Contoh Laporan RS
Contoh Laporan RS
TUGAS AKHIR
Oleh :
I MADE RIYAN ADI NUGROHO
116080028
0
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN
UNTUK MENENTUKAN BOBOT PENILAIAN RUMAH SAKIT
UMUM BERDASARKAN KRITERIA PELAYANAN DENGAN
MENGIMPLEMENTASIKAN METODE AHP
(Studi kasus: Dinas Kesehatan Kota Bandung)
TUGAS AKHIR
Karya tulis sebagai salah satu syarat
Untuk Menyelesaikan Pendidikan Strata Satu
Pada Program Studi Sistem Informasi
Institut Teknologi Telkom
Oleh:
I MADE RIYAN ADI NUGROHO
116080028
1
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
116080028
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
i
ABSTRAK
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN
UNTUK MENENTUKAN BOBOT PENILAIAN RUMAH SAKIT
UMUM BERDASARKAN KRITERIA PELAYANAN DENGAN
MENGIMPLEMENTASIKAN METODE AHP
(Studi kasus: Dinas Kesehatan Kota Bandung)
Oleh
I Made Riyan Adi Nugroho
NIM : 116080028
(Program Studi Sistem Informasi)
Untuk menjaga agar kebijakan klasifikasi rumah sakit ini dapat berjalan dengan
baik maka dilakukan pembinaan dan pengawasan. Dalam melakukan pembinaan
dan pengawasan pelayanan yang berhubungan dengan klasifikasi rumah sakit ini
Dinas Kesehatan Kota Bandung membentuk bagian Pelayanan Kesehatan
Rujukan atau yang biasa disebut Yankes Rujukan.
ii
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF DECISION SUPPORT SYSTEMS FOR
DETERMINING THE QUALITY OF GENERAL HOSPITAL
DEPEND ON THEIR SERVICES CRITERIA
WITH AHP METHOD
(Case Study: Dinas Kesehatan Kota Bandung)
by
I Made Riyan Adi Nugroho
NIM : 116080028
(Information System Program)
To keep the hospital's clasification policy can work well, then do guidance and
supervision. In conducting the guidance and supervision services that releted to
this hostpital classification, bandung health of department establish referral
services division or commonly called "Yankes Rujukan".
To solve those problems will be developed a decision support system that can help
the Yankes Rujukan for controlling hospital services and processing those data
for the determination hospital classification in a weight of services in the hospital
by using AHP (Analytical Hierarchy Process) method.
iii
Dipersembahkan untuk Ayahanda dan Ibunda
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS
Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini merupakan karya orisinal saya sendiri.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko / sanksi yang dijatuhkan kepada
saya, apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap kejujuran
akademik atau etika keilmuan dalam karya ini, atau ditemukan bukti yang
menunjukkan ketidakaslian karya ini.
v
PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR
Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh Tugas Akhir ini harus
seizin Dekan Fakultas Rekayasa Industri, Institut Teknologi Telkom.
vi
KATA PENGANTAR
Om Swastiastu,
Segala puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala karunia
nikmat, rahmat, serta hidayah-Nya sehingga Tugas Akhir penulis yang berjudul "
Membangun Sistem Informasi Pendukung Keputusan untuk menentukan
bobot rumah sakit umum berdasarkan kriteria pelayanan dengan metode
AHP (Studi kasus: Dinas Kesehatan Kota Bandung)" dapat diselesaikan
dengan baik.
Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan studi strata
satu dan memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Sistem Informasi, Fakultas
Rekayasa Industri, Institut Teknologi Telkom.
Pengerjaan Tugas Akhir ini dengan segala keterlibatan dan kekurangan penulis
sebagai manusia biasa, sehingga hasil yang didapatkan masih jauh dari sempurna.
Mudah-mudahan Tugas Akhir ini dapat berguna dan memberikan manfaat yang
berharga bagi yang memerlukannya.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu selama masa studi maupun selama proses penyelesaian
Tugas Akhir ini, antara lain kepada:
1. Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah membantu penulis dari seminar
proposal sampai laporan ini selesai.
2. Semua orang tuaku yang selalu setia memberikan semangat, dukungan, doa,
dan bimbingan dalam menjalani setiap langkah kehidupan untuk menjadi
pribadi yang selalu bersyukur serta tangguh dalam menghadapi setiap nikmat
yang diberikan.
3. Bapak Riza Agustiansyah, S.T, M.Kom., selaku pembimbing satu yang telah
mengarahkan, membimbing, memberi saran, serta motivasi selama penulis
menjalani penelitian dan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
4. Bapak Wahyu Wicaksono, S.T, M.T., selaku pembimbing dua, yang telah
memberikan banyak motivasi, saran dan bimbingan Tugas Akhir ini.
vii
5. Ibu Nia Ambarsari, S.T, M.T., selaku pembimbing tiga, yang telah
memberikan banyak masukan serta motivasi mengenai Tugas Akhir ini.
6. Bapak Imam Rozali, selaku dosen wali yang telah memberikan pengarahan
dan motivasi selama penulis menempuh pendidikan di kampus.
7. Bapak Avon Budiyono, selaku Kaprodi Sistem Informasi yang telah
membimbing dan memberikan visi pada seluruh mahasiswa Sistem Informasi.
8. Seluruh petugas Bagian Yankes Rujukan, Dinas Kesehatan Kota Bandung,
khususnya Bapak Totok dan Ibu Yeyet yang sudah mau membantu penulis
dalam mencari data yang dibutuhkan untuk Tugas Akhir ini. Terima Kasih
atas kerjasamanya dalam pengembangan sistem.
9. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Rekayasa Industri yang telah
memberikan ilmunya selama perkuliahan maupun diluar perkuliahan di IT
Telkom. Terima kasih.
10. Teman-teman seperjuangan sekaligus keluarga ketiga di bandung, semua
anggota KMH Saraswati dan UKM Widiyacana Murti IT Telkom. Terima
kasih telah menjadi keluarga baru penulis, terima kasih atas dukungannya
selama ini.
11. Teman-teman seperjuangan sekaligus keluarga di Laboratorium Prodase, yaitu
ENS, ARS, ALE, KDK, DMS, OKY, ADC, RDJ, PFA, CHO, GIE, NTY,
GIT, AZZ, IMD, EBY, CDA, ZAL, YAN, dan ICE. Asisten angkatan 2009,
yaitu : YQN, FDA, YDF, AHP, NNM, KNO, MAW, DZL, DKA, NOR, DAP,
KDE, LIN, SMN, ALF, JOE, DVI, NRZ, CIT, NRA, ERC, dan EKF. Asisten
angkatan 2010 : RDE, HRR, SHA, FHR, RAS, dan KHU. Asisten yang baru
saja diterima : Arnes, Novia, Nurvita, Nunung, Bambang, Komang, Yusril,
Ainu, Renantia, dan Fathimah. Terima kasih telah menjadi keluarga baru
penulis selama perkuliahan, terima kasih atas dukungannya selama ini.
12. Teman-teman seperjuangan yaitu kroco team yang selalu memberikan
perhatian, semangat dan doa untuk penulis. Terima kasih.
13. Teman-teman sesama asisten Gedung C lantai 2, yaitu Lab. SISJAR, Lab.
ERP, dan Lab. BIS, dan sesama asisten Gedung C lantai 3, yaitu Lab.
SISPROMASI, Lab. TEKMI, Lab. SIMBI, Lab. APK&E, Lab. GARTEK, dan
Lab. PFT.
viii
14. Keluarga Sistem Informasi 2008, terima kasih atas kenangan dan kisah klasik
selama perkuliahan, serta berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati penuiis memohon maaf
sebesar-besarnya dan segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan
penulis terima dengan senang hati.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
x
2.7 Alat Pemodelan Sistem UML .................................................................26
2.6.1 Pengertian UML .......................................................................26
2.6.2 UML Diagrams ........................................................................26
2.6.3 Langkah-Langkah Penggunaan UML ......................................28
2.8 Object Oriented PHP ...............................................................................29
2.7.1 Implementasi dasar OOP di PHP .............................................30
2.9 Konsep MVC (Model, View, Controller) ...............................................31
Bab III Metodologi Penelitian ...........................................................................33
3.1 Model Konseptual ...................................................................................33
3.2 Sistematika Penelitian .............................................................................34
3.2.1 Survei Sistem ...........................................................................36
3.2.2 Analisis Sistem .........................................................................36
3.2.3 Desain Sistem ...........................................................................37
3.2.4 Pembuatan Sistem (Coding).....................................................38
3.2.5 Implementasi Sistem ................................................................39
3.2.6 Tahap Kesimpulan dan Saran...................................................40
Bab IV Analisis dan Perancangan ....................................................................41
4.1 Kondisi Eksistensi dan Kebutuhan Pengguna .........................................41
4.1.1 Gambaran Umum Tentang Dinas Kesehatan Kota Bandung ...41
4.1.2 Unit Kerja dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Bandung ..........43
4.1.3 Analisis Proses Bisnis Saat Ini .................................................45
4.1.4 Analisis Proses Bisnis Usulan ..................................................48
4.1.5 Analisis Kebutuhan Sistem ......................................................49
4.1.6 Analisis Pengguna Sistem ........................................................49
4.1.7 Analisis Arsitektur Teknologi ..................................................52
4.2 Desain Sistem ..........................................................................................55
4.2.1 Desain Perancangan Proses Sistem ..........................................55
4.2.1.1 Activity Diagram .........................................................55
4.2.1.2 Sequence Diagram ......................................................64
4.2.1.3 Class Diagram ............................................................76
4.2.1.4 Deployment Diagram ..................................................77
4.2.2 Desain Perancangan Database Sistem ......................................81
4.2.3 Perancangan Interface Sistem ..................................................83
4.2.4 Coding Summary .....................................................................84
4.2.5 Pengujian Aplikasi ...................................................................84
Bab V Hasil dan Pengujian ..............................................................................85
5.1 Hasil Aplikasi ..........................................................................................85
5.1.1 Screenshot Aplikasi..................................................................85
5.1.2 Hasil Implementasi Sistem.......................................................85
5.2 Pengujian Hasil Perancangan Aplikasi ...................................................92
xi
5.2.1 Pengujian Fungsional Aplikasi ................................................92
5.2.2 Pengujian Hasil Penerimaan User (User Acceptance Test) .....96
Bab VI Penutup ..................................................................................................98
6.1 Kesimpulan .............................................................................................98
6.2 Saran........................................................................................................98
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................100
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR TABEL
Table I-1 Daftar Rumah Sakit yang terdaftar di Dinas Kesehatan kota Bandung .. 2
Table I-2 Hasil observasi masalah yang dihadapi Yankes Rujukan ....................... 3
Table II-1 Intensitas kepentingan kriteria ............................................................. 14
Table II-2 Tabel random index (RI) ...................................................................... 15
Table II-3 Kriteria klasifikasi rumah sakit ............................................................ 17
Table IV-1 Hak akses user dalam DSS Pengkelasan Rumah Sakit ...................... 50
Table IV-2 Contoh data tabel user ........................................................................ 82
Table IV-3 Contoh data tabel Rumah Sakit .......................................................... 82
Table IV-4 Contoh data tabel Kriteria .................................................................. 82
Table IV-5 Contoh data tabel Pengontrolan.......................................................... 83
Table IV-6 Contoh data tabel Status ..................................................................... 83
Table IV-7 Contoh data tabel Kontrol .................................................................. 83
Table V-1 Bobot nilai data kriteria ....................................................................... 85
Table V-2 Matrik berpasangan data Kriteria ........................................................ 86
Table V-3 Matrik pembobotan data Kriteria yang dinormalkan ........................... 86
Table V-4 Matrik penjumlahan tiap baris data Kriteria ........................................ 87
Table V-5 Perhitungan rasio konsistensi data Kriteria ......................................... 87
Table V-6 Bobot nilai data Status ......................................................................... 88
Table V-7 Matrik perbandingan berpasangan data Status .................................... 88
Table V-8 Matrik pembobotan data Status yang dinormalkan ............................. 88
Table V-9 Matrik penjumlahan tiap baris data Status ........................................... 89
Table V-10 Perhitungan rasio konsistensi data Status .......................................... 89
Table V-11 Bobot nilai data rumah sakit .............................................................. 89
Table V-12 Matrik perbandingan berpasangan data Rumah Sakit ....................... 90
Table V-13 Matrik pembobotan data Rumah Sakit yang dinormalkan ................ 90
Table V-14 Matrik penjumlahan tiap baris data Rumah Sakit .............................. 91
Table V-15 Perhitungan rasio konsistensi data Rumah Sakit ............................... 91
Table V-16 Matrik faktor evaluasi total ................................................................ 91
Table V-17 Matrik faktor pembobotan hierarki ................................................... 92
Table V-18 Ranking bobot penilaian rumah sakit Bandung ................................. 92
Table V-19 Hasil pengujian fungsional aplikasi ................................................... 92
Table V-20 Lanjutan Hasil pengujian fungsional aplikasi .................................... 93
Table V-21 Hasil User Acceptance Test ............................................................... 96
xv
DAFTAR SINGKATAN
xvi
DAFTAR ISTILAH
xvii
Bab I Pendahuluan
Untuk menjaga agar kebijakan klasifikasi rumah sakit ini dapat berjalan dengan
baik maka dilakukan pembinaan dan pengawasan secara berjenjang, yaitu Menteri
kesehatan melakukan pembinaan dan pengawasan kepada pemerintah daerah
provinsi atau gubernur, gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan kepada
pemerintah daerah kabupaten/kota, dan pemerintah daerah kabupaten/kota
melakukan pembinaan dan pengawasan langsung kepada rumah sakit yang ada di
daerahnya [7].
