145-Article Text-728-2-10-20220805
145-Article Text-728-2-10-20220805
Ani Susiani
Akademi Keperawatan Saifuddin Zuhri
Email: mysusiani@gmail.com
ABSTRAK
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah penderita dan kematian akibat Covid-
19 diantaranya melalui pelaksanaan vaksinasi. Jumlah masyarakat yang menerima program
vaksinasi Covid-19 terus mengalami peningkatan. Namun untuk kelompok lanjut usia
penambahan jumlah cakupan vaksinasi Covid-19 berjalan lebih lambat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku penerimaan
vaksin Covid-
19 pada lanjut usia di Desa Ranjeng Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu. Jenis
penelitian ini adalah kuantitatif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional.
Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang
vaksinasi Covid-19 yang baik berjumlah 54 orang (57,4%), sikap mendukung vaksinasi
Covid-19 berjumlah 56 orang (59,6%), hampir seluruh responden yang sudah vaksin Covid-
19 berjumlah 74 orang (78,7), hubungan pengetahuan dengan perilaku penerimaan vaksinasi
Covid-19 memiliki nilai p value sebesar 0,000 (<0.005), hubungan sikap dengan perilaku
penerimaan vaksinasi Covid-19 memiliki nilai p value sebesar 0,000 (<0.005). Kesimpulan
penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap
dengan perilaku penerimaan vaksinasi Covid-19.
ABSTRACT
The efforts can be made to reduce the number of sufferers and death due to Covid-19 include
the implementation of vaccinations. The number of people receiving the Covid-19 vaccination
program has increased. However, for the elderly group, the increase in the number of Covid-
19 vaccination coverage is slower. This study aims to determine the relationship between
knowledge and attitudes with the behavior of receiving the Covid-19 vaccine in the elderly in
Ranjeng Village, Losarang District, Indramayu Regency. This type of research is a
quantitative analytic using cross sectional approach. The results showed that most of the
respondents had good knowledge of the Covid-19 vaccination, amounting to 54 people
(57.4%), the attitude of supporting the Covid-19 vaccination was 56 people (59.6%), almost
all of the respondents who had the Covid-19 vaccine, totaling 74 people (78.7), the
relationship between knowledge and behavior in receiving Covid-19 vaccination has a p
value of 0.000 (<0.005), the relationship between attitudes and behavior in receiving Covid-
19 vaccination has a p-value of 0.000 (<0.005). The conclusion of the study showed that there
is a significant relationship between knowledge and attitude with the behavior of receiving
Covid-19 vaccination.
Corresponding author:
Ani Susiani
Akper Saifuddin Zuhri
Jl. Pahlawan No. 45 Lemahmekar, Indramayu
1
E-Journal
STIKES YPIB Majalengka
Vol.10, No.1, Page. 20-30 p-ISSN: 2338-5138 |
e-ISSN: 2338-5138
Email: mysusiani@gmail.com
2
E-Journal
STIKES YPIB Majalengka
Vol.10, No.1, Page. 20-30 p-ISSN: 2338-5138 |
e-ISSN: 2338-5138
PENDAHULUAN
Wabah penyakit Coronavirus Disease 19 (Covid-19) yang mulai berjangkit di dunia
pada akhir tahun 2019 telah membawa dampak yang besar dan berkepanjangan bagi semua
negara. Pada awal munculnya penyakit Covid-19 dunia dibuat tidak berdaya akibat
peningkatan jumlah penderita dalam waktu yang singkat, kerusakan pada berbagai system
tubuh sebagai akibat masih terbatasnya pengobatan telah menyebabkan kematian penderita
Covid-19 terus bergerak naik. Hal ini dibuktikan dengan dilaporkannya kasus Covid-19 di
seluruh dunia mencapai 118.278.711 dengan tingkat kematian sejumlah 2.624.426 (WHO,
2020).
