Muhamad Yunus Firmansyah-Fdk
Muhamad Yunus Firmansyah-Fdk
Skripsi
Oleh:
Skripsi
Oleh:
Skripsi
Oleh:
Pembimbing:
Zakaria. M. Ag.
NIP. 19720807 200312 1 003
Ketua
Dr. Armawati Arbi, M. Si. 2 Februari 2022 ____________
NIP. 196502071991032002
Sekretaris
Dr. H. Edi Amin, S.Ag., M.A. 2 Februari 2022 ____________
NIP. 197609082009011010
Penguji I
Drs. Sunandar, M.Ag. 2 Februari 2022 ____________
NIP. 196206261994031002
Penguji II
Dr. Abd. Rozak, M.A. 2 Februari 2022 ____________
NIP. 196005091988031001
Pembimbing
Zakaria. M. Ag. 2 Februari 2022 ____________
NIP. 19720807 200312 1 003
ABSTRAK
i
Wakil Dekan II Bidang Kemahasiswaan, Cecep
Castrawijaya, M.A.
3. Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Dr.
Armawati Arbi, M.Si. dan Sekretaris Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam, Dr. H. Edi Amin, S.Ag.,
M.A.
4. Dosen Pembimbing Akademik, Prof. Andi M. Faisal Bakti,
M.A. yang telah bersedia menuntun dan memberikan
masukkan dalam penulisan skripsi ini.
5. Dosen Pembimbing Skripsi, Zakaria, M. Ag. yang telah
meluangkan waktunya selama bimbingan penyusunan
skripsi ini hingga selesai.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi memberikan banyak ilmu kepada peneliti
selama masa perkuliahan.
7. Kepada kedua orang tua saya yang begitu saya sayangi dan
hormati, Satiri dan Tasni. Atas segalanya yang telah kalian
berikan dan korbankan selama ini untuk bisa membuat saya
bisa sampai dititik ini dengan segala do’a dan harapan yang
selalu mengiringi.
8. Kakak dan adik-adik tersayang, Firda Apriyani, Naswah
Hafifah, dan Albi Syarah atas dukungannya selama
penyusunan skripsi ini.
9. Kepada Teman “Kehidupan” yang terdiri dari Balyan
Rabaz, Bayu Angga Setyawan, Muhamad Faisal Bahri,
Hari Hidayat, Hanif Nur Pasha, Ikhwal Rizki, Ahmad Rifqi
Arief, Irlan Istichori, dan Fakhrajad Kaffabihi yang selama
ii
ini hadir dalam perjalanan kuliah ini sebagai rekan berbagi
rasa suka dan duka, dukungan moral dan materiil, dan
menjadi tempat untuk tumbuh dan berkembang guna
menghadapi kehidupan.
10. Kepada teman-teman “AyamSquad” yang terdiri dari I
Made Bagus Mulia Juliarsa, M. Chaerul Adjie Putra
Yunanto, Andiko Pradana, Nur Anisa Agustiana, dan Farah
Alya Reiza yang telah menemani penulis dari sejak masih
duduk di bangku SMA hingga sekarang.
11. Seluruh teman seperjuangan angkatan 2017 serta anggota
dari KPI D yang telah memberi pengalaman dan cerita yang
berkesan selama ini.
iii
DAFTAR ISI
iv
D. Scene 4 ............................................................................ 52
E. Scene 5 ............................................................................ 55
F. Scene 6 ............................................................................ 57
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Husein Ja’far Al Hadar ........................................... 39
Gambar 3. 2 Profil Kanal YouTube Jeda Nulis .......................... 41
Gambar 5. 1 Scene mereka tertawa ............................................. 61
Gambar 5. 2 Pendeta Yerry menjawab pertanyaan ..................... 61
Gambar 5. 3 Habib Ja’far kembali bertanya ............................... 67
Gambar 5. 4 Pendeta Yerry menjawab pertanyaan Habib Ja’far 67
Gambar 5. 5 Tretan Muslim sedang bercerita ............................. 71
Gambar 5. 6 Habib Ja’far & Coki Pardede saling berpendapat .. 75
Gambar 5. 7 Coki Pardede menyampaikan pendapatnya kepada
semua........................................................................................... 79
Gambar 5. 8 Coki Pardede bicara dengan gestur tangan ............ 80
Gambar 5. 9 Habib Ja’far tertawa dengan candaannya ............... 84
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Kajian Terdahulu........................................................ 12
Tabel 2. 1 Peta Roland Barthes ................................................... 25
Tabel 2. 2 Kerangka Berpikir ...................................................... 38
Tabel 4. 1 Scene 1 ....................................................................... 46
Tabel 4. 2 Scene 2 ....................................................................... 48
Tabel 4. 3 Scene 3 ....................................................................... 50
Tabel 4. 4 Scene 4 ....................................................................... 52
Tabel 4. 5 Scene 5 ....................................................................... 55
Tabel 4. 6 Scene 6 ....................................................................... 57
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Artinya:
1
kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti” (Q.S Al-
Hujurat ayat: 13).2
2
sejarahnya yang panjang menceritakan bagaimana Nusantara
merupakan sebuah tempat di mana berbagai macam ras suku,
budaya dan juga agama hidup saling berdampingan. Dengan
seboyan inilah, diharapkan Indonesia bisa terus berdiri dan
menjunjung tinggi nilai kebersamaan dalam sebuah
keberbedaan dan terhindar dari pertikaian dan permusuhan.
Demi mengabulkan harapan dari semboyan Bhinneka Tunggal
Ika inilah diperlukan sebuah unsur yang perlu diterapkan oleh
manusia dalam hidup bermasyarakat, yaitu nilai-nilai toleransi.
Toleransi merupakan elemen dasar yang dibutuhkan untuk
menumbuhkembangkan sikap saling memahami dan
4
menghargai perbedaan yang ada. Orang-orang dapat
mengagumi bagaimana keragaman ras dan budaya yang
begitu luas berperan dalam menyatukan orang Indonesia
dalam "negara-bangsa" yang dilambangkan dengan slogan
Bhinneka Tunggal Ika.5
3
saling memusuhi dan saling membenci. Faktanya, tindakan
intoleran seperti kekerasan, intimidasi, penyerangan sebuah
kelompok terhadap kelompok lain, bahkan terorisme telah
menjadi laku dari bagian kelompok atau ormas. 6 Dan kasus
intoleransi di Indonesia paling kental terjadi pada ranah agama,
baik intoleransi antar agama maupun intra agama, yang
membuat masalah ini menjadi salah satu faktor perpecahan
yang paling fatal di Indonesia. Dalam bermasyarakat, umat
manusia perlu menerapkan konsep ketauhidan (kesatuan
esensi, sifat dan ciptaan Tuhan yang diwujudkan melalui
penghormatan kepada Sang Pencipta, umat manusia, dan
lingkungan). Hanya dengan menerepakan masyarakat ini
seseorang akan bisa disebut sebagai Muslim (yang aktif
menegakan perdamaian). Itu adalah konsep yang dapat
ditemukan di agama lain dan dapat diimplementasikan.7
Nusantara, 2010), h. 9.