Dinas Kesehatan Kota Bandung adalah salah satu SKPD (Satuan Kerja Perangkat
Daerah) di lingkungan pemerintah Kota Bandung yang bertanggung jawab dalam
bidang pembangunan Kesehatan. Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan
1
pelayanan yang berhubungan dengan klasifikasi rumah sakit ini Dinas Kesehatan
Kota Bandung membentuk bagian Pelayanan Kesehatan Rujukan atau yang biasa
disebut Yankes Rujukan [2].
Dari penelitian awal yang dilakukan, di Kota Bandung terdapat 32 rumah sakit
yang terdaftar, yang terdiri dari lima (5) rumah sakit umum pemerintah, 12 rumah
sakit umum swasta, dan 15 rumah sakit khusus, yang dijelaskan pada Tabel 1.1.
Table I-1 Daftar Rumah Sakit yang terdaftar di Dinas Kesehatan kota Bandung
Nama RS Jenis
RSU Dr. Hasan Sadikin Rumah Sakit Umum Pemerintah
RSUD Ujungberung Rumah Sakit Umum Pemerintah
RSU Sartika Asih Rumah Sakit Umum Pemerintah
RSU Sariningsih Rumah Sakit Umum Pemerintah
RSU Dr. Salamun Rumah Sakit Umum Pemerintah
Jumlah 5 RSU. Pemerintah
RSU Pindad Rumah Sakit Umum Swasta
RSU Muhammadiyah Rumah Sakit Umum Swasta
RSU Al-Islam Rumah Sakit Umum Swasta
RSU St. Borromeus Rumah Sakit Umum Swasta
RSU Bungsu Rumah Sakit Umum Swasta
RSU Rajawali Rumah Sakit Umum Swasta
RSU St. Yusuf Rumah Sakit Umum Swasta
RSU Immanuel Rumah Sakit Umum Swasta
RSU Kebonjati Rumah Sakit Umum Swasta
RSU Advent Rumah Sakit Umum Swasta
RS Hermina Arcamanik Rumah Sakit Umum Swasta
RS Santosa Rumah Sakit Umum Swasta
Jumlah 12 RSU. Swasta
RS Jiwa Bandung Rumah Sakit Jiwa Pemerintah
RS Jiwa Hurip Waluya Rumah Sakit Jiwa Swasta
RS Mata Cicendo Rumah Sakit Mata Pemerintah
2
RSTP Dr H A Rotinsulu Rumah Sakit Paru Pemerintah
RSB Limijati Rumah Sakit Bersalin Swasta
RSB Emma P Rumah Sakit Bersalin Swasta
RS Halmahera Rumah Sakit Bedah Swasta
RSK Ginjal H A Habibie Rumah Sakit Ginjal Swasta
RSB Tedja Rumah Sakit Ibu dan Anak Swasta
RSIA Sukajadi Rumah Sakit Ibu dan Anak Swasta
RSIA Hermina Pasteur Rumah Sakit Ibu dan Anak Swasta
Rumah Sakit Ibu dan Anak
RSIA Kota Bandung
Pemerintah
RS Melinda Rumah Sakit Ibu dan Anak Swasta
Rumah Sakit Gigi dan Mulut
RSK Gigi dan Mulut Kota Bandung
Pemerintah
Rumah Sakit Gigi dan Mulut
RSK Gigi dan Mulut UNPAD
Pemerintah
Jumlah 15 Rumah Sakit Khusus
Jumlah Total 32 Rumah Sakit
3
masih ada pengkelasan rumah sakit yang tidak sesuai, karena adanya perbedaan
5
perbandingan jumlah rumah sakit berdasarkan tipenya di setiap daerah.
Jika masalah yang dihadapi Yankes Rujukan tersebut tidak segera di selesaikan
maka berpotensi tehadap sistem rujukan yang tidak optimal sehingga sistem
pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu tidak dapat berjalan secara
optimal.
4
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, antara lain:
1. bagi Dinas Kesehatan Kota Bandung
- dinas kesehatan dapat menentukan kriteria mana yang lebih dahulu
dibina, berdasarkan prioritas kriteria ang dihasilkan,
- keputusan yang diambil dalam melakukan pembinaan dan pengawasan
lebih efektif (waktu dan kualitas),
- potensi pembinaan dan pengawasan setiap rumah sakit secara langsung
lebih besar,
- program pembinaan dan pengawasan yang dibuat berdasarkan kebutuhan
yang muncul sehingga bermanfaat secara langsung,
- kemungkinan pengkelasan rumah sakit yang tidak sesuai dengan kriteria
layanan semakin kecil.
2. bagi rumah sakit
- program-program yang diadakan dinas kesehatan sesuai dengan masalah
yang ada di rumah sakit, sehingga diharapkan masalah dapat teratasi
dengan lebih cepat dan tepat,
- masalah pelayanan yang berhubungan dengan pengkelasan dapat
terdeteksi sesuai prioritas kepentinganya, sehingga manajemen rumah
sakit dapat memperbaiki secara mendiri tanpa menunggu kebijaksanaan
dinas kesehatan.
3. bagi masyarakat
- tingkat keselamatan masyarakat/pasien lebih terjamin, karena rujukan
yang diberian sudah sesuai dengan pelayanan yang ada.
5
3. kriteria yang digunakan dalam pengkelasa rumah sakit sesuai dengan
PERMENKES RI NOMOR 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi
Rumah Sakit,
4. untuk pengujian dan implementasi hanya menggunakan lima (5) kriteria
untuk tiap kategori dari kriteria yang ada pada PERMENKES RI NOMOR
340/MENKES/PER/III/2010 dan lima (5) data rumah sakit yang akan
dibandingkan.
6
Bab II Tinjauan Pustaka
7
2.1 Definisi Sistem Informasi
Ada beberapa definisi mengenai sistem informasi dari para ahli dalam bidang
sistem informasi, antara lain [13]:
Jadi dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem Informasi
mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi dan
prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan
dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan.
8
kebijakan, teknik analisis, serta pengalaman dan wawasan manajerial guna
membentuk suatu kerangka keputusan yang bersifat fleksibel.
Menurut Litlle Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem informasi
bebasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk
membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur
ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model. Kata berbasis
komputer merupakan kata kunci, karena hampir tidak mungkin membangun SPK
tanpa memanfaatkan komputer sebagai alat bantu, terutama untuk menyimpan
data serta mengelola model.
1. Karakteristik DSS
a. mendukung seluruh kegiatan organisasi,
b. mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi,
c. dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan,
9
d. terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model,
e. menggunakan baik data eksternal dan internal,
f. memiliki kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis,
g. menggunakan beberapa model kuantitatif.
2. Kemampuan DSS
a. menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani
masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur,
b. membantu manajer pada berbagai tingkatan manajemen, mulai dari
manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah,
c. menunjang pembuatan keputusan secara kelompok maupun
perorangan,
d. menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantung dan
berurutan,
e. menunjang tahap-tahap pembuatan keputusan antara lain intelligensi,
desain, choice, dan implementation,
f. menunjang berbagai bentuk proses pembuatan keputusan dan jenis
keputusan,
g. kemampuan untuk melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat
fleksibel,
h. kemudahan melakukan interaksi sistem,
i. meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan daripada
efisiensi,
j. mudah dikembangkan oleh pemakai akhir,
k. kemampuan pemodelan dan analisis pembuatan keputusan,
l. kemudahan melakukan pengaksesan berbagai sumber dan format data.
3. Keterbatasan DSS
a. ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak
dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak
semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya,
b. kemampuan suatu SPK terbatas pada pembendaharaan pengetahuan
yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar),
10
c. proses-proses yang dapat dilakukan oleh SPK biasanya tergantung juga
pada kemampuan perangkat lunak yang digunakannya,
d. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki oleh
manusia. Karena walau bagaimana pun canggihnya suatu SPK,
hanyalah sautu kumpulan perangkat keras, perangakat lunak dan
sistem operasi yang tidak dilengkapi dengan kemampuan berpikir.