Covid-19 mulai berjangkit di Indonesia pada awal Maret 2020. Jumlah penderita
Covid-19 terus mengalami peningkatan dan pada pertengahan Juli 2021 peningkatan jumlah
penderita mencapai angka tertinggi dengan penambahan jumlah kasus sebesar 56.757 orang
per hari sehingga total penderita pada hari yang sama yaitu 2.726.803 orang dan kematian
berjumlah 70.192 jiwa (Satuan Tugas Pengamanan Covid, 2021).
Usaha- usaha penurunan jumlah angka kesakitan, dan kematian yang disebabkan oleh
Covid-19 dinilai belum cukup, sehingga para ahli kesehatan di dunia berupaya menciptakan
vaksin untuk menanggulangi pandemik Covid-19. Dimulai pada Januari 2020, GISAID,
sebuah organisasi intenasional yang berkedudukan di Munich, Jerman, yang bergerak dalam
bidang kesehatan global, penelitian dan pendidikan, membagikan data sequence genetik
SARS-Cov-
2. Sejak saat itu pengembangan dan pemberian vaksin Covid-19 kepada masyarakat dunia
dimulai, temasuk di Indonesia (Wikipedia, 2020).
Pemberian vaksin dinilai sebagai langkah yang efektif untuk memutus penyebaran
penyakit guna melindungi masyarakat luas (Kemenkes RI Dirjen P2P, 2020). Pemerintah
membentuk Tim Pengembangan Vaksin yang diantaranya betujuan untuk mempercepat
pelaksanaan vaksinasi Covid-19, termasuk pengadaan dan pemanfaatannya sehingga
masyarakat dapat segera memperoleh vaksin tersebut dan terlindung dari penyakit Covid-19.
Tim tersebut ditetapkan melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 18/ 2020.
Pemerintah juga menyiapkan peraturan tentang distribusi dan pelaksanannya dalam rangka
mempercepat program vaksinasi Covid-19 (Kemenkes, 2020).
Namun pemberian vaksin Covid-19 kepada masyarakat bukanlah tanpa kendala.
ITAGI, UNICEF, WHO dan dikukung oleh Kemenkes RI mengadakan survei online di
Indonesia pada Bulan November 2020 untuk memahami pandangan, persepsi dan
kekhawatiran publik mengenai vaksinasi Covid-19. Hasil survei menunjukkan bahwa tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 berbeda- beda. Hal tersebut disebabkan
masih minimnya informasi yang diterima oleh masyarakat terutama menyangkut jenis, waktu
3
E-Journal
STIKES YPIB Majalengka
Vol.10, No.1, Page. 20-30 p-ISSN: 2338-5138 |
e-ISSN: 2338-5138
pelaksanaan dan terutama keamanan vaksin Covid-19. Lebih lanjut, penelitian tersebut
menguraikan alasan penolakan vaksin Covid-19 oleh masyarakat, yang terutama
disebabkan karena keamanan
4
E-Journal
STIKES YPIB Majalengka
Vol.10, No.1, Page. 20-30 p-ISSN: 2338-5138 |
e-ISSN: 2338-5138
vaksin (30%), belum meyakini efektivitas vaksin (22%), ketidakpercayaan terhadap vaksin
(13%), efek samping yang ditimbulkan oleh vaksin seperti demam dan nyeri (12%), serta
alasan kehalalan yang dilihat dari sudut padang agama (8%).
Hasil penelitian tersebut senada dengan beberapa penelitian lain. Pengembangan
vaksin yang dilakukan dalam waktu relatif singkat yaitu kurang lebih satu tahun menimbulkan
kekhawatiran timbulnya efek samping vaksin yang tidak diharapkan (Pranita, 2020). Selain
itu, keraguan akan kehalalan vaksin juga turut mempengaruhi penolakan masyarakat.