7 Andi Faisal Bakti, “Communication and Violence: Communicating Human
4
manusia sewajarnya juga hidup dengan penuh kasih sayang
kepada seluruh makhluk hidup tanpa memandang golongan,
suku ras, dan agama dengan menerapkan nilai-nilai toleransi
dalam kehidupan bermasyarakat. Agar tidak terjadi konflik
antarumat beragama, toleransi harus menjadi kesadaran
kolektif seluruh kelompok masyarakat.8
ِ ولْت ُكن ِمنْ ُكم اَُّمةٌ يَّ ْدعو َن اِ ََل ا ْْل ِي وَيْمرو َن ًِبلْمعرو
ۗ ف َويَنْ َه ْو َن َع ِن الْ ُمنْ َك ِر ْ ُ ْ َ ْ ُ ُ َ َ َْ ُْ ْ ْ ََ
ۤ
ك ُه ُم الْ ُم ْفلِ ُح ْو َن ٓ
َ ِٕ َواُو
ى ل
Artinya:
15:25).
5
kebaikan akan membawa berkah dan keberuntungan karena
dapat mempersatukan dan menjaga keharmonisan sesama
manusia.
6
Dengan berkembangnya teknologi ini orang lain bisa bertukar
informasi antar kota, antar negara bahkan antar benua
sekalipun.12 Salah satu teknologi yang bisa digunakan untuk
membantu dalam proses dakwah ialah Internet. Internet
sebagai salah satu media massa yang memiliki jangkauan yang
luas dan mendunia dapat digunakan sebagai media
penyampaian pesan yang cepat dan efektif, termasuk pesan-
pesan dakwah.13
7
YouTube miliki Husein Ja’far Al Hadar atau yang lebih
dikenal dengan sebutan Habib Ja’far.
8
juga sosok dari seorang Agnostik yaitu Reza Pardede atau
yang akrab dikenal dengan sebutan Coki Pardede.
16 https://news.detik.com/x/detail/intermeso/20190601/Dakwah-Digital-Sang-
Habib-Muda/ (diakses pada tanggal 27 Juni 2021 23:57).
17 Muhammad Haris Fiardhi, "PERAN DAKWAHTAINMENT AKUN
9
Di sini penulis akan meneliti salah satu video di kanal
YouTube “Jeda Nulis” dengan judul ‘Kenapa & Bagaimana
Kita Bersama Meski Tak Sama?’ Di dalam video ini, Habib
Ja’far membagikan cerita tentang bagaimana dirinya bisa
mengenal Coki Pardede, Tretan Muslim dan Pendeta Yerry.
Apa saja yang telah mereka lakukan dalam menyebarkan
pesan toleransi, dan apa saja yang telah mereka hadapi dalam
proses penyebaran pesan toleransi yang mereka tengah
kerjakan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti
dapat mengidetifikasi masalah sebagai berikut:
10
C. Batasan Masalah
Merujuk pada identifikasi masalah yang telah penulis
jabarkan di atas, maka penulis membatasi penelitian pada:
1. Pesan tanda atau simbol yang mengandung aspek toleransi
agama yang ada pada video ‘Kenapa & Bagaimana Kita
Bersama Meski Tak Sama?’ di kanal YouTube “Jeda
Nulis.” Menggunakan analisis semiotik model Roland
Barthes.
2. Penelitian ini dilakukan melalui media internet dengan
menggunakan situs resmi https://www.youtube.com/
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah
di atas, maka perumusan masalah utama penelitian ini adalah:
1. Seperti apa bentuk denotasi, konotasi dan mitos toleransi
beragama dalam video ini?
2. Apa makna toleransi beragama dalam video ini?
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini, ditinjau dari segi
akademis dan praktis adalah sebagai berikut:
11
a. Segi Akademis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi yang bermanfaat dalam khazanah
keilmuan terutama di bidang dakwah melalui media
sosial, khususnya tentang penelitian analisis
semiotika video dakwah.
b. Segi Praktis
Penelitian ini bisa dijadikan masukan dan saran
dalam membuat konten dakwah di media YouTube
dengan pendekatan dakwah toleransi dalam
beragama. Hal ini juga dapat menambah wawasan
bagi para praktisi komunikasi dan dakwah tentang
pentingnya menyampaikan nilai-nilai toleransi
beragama di tengah keberagaman masyarakat
Indonesia yang hidup dalam berbagai kelompok ras,
budaya dan kepercayaan.
12
Asauri, teori diteliti diteliti
“Analisis semiotika ialah film ialah video
Semiotika dengan dengan YouTube
Makna analisis dari judul dengan
Toleransi Roland “Hujan judul
Agama Barthes. Bulan “Kenapa
Dalam Film Juni” &
Hujan Bulan karya Bagaimana
Juni” karya Kita
Program Studi Reny Bersama
Komunikasi Nurcahyo Meski Tak
Penyiaran Hestu Sama?’ di
Islam, Saputra. kanal
Fakultas Ilmu YouTube
Dakwah dan “Jeda
Ilmu Nulis”
Komunikasi
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta, Tahun
2019.18
2. Akmad Fauzi, Objek Subjek Subjek
“Analisis penelitiannya yang yang
Semiotika yaitu diteliti diteliti
Film Hujan Bulan Juni, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019).
13
Toleransi Toleransi ialah film ialah video
Beragama Beragama. dengan YouTube
Dalam Film judul dengan
PK “PK” judul
(PEEKAY)” karya ‘Kenapa &
Program Studi Rajhumar Bagaimana
Komunikasi Hirani. Kita
Penyiaran Bersama
Islam, Meski Tak
Fakultas Ilmu Sama?’ di
Dakwah dan kanal
Ilmu YouTube
Komunikasi “Jeda
UIN Syarif Nulis”
Hidayatullah
Jakarta, Tahun
2020.19
3. Anzen Bhilla Media yang Objek Objek
Setya, digunakan yang yang
“Analisis yaitu melalui diteliti diteliti
Semiotika YouTube. yaitu yaitu
Pesan pesan toleransi
Dakwah dakwah beragama
dalam Video yang yang
(PEEKAY), (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020).
