Anda di halaman 1dari 9

PENGERTIAN GEOGRAFI

a. Erastothenes
Geografi adalah penulisan tentang bumi. Definisi ini sesuai dengan
perkembangan geografi pada masa itu yang membicarakan keadaan daerah-daerah lain
(geo = bumi; graphein = penulisan atau uraian).
b. R. Bintarto
Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi
dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di permukaan bumi, baik secara fisik maupun yang
menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan,
ekologi, dan regional untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan
pembangunan.
c. Seminar dan lokakarya peningkatan kualitas pengajaran geografi 1988
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
fenomena geosfera dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam
konteks keruangan.

Ruang Lingkup Ilmu Geografi


Menurut Rhoad Murphey ruang lingkup geografi sebagai berikut.
a. distribusi dan hubungan timbal balik antara manusia di permukaan bumi dengan
aspek-aspek keruangan permukiman penduduk dan kegunaan dari bumi.
b. hubungan timbal balik antara masyarakat dengan lingkungan fisiknya sebagai bagian
studi perbedaan area.
c. kerangka kerja regional dan analisis wilayah secara spesifik.

Pengertian tentang geografi di atas menunjukkan bahwa yang dipelajari dalam


geografi ternyata sangat luas. Oleh karena itu, perlu adanya batasan yang menjadi ruang
lingkup bahasan geografi. Ruang lingkup bahasan geografi terdiri dari 3 bagian, yaitu
sebagai berikut:
 Geografi Fisik: Geografi fisik mempelajari gejala-gejala alam di permukaan bumi
yang meliputi atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer. Gejala-gejala alam tersebut
berkaitan dengan bentuk, relief, iklim, dan segala sesuatu tentang bumi, serta tentang
proses-proses fisik yang terjadi di darat, laut, dan udara yang berpengaruh pada
kelangsungan hidup manusia.
 Geografi Sosial: Geografi sosial mempelajari segala aktivitas kehidupan manusia di
bumi dan interaksinya dengan lingkungan, baik dalam lingkungan sosial, ekonomi,
maupun budaya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa geografi sosial (geografi
manusia) mempelajari dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan dan dampak
lingkungan terhadap manusia.
 Geografi Regional: Geografi regional mempelajari topik atau bahasan khususnya yang
mencakup suatu daerah atau wilayah tertentu. Geografi regional merupakan bahasan
yang menyeluruh, baik dari aspek fisik ataupun sosial sehingga dianggap sebagai
bentuk tertinggi dalam geografi.
KONSEP ESENSIAL GEOGRAFI

Geografi mengkaji aspek fisik (litosfer, hidrosfer, atmosfer dan biosfer) dan aspek
manusia dalam ruang. Dari obyek yang sangat luas ini, sering mengakibatkan tidak jelasnya
perbedaan antara geografi dengan ilmu lain. Salah satu cara yang dipakai untuk membedakan
geografi dengan ilmu lainnya adalah dengan menekankan pada konsep-konsep esensinya.
Konsep esensial geografi merupakan konsep yang membedakan ilmu geografi dengan ilmu
lainnya. Konsep-konsep esensial geografi meliputi letak/lokasi, jarak, pola, morfologi,
aglomerasi, keterjangkauan, interaksi, nilai kegunaan, distribusi/diferensiasi keruangan, dan
keterpaduan/sintesis.

1. Konsep lokasi
Konsep lokasi dibagi menjadi dua bagian yaitu lokasi relatif dan lokasi absolut.
a. Lokasi Relatif : suatu daerah, tempat, atau lokasi yang ditentukan oleh tempat atau
lokasi lain disekitarnya, dengan demikian konsep lokasi ini dapat berubah-ubah sesuai
dengan daerah atau lokasi yang dijadikan patokan.
Contoh : Indonesia terletak di antara 2 benua dan 2 samudera. Kondisi Indonesia dalam
hal ini dapat ditentukan dari sudut pandang benua serta dari samudera. Hal ini
menyebabkan lokasi Indonesia relatif dapat berubah sesuai sudut pandang serta lokasi
yang dijadikan patokannya.
b. Lokasi absolut : Lokasi daerah yang ditentukan oleh garis astronomis yaitu garis lintang
dan garis bujur. Lokasi ini merupakan lokasi patokan tetap yang mana berpatokan pada
garis astronomis bumi.
Contoh : Kota Malang secara astronomis terletak antara 7,06° LS – 8,02° LS dan
112,06° BT – 112,07° BT.