Terdapat masyarakat yang mencurigai bahwa dalam proses pembuatan vaksin menggunakan
unsur-unsur yang didalamnya terkandung enzim babi sehingga menjadi haram untuk
digunakan (Wirawan, 2020). Pendapat senada juga dikemukakan oleh Herdianto (2020), yang
mengemukakan bahwa penolakan tehadap vaksin disebabkan karena adanya pemberitaan
mengenai dampak negatif vaksin, baik yang bergejala ringan bahkan kematian, keyakinan
bahwa penyakit yang akan dicegah dengan imunisasi sesungguhnya sudah tidak ada lagi,
kekhawatiran akan overload system imunitas akibat banyaknya vaksin yang telah dimasukkan
sebelumnya hingga teori konspirasi mengenai genosida sebagai tujuan vaksin turut
mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap program vaksinasi secara umum.
Namun, seiring berjalannya waktu, program vaksinasi Covid-19 yang dilaksanakan
oleh pemerintah mulai dapat diterima oleh masyarakat. Program ini secara serentak
dicanangkan oleh pemerintah mulai tanggal 13 Januari 2021. Walaupun sempat mengalami
pro dan kontra di masyarakat, namun saat ini cakupan penerima vaksin Covid-19 terus
bertambah (Direktorat Jenderal P2P, 2021). Secara nasional dari target cakupan penerima
vaksin sejumlah 208.265.720 penduduk, pada tanggal 23 Desember 2021, penerima vaksin
dosis pertama telah mencapai 154.791.737 penduduk (74,32%), dan penerima dosis kedua
sejumlah 109.535.337 penduduk (52,59%). Demikian pula untuk Provinsi Jawa Barat,
walaupun masih berada di bawah rata-rata jumlah penerima vaksin secara nasional, namun
pada tanggal yang sama dari target penerima vaksin sejumlah 37.907.814 penduduk, penerima
vaksin dosis pertama telah mencapai 27.112.316 penduduk (71,52%) dan penerima vaksin
kedua berjumlah 19.721.725 penduduk (52,03%).
Di Kabupaten Indramayu jumlah penduduk yang telah menerima vaksin dosis
pertama berjumlah 1.025.087 jiwa (70,07%) dan penerima vaksin dosis kedua berjumlah
712.561 penduduk (48,71%) (Vaksin Dashboard Kemenkes RI, 2021). Demikian halnya
dengan jumlah penerima vaksin di wilayah kerja Puskesmas Losarang. Pada periode tanggal
yang sama, jumlah penerima vaksin dosis pertama, dari 25.310 sasaran, masyarakat yang
telah divaksin bejumlah 19.177 jiwa (75,77%). Sedangkan vaksin dosis kedua dari jumlah
sasaran tersebut, sejumlah 5.282 jiwa (27,54%) yang telah menerima vaksin Covid-19.
5
E-Journal
STIKES YPIB Majalengka
Vol.10, No.1, Page. 20-30 p-ISSN: 2338-5138 |
e-ISSN: 2338-5138
Namun untuk kelompok lanjut usia (lansia) penambahan jumlah cakupan vaksinasi
Covid-19 berjalan lebih lambat. Menurut data pada tanggal 23 Desember 2021, secara
nasional penerima vaksin dosis pertama berjumlah 13.372.691 lansia (62,05%), dan penerima
dosis kedua sejumlah 8.616.976 lansia (39.98%). Demikian pula untuk Provinsi Jawa Barat,
penduduk lansia penerima vaksin dosis pertama berjumlah 2.367.907 lansia (69,46%) dan
penerima vaksin kedua berjumlah 1.382.945 lansia (40,57%). Di Kabupaten Indramayu
jumlah penduduk lansia yang telah menerima vaksin dosis pertama berjumlah 85.025 lansia
(61,98 %) dan penerima vaksin dosis kedua berjumlah 51.623 lansia (37,63%) (Vaksin
Dashboard Kemenkes RI, 2021).