14
Kan Kan terdapat terdapat
Challenge di pada video pada video
Youtube the ‘Kan Kan ‘Kenapa &
Sungkars Challenge’ Bagaimana
Family” di Youtube Kita
Program Studi the Bersama
Komunikasi Sungkars Meski Tak
Penyiran Family. Sama?’ di
Islam, kanal
Fakultas Ilmu YouTube
Dakwah dan “Jeda
Ilmu Nulis”
Komunikasi
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta, Tahun
2020.20
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Menurut Imam Gunawan kualitatif
analisis proses yaitu, “proses berpikir secara induktif yang
berkaitan dengan dinamika hubungan antarfenomena yang
diamati, dan senantiasi menggunakan logika ilmiah serta
20 Anzen Bhilla Setya, Analisis Semiotika Pesan Dakwah dalam Video Kan
Kan Challenge di Youtube the Sungkars Family, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020).
15
menekankan pada kedalaman berpikir formal dari penulis
dalam menjawab permasalahan yang dihadapi.”21
2. Paradigma Penelitian
Bogdan dan Biklen, menjelaskan bahwa
“paradigma merupakan kumpulan longgar yang berkaitan
dengan asumsi yang secara logis dianut bersama, konsep,
atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan cara
penelitian.”22
1, h. 7.
16
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah video ‘Kenapa &
Bagaimana Kita Bersama Meski Tak Sama?’ di kanal
YouTube “Jeda Nulis.” Dan objek penelitian ini adalah
adegan serta narasi yang menandakan pesan toleransi
beragama dalam video ‘Kenapa & Bagaimana Kita
Bersama Meski Tak Sama?’ di kanal YouTube “Jeda Nulis.”
17
untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan pengindraan.”25
Dalam teknik ini, observasi yang dilakukan oleh
peneliti yaitu menonton dan melakukan pengamatan
dengan teliti terhadap terhadap scene yang
mengandung toleransi beragama. Pengamatan
dilakukan langsung pada video “Kenapa &
Bagaimana Kita Bersama Meski Tak Sama?” di kanal
YouTube “Jeda Nulis” yang berdurasi 49 menit 51
detik, maka peneliti diharuskan untu menyortir scene
yang mungkin tidak diperlukan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan
data yang digunakan dalam metodelogi penelitian
sosial dengan data dokumentasi berbentuk; Monumen,
artefak, foto, tape, mikrofilm, disc, CD, harddisk,
flashdisk dan sebagainya.26 Dengan metode ini penulis
mengumpulkan data dari dokumen yang telah ada
yaitu video “Kenapa & Bagaimana Kita Bersama
Meski Tak Sama?” di kanal YouTube “Jeda Nulis.”
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
dokumentasi berupa screenshot dari enam scene yang
mengandung toleransi beragama yang bersumber
langsung dari video ‘Kenapa & Bagaimana Kita
18
Bersama Meski Tak Sama?’ buku, jurnal atau internet
mengenai data yang diperlukan untuk kebutuhan
penelitian.
19
direduksi dan dipilih sesuai dengan kerangka teori yang
digunakan.
c. Penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing and
verifying conclusions)
Dalam tahapan terkahir ini, peniliti mengonfirmasi,
mempertajam, atau merevisi kesimpulan-kesimpulan
yang telah dibuat untuk sampai pada kesimpulan final
berupa proposisi-proposisi ilmiah mengenai gejala atau
realitas yang diteliti.
6. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis membagi
sistem penulisan dalam penelitian ini dalam enam bab,
yang secara lebih rinci dijelaskan sebagai berikut:
20
dari kanal YouTube Jeda Nulis dan biografis pemilik
channel Jeda Nulis, Husein Ja’far Al Hadar.
21
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Semiotika
Menurut Alex Sobur, semiotika secara etimologis
“berasal dari kata Yunani "Semion" yang berarti "tanda".
Tanda itu didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar
konversi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat
mewakili sesuatu yang lain.” Dan secara terminologis,
“semiotika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa, dan
seluruh kebudayaan sebagai tanda.”1
1 Alex Sobur. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisi Wacana,
Analisis Semiotik, Analisis Framing. (Bandung. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 123.
2 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra,
2013), h.16.
22
berupa tanda yang diindera, baik berupa bunyi, tanda visual
yang dapat dilihat, diraba, dirasakan dan dicium baunya.
Bentuknya bisa sangat sederhana sampai rumit, bergantung
dari teks dan konteks yang dikomunikasikan.3
3 Adrian Darmawan, Analisis Semiotika Makna Sabar dan Syukur dalam Film
Gadis di Ruang Tunggu karya Catherine Sharon Granier, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2017), h. 14.
4 Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Prenada
h. 15.
23
pula sebenarnya setiap sistem kognitif mewakili ikon dari
objek tertentu.”6
6 Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2011), h. 346.
7 Dadan Rusmana, Filsafat Semiotika Paradigma, Teori, dan Metode
h. 63.
9 M. Antonius Birowo, M.A, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta:
24
Tabel 2. 1 Peta Roland Barthes
1. Signifer 2. Signified
(Penanda) (Petanda)
3. Denotative Sign
(Tanda Denotatif)
5. CONNOTATIVE
4. CONNOTATIVE
SIGNIFIED
SIGNIFIER
(PETANDA
(PENANDA KONOTATIF)
KONOTATIF)
6. CONNOTATIVE SIGN (TANDA
KONOTATIF)
10 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 69.
25
yang tersirat dalam pembungkusnya tentang makna
yang terkandung di dalamnya.”11
Penelitian dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h. 21-22.
13 Dadan Rusmana, Filsafat Semiotika Paradigma, Teori, dan Metode
26
didasarkan atas perasaan atau pikiran yang ditimbulkan
pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca).”14
27
Roland Barthes memandang “mitos adalah
bahasa atau sebuah sistem komunikasi dan mitos
merupakan sebuah pesan dan sebagai produk kelas
sosial yang berkuasa.”18 Menurut Nawiro Vera, “mitos
ditentukan oleh bagaimana cara objek menyampaikan
pesan itu sendiri. Mitos memiliki landasan, historis baik
mitos kuno maupun yang tidak kuno, karena dipilih oleh
sejarah bukan dari hakikat tertentu.”19
B. Kajian Pustaka
1. Tinjauan Umum tentang Toleransi
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,
“toleransi berasal dari kata “toleran” (Inggris: tolerance;
Arab: tasamuh) yang berarti batas ukur untuk
penambahan atau pengurangan yang masih
diperbolehkan.” 20 Secara etimologi, “toleransi adalah
kesabaran, ketahanan emosional, dan kelapangan dada.”
Sedangkan menurut istilah (terminologi), “toleransi
yaitu bersifat atau bersikap menenggang (menghargai,
membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dsb) yang berbeda
dan atau yang bertentangan dengan pendiriannya.”21
dan Toleransi Antar Agama, Jurnal Cendekia, v. 13, n. 1, jan. 2015, h. 52.