2. Konsep jarak
Jarak adalah sela atau ruang yang menghubungkan dua buah objek yang dapat ditentukan
atau diukur dalam satuan waktu atau panjang. Jarak antara lokasi tertentu sangat penting
dalam geografi dan banyak aspek sangat ditentukan oleh jarak. Misal harga tanah semakin
mahal apabila mendekati kawasan kota dan pusat kota, sebaliknya kenyamanan bermukim
semakin jauh jaraknya dari pusat-pusat kegatan semakin baik/nyaman sampai pada waktu
tertentu.
Konsep jarak ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jarak relatif dan jarak absolut.
a. Jarak relatif adalah dua buah objek yang diukur berdasarkan lama perjalanan dengan
ukuran waktu.
Contoh : Jarak yang ditempuh antara Jakarta ke Singapura adalah 2 jam . Namun ada
yang mengatakan bahwa jarak yang ditempuh dari Jakarta ke Singapura adalah 26 jam.
2 jam ditempuh dengan pesawat terbang, dan 26 jam ditempuh dengan kapal laut.
b. Jarak absolut adalah jarak dua buah objek yang diukur berdasarkan ukuran panjang
dengan satuan yang telah terstandarisasi seperti mil atau kilometer (jarak sebenarnya)
Contoh : Jarak antara Malang ke Yogyakarta adalah 364 km. Jarak ini telah memiliki
standar mutlak dan tidak dapat diumpamakan.
3. Konsep keterjangkauan
Konsep keterjangkauan adalah dapat tidaknya atau mudah tidaknya suatu lokasi dijangkau
dari lokasi lain secara maksimum atau maksimal. Keterjangkauan tergantung dari jarak
yang ditempuh diukur dengan jarak fisik, biaya dan waktu serta berbagai hambatan
medan.
Contoh :
Transpotasi di pulau jawa dominan memakai transportasi darat karena topografi pulau
Jawa relatif datar dibandingkan dengan topografi pulau Irian Jaya yang topografinya kasar
sehingga harus menggunakan transportasi udara.
4. Konsep pola
Konsep pola terkait dengan bentuk, struktur, dan persebaran fenomena atau kejadian di
permukaan bumi baik gejala alam maupun gejala sosial.
Contoh : - Pemukiman sepanjang kali ciliwung
Pola aliran air sungai yang berbelok-belok (meander).
5. Konsep Morfologi
Konsep morfologi terkait dengan bentuk muka bumi akibat proses alam dan dipengaruhi
pula oleh aktivitas manusia.
Contoh : Daerah pantai cenderung morfologinya datar dibandingkan dengan daerah
pegunungan sehingga berpengaruh terhadap aktivitas pertanian.
6. Konsep aglomerasi
Konsep aglomerasi ini merupakan konsep yang mengelompokkan suatu peristiwa dan
fenomena sesuai dengan kegiatan dan aktivitas manusia.
Contoh : - Kawasan Pemukiman kumuh
- Kawasan industri
7. Konsep differensiasi area
Wilayah dipermukaan bumi mempunyai kondisi fisik, sumberdaya, dan manusia yang
berbeda, antara satu dengan lainnya. Berbagai gejala dan permasalahan geografis yang
tersebar dalam ruang mempunyai karakteristik yang berbeda. Oleh karena itu, konsep
differensiasi area ini digunakan untuk membandingkan suatu daerah dengan daerah
lainnya yang memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya.
Contoh :
 Daerah laut penduduknya bermata pencaharian nelayan, sedangkan daerah
pegunungan penduduknya bermata pencaharian petani.
8. Konsep interaksi
Konsep interaksi terkait dengan kenyataan bahwa keberadaan suatu wilayah akan
mempengaruhi wilayah lainnya dan suatu wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhannya
sendiri. Interaksi antara manusia dengan manusia (kelompok), manusia dengan
lingkungannya membentuk suatu sistem yang disebut dengan ekosistem (rumah tangga)
serta sistem keruangan (spatial system). Sebagai suatu sistem, maka perubahan salah satu
sub sistem akan berpengaruh terhadap sub sistem lainnya, karena saling melengkapi dan
saling membutuhkan. Tidak ada satupun wilayah yang dapat memenuhi semua kebutuhan
penduduknya secara tersendiri. Interaksi antar wilayah ditandai dengan adanya aliran
barang, orang, uang (transportasi), informasi, ide, teknologi (komunikasi),dll.
Contoh :
Desa memberikan bahan baku dan sumber tenaga kerja terhadap kota, sehingga proses
industrialisasi berjalan dengan lancar dan produk hasi industri nanti akan didistribusikan
kembali ke desa-desa.
9. Konsep nilai kegunaan
Konsep nilai kegunaan artinya adalah peran dan manfaat yang diberikan oleh suatu daerah
atau wilayah pada masyarakat atau makhluk hidup di sekitarnya.
Contoh :
 Wilayah dataran tinggi sangat berpotensi untuk lahan pertanian disamping tanahnya
yang subur, suhu serta pengelolaan air juga sangat mendukung.
 Ruang terbuka hijau suatu kota atau kawasan pemukiman mempunyai nilai penting
dalam geografi terkait dengan fungsi fisis (iklim mikro, resapan air, tempat satwa) dan
sosial (estetika, tempat bermain, dll) dari ruang tersebut
10. Konsep keterkaitan keruangan
Konsep keterkaitan ruang adalah konsep suatu wilayah atau daerah yang dipengaruhi dan
dikaitkan dengan ruang daerah lainnya.
Contoh :
 Lalu-lintas di Jakarta selalu macet karena adanya mobilitas penglaju (pekerja) yang
rumahnya di pinggiran Jakarta (Bodetabek) tetapi bekerja di Jakarta.
 Singapura dilanda kabut asap akibat pembakaran hutan di Riau