Lambatnya peningkatan jumlah penerima vaksin pada kelompok umur lansia ini patut
dicermati, mengingat kelompok lansia merupakan kelompok yang memiliki kerentanan yang
tinggi terhadap penyakit Covid-19 dan kematian yang diakibatkannya. Perubahan struktur dan
anatomi tubuh yang tejadi sebagai akibat prose menua menyebabkan mudahnya para lansia
menderita penyakit, terutama penyakit yang bersifat kronis seperti diabetes melitus, penyakit-
penyakit karena gangguan sistem kardiovaskuler (hipertensi, penyakit jantung), gangguan
pernapasan, dan penggunaan imunosupresan jangka panjang. Penyakit kronis yang diderita
lansia menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap penyakit Covid-19. Bahkan, penyakit-
penyakit kronis tersebut berpotensi untuk menjadi silent killer (pembunuh diam-diam) yang
menyebabkan peningkatan kematian lansia akibat Covid-19 (Respati, 2020).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap
dengan perilaku penerimaan vaksin Covid-19 pada lanjut usia di Desa Ranjeng Kecamatan
Losarang Kabupaten Indramayu.
METODE
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif analitik dengan menggunakan pendekatan cross
sectional. Populasi pada penelitian merupakan penduduk lanjut usia di Desa Ranjeng
Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu sebanyak 598 orang. Sampel penelitian
berjumlah 94 orang yang dipilih melalui purposive sampling, dengan kriteria inklusi bersedia
dan atau diizinkan keluarga untuk menjadi responden, dalam keadaan sehat dan memiliki
status kognitif baik. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan
melihat jawaban responden pada kuesioner yang dibagikan. Kuesioner yang digunakan telah
menjalani uji validitas (nilai korelasi lebih dari 0,3) dan reabilitas (Cronbach’s Alpha < 0,70).
Analisis data bivariat dilakukan dengan uji chi square.
6
E-Journal
STIKES YPIB Majalengka
Vol.10, No.1, Page. 20-30 p-ISSN: 2338-5138 |
e-ISSN: 2338-5138
HASIL
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, Agama, Tingkat
Pendidikan, dan Pekerjaan
Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Vaksinasi Covid-19
Pengetahuan Vaksinasi Covid-19 Frekuensi Persentase (%)
Kurang 40 42,6
Baik 54 57,4
Total 94 100
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Sikap Responden tentang Vaksinasi Covid-19
Sikap tentang Vaksinasi Covid-19 Frekuensi Persentase (%)
Kurang Mendukung 38 40,4
Mendukung 56 59,6
Total 94 100
7
E-Journal
STIKES YPIB
Majalengka p-ISSN: 2338-
5138 |
Tabel
Distribusi Frekuensi Perilaku Responden tentang Vaksinasi Covid-19
Perilaku terhadap Vaksinasi Covid-19 Frekuensi Persentase (%)
Belum Vaksin 20 21,3
Sudah Vaksin 74 78,7
Total 94 100
8
E-Journal
STIKES YPIB
Majalengka p-ISSN: 2338-
5138 |
Tabel 7
Hubungan Sikap dengan Perilaku Vaksinasi Covid-19
Sikap Perilaku Vaksinasi Covid-19 Jumlah % P
Belum Vaksin Sudah Vaksin Value
Frekuensi % Frekuensi %
Kurang Mendukung 20 21,3 18 19,1 38 40,4 0,000
Mendukung 0 0 56 59,6 56 59,6
Total 20 21,3 74 78,7 94 100
PEMBAHASAN
Perilaku masyarakat mengenai penerimaan vaksinasi Covid-19 dalam penelitian ini
tidak dikaitkan dengan karakteristik responden penelitian. Penulis hanya memaparkan
karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, umur, agama, pendidikan, dan pekerjaan,
sebagaimana telah ditampilkan pada Tabel 1.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa lebih dari separuh responden yaitu 54 orang
(57,4%) memiliki pengetahuan yang baik tentang vaksinasi Covid-19 dan hal tersebut
memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku perilaku penerimaan vaksinasi Covid-19.