28
Menurut Victor I. Tanja, “toleransi berarti
endurance atau ketabahan, yang bukan hanya menunjuk
pada sikap membiarkan orang lain hidup di sekitar kita
tanpa larangan dan penganiayaan.” Toleransi dalam
artian seperti ini, khususnya di bidang agama,
“menunjuk pada kerelaan dan kesediaan untuk
memasuki dan memberlakukan agama lain dengan
penuh hormat dalam suatu dialog dengan orang lain
secara terus menerus tanpa perlu dipengaruhi oleh
pendapat lain dalam dialog tersebut.”22
29
bentuk pengakuan akan adanya agama-agama lain selain
agama yang tengah dianut dengan segala bentuk aturan
kepercayaan dan memberikan kebebasan untuk
menjalankan keyakinan agama masing-masing.”23
Artinya:
Karya Yasmin Ahmad, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 40.
24 https://quran.kemenag.go.id/sura/60/8 (diakses pada tanggal 8 April 2021
02:46).
30
Dalam menanggapi keyakinan dan agama yang
berbeda-beda, Al-Qur’an menjelaskannya dalam surat
Al-Kafirun ayat 6.
Artinya:
2. Pesan Dakwah
Secara bahasa (etimologi) kata dakwah berasal
dari bahasa Arab “(da'a, yad'u, da'watan) yang berarti
menyeru, memanggil, mengajak.” Sedangkan
pengertian dakwah menurut istilah (terminologi) adalah
“mengajak menusia dengan cara bijaksana ke jalan yang
2006), h.58.
31
benar sesuai dengan perintah Allah SWT untuk
kemaslahatan dan kebahagiaan dunia akhirat.”27
27 Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, (Jakarta: PT. Wijaya, 1998), cet. ke-3
h. 1.
28 Nawiroh Vera, Semiotika Dalam Riset Komunikasi, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2014), h. 30.
29 A.W Widjaja, Komunikasi: Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat,
32
Sunnah baik yang disampaikan secara lisan maupun
tertulis dengan pesan-pesan risalah tersebut.”31
33
SWT, Upaya memanggil atau mengajak kembali
manusia ke jalan Allah tersebut bersifat
ekspansif, yaitu memperbanyak jumlah manusia
yang berda di jalan-Nya.”34
305.
34
pembagian Hamzah Yaqub ini tergolong ke dalam
tiga sarana, sebagai berikut:
35
YouTube adalah sebuah situs web video
sharing (berbagi video) yang populer di mana para
pengguna dapat memuat, menonton, dan berbagi
klip video secara gratis. Berdiri pada bulan Februari
2005 oleh 3 orang mantan karyawan PayPal, yaitu
Chad Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim.”38
38 Faiqah, Fatty, Muh. Nadjib, dan Andi Subhan Amir, Youtube sebagai
Sarana Komunikasi bagi Komunitas Makasarvidgram, Jurnal Ilmu Komunikasi, v. 5
n. 2 (Jul – Des 2016): h. 1.
39 Faiqah, Fatty, Muh. Nadjib, dan Andi Subhan Amir, Youtube sebagai
36
YouTube berisikan konten video yang
diklasifikasikan sebagai media audio visual yang
merupakan gambar sekaligus suara, “sehingga
informasi dakwah menjadi lebih efektif dan mudah
40
diterima oleh khalayak.” Dengan kebebasan
berekspresi yang bisa digali oleh para pengguna
media sosial YouTube menjadi tempat bagi orang-
orang untuk menuangkan kreatifitas mereka dalam
membuat konten video, tak terkecuali konten
dakwah.
ke-2 h. 122.
37
C. Kerangka Berpikir
Tabel 2. 2 Kerangka Berpikir
38
BAB III
GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
39
Pembicara Seputar Keislaman di TV Nasional (Metro TV,
CNN Indonesia, dll), Direktur Cultural Islamic Academy
Jakarta, dan Aktivis di Gerakan Islam Cinta. 1 Beliau selain
menjadi seorang penulis keislaman, Habib Ja’far juga
menyebarkan dakwahnya lewat media sosial seperti Twitter
2
dengan akun @Husen_Jafar , Instagram dengan akun
@husein_hadar3, dan juga kanal YouTube dengan nama Jeda
Nulis4.
00:45).
3 https://www.instagram.com/husein_hadar/ (diakses pada tanggal 27
September 2021 00:46).
4 https://www.youtube.com/channel/UCp7hJfiiocdY085XnWVrp2Q (diakses
40
B. Gambaran Umum Profil Jeda Nulis
41
dengan berbagai macam tokoh seperti stand up comedian,
influencer, musisi, akademisi dan lain-lainnya untuk
memperluas perspektif keislaman pada berbagai sudut pandang
yang ada. Ketika membicarakan tentang dakwah melalui musik
Habib mengundang Vikri Rasta seorang musisi, menagajak Dr.
Nur Rofi’ah untuk membicarakan perempuan menurut Islam,
mengenalkan bahwa Islam itu asyik kepada Coki Pardede, dan
mengajak Gita Savitri yang sekarang tinggal di Jerman
bagaimana rasanya menjadi minoritas muslim di Eropa.7
42
untuk saling bertukar pikiran, hingga hasil dari kebersamaan
mereka ini membuahkan sebuah gerakan untuk menyuarakan
tentang toleransi dalam beragama, baik itu antar agama
maupun intra agama.
43
tentang toleransi beragama di berbagai kota, dan di sinilah
mereka bertemu dengan Pendeta Yerry dan mereka terus
bersama dalam membuat konten toleransi beragama.
44
bahwa agama justru mengajarkan umatnya untuk saling
menyayangi dan saling menghormati kepercayaan masing-
masing. Ditekankan bahwa keberbedaan itu bukanlah sesuatu
yang harus dimusuhi maupun dihancurkan.
45
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Scene 1
Durasi 08:32-09:35
Tabel 4. 1 Scene 1
Visual Dialog
Habib Ja’far :
“Nah, terus bang Yerry kalo
pandangan, kan gini, kita yakin
lah bahwa gak semua orang
bisa seperti bang Yerry, mau
duduk bersama, kalo duduk
bersama dengan saya mungkin
agak biasa ya perbedaan
agama, tapi duduk bersama
46
dengan Coki yang memilih
untuk tidak memilih agama,
sebenernya itu pandangan
kekristenan abang itu gimana
sih?”
Pendeta Yerry :
“Jadi tuh kaya, teorinya sih
sehat tapi pelaksanaannya itu
yang orang sulit. Makanya
orang butuh tools, orang butuh
teladan sih, orang butuh visual,
makanya hal-hal yang teoritis
nggak akan menghasilkan
orang-orang yang produktif,
kecuali disuguhkan secara
visual, maksudnya ada sesuatu
yang dilihat, ada sesuatu yang
didengar dan akhirnya related-
nya ada gitu.”
Tretan Muslim :
“Iya misalnya, ngomongin
perbedaan, kalo lo omongin
doang agak kurang pas ya.”
47
Pendeta Yerry :
“Iya.”