PENDEKATAN GEOGRAFI

1. Pendekatan Keruangan

Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang
menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksistensi ruang dalam perspektif geografi
dapat dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial
proces) (Yunus, 1997). Dalam konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan
struktur, pola dan proses. Struktur keruangan berkenaan dengan dengan elemen-elemen
pembentuk ruang. Elemen-elemen tersebut dapat disimbulkan dalam tiga bentuk utama,
yaitu: (1) kenampakan titik (point features), (2) kenampakan garis (line features), dan (3)
kenampakan bidang (areal features).
Kerangka kerja analisis pendekatan keruangan bertitik tolak pada permasalahan
susunan elemen-elemen pembentuk ruang. Dalam analisis itu dilakukan dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
 What? Struktur ruang apa itu?
 Where? Dimana struktur ruang tesebut berada?
 When? Kapan struktur ruang tersebut terbentuk seperti itu?
 Why? Mengapa struktur ruang terbentuk seperti itu?
 How? Bagaimana proses terbentukknya struktur seperti itu?
 Who suffers what dan who benefits what? Bagaimana struktur?
Salah satu contoh pendekatan keruangan adalah pada musim hujan Jakarta banjir,
karena tidak ada sejengkal tanahpun yang dapat untuk peresapan air, lahan untuk pemukiman,
kantor dan jalan. Selain itu penduduknya membuang sampah di saluran air.
Contoh lainnya adalah masalah kekurangan air bersih di Desa Ngara. Sumber masalah
tersebut dapat diketahui dengan mengkaji fenomena geosfer di Desa Ngara, misalnya: curah
hujan rendah, jenis tanahnya kapur, vegetasinya jarang atau gundul, air daerah tersebut
mengandung kadar garam tinggi dan lain-lain. Jika sumber masalah dapat diketahui, maka
dapat dicari solusi yang tepat, misalnya: untuk mengurang kadar garam dapat diterapkan
permurnian air (osmosis terbalik atau penyulingan).