11
diimplementasikan sehingga pengguna dapat berkomunikasi dengan
sistem yang dirancang. Fasilitas yang dimiliki oleh subsistem ini dapat
dibagi menjadi tiga komponen, yaitu:
a. bahasa aktif (Action Language), perangkat yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan sistem, seperti keyboard, joystick, panel-panel
sentuh lain, perintah suara atau key function lainnya,
b. bahasa tampilan (Presentation Language), perangkat yang digunakan
sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu, seperti printer, grafik
display, plotter, dan lainnya.
c. basis pengetahuan (Knowladge Base), perangkat yang harus diketahui
pengguna agar pemakaian sistem bisa efektif.
1. Penelusuran (intelligence)
Tahap ini merupakan tahap pendefinisian masalah serta identifikasi
informasi yang dibutuhkan yang berkaitan dengan persoalan yang di
hadapi serta keputusan yang akan di ambil.
2. Perancangan (design)
Tahap ini merupakan tahap analisa dalam kaitan mencari atau
merumuskan alternatif-alternatif pemecahan masalah.
3. Pemilihan (choose)
Yaitu memilih alternatif solusi yang diperkirakan paling sesuai.
4. Implementasi (implementation)
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah
diambil.
12
terstruktur dan logis. Pemilihan atau penyusunan prioritas dilakukan dengan suatu
prosedur yang logis dan terstuktur.
Metode AHP merupakan salah satu model untuk pengambilan keputusan yang
dapat membantu kerangka berfikir manusia. Metode ini mula-mula dikembangkan
oleh Thomas L. Saaty pada tahun 70-an. Dasar berpikirnya metode AHP adalah
proses membentuk skor secara numerik untuk menyusun rangking setiap alternatif
keputusan berbasis pada bagaimana sebaiknya alternatif itu dicocokkan dengan
kriteria pembuat keputusan.
Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif.
Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya
persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur
dipecahkan ke dalam kelompok-kelompoknya. Kemudian kelompok-kelompok
tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki [11].
13
2.2.2 Prinsip - Prinsip Analytical Hierarchy Process
Menurut Mulyono Dalam menentukan proiritas AHP menggunakan prinsip -
prinsip sebagai berikut [11]:
1. Decomposition
Setelah persoalan didefenisikan, maka perlu dilakukan decomposition
yaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur – unsurnya.
14
menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria
tertentu.
John DeSchutter membuat rumus RI untuk n yang cukup besar sebagai berikut:
RI=1.98*((n-2)/n)
15
Bila matriks bernilai CR lebih kecil dari 0.100, ketidak konsitenan pendapat
masih dapat diterima , jika tidak maka penilaian perlu diulang [12].
Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
pada semua bidang dan jenis penyakit. Sedangkan rumah sakit khusus adalah
rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis
penyakit tertentu, berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis
penyakit.
16
maupun alat non medik) yang dibutuhkan oleh rumah sakit dalam memberikan
pelayanan yang sebaik-baiknya bagi pasien.
17
F. Pelayanan Medik Spesialis
Gigi Mulut
1. Bedah Mulut + + +/- - Untuk kelas C minimal
ada 1 dari 7 Pelayanan
Medik Spesialis Gigi
Mulut
2. Konservasi/Endodonsi + + +/- -
3. Orthodonti + + +/- -
4. Periodonti + - +/- -
5. Prosthodonti + - +/- -
6. Pedodonsi + - +/- -
7. Penyakit Mulut + - +/- -
G. Pelayanan Medik Subspesialis
1. Bedah + +/- - Untuk kelas B minimal
ada 2 dari 4 Pelayanan
Subspesialis Dasar
2. Penyakit Dalam + +/- -
3. Kesehatan Anak + +/- -
4. Obstetri dan Ginekologi + +/- -
5. Mata + - -
6. Telinga Hidung Tenggorokan + - -
7. Syaraf + - -
8. Jantung dan Pembuluh Darah + - -
9. Kulit dan Kelamin + - -
10. Jiwa + - -
11. Paru + - -
12. Orthopedi + - -
13. Gigi Mulut + - -
H. Pelayanan keperawatan dan
kebidanan
1. Asuhan Keperawatan + + + +
2. Asuhan Kebidanan + + + +
I. Pelayanan Penunjang Klinik
1. Perawatan Intensif + + + - Kelas D cukup HCU
2. Pelayanan Darah + + + +
3. Gizi + + + +
4. Farmasi + + + +
5. Sterilisasi instrument + + + +
6. Rekap medic + + + +
J. Pelayanan Penunjang Non
Klinik
1. Laundry/Linen + + + +
2. Jas Boga/Dapur + + + +
3. Teknik dan Pemeliharaan + + + +
Fasilitas
4. Pengelolaan Limbah + + + +
5. Gudang + + + +
6. Ambulance + + + +
7. Komunikasi + + + +
8. Kamar Jenazah + + + +
9. Pemadam Kebakaran + + + +
10. Pengelolaan Gas Medik + + + +
11. Penampungan Air Bersih + + + +
II. SUMBER DAYA MANUSIA
A. Pelayanan medic dasar,
masing-masing minimal:
- 18 Dokter umum & 4 + - - - Tenaga tetap
dokter gigi
- 12 Dokter umum & 3 - + - - Tenaga tetap
dokter gigi
- 9 Dokter umum & 2 dokter - - + - Tenaga tetap
gigi
18
- 4 Dokter umum & 1 dokter - - - + Tenaga tetap
gigi
B. 4 Pelayanan medic spesialis
dasar, masing-masing
minimal:
- 6 Dokter spesialis + - - - Min. 8 tenaga tetap dari
24 tenaga
- 3 Dokter spesialis - + - - Min. 4 tenaga tetap dari
12 tenaga
- 2 Dokter spesialis - - + - Min. 4 tenaga tetap dari
8 tenaga
- 1 Dokter spesialis (2 dari 4 - - - + Min. 2 tenaga tetap
spesialis dasar)
C. 12 Pelayanan medic spesialis
lain, masing-masing minimal:
- 3 Dokter spesialis + - - - Min 12 tenaga tetap
dari 36 tenaga
- 1 Dokter spesialis (8 dari - + - - Min 8 tenaga tetap dari
12 pelayanan spes) 12 tenaga
D. 13 Pelayanan mesik sub
spesialis, masing-masing
minimal:
- 2 Dokter spesialis + - - - Min 13 tenaga tetap
dari 26 tenaga
- 1 Dokter spesialis (2 dari 4 - + - - Min 2 tenaga tetap dari
spesialis dasar) 4 tenaga
E. Pelayanan medic spesialis
penunjang, masing-masing
minimal:
- 3 Dokter spesialis (dari 5 + Min. 5 tenaga tetap dari
yan spes) 15 tenaga
- 2 Dokter spesialis (dari 4 + Min. 4 tenaga tetap dari
yan spes) 8 tenaga
- 1 Dokter spesialis (dari 2 + Min. 2 tenaga tetap
yan spes)
F. 7 Pelayanan medic spesialis
gigi dan mulut, masing-
masinh:
- 1 Dokter gigi spesialis + Min. 7 tenaga tetap
- 1 Dokter gigi spesialis (3 + Min. 3 tenaga tetap
dari 7 pelayanan spes)
- 1 Dokter gigi spesialis (3 + Min. 1 tenaga tetap
dari 7 pelayanan spes)
G. Sumber Daya Manusis RS
- Keperawatan (perawat dan 1:1 1:1 2:3 2:3
Bidan)
- Kefarmasian + + + +
- Gizi + + + +
- Keterapian Fisik + + + +
- Keteknisan Medik + + + +
- Petugas Rekap Medis + + + +
- Petugas IPSRS + + + +
- Petugas Pengelola Limbah + + + +
- Petugas Kamar Jenazah + + + +
III. PERALATAN
1. Peralatan medis di Instalasi + + + +
Gawat Darurat
2. Peralatan medis di Instalasi + + + +
Rawat Jalan
3. Peralatan medis di Instalasi + + + +
Rawat Inap
4. Peralatan medis di Instalasi + + + - Kelas D cukup HCU
19
Rawat Intensif
5. Peralatan medis di Instalasi + + + +
Tindakan Operasi
6. Peralatan medis di Instalasi + + + +
Persalinan
7. Peralatan medis di Instalasi + + + +
Radiologi
8. Peralatan medis di Instalasi + + + -
Anestesia
9. Peralatan medis Laboratorium + + + -
Klinik
10. Peralatan medis Farmasi + + + +
11. Peralatan medis di Instalasi + + + -
Pelayanan Darah
12. Peralatan medis Rehabilitasi + + + +
Medik
13. Peralatan medis di Instalasi Gizi + + + +
14. Peralatan medis Kamar Jenazah + + + +
IV. SARANA & PRASARANA
1. Bangunan/ Ruang Gawat + + + +
Darurat
2. Bangunan/ Ruang Rawat Jalan + + + +
3. Bangunan/ Ruang Rawat Inap + + + +
4. Bangunan/ Ruang Bedah + + + +
5. Bangunan/ Ruang Rawat + + + -
Intensif
6. Bangunan/ Ruang Isolasi + + + -
7. Bangunan/ Ruang Radiologi + + + +
8. Bangunan/ Ruang Laboratorium + + + +
Klinik
9. Bangunan/ Ruang Farmasi + + + +
10. Bangunan/ Ruang Gizi + + + +
11. Bangunan/ Ruang Rehabilitasi + + + +
Medik
12. Bangunan/ Ruang pemeliharaan + + + +
Sarana Prasarana
13. Bangunan/ Ruang Pengolahan + + + +
Limbah
14. Ruang Sterilisasi + + + +
15. Bangunan/ Ruang Laundry + + + + Kelas A&B harus
CSSD
16. Bangunan/ Ruang Pemulasaraan + + + +
Jenazah
17. Bangunan/ Ruang Administrasi + + + +
18. Bangunan/ Ruang Gudang + + + +
19. Bangunan/ Ruang Sanitasi + + + +
20. Bangunan/ Ruang Dinas Asrama + + + +
21. Ambulan + + + +
22. Ruang Komite Medis + + + +
23. Ruang PKMRS + + + +
24. Ruang Perpustakaan + +/- - - Khusus RS Pendidikan
25. Ruang jaga Ko Ass + +/- - - Khusus RS Pendidikan
26. Ruang Pertemuan + + + +
27. Bangunan /Ruangan Diklat + +/- - -
28. Ruang Diskusi + +/- - -
29. Skill Lab dan Audio Visual + - - - Khusus RS Pendidikan
30. Sistem Informasi Rumah Sakit + + + +
31. Sistem Dokumentasi Medis + - - -
Pendidikan
32. Listrik + + + +
33. Air + + + +
34. Gas medis + + + +
20
35. Limbah Cair + + + +
36. Limbah Padat + + + -
37. Penanganan Kebakaran + + + +
38. Perangkat Komunikasi (24 jam) + + + +
39. Tempat Tidur >400 >200 >100 >50
V. ADMINISTRASI &
MANAJEMEN
1. Status Badan Hukum + + + +
2. Struktur Organisasi + + + +
3. Tataletak/ Tata Kerja/ Uraian + + + +
Tugas
4. Peraturan Internal Rumah Sakit + + + +
(HBL & MSBL)
5. Komite Medik + + + +
6. Komite Etik & Hukum + + + +
7. Surat Pemeriksaan Internal (SPI) + + + +
8. Surat Izin Praktek Dokter + + + +
9. Perjanjian Kerjasama Rumah + + + +
Sakit & Dokter
10. Akreditasi RS + + + -
1. Tahap Perancangan
Perencanaan pengembanan sistem informasi bertujuan untuk
mengidentifikasi dan memprioritaskan sistem informasi apa yang akan
21
dikembangkan, sasaran yang ingin dicapai, jangka waktu pelaksanaan
serta mempertimbangkan dana yang tersedia dan siapa yang akan
melaksanakan. Perencanaan sistem dapat mencakup keseluruhan unit
bisnis maupun secara departemen dengan memperhatikan misi dari usaha
bisnis tersebut. Perencanaan dimulai setelah adanya usulan baik dari intern
maupun ekstern, dilanjutkan dengan keputusan manajemen.
