NPM : 270110190150
Kelas : A
Mata Kuliah : Eksplorasi Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
RESUME WEBINAR
DENGAN TEMA ”OPTIMALISASI AIR TANAH UNTUK SEMUA”
Ketahanan air adalah keterpenuhan air yang layak dan berkelanjutan untuk kehidupan
dan pertumbuhan serta kemampuan dalam mengurangi risiko yang berkaitan dengan air.
Optimalisasi harus diartikan sebagai pemanfaatan optimal dengan mengedepankan pada save
yield, bukan semaksimal mungkin untuk suplesi air permukaan. Save yield adalah
memanfaatkan air tanah dengan conjunctive use. Sesuai amanat Undang-Undang No. 17
Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air, pengelolaan sumber daya air berdasarkan pada
Wilayah Sungai dengan memperhatikan keterkaitan penggunaan air permukaan dan air tanah
dengan mengutamakan pendayagunaan air permukaan. Kendati potensi alamiah sumber daya
air di Indonesia, baik air tanah maupun air permukaan sangat besar, namun membutuhkan
pengelolaan yang baik agar terhindar dari krisis air bersih. Dan sesuai Pasal 12 ayat (2)
Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air, dikatakan bahwa didalam
pengelolaan ar tanah didasarkan pada konsep Cekungan Air Tanah (CAT) yaitu suatu wilayah
yang dibatasi oleg batas hidrogeologis tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses
pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air tanah berlangsung. CAT meliputi CAT lintas
Negara, CAT lintas Provinsi, CAT lintas Kabupaten/Kota dan CAT dalam satu
Kabupaten/Kota. CAT ditetapkan dengan Keputusan Presiden atas usul Menteri (pasal 13
ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air
Potensi air tanah sebagai salah satu sumber pasokan air bersih di Indonesia mencapai
sekitar 100 miliar m3 dan tersebar di seluruh daratan Indonesia. Potensi yang cukup
melimpah tersebut dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pemenuhan
kebutuhan air bersih bagi masyarakat. Saat ini Indonesia tercatat memiliki cekungan air tanah
(CAT) sebanyak 421 buah. Cekungan air tanah tersebut meliputi 4 CAT lintas negara, 35 CAT
lintas provinsi, 176 CAT lintas kabupaten/kota, dan 206 CAT di dalam kabupaten/kota.
Ketersediaan data dan informasi keairtanahan, merupakan hal mendasar yang diperlukan
untuk memahami kondisi air tanah guna menunjang perencanaan pendayagunaan air tanah
untuk mewujudkan pemanfaatan air tanah yang optimal dan berkelanjutan. Dalam hal ini,
pemerintah memiliki peran penting untuk pelaksanaan pendayagunaan air tanah, yaitu
melakukan penelitian, penyelidikan, rekayasa teknologi dan rancang bangun, dan pemetaan
tematik air tanah.Keberhasilan pelaksanaan pendayagunaan air tanah sangat ditentukan oleh
keterpaduan dan koordinasi dari para pemangku kepentingan. Mulai dari penyusunan
kebijakan pelestarian, perlindungan, pengawetan, serta perencanaan dan pelaksanaan
konservasi air tanah.
Keterpaduan atau integrasi menjadi kata kunci dalam pengelolaan sumberdaya air
mengingat semua jenis air yang diatur dalam UU No. 7/2004, meliputi air hujan, air
permukaan, termasuk air laut, dan airtanah merupakan komponen daur hidrologi yang
keberadaannya di alam satu sama lain saling berinteraksi. Masing–masing memiliki potensi
sekaligus kekurangan, sehingga untuk menjamin kemanfaatannya yang optimal, maka
pengelolaannya harus terpadu.
Selain itu diperlukan integrasi dan keterpaduan antar instansi terkait dalam
penyusunan program agar pendayagunaan sumberdaya air dapat berkelanjutan. Koordinasi
tersebut meliputi koordinasi antar departemen, badan tertinggi untuk pengelolaan sumberdaya
air (nasional), dengan badan tertinggi untuk pengelolaan airtanah, dan badan koordinasi
tingkat wilayah provinsi dan kabupaten/ kota.