Beberapa penelitian sejenis mendukung hasil penelitian ini, baik yang menjadikan kelompok
umur lanjut usia sebagai responden penelitian maupun responden yang berasal dari kelompok
umur lainnya Penelitian mengenai hubungan pengetahuan dengan tingkat kepatuhan
vaksinasi
Covid-19 yang dilakukan oleh Tamitha, dkk. (2022), menunjukan hasil yang mendukung
penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian yang menjadikan lanjut usia sebagai
responden penelitian ini, memperlihatkan hasil bahwa lebih dari setengah responden
penelitiannya dengan jumlah 46 orang (55,4%) memiliki pengetahuan yang baik. Di lain
pihak jumlah responden lanjut usia yang memiliki pengetahuan mengenai vaksinasi Covid-19
yang kurang, berjumlah 5 orang (6%). Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa tingkat
kepatuhan responden dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 sebesar 92,8% (77 orang).
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa antara pengetahuan responden tentang vaksinasi
Covid-19 dengan tingkat kepatuhan dalam pelaksanaannya memiliki hubungan yang
signifikan.
9
E-Journal
STIKES YPIB
Majalengka p-ISSN: 2338-
5138 |
1
E-Journal
STIKES YPIB
Majalengka p-ISSN: 2338-
5138 |
Penelitian ini juga didukung oleh peneltian lain yang dilakukan di Kelurahan Pejuang
Kota Bekasi. Lebih dari setengah responden penelitian tersebut (59,82%), memiliki sikap
yang mendukung pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Responden yang memiliki sikap positif ini
berperilaku lebih baik dalam hal pelaksanaan vaksinasi Covid-19, bila dibandingkan dengan
responden yang bersikap negatif. Hal tersebut sesuai dengan perhitungan OR penelitian yaitu
0,736 (Marsa, 2021).
Sementara itu, terdapat juga penelitian yang hasilnya berbeda. Hasil penelitian
tersebut membuktikan bahwa antara variabel sikap dan perilaku dalam mendapatkan vaksin
Covid-19 tidak memiliki hubungan yang signifikan. Namun, responden yang bersikap baik
tetap lebih banyak yang menunjukkan perilaku yang baik pula, bila dibandingkan dengan
responden yang bersikap baik namun tidak memiliki perilaku yang baik, dengan angka
perbandingan 82% berbanding 17% (Rumahorbo, 2021).
Kajian lebih lanjut perlu dilakukan kepada lanjut usia yang belum mengikuti
vaksinasi Covid-19. Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa terdapat 20 orang
responden yang belum menerima vaksinasi Covid-19. Sebagain besar dari responden tersebut
(60%) beralasan belum melaksanakan vaksinasi Covid-19 karena tidak adanya izin dari
anggota keluarga, dan 15 % responden masih memiliki ketakutan terhadap keamanan
penggunaan vaksin yang dapat membahayakan tubuh mereka. Alasan-alasan yang
dikemukakan responden menunjukkan belum tersampaikannya informasi kesehatan mengenai
vaksinasi Covid-19 secara tepat. Keadaan tersebut memerlukan pendekatan yang berbeda
dalam pemberian informasi, karena pada lanjut usia telah terjadi perubahan anatomi fisiologi
yang berdampak pada kemunduruan fungsi tubuh baik secara fisik maupun psikologis.
Kondisi tersebut dapat berpengaruh terhadap proses pengindraan lansia untuk menghasilkan
pengetahuan, sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2014), yang
menjelaskan bahwa pengetahuan banyak diperoleh melalui fungsi system penglihatan dan
pendengaran. Putri & Sukihananto (2018), dalam penelitiannya mengemukakan bahwa
penggunaan teknologi informasi dalam pelaksanaan promosi kesehatan memiliki manfaat
dalam pemeliharaan dan pengoptimalan kesehatan para lanjut usia.
KESIMPULAN
Hasil peneltian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
pengetahuan (p value < 0,005) dan sikap (p value < 0,005) dengan perilaku penerimaan
vaksinasi Covid-19 pada lanjut usia di Desa Ranjeng Kecamatan Losarang Kabupaten
Indramayu. Pengetahuan dan sikap yang baik akan menghasilkan perilaku yang baik pula
dalam perilaku penerimaan vaksinasi Covid-19.