2. Tahap Pengembangan Sistem Informasi
Tahap pengembangan sistem informasi disebut juga Siklus Hidup
Pengembangan Sistem Informasi yang garis besarnya (tahapan umumnya)
terdiri dari enam langkah. Tahapan-tahapan pekerjaan dalam pelaksanaan
tidak harus kaku namun dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Tahapan
tersebut antara lain :
a. survei, bertujuan untuk mengetahui ruang lingkup pekerjaan,
b. analisis, bertujuan untuk memahami sistem yang ada, mengidentifikasi
masalah dan mencari solusinya,
c. desain, bertujuan mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan
masalahmasalah yang dihapdai perusahaan,
d. coding (program), membuat sistem baru / membuat program sistem
yang akan dikemabangkan,
e. impelementasi, bertujuan untuk mengimplementasikan sistem yang
baru,
f. pemeliharaan, bertujuan agar sistem dapat berjalan secara optimal.
Ada beberapa cara dapat ditempuh dalam penerapan tahapan
pengembangan sistem informasi, yaitu secara berurutan (waterfall model),
iterasi dan spiral.
Waterfall, setipa tahapan harus diselesaikan terlebih dahulu secara penuh
sebelum meneruskan ke tahapan berikutnya, dengan tujuan menghindari
terjadinya pengulangan tahapan tersebut. Proses ini lebih cocok untuk
diterapkan dalam pengembangan “mass product”.
22
Gambar II-2 Tahap metode waterfall
23
c. Evaluasi saat pengoprasian
Dalam pengoperasian sehari-hari sistem tersebut masih perlu
dievaluasi, tetapi tidak perlu seintensif pada saat pengembangan
ataupun pada saat penyerahan. Evaluasi dapat dilakukan misalnya
setengah tahun, satu tahun atau sesuai kebutuhan.
Hasil dari proses evaluasi menjadi masukkan bagi manajemen dalam
menentukan apakah sistem yang berjalan harus dipertahankan atau
diganti dengan sistem yang baru. Jika diambil keputusan untuk
membangun sistem yang baru menggantikan sistem yang ada, maka
harus kembali ke proses perencanaan. Demikian proses ini berjalan
secara terus menerus, sehingga membentuk sebuah siklus.
Ada tiga alasan mengapa kita melakukan pemodelan sistem, yaitu [13]:
1. Dapat memfokuskan perhatian pada hal yang lebih penting dalam sistem
tanpa mesti terlibat lebih jauh.
2. Mendiskusikan perubahan dan koreksi terhadap kebutuhan pemakai
dengan resiko dan biaya minimal.
3. Menguji pengertian penganalisa sistem terhadap kebutuhan pemakai dan
membantu pendesaian sistem dan programmer dalam membangun sistem.
Tetapi ada banyak bentuk model yang dapat kita gunakan dalam perancangan
sistem antara lain model narasi, model prototipe, model grafis, dll. Dalam hal ini
tidak jadi masalah model mana yang akan digunakan, yang jelas harus sampai
mereperesentasikan visualisasi bentuk sistem yang diinginkan pemakai, karena
sistem akhir yang dibuat bagi pemakai akan diturunkan dari model.
24
disebut pendekatan klasik (trasisononal). Metode ini diperkenalkan sekitar
tahun 1960 dengan memberikan tahapan dalam pengembangan sistem
tanpa dibekali dengan teknik dan peranti (tools) yang memadai seperti cara
menganalisa, menggambarkan sistem, sehingga sering juga disebut
metodologi System Development Life Cycle (SDLC).
2. Metodologi berorientasi proses (process)
Metodologi ini disebut juga dengan metodologi analisa dan desain,
diperkenalkan sekitar tahun 1970 dan masih mendominasi dalam sistem
pengembangan sistem sampai saat ini, karena metodologi ini telah
dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik yang dibutuhkan
dalam pengembangan sistem khususnya pemrograman terstruktur /
modular. Fokus utama metodologi ini pada proses dengan
menggambarkan dunia nyata memakai
diagram arus data.
3. Metodologi berorientasi data
Metodologi ini disebut juga metodologi model informasi, diperkenaklan
sekitar tahun 1980an dengan banyaknya perusahaan menggunakan
“Relational Database Management System”. Alat yang digunakan untuk
membuat model ialah Entity Relationship Diagram (ERD). Fokus utamam
metodologi ini adalah data, diaman dunia nyata digambarkan dalam
bentuk entitas, atribut data serta hubungan atar data tersebut.
4. Object Oriented / Metodologi Berorientasi Objek
Metodologi ini diperkenalksan sekitar tahun 1990 sebagai pelengkap untuk
pemrograman yang terlebih dahulu telah mengadopsi metode berorientasi
objek. Beberapa alat dan teknik yang dapat digunakan antara lain dynamic
dan static object-oriented model, state transisition diagram dan case
scenario.
Fokus utama metodologi ini pada objek, dengan melihat suatu sistem
terdiri dari objek yang saling berhubungan dengan beberapa cara untuk
mencapai suatu tujuan. Objek dapat digambarkan sebagai benda, orang,
tempat dan sebaginya yang mempunyai atribut dan method.
25
2.7 Alat Pemodelan Sistem UML
Kesuksesan suatu pemodelan piranti lunak ditentukan oleh tiga unsur, yang
kemudian terkenal dengan sebutan segitiga sukses (the triangle for success).
Ketiga unsur tersebut adalah metode pemodelan (notation), proses (process) dan
tool yang digunakan.
26
3. Diagram Package
Untuk mengatur pengorganisasian Diagram Class yang kompleks, dapat
dilakukan pengelompokan kelas-kelas berupa package (paket-paket).
Package adalah kumpulan elemen-elemen logika UML.
4. Diagram Sequence
Diagram Class merupakan suatu gambaran model statis. Namun ada juga
yang bersifat dinamis, seperti Diagram Interaction. Diagram sequence
merupakan salah satu diagram Interaction yang menjelaskan bagaimana
suatu operasi itu dilakukan; message (pesan) apa yang dikirim dan kapan
pelaksanaannya. Diagram ini diatur berdasarkan waktu. Obyek-obyek
yang berkaitan dengan proses berjalannya operasi diurutkan dari kiri ke
kanan berdasarkan waktu terjadinya dalam pesan yang terurut.
5. Diagram Collaboration
Diagram Collaboration juga merupakan diagram interaction. Diagram
membawa informasi yang sama dengan Diagram Sequence, tetapi lebih
memusatkan atau memfokuskan pada kegiatan obyek dari waktu pesan itu
dikirimkan.
6. Diagram StateChart
Behaviors dan state dimiliki oleh obyek. Keadaan dari suatu obyek
bergantung pada kegiatan dan keadaan yang berlaku pada saat itu.
Diagram StateChart menunjukan kemungkinan dari keadaan obyek dan
proses yang menyebabkan perubahan pada keadaannya.
7. Diagram Activity
Pada dasarnya diagram Activity sering digunakan oleh flowchart. Diagram
ini berhubungan dengan diagram Statechart. Diagram Statechart berfokus
pada obyek yang dalam suatu proses (atau proses menjadi suatu obyek),
diagram Activity berfokus pada aktifitas-aktifitas yang terjadi yang terkait
dalam suatu proses tunggal. Jadi dengan kata lain, diagram ini
menunjukkan bagaimana aktifitas-aktifitas tersebut bergantung satu sama
lain.
27
8. Diagram Component dan Deployment
Component adalah sebuah code module (kode-kode modul). Diagram
Component merupakan fisik sebenarnya dari Diagram Class. Diagram
Deployment menerangkan bahwa konfigurasi fisik software dan hardware.
2. petakan use case untuk tiap business process untuk mendefinisikan dengan
tepat fungsionalitas yang harus disediakan oleh sistem. Kemudian perhalus
use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan
catatan-catatan lain,
28
9. setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan
pengelompokan class menjadi komponen-komponen. Karena itu buatlah
component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan tes integrasi untuk
setiap komponen meyakinkan ia berinteraksi dengan baik,
11. mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan:
- pendekatan use case, dengan meng-assign setiap use case kepada tim
pengembang tertentu untuk mengembangkan unit code yang lengkap
dengan tes,
12. lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model berserta kodenya.
Model harus selalu sesuai dengan kode yang actual,
29
2. Inheritance (Penurunan Sifat)
yaitu penurunan sifat dari induk ke anak sehingga anak dapat memiliki
sifat yang yang ada pada induknya. Dengan adanya pewarisan, kelas anak
dapat memiliki method yang tidak dimiliki oleh kelas induk.
3. Polymorphisme
Adalah sifat anak yang dimiliki dari induk yang kemudian dibuat ulang
dengan nama yang sama tapi memiliki isi yang berbeda sehingga
memberikan hasil yang berbeda.
2.7.1 Implementasi dasar OOP di PHP
1. Mendefinisikan Class
4. Menambahkan Konstruktor
30
5. Membentuk Objek Class
Diagram di atas menunjukkan 3 komponen yang terdapat dalam pola MVC dan
interaksi yang terjadi dari [6]:
1. Model
Pola MVC memiliki layer yang disebut dengan Model yang
merepresentasikan data yang digunakan oleh aplikasi sebagaimana proses
bisnis yang diasosiasikan terhadapnya. Dengan memilahnya sebagai
bagian terpisah, seperti penampungan data, persistence, serta proses
manipulasi, terpisah dari bagian lain aplikasi.
