pengarang kedua buku itu
adalah seorang saja. Namun arlakalanya diajukan keberatan beralaskan kedua cerita yang
terdapat dalam keduanya tentang kenaikan (Luk 24; Kis 1). Dari dalam injil Lukas kita beroleh
kesan bahwa seakan-akan Yesus naik ke sorga pada hari kebangkitann-Nya (Luk 24:13, 36):
semua peristiwa itu adalah langsung berurutan padahal di dalam Kisah Para Rasul dengan tegas
disebut keselangan waktu empat puluh hari antara kebangkitan dan kenaikan. Bagaimana
seorang pengarang dapat mengabaikan perbedaan yang sekitan besar? Mengenai soal ini, dua hal
dapat diketengahkan:

a) Belum pasti bahwa kenaikan itu sungguh-sungguh disebutkan di dalam Luk 24:51.
Memang benar bahwa kebanyakan salinan memuat kata-kata, “dan terangkat ke sorga”
jadi kemungkinan bahwa injil Lukas berakhir dengan hari kebangkitan. Dan Kisah Para
Rasul melanjutkan dengan menceritakan kenaikan.

2
b) Tetapi biarpun benar salinan-salinan yang memuat kata-kata itu, namun harus kita ingat
bahwa semua penginjil sering melompat dari suatu peristiwa ke peristiwa yang lain tanpa
menyebutkan keselangan waktu. Baiklah di sini kami berikan satu contoh lagi dari kitab
Kis 11:19 dst. Adalah lanjutan dari 8:1-4, jadi yang diceritakan adalah semasa dengan
yang tertera di dalam 8:5;11:8. Andai kata kita hanya mempunyai kisah sebagai sumber,
maka berdasarkan kesimpulan itu pastilah kita katakana: keselangan waktu antara 9:30
(Paulus pergi ke Tarsus) dan 11:25 (Barnabas pergi mencarinya di Tarsus) Cuma sedikit
saja; paling lama beberapa tahun. Padahal dari Gal 2:1 kita tahu bahwa Paulus tinggal di
Tarsusselama 12 tahun juga di dalaminjilny, si pengarang menyingkat sejarah sedemikian
rupa. Apa artinya pengarang menyingkat sejarah sedemikian rupa. Apa artinya 40 hari
dibanding dengan 12 tahun.

Di dalam injil tidak terdapat pegangan apa-apa pun. Jadi kita akan memeriksa kisah saja.
Yang menarik perhatian, ialah bahwa di dalam beberapa bagian, kata-kata “mereka”, “ia” dan
sebagainya diganti dengan “kami”, yakni pada perjalanan kedua dari Troas samapi ke Filipi
(16:10-17) dan pada perjalanan ketiga dari Filipi terus ke Yerusalem, Kaisarea, langsung ke
Roma (20:5-15; 21:1-18; 27:1— 28:16). Kita mendapat kesan bahwa yang menulis ini tidak
tertawan bersama-sama dengan Paulus, namun agaknya selalu berdekatan dengan dia (24: 23).3

B. Waktu
Waktu penulisan tidak dapat ditentukan dengan tepat. Hal ini disebabkan banyaknya
pendapat yang berlainan. Lukas sendiri memakai dasar Markus untuk menyusun injilnya. Segera
setelah selesai, sumber Markus masih diolah secara mendalam. Pada Pasal 21: 20, Lukas tahu
cara Yerusalem diruntuhkan. Jikalau ini benar, injil diselesaikan setelah tahun 70. Kisah Para
Rasul sendiri diselesaikan kira-kira agak jauh dari injil, sebab kedua kitab ini belum pernah
berjajaran dalam kanon Perjanjian Baru. Apabila hal ini benar, Kisah Para Rasul ditulis sekitar
tahun 85.4

C. Tempat
Mengenai soal sama sekali ini tak ada ketentuan. Kami sampaikan saja satu suara dari
abad kedua: “Lukas, orang Siria dari Antiokhia, yang pekerjaannya adalah tabib, menjadi murid
rasul-rasul, dan kemudian mengikuti Paulus, sampai ia mati syahid. Lukas meninggal di Boiotia
(letaknya di tanah Yunani), penuh dengan Roh Kudus, pada umur 84 tahun tanpa isteri atau
anak-anak sesudah ia melayani Tuhan dengan tidak menyimpang. Sesudah ada injil-injil, yakni
injil Matius, yang ditulis di tanah Yedea, dan injil Markus di Italia, ia mengarang injil ini dengan
didorong oleh roh kudus”. 5

3
M.E. Duyverman, “Pembimbing Ke Dalam Perjanjian Baru”, 1999, halaman: 84-85.
4
R.M. Drie S. Brotosudarmo, “Pengantar Perjanjian Baru”, 2017, halaman: 199.
5
M.e. Duyverman, “Pembimbing Ke Dalam Perjanjian Baru”, 1999, halaman: 88

3
D. Maksud Dan Tujuan
Seperti yang ditulis dalam Lukas 1:1-4, penulis ingin menunjukkan bahwa janji dan
rencana Tuhan betul-betul dipenuhi dalam segala perbuatan Yesus. Pengarang menulis surat ini
dan ditunjukan kepada Theofilus untuk menyatakan, bahwa kebenaran yang didengar dan
diketahui oleh orang lain, betul-betul terjadi dan merupakan pemenuhan janji Tuhan Allah
kepada umat manusia. Pengarang memberikan kesaksian tentang perkembangan dan kebenaran
kerajaan Allah yang secara asasi dalam perbuatan Yesus. 6

6
R.M. Drie S. Brotosudarmo, “Pengantar Perjanjian Baru”, 2017, halaman: 199-200

4
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam Kisah Para Rasul, pekerjaan Paulus dan Petrus sejajar. Petrus memimpin gereja di
Yerusalem, sedangkan Paulus mendirikan gereja-gereja di luar Palestina, yakni Asia kecil atau
disebut daerah kafir. Namun, masing-masing tidak terdapat persaingan kita biasanya
menganggap sejarah kehidupan gereja mula-mula. Dalam hal ini, Lukas tidak memerhatikan
urutan waktu dan kronologi, meskipun Lukas juga memandang waktu. Lukas memetingkan
mundurnya Yahudi dan berkembangnya gereja di sekitar tanah atau wilayah kafir. Gagasan
utama Lukas adalah bersaksi bagi Kristus. Kejadian penting dalam Kisah Para Rasul adalah di
mana pekerjaan Roh Kudus.

5
DAFTAR PUSTAKA
Guthrie Donald, “Teologi Perjanjian Baru 3”, 2009, Jakarta: Gunung Mulia.

Dr. Brotosudarmo Drie. S.M.R, “Pengantar Perjanjian Baru”, 2017, Yogyakarta: Andi

Drs. Duyverman E.M, “Pembimbing Ke Dalam Perjanjian Baru”, 1999, Jakarta: Gunung Mulia.

https: //id.m.wikipedia.org/wiki/Kisah_Parah_Rasul

Anda mungkin juga menyukai