2. Pendekatan Kelingkungan

Lingkungan sebagai semua keadaan yang mengelilingi manusia di setiap tempat di


permukaan bumi. Keterkaitan antara manusia dengan lingkungan mempunyai kaitan dengan
dua arah. Manusia mempengaruhi lingkungan dan sebaliknya lingkungan mempengaruhi
kehidupan manusia. Pendekatan kelingkungan menerapkan konsep ekosistem dalam
mengkaji suatu fenomena yang mempunyai keterkaitan antara aspek fisik dengan aspek
manusia dalam suatu ruang.
Kemiskinan sebagai salah satu masalah sosial, terkait dengan aspek fisik suatu ruang
dimana masalah tersebut berada. Banjir sebagai salah satu masalah fisik terkait dengan aspek
manusia dalam ruang. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa tinjauan terhadap suatu masalah
dalam rangka mencari alternatif pemecahan harus memperhatikan aspek fisik dan aspek
manusia dalam suatu ruang dimana masalah tersebut berada.
Contoh: Daerah jakarta banjir disebabkan oleh aktivitas manusia yang sering
membuang sampah di sungai dan banyaknya bangunan.
Contoh lainnya adalah masalah rendahnya kualitas udara (banyak asap) di Kota Jogja.
Penyebab rendahnya kualitas udara Kota Jogja dapat diketahui dengan menganalisis interaksi
manusia dengan lingkungan sekitar, misalnya: Masyarakat Kota Jogja banyak menggunaan
kendaraan bermotor, membakar sampah sembarangan, merokok, dan lain-lain. Sebagai salah
satu solusi untuk mengatasi rendahnya kualitas udara Kota Jogja akibat banyaknya kendaraan
bermotor dapat dilakukan dengan menambah angkutan umum yang lebih ramah lingkungan
(menggunakan BBG) dan penghijauan.

3. Pendekatan Kompleks Wilayah

Pendekatan kompleks wilayah membandingkan berbagai kawasan di muka bumi


dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan dan lingkungan dari masing-masing wilayah
secara komprehensif. Analisis geografi dalam pendekatan kompleks wilayah mempelajari
fenomena atau kejadian berdasarkan hubungan aspek-aspek suatu wilayah tertentu yang
berkaitan dengan wilayah lainnya. Artinya, permasalahan yang dikaji dalam pendekatan
kompleks wilayah adalah permasalahan keruangan kompleks antar wilayah yang tidak dapat
diselesaikan dengan hanya pada satu ruang wilayah tertentu.
Fenomena geosfer yang terjadi di setiap wilayah berbeda-beda, sehingga perbedaan
ini membentuk karakteristik wilayah. Perbedaan ini dapat menyebabkan interaksi antar
wilayah. Terkadang interaksi tersebut dapat menimbulkan masalah yang tidak bisa dicari
solusi yang tepat dengan mengkaji hanya satu daerah saja tanpa melibatkan daerah sekitarnya
(daerah lain yang turut mempengaruhi daerah tersebut). Oleh karena itu, pendekatan
kewilayahan lebih tepat untuk diterapkan mengatasi masalah tersebut.
Pendekatan kompleks wilayah adalah  upaya dalam mengkaji masalah atau fenomena
geosfer yang terjadi di suatu daerah dengan menggabungkan pendekatan keruangan dan
pendekatan kelingkungan dengan melibatkan daerah  di sekitarnya.
Contohnya, untuk mengatasi banjir di Jakarta, Pemda DKI bekerjasama dengan
Pemda daerah sekitarnya (Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) untuk memperbaiki DAS
dan menggalakkan penghijauan. 
Contoh lainnya adalah rendahnya kualitas Air Sungai Sanga (kandungan logam berat
melebihi standar kesehatan, misalnya: merkuri) di Desa Ria. Penerapan Pendekatan
Kewilayahan dapat diterapkan untuk kasus ini. Karena Desa Ria Terletak pada bagian hilir
sungai serta tidak ada fenomena geosfer atau aktivitas manusia yang mengarah terhadap
peningkatan kadar Merkuri dalam air sungai maka sumber masalah berasal dari dari daerah
lain, misalnya di bagian Hulu Sungai Sanga (Desa Ngala). Maka di Desa Ngala dikaji
fenomena geosfer dan aktivitas manusia. Hasilnya diketahui, bahwa: di Desa Ngala terdapat
aktivitas penambangan emas tradisional yang tidak ramah lingkungan dengan menggunakan
raksa sebagai upaya pemurnian emas. Limbah dari hasil permurnian langsung dibuang ke
sungai tanpa pengolahan lebih lanjut. Akibatnya air sungai yang tercemar limbah raksa
(merkuri) mengalir melewati Desa Ria.