31
Terdapat beberapa kelebihan dalam pendekatan ini. Pertama, membuat
detail dari data dan operasinya dapat ditempatkan pada area yang
ditentukan (Model) dibanding tersebar dalam keseluruhan lingkup
aplikasi. Hal ini memberikan keuntungan dalam proses maintenance
aplikasi.
Kedua, dengan pemisahan total antara data dengan implementasi interface,
komponen model dapat digunakan kembali oleh aplikasi lain yang
memiliki kegunaan yang hampir sama.
2. View
Layer ini mengandung keseluruhan detail dari implementasi user
interface. Disini, komponen grafis menyediakan representasi proses
internal aplikasi dan menuntun alur interaksi user terhadap aplikasi. Tidak
ada layer lain yang berinteraksi dengan user, hanya View.
Penggunaan layer View memiliki beberapa kelebihan : Pertama,
memudahkan pengabungan divisi desain dalam development team. Divisi
desain dapat berkonsentrasi pada style, look & feel, dan sebagainya, dalam
aplikasi tanpa harus memperhatikan lebih pada detail yang lain.
3. Controller
Terakhir, arsitektur MVC memiliki layer Controller. Layer ini
menyediakan detail alur program dan transisi layer, dan juga bertanggung
jawab akan penampungan events yang dibuat oleh user dari View dan
melakukan update terhadap komponen Model menggunakan data yang
dimasukkan oleh user.
32
Bab III Metodologi Penelitian
33
Dinas Kesehatan Kota Bandung yaitu proses pengkelasan rumah sakit masih
menggunakan sistem konvensional. Hal ini mengakibatkan proses pengkelasan
membutuhkan waktu yang lama, dokumentasi tidak tertata rapi, kondisi
pengkelasan menjadi tidak terstruktur karena adanya perbedaan perbandingan
jumlah rumah sakit berdasarkan tipenya di setiap daerah.
Faktor kedua adalah kebijakan yang mengatur proses pengkelasan rumah sakit,
yaitu berdasarkan PERMENKES RI NOMOR 340/MENKES/PER/III/2010
tentang Klasifikasi Rumah Sakit. Kebijakan ini mengatur bagaimana proses
pengkelasan rumah sakit harus dijalankan.
Faktor ketiga adalah teknoloogi yang sedang berkembang dan menjadi tren saat
ini sesuai kebutuhan subjek yang berkaitan. Dari hasil observasi yang ada
teknologi yang dipakai adalah aplikasi berbasis website dengan bahasa
pemrograman yang dipakai berbasis PHP.
Setelah mendapatkan hasil analisis ketiga faktor input tersebut, dilakukan
pengembangan sistem informasi untuk mendukung pemecahan masalah dalam
melakukan pengkelasan rumah sakit. Dalam melakukan pengembangan metode
pengembangan yang digunakan adalah metode Waterfall. Metode ini dipilih
karena lingkup proses dan tujuan yang ada sudah jelas dan tidak terlalu besar.
Sedangkan untuk metode yang digunakan untuk menentukan bobot penilaian tiap
rumah sakit menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process).
Untuk aktivitas bisnis yang dibangun dalam DSS Pengkelasan Rumah Sakit ini
terbagi menjadi dua bagian, yaitu aktivitas operasional, dan aktivitas manajemen.
Untuk aktivitas operasional antara lain: input pengontrolan, input data kontrol,
update status pengontrolan, detail pengontrolan, history pengontrolan, reset data
kontrol. Sedangkan untuk aktivitas manajemen terdiri dari: export report per-sesi,
export report per-RS, view report per-RS, view report pembobotan, export report
pembobotan, verifikasi report. Output untuk penelitian tugas akhir ini adalah DSS
Pengkelasan Rumah Sakit.
34
solusi optimal yang harus dilakukan perusahaan supaya permasalahan yang ada
dapat diselesaikan dengan baik.
Perumusan Masalah
Testing 1
(Functional Testing)
Pembuatan Sistem
Testing 2
(Acceptance Testing)
Implementasi Terbatas
Evaluasi Pengimplementasian
Implementasi
Metode Penelitian
35
3.2.1 Survei Sistem
Kegiatan survei ini dilakukan setelah adanya rencan dari pihak Dinas Kesehatan
Kota Bandung untuk membangun DSS Pengkelasan Rumah Sakit Umum yang
ditawarkan. Pada kegiatan survei ini ada dua kegiatan yang dilakukan, yaitu
identifikasi kondisi eksistensi dan kebutuhan pengguna serta definisi ruang
lingkup pekerjaan. Kegiatan survei ini dilakukan dengan melakukan wawancara
dan tinjauan langsung ke Dinas Kesehatan Kota Bandung, di bagian Yankes
Rujukan, serta penelitian terhadap dokumen yang ada.
Seperti yang sudah dijelaskan pada bab tinjauan pustaka tahap analisis sistem
merupakan suatu tahap untuk memahami sistem yang ada. Untuk memahami
sistem tersebut dalam analisis sistem ada beberapa poin yang akan dianalisis,
antara lain: business users, analisa jabatan, business process, business ruless,
business problems & solusi, dan business tools.
1. Business Users
36
Business user merupakan personel yang menjalankan suatu bisnis, yang
dapat dimulai dari staff, kasi, kabag / manajer sampai diraktur. Untuk
analisis business user dilakukan dengan wawancara langsung serta
menganalisis dokumen struktur organisasi yang ada di Dinas Kesehatan
Kota Bandung.
2. Business Process
Buseiness process menggambarkan rangkian tugas yang harus diselesaikan
menurut aturan-aturan tertentu untuk mendapatkan suatu hasil. Analisis
business process ini bertujuan untuk mempelajari proses bisnis di Dinas
Kesehatan Kota Bandung yang berkaitan dengan DSS Pengkelasan Rumah
Sakit Umum yang akan dikembangkan, yang nantinya akan berhubungan
dengan proses yang ada didalam DSS Pengkelasan Rumah Sakit Umum.
3. Business Ruless
Business ruless merupakan suatu ketentuan atau aturan untuk menjamin
agar sebuah sistem dapat berjalan seperti yang diharapkan. Tujuan dari
analisis business ruless ini untuk mengidentifikasi aturan bisnis yang ada
di Dinas Kesehatan Kota Bandung, agar nantinya DSS Pengkelasan
Rumah Sakit Umum yang dikembangkan tidak merusak sistem yang ada
atau merugikan Dinas Kesehatan Kota Bandung.
4. Business Tools
Business tools merupakan alat-alat yang digunakan untuk menjalankan
proses bisnis. Tujuan dari analisis business tools ini adalah untuk
mengidentifikasi business tools yang digunakan di Dinas Kesehatan Kota
Bandung, sehingga kelebihan dan kekurangan business tool dapat
terindentifikasi jika DSS Pemantauan Layanan Rumah Sakit diterapkan
disana.
37
jenis desain sistem, yaitu desain perancangan proses sistem, desain perancangan
database sistem dan desain perancangan interface sistem.
1. Database
Untuk manajemen database peneliti menggunakan aplikasi RDBMS
(Relational Database Management System) PhpMyAdmin yang sudah di-
bundling kedalam aplikasi XAMPP. Untuk pembuatan database
digunakan syntax SQL (Structured Query Language). Pada tahap
pembuatan database ini akan dibuat objek database seperti tabel, skema,
indeks, view, triger dan stored procedure berdasarkan desain perancangan
yang sudah dibuat sebelumnya.
2. Aplikasi
38
Aplikasi yang akan dikembangkan peneliti merupakan aplikasi berbasis
website dan aplikasi pendukung berbasis mobile dengan lingkup client-
server, sehingga pada pembuatan DSS Pengkelasan Rumah Sakit Umum
ini memiliki dua fokus teknologi pengkodean (coding), yaitu teknologi
coding untuk sisi client dan teknologi coding untuk sisi server.
Untuk aplikasi website dari sisi client menggunakan bahasa pemrograman
HTML (HyperText Markup Language), Javascript, dan Cascading Style
Sheet (CSS) dan dari sisi server menggunakan bahasa pemrograman PHP
(Hypertext Preprocessor). Sedangkan untuk aplikasi mobile dari sisi client
menggunakan bahasa pemrograman Java Android, dan untuk sisi server
menggunakan bahasa pemrograman PHP (Hypertext Preprocessor).
3. Testing
Tujuan dari testing adalah untuk mengetahui masih ada atau tidaknya
kesalahan program, kekurangan atau ketidakefisienan sistem yang
dikembangkan. Pada pengembangan DSS Pengkelasan Rumah Sakit
Umum ini tahapan testing dilakukan setelah penyatuan unit-unit program
kemudian diuji secara keseluruhan (sistem testing). Ada dua jenis testing
yang akan dilakukan, yaitu Functional Testing untuk memastikan fungsi
yang ada di aplikasi sudah sesuai dengan perancangan dan Acceptance
Testing yang bertujuan untuk memastikan aplikasi yag dibuat sudah sesuai
dengan kebutuhan end users.
39
3.2.6 Tahap Kesimpulan dan Saran
Sebagai langkah terakhir, berdasarkan seluruh tahapan sebelumnya akan diambil
kesimpulan dan saran dari hasil penelitian mengenai pengembangan DSS
Pengkelasan Rumah Sakit Umum pada Dinas Kesehatan Kota Bandung ini.
Sedangkan saran yang diberikan untuk kemungkinan dapat dikembangkan bagi
penelitian selanjutnya.
40
Bab IV Analisis dan Perancangan
41
Gambar IV-1 Struktur organisasi Dinas Kesehatan Kota Bandung
42
4.1.2 Unit Kerja dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Bandung
Dinas adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah. Dinas dipimpin oleh seorang
Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung No.05 Tahun 2001, maka susunan
organisasi Dinas Kesehatan Kota Bandung terdiri dari:
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat
1. Membawahi
- Sub Bagian Umum
- Sub Bagian Keuangan
- Sub Bagian Kepegawaian
c. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
1. Membawahi
- Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar
- Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
- Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus
2. Fungsi
- Penyusunan rencana dan program lingkup lingkup penyusunan
program farmasi, evaluasi program kesehatan serta data dan
informasi program kesehatan.
- Penyusunan petunjuk teknis lingkup penyusunan program
kesehatan serta evaluasi program kesehatan serta data dan
informasi program kesehatan.
- Pelaksanaan lingkup penyusunan program kesehatan, evaluasi
program kesehatan serta data dan informasi program kesehatan.
- Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup
penyusunan program kesehatan, evaluasi program kesehatanserta
data dan informasi program kesehatan
d. Bidang Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
1. Membawahi
- Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
- Seksi Pemantau Penyakit
43
- Seksi Penyehatan lingkungan
2. Fungsi
- Pengumpulan dan penganalisaan data, bahan penyusunan program
sehatan kota.
- Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Penyusunan Program
Kesehatan.
- Pelaksanaan lingkup Penyusunan Program Kesehatan yang
meliputi survei, penelitian kajian kebijakan dan program kesehatan
pemerintah, penelitian dan peengembangan program kesehatan,
penelitian dan pengembangan kesehatansebagai vahan
perumusankebijakan kesehatan kota, koordinasi dan advokasi
program kesehatandan fasiitas kerjasama luar negeri.
- Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup penyusunan progran
kesehatan.
e. Bidang Sumber Daya Kesehatan
1. Membawahi
- Seksi Pendayagunaan Tenaga dan Sarana Kesehatan
- Seksi Promosi Kesehatan
- Seksi Farmasi dan Perbekalan Kesehatan
2. Fungsi
- Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup evaluasi program
kesehatan.
- Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup evaluasi program
kesehatan.
- Pelaksanaan lingkup Penyusunan Program Kesehatan yang
meliputi monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan program
kerja pelayanan kesehatan, perumusan dan analisa standar
pelaporan kesehatan sebagai alat evaluasi kinerja pelayanan
kesehatan, koordinasi penyusunan laporan pertanggungjawaban
(akuntabilitas) kinerja satuan unit organisasi Dinas.
- Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup evaluasi progran
kesehatan.
44
f. Bidang Bina Program Kesehatan
1. Membawahi
- Seksi Penyususnan Program Kesehatan
- Seksi Evaluasi Program Kesehatan
- Seksi Data dan Informasi Program Kesehatan
2. Fungsi
- Pengumpulan dan penganalisaan data, lingkup data dan informasi
program kesehatan.
- Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup data dan informasi
program kesehatan.
- Pelaksanaan lingkup data dan informasi program kesehatan yang
meliputi pengumpulan peraturan perundang – undangan, kebijakan
– kebijakan dan program – program lingkup kesehatan ,
pengelolaan dokumentasi dan kepustakaan, pengumpulan referensi
masalah kesehatandan pengolahan data kesehatan menjadi
informasi kesehatan, penyediaan informasi kesehatan serta
pengembangan dan pengelolaan sistem informasi kesehatan.
- Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup data dan informasi
program kesehatan.
45
Daya Manusia, Peralatan, Sarana dan Prasarana dan Administrasi dan
Manajemen.
Rumah sakit yang tidak memenuhi kriteria klasifikasi sebagaimana diatur dalam
ketentuan ini akan disesuaikan kelasnya dengan Keputusan Menteri Kesehatan.
Pelaksanaan ketentuan mengenai Kriteria Klasifikasi Rumah Sakit Umum ini
dikecualikan bagi Daerah Perbatasan dan Daerah terpencil yang ditetapkan
dengan Peraturan Menteri Kesehatan.
Untuk mengetahui pelayanan apa saja yang ada di rumah sakit, Kementerian
Kesehatan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota untuk melakukan
pengontrolan pelayanana dengan meninjau langsung ke rumah sakit, kemudian
melakukan pengecekan terhadap kesesuaian kelas rumah sakit dengan pelayanan
yang ada. Kegiatan pengontrolan ini dilakukan minimal satu tahun sekali untuk
tiap rumah sakit.
Data hasil pengecekan tersebut kemudian di inputkan ulang kedalam aplikasi
pengolah data untuk diolah secara manual untuk dijadikan laporan ke pihak
Kementerian Kesehatan. Data pelaporan tersebut kemudian dijadikan bahan untuk
menentukan program dan pengawasan di suatu rumah sakit. Secara umum, proses
pengkelasan rumah sakit dapat dijelaskan pada gambar IV.2.
46
Petugas Kontrol Kepala Dinas Rumah Sakit Kemkes
<<No>>
sesuai
<<Yes>>
balik ke dinkes
<<reject>>
verifikasi
<<confirm>>
kirim hasil ke kemkes menerima hasil
menganalisis hasil
melakukan pembinaan
47
3. waktu yang dibutuhkan untuk mengolah data relative lama,
4. data hasil pengolahan manual memiliki nilai akurasi yang relative rendah,
5. waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan tentang pengkelasan
dan pembinaan rumah sakit relative lebih lama,
6. adanya perbedaan perbandingan jumlah rumah sakit berdasarkan tipenya
di setiap daerah sehingga susah dalam menentukan kelas rumah sakit.
verifikasi report
menganalisa laporan
melakukan pembinaan
48
Pada proses bisnis usulan dimulai ketika petugas control melakukan pengontrolan
layanan di urmah sakit. Petugas control memilih sesi dan rumah sakit yang akan
dikontrol melalui DSS Pengkelasan Rumah Sakit, kemudian petugas kontrol
meng-input-kan data kontrol secara langsung kedalam sistem. Setelah selesai
laporan dapat langsung dilihat dan diterima pihak kepala dinas tanpa diolah secara
manual lagi. Data hasil pengontrolan juga dapat langsung dicetak dan dikirim ke
Kementerian Kesehata sebagai bahan pengambilan kebijakan dalam melakukan
pengkelasa dan pembinaan rumah sakit. Kebijakan atau putusan tersebut
kemudian dikirim kembali ke dinas kesehatan sebagai perintah untuk melakukan
pembinaan.
49
hanya dijelaskan untuk lingkup user petugas kontrol, user kepala dinas, dan pihak
menkes.
Tugas dari user petugas kontrol adalah melakukan pengontrolan pelayanan secara
langsung ke setiap rumah sakit, kemudian data yang didapat di-input-kan kedalam
DSS pengkelasan rumah sakit. Sedangkan tugas dari user kepala dinas dan pihak
menkes adalah sebagai pengawas kegiatan pengontrolan serta bertugas untuk
mengambil keputusan yang berkaitan dengan pengkelasan dan pembinaan rumah
sakit.
Adapun hak akses yang dimiliki oleh masing-masing user dalam penggunaan
sistem ini digambarkan dalam Tabel IV.1.
Table IV-1 Hak akses user dalam DSS Pengkelasan Rumah Sakit
Role Hak Akses
Petugas Kontrol · Input data pengontrolan
· Input data kontrol
· View pengontrolan
· View detail pengontrolan
· Reset data kontrol
· Update status pengontrolan
· Delete pengontrolan
· Export pdf report per sesi
· View report per RS
· Export pdf report per RS
Kepala Dinas · View pengontrolan
· Detail pengontrolan
· Export pdf report per sesi
· View report per RS
· Export pdf per RS
· View report pembobotan
· Export pdf report pembobotan
· Verifikasi report
Pihak Menkes · View report per RS
50
· Export pdf per RS
· View report pembobotan
· Export pdf report pembobotan
Untuk detail user role dengan fungsi masing-masing user role dapat dilihat pada
diagram use-case dibawah ini:
<<include>>
Input data
Input data kontrol pengontrolan
Delete
pengontrolan
Update status
<<extend>> pengontrolan
<<extend>>
<<extend>> <<extend>>
Kemenkes
51
4.1.7 Analisis Arsitektur Teknologi
Arsitektur teknologi yang digunakan pada pengembangan DSS pengkelasan
rumah sakit ini adalah arsitektur Three-Tier. Dalam model ini, pemrosesan
disebarkan di dalam tiga lapisan (atau lebih jika diterapkan arsitektur multitier).
Lapisan ketiga dalam arsitektur ini,masing-masing menjumlahkan fungsionalitas
khusus, yaitu :
Arsitektur Three Tier merupakan inovasi dari arsitektur Client Server. Pada
arsitektur Three Tier ini terdapat Application Server yang berdiri di antara Client
dan Database Server. Arsitektur Three Tier ini banyak sekali diimplementasikan
dengan menggunakan Web Application. Karena dengan menggunakan Web
Application, Client Side (Komputer Client) hanya akan melakukan instalasi Web
Browser. Dan saat komputer client melakukan inputan data, maka data tersebut
dikirimkan ke Application Server dan diolah berdasarkan business process-nya.
Selanjutnya Application Server akan melakukan komunikasi dengan database
server.
52
3. perubahan pada salah satu lapisan tidak perlu menginstalasi ulang pada
lapisan yang lainnya dalam hal ini sisi server ataupun sisi client,
4. transfer informasi antara web server dan server database optimal,
5. komunikasi antara system-sistem tidak harus didasarkan pada standart
internet, tetapi dapat menggunakan protocol komunikasi yang lebih cepat
dan berada pada tingkat yang lebih rendah,
6. penggunaan middleware mendukung efisiensi query database dalam SQL
di pakai untuk menangani pengambilan informasi dari database,
7. mudah untuk mengubah DBMS engine,
8. memungkinkan pula middle tier ke platform yang berbeda,
9. biaya jangka panjang yang rendah,
10. perubahan-perubahan cukup dilakukan pada middle tier daripada pada
aplikasi keseluruhan,
11. kemampuan untuk bereaksi terhadap perubahan bisnis dengan cepat,
dengan cara mengubah.
Client
Aplication Server
4.1.7.1 Software
Software (Perangkat Lunak) yang dibutuhkan dalam pengembangan aplikasi ini
diantaranya :
1. Komputer Client
· Sistem Operasi Windows XP
· Web browser
2. Aplication Server
· Sistem Operasi XP
· XAMPP 1.7.4
3. Database Server
53
· Sistem Operasi XP
· XAMPP 1.7.4
4.1.7.2 Hardware
Hardware (Perangkat Keras) yang dibutuhkan dalam pengembangan aplikasi ini
diantaranya :
1. Komputer Client
· CPU dengan prosesor Intel Pentium 4, RAM minimal 512 Mb, dan
harddisk minimal 80 Gb
· Monitor
· Keyboard
· Mouse
· Wireless & LAN Adapter
2. Application Server
· CPU dengan prosesor Intel Core 2 Duo, RAM minimal 3 Gb, dan
harddisk minimal 250 Gb
· Monitor
· Keyboard
· Mouse
· LAN Adapter
3. Database Server
· CPU dengan prosesor Intel Core 2 Duo, RAM minimal 3 Gb, dan
harddisk minimal 500 Gb
· Monitor
· Keyboard
· Mouse
· LAN Adapter
54
4.2 Desain Sistem
Pada tahap desain sistem perancangan desain dibagi menjadi tiga jenis desain
sistem, yaitu desain perancangan proses sistem, desain perancangan database
sistem dan desain perancangan interface sistem.