Tretan Muslim :
“Begitu disaksikan bang Yerry
mau duduk ini adalah contoh
menghormati perbedaan.”
Scene 1 yang diambil pada durasi ke 08:32 detik hingga
09:35 ini menampilkan percakapan antara Habib Ja’far dengan
Pendeta Yerry yang mana Habib Ja’far bertanya tentang
kenapa dia mau berteman dengan Coki Pardede dalam
pandangan agama Kristen dan kemudian Pendeta Yerry
menjawab kalau teorinya itu sehat tapi pelaksanaannya sulit,
sehingga diperlukan sosok contoh dari hal itu. Lalu diakhir
Tretan Muslim ikut bicara untuk menanggapi pembicaraan itu.
B. Scene 2
Durasi 17:07-18:03
Tabel 4. 2 Scene 2
Visual Dialog
Habib Ja’far :
“Nah, teori yang tadi Bang
Yerry, kalo teori yang Bang
Yerry maksud bahwa orang
yang bisa membuat Bang
Yerry mau gitu berteman
48
dengan dia (Coki), teorinya
dalam Kristen sebenarnya
seperti apa Bang soal berteman
dengan yang berbeda?”
Pendeta Yerry :
“Iya, pertama gini, semua yang
beda itu bukan musuh, bukan
ancaman, bukan sesuatu yang
harus disingkirkan. Itu kaya
dogma latah yang bisa di, yang
tiba-tiba gak tahu semua orang
punya gitu aja, ‘berbeda itu
musuh’ padahal sebenarnya
literasinya, doktrinnya nggak
berkata seperti itu. Bahkan
orang yang meninggalkan
iman pun bukan musuh,
bahkan musuh itu juga bukan
orang yang layak dimusuhi.
Jadi, implementasi dari doktrin
itu adalah karya-karya seperti
ini, which is kaya ‘cinta itu
bisa dilihat oleh orang buta,
dan didengar sama orang tuli’
dalam artian apa yang kita
49
lakukan dari hati nih, akhirnya
kan menyentuh ke hati juga.”
Tretan Muslim :
“Nyampe juga akhirnya.”
Pedeta Yerry :
“Iya.”
Scene 2 diambil dari rentang durasi 17 menit 07 detik
hingga 18 menit 03 detik. Menunjukkan tentang Habib Ja’far
kembali memberi pertanyaan yang hampir sama seperti di
scene 1 dengan penekanan dalam pertanyaannya. Pendeta
Yerry menjawab pertanyaan Habib Ja’far dengan jawaban
yang cukup panjang, beliau memberi penjelasan bahwa
berbeda bukanlah musuh yang dianggap berbahaya. Dan
diakhir Tretan Muslim memberi tanggapan singkat dari
jawaban Pendeta Yerry.
C. Scene 3
Durasi 20:01-20:18
Tabel 4. 3 Scene 3
Visual Dialog
Tretan Muslim :
“Jadi pada saat acara Deep
Talk itu misalnya ada orang
Kristen tanya ke Habib…”
50
Coki Pardede :
“Boleh!”
Tretan Muslim :
“Habib tidak akan, apa
namanya…”
Habib Ja’far :
“Ngomporin”
Tretan Muslim :
“Ngompor-ngomporin atau
menjelek-jelekan agama
Kristen, nggak.”
Coki Pardede :
“Dan sebaliknya, ya.”
Tretan Muslim :
“Sebaliknya juga Bang Yerry,
karena memang tujuannya, ‘oh
ini beda, beda’ yaudah baik aja
gitu.”
Pada Scene 3 yang diambil dari rentang durasi video
20:01 hingga 20:18 menunjukkan tentang Tretan Muslim yang
sedang mengambarkan tentang bagaimana acara Deep Talk
berlangsung dulu. Dia berkata bahwa bila ada orang Kristen
51
bertanya kepada Habib Ja’far itu dibolehkan, dan begitu pun
sebaliknya, karena berbeda itu baik-baik saja menurutnya.
D. Scene 4
Durasi 21:32-22:14
Tabel 4. 4 Scene 4
Visual Dialog
Habib Ja’far :
“Dan mencari orang yang mau
duduk gini kan nggak mudah
juga.”
Coki Pardede :
“Apa lagi setelah tragedi
biasanya ada prasangka kan?”
Habib Ja’far :
“Ada prasangka, stigma itu.”
Coki Pardede :
“Stigma itu yang sangat sulit.”
Habib Ja’far :
“Nah itu yang bikin akhirnya
toleransi itu sulit Cok, karena
kita terhadap agama lain tuh
52
punya stigma, dan gak pernah
diklarifikasi oleh kita.”
Pendeta Yerry :
“Ya, gak pernah di…”
Habib Ja’far :
”Gak pernah ditambah yuni
kalo dalam bahasa Islam. Udah
itu ada dari kecil dan terus saja,
misalnya saya tuh, Gereja
penginjil adalah Gereja yang
mengotak-atik Injil.”
Coki Pardede :
“Stigma kan?”
Habib Ja’far :
“Stigma! Itu dari…”
Tretan Muslim :
“Itu salah paham namanya.”
Habib Ja’far :
53
“Iya! Kan begitu, dan itu kalau
saya gak ketemu langsung
dengan Bang Yerry…”
Coki Pardede :
“Tidak dapet penjelasannya.”
Habib Ja’far :
“Makanya orang yang bisa
bertemu dengan yang berbeda
dengan dia itu sebenarnya
keberuntungan,”
Pada scene 4 yang diambil dari video pada durasi 21:32
hingga 22:14 ini menunjukkan tentang Habib Ja’far memberi
pernyataan bahwah mengumpulkan orang-orang yang berbeda
untuk duduk bersama seperti yang mereka lakukan merupakan
hal yang tidak mudah. Dan Coki menanggapi pernyataan itu
dengan tanggapan mengenai dengan alasan mengapa hal itu
bisa terjadi. Alasan prasangka menjadi salah satu penyebabnya,
dan Habib Ja’far mengiyakan itu dan mengatakan kalau itu
salah satu penyebab toleransi menjadi sulit terwujud. Habib
Ja’far juga memberi contoh tentang prasangkanya dulu
terhadap agama Kristen sebelum bertemu Pendeta Yerry.
54
E. Scene 5
Durasi 36:45-37:21
Tabel 4. 5 Scene 5
Visual Dialog
Coki Pardede :
“Karena gini Bang, selama ini
perbedaan ini tuh orang tuh
sangat rapuh, pemahamannya
terhadap perbedaan, sehingga
orang takut. Pada saat ada kata
perbedaan orang lebih diam.”
Habib Ja’far :
“Iya.”
Coki Pardede :
“Iya kan? Mereka takut, takut
sekali. Karena makna dari
perbedaan ini, kata perbedaan
ini rapuh sekali, mereka lebih
baik diam. Karena ini diam, ini
diam, ini diam, ini diam, ini
diam, tidak terjadi apa-apa!