PRINSIP-PRINSIP GEOGRAFI

Secara teoritis dalam mempelajari geografi perlu dijiwai oleh prinsip-prinsip geografi
yang meliputi prinsip distribusi, prinsip interrelasi, prinsip deskripsi, dan prinsip korologi.
1. Prinsip Distribusi
Prinsip ini pada hakikatnya adalah terjadi persebaran gejala-gejala geosfer yang
ada di permukaan bumi, di mana distribusi (penyebarannya) berbeda antara satu tempat
dengan tempat lainnya. Gejala geografi baik yang menyangkut kondisi fisik maupun
sosial tersebar luas di permukaan bumi, tetapi penyebarannya tidaklah merata antara
wilayah satu dengan wilayah lainnya. Prinsip distribusi dalam ruang ini menjadi kunci
pertama dalam studi geografi. Berdasarkan pada prinsip distribusi ini, selanjutnya dapat
ditetapkan prinsip-prinsip yang lain.
Sebagai contoh persebaran kandungan minyak bumi dan gas di wilayah Indonesia
tidaklah merata, lebih banyak terkonsentrasi di wilayah Indonesia bagian barat,
sedangkan di wilayah Indonesia bagian timur lebih banyak mengandung bahan mineral.
2. Prinsip Interrelasi
Prinsip ini menyatakan bahwa terdapat hubungan antara gejala geografi yang satu
dengan gejala geografi yang lain di muka bumi. Oleh karena itu setelah dilihat
persebaran gejala geografi dalam satu ruang atau wilayah tertentu maka dapat pula
diungkapkan hubungan antara gejala geografi satu dengan gejala geografi lainnya. Selain
itu dapat pula diungkapkan hubungan antara gejala-gejala yang ada di permukaan bumi.
Misalnya hubungan antara gejala fisik dengan gejala fisik, antara gejala fisik dengan
gejala sosial dan antara gejala sosial dengan gejala sosial. Sebagai contoh, usaha
pembukaan lahan di hutan untuk keperluan area pertambangan akan menyebabkan
terjadinya penebangan hutan dan berubahnya ekosistem satwa dan tumbuhan di area
hutan tersebut.
3. Prinsip Deskripsi
Prinsip ini pada intinya memberikan penjelasan yang lebih mendalam tentang
karakteristik yang spesifik pada gejala geografi. Gejala geografi berdimensi titik, garis,
bidang, dan ruang. Prinsip deskripsi ini tidak saja dilaksanakan dengan menggunakan
uraian dan peta melainkan juga dapat dilakukan dengan menggunakan diagram, grafik,
maupun tabel.
Bentuk-bentuk deskripsi harus dapat memberikan penjelasan kepada para
pembaca agar dapat memahami tentang makna yang dibahas. Prinsip deskripsi
digunakan untuk menjelaskan karakteristik gejala geografi yang dipelajari, hubungan
antargejala, dan distribusi keruangannya. Dalam geografi urutan kegiatannya antara lain
pengumpulan data, klasifikasi data, pemetaan, deskripsi tiap satuan pemetaan. Jadi
deskripsi baru dapat dibuat setelah dilakukan pemetaan tentang kajian geografi yang
dimaksud.
4. Prinsip Korologi
Prinsip ini melihat permasalahan geografi dari sudut pandang persebaran,
interelasi dan interaksinya dalam suatu wilayah (region) dan ruang tertentu. Ruang ini
menunjukkan karakteristik kesatuan gejala geografi, kesatuan fungsi, dan kesatuan
bentuk. Misal kita melihat definisi bumi, tidak hanya meliputi bagian luar dari kerak
bumi tetapi mencakup pula lapisan atmosfer yang mengelilinginya, termasuk air yang
ada di bumi, baik air yang ada di permukaan bumi maupun air tanah, serta makhluk
hidup yang ada di dalamnya. Secara keseluruhan dapat dikemukakan bahwa dalam
mengkaji gejala geografi pada suatu wilayah baik sempit maupun luas harus ditunjukkan
mengenai persebaran gejala geografi, interrelasi antargejala, deskripsi masing-masing
gejala dan hubungan keruangannya.