55
1. Activity diagram untuk input data pengontrolan
<Success> <Failed>
Valid1
56
2. Activity diagram untuk update status pengontrolan
<Success> <Failed>
Valid1
57
3. Activity diagram untuk reset data kontrol
<Success> <Failed>
Valid1
58
4. Activity diagram untuk delete data pengontrolan
relation
<No>
Confirm popup delete Confirm
<Yes>
59
5. Activity diagram untuk view pengontrolan
<is empty>
result
<Not empty>
<not available>
result
<available>
60
7. Activity diagram untuk view pembobotan
<not consistent>
result
<consistent>
result
61
9. Activity diagram untuk export pdf per RS
62
11. Activity diagram untuk input data kontrol
<Success> <Failed>
Repeat until form is empty
Valid1
63
12. Activity diagram untuk verifikasi data report
Pilih Confirm
Pilih Confirm
64
1. Sequence diagram untuk input data pengontrolan
Input Pengontrol an
Petugas kontrol
submi t ( );
http_request ( );
addPengontrol anForm ( );
vi ew_al l _rs ( )
al l ($a);
return ( ); return ( );
addPengontrol anForm ( );
i nputdata
http_request ( );
addPengontrol anSubmi t ( );
add pengontrol an ($data);
i nput ($a);
return ( ); return ( );
popup message popup message
65
2. Sequence diagram untuk input data control
Input data kontrol
Petugas kontrol
submit ( );
http_request ( );
addKontrolForm ( );
view_kontrol_beluminput ($a,$b);
all ($a);
return ( );
return ( );
addKontrolForm ( );
kontrolAddForm ($a,$b,$c,$d);
show form
http_response ( );
view form input
inputdata
http_request ( );
addKontrolSubmit ( );
add_kontrol ($data);
input ($a);
return ( );
popup message popup message return ( );
66
3. Sequence diagram untuk view pengontrolan
View pengontrolan
User
submit ( );
http_request ( );
viewPengontrolan ( );
view_all_pengontrolan ( );
all ($a);
return ( ); return ( );
viewPengontrolan ( );
67
4. Sequence diagram untuk view report per RS
View Report PerRS
User
submit ( );
http_request ( );
reportPerrsForm ( );
view_rs_pengontrolanfinish ($a,$b,$c);
all ($a);
return ( );
return ( );
reportPerrsForm ( );
reportPerrsForm ($a,$b,$c,$d,$e);
show form
view form input http_response ( );
select sesi
http_request ( );
reportPengontrolanPerrs ( );
view_kontrol_byrs ($a,$b,$c);
all ($a);
return ( ); return ( );
reportPengontrolanPerrs ( );
view pengontrolan info ($a,$b);
all ($a);
return ( );
return ( );
reportPengontrolanPerrs ( );
reportPerrs ($a,$b,$c);
http_response ( ); tampilan report
view report per RS
68
5. Sequence diagram untuk view report pembobotan
Vi ew Report Pembobotan
HT T PRequest Control l er obj Pengontrol an obj Kri teri a obj Pembobotan obj Ahp obj Db Bobot
Kepal a di nas
submi t ( );
http_request ( );
return ( ); al l ($a);
return ( );
vi ewBobot ( );
bobotRsForm ($a,$b);
http_response ( ); show form
vi ew form sel ect
http_request ( );
reportPembobotan ( );
vi ew_bobot_kategori ($a);
al l ($a);
return ( );
return ( );
reportPembobotan ( );
reportPembobotan ( );
return ( ); return ( );
reportPembobotan ( );
reportPembobotan ( );
vi ew al l matri k ($a[],$b[],$c[]);
show matri k per kategori
reportPembobotan ( );
69
6. Sequence diagram untuk export pdf report
Export pdf report
/Control l er /M odel
/Cl i ent
User
subm i t ( );
http_request ( );
al l ($a);
return ( );
return ( );
tabel T oPdfReport ( );
LoadDataku ($a);
return ( );
tabel T oPdfReport ( );
Al i asNbPages ( );
AddPage ( );
Headerku ($a,$b);
Im age ($a,$b);
Keterangan ($a);
http_response ( );
vi ew report pdf
70
7. Sequence diagram untuk view detail pengontrolan
Detail pengontrolan
User
submit ( );
http_request ( );
detailPengontrolan ( );
detail_data_pengontrolan ($a,$b);
all ($a);
return ( ); return ( );
detailPengontrolan ( );
pengontrolanDetail ($a,$b,$c);
show detail pengontrolan
view detail pengontrolan http_response ( );
71
8. Sequence diagram untuk reset data kontrol
Reset data kontrol
/Controller /Model
/Client
User
submit ( );
http_request ( );
resetKontrolConfirm ( );
cek_resetdata_kontrol ( );
sum ($a);
return ( ); return ( );
http_response ( );
popup confirm
submit confirm ( );
http_request ( );
resetKontrolSubmit ( );
reset_kontrol ($a);
input ($a);
return ( );
http_response ( ); return ( ):
show message
72
9. Sequence diagram untuk delete pengontrolan
Delete data pengontrolan
/Controller /Model
/Client
Petugas Kontrol
submit ( );
http_request ( );
deletePengontrolanConfirm ( );
cek_deletedata_pengontrolan ($a,$b);
sum ($a);
return ( );
return ( );
http_response ( );
popup confirm
submit confirm ( );
http_request ( );
deletePengontrolanSubmit ( ); delete_pengontrolan ($a);
input ($a);
return ( );
http_response ( ); return ( ):
show message
73
10. Sequence diagram untuk update status pengontrolan
Update status pengontrolan
Petugas kontrol
submit ( );
http_request ( );
all ($a);
return ( ); return ( );
pengontrolanEditForm ($a);
pengontrolanEditForm ($a);
http_response ( ); show form
view form edit
edit status
http_request ( );
editPengontrolanSubmit ( );
edit_pengontrolan ($a,$b);
input ($a);
return ( );
return ( );
http_response ( );
popup message
74
11. Sequence diagram untuk verifikasi report
Delete verifikasi report
/Controller /Model
/Client
Petugas Kontrol
submit ( );
http_request ( );
verifikasiReportConfirm ( );
cek_verifikasi_report ($a,$b);
sum ($a);
return ( );
return ( );
http_response ( );
popup confirm
submit confirm ( );
http_request ( );
verifikasiReportSubmit ( ); verifikasi report ($a);
input ($a);
return ( );
http_response ( ); return ( ):
show message
75
4.2.1.3 Class Diagram
Berdasarkan model-model yang sudah ada akan dibuat class diagram disusun
sesuai hirarki package atau domain class lengkap dengan atribut dan method nya.
Diagram Class memberikan pandangan secara luas dari suatu sistem dengan
menunjukan kelas-kelasnya dan hubungan mereka. Diagram Class bersifat statis,
menggambarkan hubungan apa yang terjadi bukan apa yang terjadi jika mereka
berhubungan. Untuk detail class diagram aplikasi ini dapat dilihat pada class
diagram dibawah ini.
DSS
Controller
1..1
Controller
1..1
Model 0..* 0..* 0..*
DSS
0..*
Connection
# connection : boolean
Pembobotan Rumahsakit - server : String
0..*
# objDb : Object # objDb : Object - username : String
- raw : Array - raw : Array - password : String
- database : String
+ view_bobot_by () : String + view_all_rs () : String
- result : Array
+ all () : String
+ sum () : int
+ input () : boolean
76
4.2.1.4 Deployment Diagram
Setelah class diagram dibuat, maka class tersebut dapat dipetakan menjadi
component atau code module yang merupakan fisik sebenarnya dari diagram
class. Oleh karena itu untuk menerangkan konfigurasi fisik software dan
hardware dibuat deployment diagram. Pada perancangan aplikasi ini akan dibuat
2 deployment diagram, ini sesuai dengan jumlah user role yang ada.
77
1. Deployment diagram untuk user role petugas kontrol
Web server
Database Server
db_pengkelasan
78
2. Deployment diagram untuk user role kepala dinas
Web server
db_pengkelasan
PdfReportPerRs ReportPembobotan
T PC/IP
Web browser T PC/IP WebInterface
79
3. Deployment diagram untuk user role pihak Menkes
Web server
Database server
PdfReportPembobotan ReportPerRs
PdfReportPerRs ReportPembobotan
db_pengkelasan
T PC/IP
Web browser T PC/IP WebInterface
80
4.2.2 Desain Perancangan Database Sistem
Perancangan Basis Data pada aplikasi ini menggunakan Entity Relationship
Diagram (Diagram Hubungan Entitas). ERD dari aplikasi ini digambarkan dalam
gambar IV.34.
User
pengontrolan
pk_rumah_sakit <pi>
kontrol kriteria
berisi
k.id_kriteria <pi> Integer <M> id_kriteria <pi> Integer <M>
k.status Variable characters (20) <M> nama_kriteria Variable characters (100)
k.kode_kontrol <pi> Variable characters (50) <M> terdiri
kategori Variable characters (100)
note T ext deskripsi T ext
bobot Integer jenis Variable characters (20)
cr Float bobot Integer
pk_kontrol <pi> A Variable characters (3)
B Variable characters (3)
dimiliki C Variable characters (3)
D Variable characters (3)
umum Variable characters (3)
pk_status_pelayanan <pi>
Untuk memperjelas gambar ERD diatas, dideskripsikan juga contoh data hasil
implementasi ERD diatas menjadi table database, deskripsi dapat dilihat pada tabe
dibawah ini:
81
- Tabel User
Tabel : User
id_user(PK) uname pass kode_tugas nama statususer picuser
1 maderiyan maderiyan admin Made Riyan Aktif maderiyan.jpg
2 kontrol kontrol kontrol Ucok Baba Aktif none.jpg
3 riyan riyan kadin Riyan Adi Aktif none.jpg
Tabel : RS
id_rs(PK) kode_rs nama_rs target_kelas jenis pic pemilik
1 RSU-01-BDG Hasan Sadikin A Umum Hasan Sadikin.jpg Depkes
2 RSU-02-BDG Sartika Asih B Umum Sartika Asih.jpg POLRI
3 RSU-03-BDG Salamun B Umum Salamun.jpg TNI-AU
- Tabel Kriteria
Tabel : Kriteria
id_kriteria(PK) nama_kriteria kategori deskripsi
1 Pelayanan medik dasar Pelayanan Merupakan jenis pelayanan Medik Umum
2 18 dokter umum & 4 dokter gigi SDM Tenaga tetap pelayanan medik dasar
3 Pelayanan medik gigi mulut Pelayanan Pelayanan umum tentang gigi dan mulut
82
- Tabel Pengontrolan
Tabel : Pengontrolan
kode_kontrol(PK) id_user(FK) id_rs(FK) tanggal sesi status
01-2012-Hasan Sadikin-2 2 1 7/9/2012 Jan-12 Finish
01-2012-Sartika Asih-2 2 2 7/9/2012 Jan-12 Finish
01-2012-Salamun-2 2 3 7/9/2012 Jan-12 Processing
- Tabel Status
Tabel : Status
status(PK) bobot keterangan prioritas
Ada 7 Kriteria pelayaan tersedia 1
Pengembangan 5 Pelayanan dalam masa pengembangan 0.72
Tidak 1 Tidak tersedia pelayanan 0.15
- Table Kontrol
Tabel : Kontrol
id_kriteria(PK/FK) kode_kontrol(PK/FK) status(FK) bobot cr
1 01-2012-Hasan Sadikin-2 Pengembangan 6 -0.54
2 01-2012-Hasan Sadikin-2 Tidak 1.35 -0.54
3 01-2012-Hasan Sadikin-2 Ada 9 -0.54
note
Masih dalam masa pegembangan
Merupakan rumah sakit kelas A
Sudah ada dengan baik
83
4.2.4 Coding Summary
Pada tahap ini dilakukan implementasi hasil rancangan ke dalam baris kode
program yang dapat dimengerti oleh komputer. Proses coding pada rancangan ini
menggunakan bahasa pemrograman PHP untuk sisi server, menggunakan bahasa
pemrograman HTML, JavaScript, CSS untuk sisi client atau tampilan, serta
menggunakan bahasa pemrograman SQL untuk sisi database. Berikut adalah
coding summary yang dibagi berdasarkan package:
· Model
Berisi kelas-kelas model yang bertugas untuk menampung data yang akan
digunakan dalam program. Pada kelas-kelas di package model ini
merupakan kelas-kelas yang berhubungan langsung dengan database.