Tidak terjadi apa-apa.”
Tretan Muslim :
55
“Tapi tetep mendem.”
Coki Pardede :
“Tapi tetep mendem, dan
akhirnya prasangka. Jadi
diamnya itu tuh jadi bola salju
tuh, jadi prasangka.”
Tretan Muslim :
“Diam bukan damai tapi dalam
hati…”
Coki Pardede :
“Iya, jadi prasangka…”
Pada scene 5 yang diambil dari video pada durasi 36:45
hingga 37:21 ini terlihat Coki Pardede memaparkan bahwa
pemahaman orang-orang tentang perbedaan sangat rapuh
sehingga membuat orang-orang jadi diam dalam menanggapi
perbedaan. Namun diam yang terjadi pada saat itu bukanlah
diam damai, tapi diam yang memendam prasangka pada
sesuatu yang berbeda itu.
56
F. Scene 6
Durasi 48:41-49:33
Tabel 4. 6 Scene 6
Visual Dialog
Habib Ja’far :
“Minimal kalo gak bisa bikin
sesuatu untuk orang lain,
minimal didiri sendiri. Kita
bikin pertemanan-pertemanan
yang lintas gitu. Karena riset
tuh bilang kan, yang paling
banyak hoax-nya itu
WhatsApp dan Facebook,
karena itu ada grupnya, basic-
nya adalah grup. Dan grup itu
biasanya echo chamber kan?
Kesamaan.”
Pendeta Yerry :
“Iya, iya betul.”
Habib Ja’far :
“Nah kalo ada kesamaan, hoax
itu gampang masuk,”
Coki Pardede :
57
“Iya.”
Habib Ja’far :
“Asalkan hoax-nya tentang
kejelekan kelompok lain,
diterima aja karena sama-
sama.”
Coki Pardede :
“Iya betul, betul, betul, betul.”
Habib Ja’far :
“Makanya gampang sekali
hoax, karena itu cara
menangkal hoax itu juga
adalah dengan, ya perbedaan
itu dalam satu grup. Sehingga
minimal, kalo ada Pendeta
Yerry di grup jamaah saya,
mau ngata-ngatain Kristen gak
enak kan…”
Tretan Muslim :
“Hahahaha!”
Habib Ja’far :
58
“Minimal, kan al haya'u minal
iman, malu itu bagian dari
iman, ya karena itu
minimal…”
Tretan Muslim :
“Yah, ada orangnya lagi.”
Habib Ja’far :
“Iya!”
Pendeta Yerry :
“Betul, betul.”
Pada scene 6 ini, yang diambil dari video yang diteliti
pada durasi 48:41 hingga 49:33 yang merupakan penghujung
dari video ini menunjukkan Habib Ja’far mengajak penonton
untuk melakukan kebaikan, yang minimal itu pada diri sendiri.
Salah satunya adalah membuat pertemanan lintas agama. Lalu
beliau mengatakan bahwa hoaks atau berita bohong itu mudah
menyebar karena biasanya tersebar di dalam sebuah kelompok
yang berisikan orang-orang yang sama. Maka bila dalam
kelompok itu terdapat seseorang yang berbeda maka berita
bohong tentang orang yang berbeda itu tidak akan tersebar di
dalam kelompok itu.
59
BAB V
PEMBAHASAN
60
1. Scene 1
a. Denotasi
61
Lalu Pendeta Yerry menjawab pertanyaan
tersebut dengan sikap yang santai dan sesekali
membuat gestur tangan sambil memasang senyum tipis
di wajahnya. Juga Tretan Muslim menanggapi jawaban
Pendeta Yerry dan ikut memberikan pendapat dari
jawabannya.
b. Konotasi
62
Kemudian Pendeta Yerry menjawab pertanyaan
Habib Ja’far bahwa bentuk pergaulan dirinya dengan
Coki adalah suatu hal yang baik, namun Pendeta Yerry
menganggap bahwa pergaulan seperti ini adalah hal
yang sulit untuk dilakukan oleh orang lain, dan dia
merasa kalau penjelasan melalui kalimat saja tidak
cukup untuk membuktikan hal tersebut. Sehingga
beliau berusaha menjadikan dirinya sebagai sosok yang
bisa dijadikan contoh oleh orang lain, dan
menunjukkan bahwa bergaul dengan orang yang
berbeda agama bukanlah hal yang salah. Dan harapan
Pendeta Yerry juga adalah membuat orang yang
melihat bentuk pergaulan ini bisa lebih terasa karena
ada bentuk nyatanya.
c. Mitos
63
karena kita sebagai makhluk hidup memerlukan sosok
yang dibergantungkan. Suatu individu tidak bisa
melakukan segalanya seorang diri, tiap individu yang
ada di dunia ini hidup dengan beberapa kemampuan
namun tidak bisa melakukan beberapa hal lainnya.
Maka dari itu suatu individu memerlukan sosok
individu lainnya untuk saling menutupi kekurangannya
masing-masing agar tetap bisa bertahan menjalani
hidup. Manusia diciptakan Allah dari al-Alaq. Dari segi
pengertian kebahasaan, kata ‘alaq antara lain berarti
sesuatu yang tergantung. Kata ‘Alaq dapat juga berarti
ketergantungan manusia kepada pihak lain. Ia tidak
dapat hidup sendiri.4
4 https://tirto.id/ajaran-islam-tentang-manusia-sebagai-makhluk-sosial-cpKp
(diakses pada tanggal 26 November 2021 23:15).
5 Ayun Masfupah, "Dakwah Digital Habib Husein Ja’far Al Hadar." Jurnal
64
manusia mau tidak mau, sadar tak sadar akan
membutuhkan dan memiliki teman dalam perjalanan
hidupnya.
Artinya:
65
membakar bajumu atau kamu akan mendapatkan bau
tidak sedapnya." (HR. Bukhari: 5108).6
66
2. Scene 2
a. Denotasi
67
mudah dimengerti dengan beberapa gestur tangan saat
menjelaskan hal tersebut.
b. Konotasi
68
tentang berbeda adalaha musuh itu tumbuh dan
tertanam pada orang-orang dengan begitu saja. Dan
bahkan dia memberikan sebuah contoh bahwa orang
yang meninggalkan kepercayaan agama Kristen pun
tidak boleh dimusuhi dan musuh tidak boleh dimusuhi
secera tidak semestinya.
c. Mitos
69
untuk disandingkan, seperti contoh sebuah permusuhan
antar seseorang dengan orang lain, suatu kelompok
dengan kelompok lain, ataupun suatu negara dengan
negara lain yang dirasa dapat memberi ancaman bagi
masing-masing pihak.
Artinya:
2021 22:44).