ASPEK GEOGRAFI

A. Aspek Geografi
Dalam garis besar, geografi dapat dibagi menjadi dua bagian, geografi fisik dan geografi
manusia. Fisik geografi studi tentang aspek-aspek fisik, sementara manusia-sosial-
geografi studi tentang aspek-aspek sosial. Kedua aspek memiliki pengaruh pada
lingkungan hidup manusia. Aspek fisik meliputi: bantuan bumi, mineral dan struktur
batuan, air, cuaca dan iklim, flora fauna juga. Sementara itu, aspek sosial melibatkan
aspek sosial, ekonomi politik, dan budaya. Dalam geografi, aspek fisik dan aspek sosial
selalu berhubungan dengan ilmu-ilmu lain.
1. Aspek Fisik
Aspek fisik dalam geografi merupakan kajian fenomena geosfer yang bersifat fisik
antara lain meliputi ; Tanah(pedosfer),iklim,cuaca, air dan segala proses alaminya.
Geografi fisik mempelajari lanskap atau bentang alam fisik Bumi, misalnya gunung,
dataran rendah, sungai, dan pesisir. Geografi fisik menjelaskan penyebaran kenampakan
alam yang bervariasi serta mencari jawaban tentang pembentukan dan perubahannya dari
kenampakan masa lalu. Aspek ini dapat mempengaruhi kehidupan
manusia/keberlangsungan hidup manusia. Hal ini dapat dilihat dari fenomena kehidpan
kita sehari-hari, yaitu :
a. Iklim dan unsur-unsurnya
Iklim merupakan elemen geografis penting yang dapat mempengaruhi kegiatan manusia.
Kondisi Iklim di permukaan bumi bervariasi. Faktor-faktor yang membentuk dari kawasan
Asia adalah negara kepulauan yang memiliki empat karakteristik iklim dasar, mereka
adalah:
1. suhu rata-rata tahunan yang tinggi.
2. Memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.
3. kelembaban udara tinggi.
Pengaruh iklim terhadap kegiatan manusia:
1. Nelayan mulai pergi ke laut (berlayar ke laut) di malam hari, karena mereka
menggunakan angin lahan, sebaliknya pada siang hari, nelayan kembali ke tanah dengan
menggunakan angin laut.
2. Sekitar bulan Oktober-April petani dari Asia mulai bekerja di tanah mereka, karena
dalam bulan-bulan tersebut merupakan musim hujan.
2. Aspek sosial
Aspek sosial geografi yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, misalnya
adalah penduduk, mobilitas penduduk, dan penyebaran penduduk.
a. populasi
Salah satu aspek sosial yang mempengaruhi kehidupan manusia adalah jumlah
penduduk. Potensi besar penduduk dapat mendukung atau menghambat
pembangunan.
Potensi penduduk yang dapat mendukung pengembangan antara lain:
(1) penduduk usia produktif merupakan sumber tenaga kerja.
(2) populasi besar dapat digunakan sebagai tenaga kerja perkembangan.
(3) kualitas tinggi dari tenaga kerja dapat digunakan sebagai ahli.

b. Mobilitas Penduduk
Aspek sosial geografi yang sesuai dengan mobilisasi penduduk adalah urbanisasi.
Urbanisasi pengaruh penduduk perkotaan dan pedesaan. Fenomena yang bisa kita
lihat di daerah perkotaan sebagai dampak dari urbanisasi adalah penyebaran dan
tingkat kriminalitas kumuh yang tinggi. Sementara itu, fenomena yang muncul di
daerah pedesaan adalah menurunnya produktivitas pertanian sebagai dampak dari
kehilangan pekerjaan muda.

c. Pola Penyebaran Penduduk


Kerugian pola penyebaran penduduk adalah sebagai berikut:
(1) Pembangunan tidak merata.
(2) Pemanfaatan sumber daya alam tidak optimal.
(3) lahan pertanian berkurang karena digunakan untuk perumahan.

Anda mungkin juga menyukai