· View
Berisi tampilan-tampilan yang dibagi berdasarkan hasil dari setiap request
dari user.
· Controller
Berisi kelas Action yang bertugas untuk mengontrol hubungan antara
tampilan (view) dan data (model).
84
Bab V Hasil dan Pengujian
85
Bangunan / Ruang Rawat Jalan Sarana dan Prasarna 9
Ruang Gawat Darurat Sarana dan Prasarna 9
Ruang Rawat Intensif Sarana dan Prasarna 7
Ruang Diklat Sarana dan Prasarna 4
18 dokter umum & 4 dokter gigi SDM 9
12 dokter umum & 3 dokter gigi SDM 7
9 dokter umum & 2 dokter gigi SDM 5 6.6
4 dokter umum & 1 dokter gigi SDM 3
Keperawatan (Perawat dan Bidan) SDM 9
Dari data yang didapat kemudian diolah menjadi matrik perbadingan berpasangan
dengan cara membandingkan antara bobot satu kriteria dengan kriteria yang lain,
sehingga didapat matrik seperti dibawah ini:
86
Sarana 0.21 0.21 0.21 0.21 0.21 1.05 0.21
SDM 0.182 0.182 0.182 0.182 0.182 0.912 0.182
Kolom jumlah per baris diperoleh dari kolom jumlah pada tabel penjumlahan tiap
baris, sedangkan kolom prioritas diperoleh dari kolom prioritas tabel matrik nilai
kriteria. Dari tabel diatas diperoleh nilai berikut:
- Jumlah (jumlahan dari nilai hasil) = 5.999
- n (jumlah kriteria) = 5
- λ maks (Jumlah/n) =1,2
- CI (λ maks – n/n) = -0,76
87
- IR=1.188
- CR (CI/IR (lihat pada tabel indek random) = -0,64
Oleh karena nilai CR <=0,1 maka rasio konsistensi perhitungan dapat diterima.
Dari data yang didapat kemudian diolah menjadi matrik perbadingan berpasangan,
sebagai berikut:
88
Setelah mendapatkan matrik pembobotan kriteria yang dinormalkan tahap
berikutnya adalah membuat matrik penjumlahan setiap baris. Hasil
perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut:
89
Kebon Jati 3.76
Pindad 3.76
Salamun 4.362
Dari data tersebut dapat diolah menjadi matrik faktor evaluasi rumah sakit untuk
masing-masing kriteria. Untuk tahapan pembobotannya sama dengan tahapan
pembobotan semua kriteria. Sebagai contohnya dideskripsikan tahapan
pembobotan rumah sakit berdasarkan kriteria pelayanan.
Matrik pembobotan data setiap rumah sakit untuk kriteria pelayanan yang
dinormalkan dapat dilihat pada table berikut:
Matrik penjumlahan setiap baris data rumah sakit untuk kriteria pelayanan dapat
dilihat pada table berikut:
90
Table V-14 Matrik penjumlahan tiap baris data Rumah Sakit
91
Kebon Jati 0.201 0.176 0.189 0.211 0.166
Pindad 0.149 0.176 0.171 0.109 0.172
Salamun 0.225 0.204 0.208 0.205 0.214
Untuk total ranking yang diperoleh dengan mengalikan matriks faktor evaluasi
total dengan mariks faktor pembobotan hirarki, yaitu:
Dari hasil perhitungan diatas ternyata urutan rangking rumah sakit umum kota
bandung berdasarkan kriteria yang ada adalah sebagai berikut:
92
Data pengontrolan Popup message data
tersimpan didalam database, berhasil di-input-kan
Input data
kemudian sistem me- kemudian tampil Berhasil
pengontrolan
redirect halaman ke view halaman view
pengontrolan pengontrolan
Petugas
Kontrol Data kontrol tersimpan
Popup message data
didalam database, kemudian
berhasil di-input-kan
Input data sistem me-redirect halaman
kemudian tampil Berhasil
kontrol ke form input data kontrol
halaman form input
sampai form ter-input
data kontrol
semua
Berhasil
Reset data Data kontrol didalam Tampil popup
93
kontrol database terhapus sesuai konfirmasi data akan
kode kontrolnya, kemudian di reset, muncul
sistem menampilkan popup popup data berhasil
message data berhasil di-reset kemudian
direset, lalu sistem me- ditampilkan halaman
redirect ke halaman view view pengontrolan
pengontrolan
Sistem menampilkan
Sistem dapat mengambil
data pengontrolan
data pengontrolan sesuai
sesuai sesi yang
sesi yang dipilih, kemudian
View detail dipilih, dan
sistem mengelompokan Berhasil
pengontrolan mengelompokan
rumah sakit yang sudah
rumah sakit yang
dikontrol dan rumah sakit
belum dan sudah
yang belum dikontrol
dikontrol
94
bentuk pdf
Sistem menampilkan
Sistem dapat mengambil
data pengontrolan
data pengontrolan sesuai
sesuai sesi yang
sesi yang dipilih, kemudian
View detail dipilih, dan
sistem mengelompokan Berhasil
pengontrolan mengelompokan
rumah sakit yang sudah
rumah sakit yang
dikontrol dan rumah sakit
belum dan sudah
yang belum dikontrol
dikontrol
95
bentuk pdf
96
Apakah website dapat memberikan nilai tambah kepada
Personalization √
petugas kontrol dan kepala dinas yang menggunakan ?
1. Website Design
· Menu mudah dimengerti.
· Fitur dalam pengontrolan dan pembobotan mudah dimengerti
· Informasi tentang data pengontrolan mudah dimengerti
· Tampilan interaktif
2. Reliability
· Website dapat memberikan pengolahan data yang akurat & real-time
· Proses pengontrolan, pengolahan, dan pembobotan rumah sakit dapat
berjalan lebih efektif dan efisien
3. Responsiveness
· Website memberikan respon yang cepat
· Sistem dapat memberikan solusi untuk setiap user yang meggunakan
4. Trust
· Website dapat digunakan sebagai media pengontrolan pelayanan rumah
sakit, serta mengolah data pengontrolan tersebut menjadi data
pengkelasan rumah sakit
5. Personalization
· Sistem dapat memberikan nilai tambah bagi setiap user yang
menggunakannya.
97
Bab VI Penutup
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari pengembangan DSS pengkelasan rumah sakit
adalah :
6.2 Saran
Adapun saran untuk penelitian selanjutnya diantaranya:
98
2. Untuk pengembangan aplikasi dapat dikembangkan untuk jenis rumah
sakit lainnya, seperti rumah sakit khusus.
3. Untuk pegembangan kriteria pengkelasan dapat diperinci lagi untuk per
bagian yang ada di rumah sakit, seperti IGD, ICU, OK, dll yang datanya
lebih spesifik untuk bagian-bagian tersebut.
99
DAFTAR PUSTAKA
100
[ 13 ] Suryantara, I. G. (2009). Analisis dan Perancangan SISFO (Bahan
Pelengkap E-Learning). Jakarta: Universitas Bunda Mulia.
[ 14 ] Turban, E. (2005). Decision Support Systems and Intelligent Systems 7th
Ed. New Jersey: Pearson Education.
101
LAMPIRAN A
Skenario Black box Testing
Skenario Black-Box Testing
Nama Hasil
Nama Use-Case Hasil yang diharapkan Output
Aktor Evaluasi
A-1
kemudian sistem menampilkan
popup message data berhasil
dihapus, lalu sistem me-redirect ke
halaman view pengontrolan
A-2
menampilkan dalam bentuk table
dan grafik
Tabel diatas adalah tabel isian untuk scenario black-box testing. Setiap use-case
dari masing-masing aktor akan dijalankan dan hasil yang tampil dari program
untuk setiap use-case akan dilampirkan di kolom isian hasil, lalu dilakukan
evaluasi terhadap hasil yang diharapkan dengan hasil yang terjadi. Apabila hasil
sesuai dengan hasil yang diharapkan maka pada kolom isian Hasil Evaluasi diisi
Berhasil, apabila hasil tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan maka pada
kolom isian Hasil Evaluasi diisi Tidak Berhasil.
A-3
LAMPIRAN B
Skenario User Acceptance Test
Skenario User Acceptance Test
Jawaban
Nama Dimensi Pertanyaan
Ya Tidak
B-1
· Setelah user selesai menggunakan sistem tersebut, user akan diminta
mengisi form isian sesuai dengan tabel diatas, dengan tata cara pengisian
sebagai berikut
o Berikan ceklist pada kolom Ya apabila pertanyaan tersebut
memenuhi kriteria berdasarkan asumsi user
o Berikan ceklist pada kolom Tidak apabila pertanyaan tersebut tidak
memenuhi kriteria berdasarkan asumsi user
· Setelah pengisian form selesai, user akan diminta untuk memberikan
feedback dan saran untuk DSS Pengkelasan Rumah Sakit.
B-2
LAMPIRAN C
Screenshot Aplikasi
Screenshot Aplikasi
1. Tampilan Login
2. Tampilan Home
C-1
3. Tampilan Input data pengontrolan
C-2
5. Update status pengontrolan
6. Detail pengontrolan
C-3
7. View pengontrolan
C-4
9. View report per-RS
C-5
LAMPIRAN D
Dokumen User Acceptance Test
Dokumen User Acceptance Test
D-1
2. Lanjutan Print Screen User Acceptance Test
D-2