70
Dari ayat tersebut dapat dimaknai bahwa kita
sebagai umat Muslim diharuskan untuk selalu menjauhi
sosok musuh berserta sifatnya yang telah ditetapkan
oleh agama. Dengan sosok syaitan sebagai musuh umat
Muslim yang sebagaimana tercantum dalam surat Al-
Baqarah ayat 168, kita dituntut untuk menjauhi segala
langkah perbuatan syaitan karena mereka mengambil
segala sesuatu yang berlawanan dari kebaikan yang ada
di bumi.
3. Scene 3
a. Denotasi
71
Disela-sela Muslim menjelaskan, Habib Ja’far
sedikit membantu dia menerangkan apa yang dimakud
Muslim dan Coki pun kembali menanggapi
pembicaraan Muslim. Mereka semua menyimak cerita
Tretan Muslim dengan baik dan menanggapinya
dengan baik.
b. Konotasi
72
saling bertukar informasi dan belajar pengetahuan
baru.12
c. Mitos
73
Allah SWT. berfirman dalam Al-Qur’an, surat
An-Nahl Ayat: 43.
ِ ِ
َ َوَما أ َْر َسلْنَا ِم ْن قَ ْبل
ْ َك إََِّل ِر َج ااَل نُوحي إِلَْي ِه ْم ۚ ف
اسأَلُوا أ َْه َل
ِ
الذ ْك ِر إِ ْن ُكنْ تُ ْم ََل تَ ْعلَ ُمو َن
Artinya:
2021 23:19).
74
dipahami.15 Karenanya untuk menjauhi kita dari kekeliruan,
kita diharuskan untuk bertanya kepada sosok yang jelas
memahami tentang hal yang akan ditanyakan dengan baik
dan dia adalah sosok yang telah memperdalam ilmu
pengetahuan dalam bidang tersebut.
4. Scene 4
a. Denotasi
75
menyampaikan pendapatnya yang membuat Tretan
Muslim dan Pendeta Yerry sedikit tertawa dan
menanggapi pendapat Habib Ja’far.
b. Konotasi
76
itu selama dia tidak pernah bertemu dengan pihak yang
diprasangkai dan mendapatkan penjelasan. Habib
Ja’far pun memberi sebuah contoh langsung dari
pengalamannya tentang dirinya yang dulu mengira
bahwa Gereja penginjil dia kira adalah Gereja yang
mengotak-atik Injil saat belum bertemu dengan Pendeta
Yerry dan mendapat penjelasan langsung darinya. Dan
Habib Ja’far menekankan kalau bisa bertemu dan
saling berinteraksi dengan orang yang berbeda adalah
sebuah keberuntungan bagi kedua belah pihak.
Terciptanya kedamaian dan kerukunan antarumat
beragama merupakan dambaan bagi setiap manusia,
agar tidak terjadi kekacauan dan kesenjangan sosial di
antara sesama.16
c. Mitos
77
diantara kedua belah pihak yang saling memberi dan
menerima makna.
ِ
ِ ُاسق بِنَ بإٍ فَتَ ب يَّ نُوا أَ ْن ت ِ َّ
صيبُوا َ َ ٌ َآمنُوا إِ ْن َجاءَ ُك ْم ف
َ ين
َ َٰي أَيُّ َها الذ
ِِ ٍ ِ
َ صبِ ُحوا َعلَ ٓى َما فَ َع ْلتُ ْم ََّندم
ي ْ ُقَ ْواما ِبَ َهالَة فَت
Artinya:
2021 00:22).
78
dikemudian hari. Pentingnya akhlak yang baik itu bisa
mempengaruhi ibadah kita, sebaik-baiknya beribadah
tetapi akhlaknya buruk seperti menindas orang lain,
berbohong, menipu orang lain, berkhianat maka semua
amal ibadah yang dilakukan itu percuma.18
5. Scene 5
a. Denotasi
79
Gambar 5. 8 Coki Pardede bicara dengan gestur
tangan
b. Konotasi
80
dianggap sesuatu yang menyeramkan. Bukannya
mencari tahu kebenaran dari apa yang berbeda,
kebanyakan orang justru mengambil keputusan untuk
diam dalam menyikapi perbedaan yang mereka temui.
81
masing-masing bertanggung jawab menciptakan
keadilan antarumat beragama.19
c. Mitos
ال و
َ َيح ق ِ يث حسن ِ ِ ِ أَ ْك َذب ا ْْل ِد
ٌ صحَ ٌ َ َ ٌ يسى َه َذا َحد
َ ال أَبُو ع
َ َيث ق َ ُ
00:35).
82
ال
َ َال ق ِ َصح
َ َاب ُس ْفيَا َن ق ِ ََِس ْعت َعْب َد بْ َن ُُحَْي ٍد يَ ْذ ُك ُر َع ْن بَ ْع
َ ْ ضأ
ِ ِ
ٌس ِبِِ ٍْْث فَأ ََّما الظَّ ُّن الَّذي ُه َو إِ ْْث ِ َّ
َ ُس ْفيَا ُن الظ ُّن ظَنَّان فَظَ ٌّن إ ْْثٌ َوظَ ٌّن لَْي
س ِبِِ ٍْْث فَالَّ ِذي يَظُ ُّن َوََل ِ َّ َّ ِِ َّ ِ َّ
َ فَالذي يَظُ ُّن ظَنًّا َويَتَ َكل ُم به َوأ ََّما الظ ُّن الذي لَْي
يَتَ َكلَّ ُم بِِه
Artinya:
83
Hadits ini mengatakan untuk kita menjauhi
prasangka karena hal ini hanya akan membawa ucapan
dusta yang membawa dosa di dalamnya. Namun
prasangka itu sendiri bisa tidak membawa dosa apabila
tidak dikatakan dan dibicarakan kepada orang lain. Al-
Qur'an juga memerintahkan untuk saling menghormati,
menyayangi, bersikap sopan santun, terhadap umat
beragama lain, dan tolong menolong di dalam
kebaikan.22
6. Scene 6
a. Denotasi
84
Yerry pada penjelasannya itu, dan mereka tertawa riang
menanggapi candaan tersebut.
b. Konotasi
85
mengatakan tentang keburukan sesuatu yang berasal
dari luar kelompok itu akan sangat mudah diterima
karena informasi itu tidak menyerang siapapun di grup
tersebut.
86
menjadi sadar untuk tidak mudah menghakimi dan
menyerang orang lain.24
c. Mitos
87
dimanfaatkan untuk menjatuhkan pihak yang dijadikan
target sehingga orang-orang yang mengonsumsi berita
itu akan menilai buruk sosok yang tengah dijatuhkan,
dan masih banyak lagi dampak negatif dari berita
bohong ini.