1
E-Journal
STIKES YPIB
Majalengka p-ISSN: 2338-
5138 |
DAFTAR PUSTAKA
Azwar S. (2015). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Febriyanti, N., Choliq, M.I., & Mukti, A.W. (2021). Hubungan tingkat pengetahuan dengan
kepatuhan vaksinasi Covid-19 pada lansia di Kelurahan Babura Kecamatan Medan
Sunggal. Jurnal Kedokteran Ibnu Nafis Vol 11 No 1
https://jurnal.fk.uisu.ac.id/index.php/ibnunafis/article/download/268/226/
Herdianto, E.F. (2020). Vaksin dan pandemi Covid-19, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial
Budaya. https://fpscs.uii.ac.id/blog/2020/12/28/vaksin-dan-pandemi-covid-19
Kamil, I. (2020). KPI: Delapan puluh sembilan persen masyarakat lebih percaya televisi
ketimbang internet. https://nasional.kompas.com/read/2020/07/22/20263851/kpi-89-
persen-masyarakat-lebih-percaya-televisi-dibanding-internet
Kemenkes RI Dirjen P2P. (2020) Petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi dalam rangka
penanggulangan pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), Kementerian
Kesehatan RI.
Kementrian Kesehatan, ITAGI, UNICEF, & WHO. (2020). Survei penerimaan vaksin Covid-
19 di Indonesia. https://covid19.go.id/storage/app/media/Hasil%20Kajian/
2020/November/vaccine-acceptance-survey-id-12-11-2020final.pdf
Marsa, M.F. (2021). Faktor yang mempengaruhi pemahaman vaksin Covid-19 berdasarkan
pengetahuan, sikap, penerimaan pada warga Kelurahan Pejuang Kota Bekasi. Karya
Tulis Ilmiah. Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Jakarta II. https://perpus.poltekkesjkt2.ac.id/respoy/index.php?
p=show_detail&id=5911&keyword s=
Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Pemerintah Provinsi Jawa Barat. (2020). Masyarakat aktif mencari informasi Covid-19.
https://jabarprov.go.id/index.php/news/37903/2020/05/26/Masyarakat-Aktif-Mencari-
Informasi-Covid-19
Pranita, E. (2020). 5 Alasan tak perlu khawatir uji klinik fase 3 vaksin Covid-19.
https://www.kompas.com/sains/read/2020/11/04/133100823
Putri, S.E., Sukihananto. (2018). Penerapan sistem teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
dalam promosi kesehatan pada lansia di Indonesia. https://stikessantupaulus.e-
journal.id/JWK/article/download/45/29/
Respati, T., & Rathomi, H.S. (2020). Kopidpedia. bunga rampai artikel penyakit virus corona
(Covid-19). Bandung: Pusat Penerbitan Universitas (P2U) Unisba
1
E-Journal
STIKES YPIB
Majalengka p-ISSN: 2338-
5138 |
Rumahorbo, K.N. (2021). Hubungan tingkat pengetahuan terhadap sikap dan perilaku
masyarakat Kecamatan Medan Denai tentang vaksinasi Covid-19.
https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/46469/180100134.pdf?sequence
=1&isAllowed=y
Satuan Tugas Penanganan Covid-19. (2021). Peta sebaran Covid-19. Peta Sebaran COVID-19.
https:// covid19.go.id
Wirawan, M. K. (2020). Kekhawatiran umat islam Indonesia akan status halal vaksin Covid-
19 disorot media Amerika. https://www.kompas.com/tag/vaksin-covid-
19?sort=desc&url=http%3A%2F%2Fwww.kompas.com%2Fglobal%2Fread%2F2020%
2F12%2F20%2F173249070%2Fkekhawatiran-umat-islam-indonesia-akan-status-halal-
vaksin-covid-19&page=346