ِ احشةُ ِِف الَّ ِذين آمنوا ََلم ع َذ ِ إِ َّن الَّ ِذ
يم ِِف
ٌ اب أَل
ٌ َ ُْ ُ َ َ َ ِ يع الْ َف ِ
َ ين ُُيبُّو َن أَ ْن تَش َ
َّ الدُّنْيَا َو ْاْل ِخ َرةِ ۚ َو
اّللُ يَ ْعلَ ُم َوأَنْتُ ْم ََل تَ ْعلَ ُمو َن
Artinya:
2021 01:37).
88
B. Makna Toleransi Beragama dalam video Kenapa &
Bagaimana Kita Bersama Meski Tak Sama di kanal
YouTube Jeda Nulis
1. Saling Mengerti
Sikap saling mengerti merupakan sebuah bentuk
tindakan dimana tiap pihak saling memahami rasa dan
maksud yang disampaikan suatu pihak. Dengan saling
mengerti situasi dan kondisi seseorang, maka kita akan
lebih bisa menerima keberbedaan yang akan ditemui dari
orang lain dan membuang sikap menolak apa yang berbeda.
Toleransi merupakan elemen dasar yang dibutuhkan untuk
menumbuhkembangkan sikap saling memahami dan
menghargai perbedaan yang ada.28
89
dalam agama kepercayaan dan menghapus rasa
bermusuhan diantara kedua belah pihak.
90
tanpa memutlakkan pendapat kepada orang lain tetapi
sekaligus tanpa mengabaikan keyakinan masing-masing.29
91
kelompok itu untuk menjaga perasaan orang tersebut. Juga
Habib Ja’far mengatakan bahwa harusnya mereka malu
untuk membicarakan berita hoaks itu didalam kelompok itu
karena keberadaan temannya yang merupakan pemeluk
agama yang tengah dimaksud. Sikap ini menggambarkan
bentuk dari menghormati kepercayaan orang lain, karena
dengan sikap ini mereka menjaga perasaan seseorang yang
berbeda agama itu dalam kelompok pertemanannya agar
tidak terjadi pertikaian diantara mereka.
92
menerapkan konsep adil tersebut kepada siapapun, tidak
memihak kepada salah satu saja atau sewenang-wenang
kepada salah satu saja.
93
menunjukkan sikap adil dengan mau menjawab pertanyaan
dari siapa saja, baik dari yang sama agamanya maupun
yang berbeda dengannya.
94
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk menarik kesimpulan dari penelitian ini, peneliti
mengacu fokus pada rumusan masalah yang telah ditetapkan
pada penelitian ini. Melalui pendekatan teori terhadap objek
penelitian, berikut kesimpulan dari penelitian ini sebagai
berikut:
95
b. Makna konotasi yang ditemukan dalam video ‘Kenapa
& Bagaimana Kita Bersama Meski Tak Sama?’ di
kanal YouTube “Jeda Nulis” dan dikumpulkan dalam
enam scene adalah berbagai bentuk gambaran dari
toleransi beragama yang diterapkan oleh Habib Ja’far,
Pendeta Yerry, Tretan Muslim, dan Coki Pardede baik
secara lisan maupun tindakan yang mereka ceritakan
sepanjang video tersebut. Mulai dari menjadi contoh
dari bentuk pertemanan yang berbeda agama
kepercayaan, pandangan tentang bagaimana seseorang
yang menganggap entitas Tuhan tidak dapat diketahui
seperti Coki bukanlah sosok yang harus dimusuhi dan
tetap bisa berteman dengannya, tentang sikap baik para
pemuka agama menjawab pertanyaan dari orang yang
berbeda keyakinan, dan membahas tentang prasangka
yang selalu hadir diantar agama.
c. Makna mitos yang ditemukan dalam video ‘Kenapa &
Bagaimana Kita Bersama Meski Tak Sama?’ di kanal
YouTube “Jeda Nulis” yaitu menjelaskan tentang mitos
yang berhubungan dengan toleransi beragama ditiap
scene yang diteliti dan menjelaskannya dari sudut
pandang yang dipahami oleh khalayak umum dan juga
dari sudut pandang agama Islam lalu menjabarkan
makna mitos itu kedalam scene yang dimaksud.
96
2. Makna Toleransi Beragama
a. Saling Mengerti
97
dari Pendeta Yerry yang mau berteman dengan Coki
Pardede untuk mejadi sosok yang bisa dicontoh bagi
orang lain merupakan sikap adil dalam berteman
dengan siapapun tanpa pilah-pilih orang itu harus
seagama dengannya. Lalu juga pada sikap Habib
Ja’far dan Pendeta Yerry yang menjawab
pertanyaan dari orang yang berbeda keyakinan
dengannya menunjukkan sikap tidak pilih kasih
kepada siapapun merupakan sifat adil.
B. Saran
Untuk menutup penelitian pada video ‘Kenapa &
Bagaimana Kita Bersama Meski Tak Sama?’ di kanal
YouTube “Jeda Nulis” penulis akan menuangkan saran yang
diharap bisa bermanfaat, yaitu:
98
3. Untuk kalangan akademisi hendaknya memberikan
perhatian lebih baik lagi terhadap kajian-kajian tentang
toleransi dan mengembangkannya dalam penelitian agar
bisa jadi lebih baik lagi.
99
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Buku
100
Cristomy, Tommy dan Untung Yuwono. (2004). Semiotika
Budaya. Jakarta: PPKB-LPUI.
101
Nasrullah, Rulli. (2005). Media Sosial Perspektif Komunikasi,
Budaya, dan Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media.
102
Syamsuddin. (2016). Pengantar Sosiologi Dakwah. Jakarta:
Kencana.
Makalah
103
Jurnal
104
Mahdayeni, Muhammad Roihan Alhaddad, dan Ahmad Syukri
Saleh. (2019). Manusia dan Kebudayaan (Manusia dan
Sejarah Kebudayaan, Manusia dalam Keanekaragaman
Budaya dan Peradaban, Manusia dan Sumber
Penghidupan). Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam, Vol. 7, No. 2.
Skripsi
105
Disertasi
Website
https://cariustadz.id/ustadz/detail/Husein-Ja’far-Al-Hadar
https://kbbi.web.id/prasangka
https://kbbi.web.id/tanya
https://news.detik.com/x/detail/intermeso/20190601/Dakwah-
Digital-Sang-Habib-Muda/
https://tafsirq.com/hadits/bukhari/5108
https://tirto.id/ajaran-islam-tentang-manusia-sebagai-makhluk-
sosial-cpKp
https://twitter.com/Husen_Jafar
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5563773/teks-berita-
pengertian-ciri-ciri-dan-struktur-teks-berita
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-hoaks/
https://www.hadits.id/hadits/tirmidzi/1911
https://www.instagram.com/husein_hadar/
https://www.uin-malang.ac.id/r/160701/mengenali-musuh-dari-
dalam-diri-sendiri.html
106
https://www.youtube.com/channel/UCp7hJfiiocdY085XnWVrp2
Q
107
LAMPIRAN
108
109
110