Anda di halaman 1dari 5

MUHAMMAD YUSUF/ 858718584

RESUME MODUL 8
( KB 1 )

Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Membaca


A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
Pemfokusan pembelajaran pada salah satu keterampilan ini menyangkut pemilihan
materi, metode, dan teknik pembelajaran. Jika difokuskan pada menulis maka alokasi waktu
untuk melatih menulis lebih banyak daripada keterampilan lainnya. Jadi, yang dimaksud
dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Membaca adalah pembelajaran bahasa
Indonesia yang dipusatkan pada melatih keterampilan membaca.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS RENDAH


Adapun tujuan membaca di SD kelas rendah dapat ditentukan atau dicari guru melalui
pemahaman Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang tertera dalam Peta
Kompetensi untuk Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yang termasuk SD kelas
rendah adalah kelas 1 dan 2, sedangkan SD kelas tinggi mulai kelas 3 s.d. kelas 6. Adapun
Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia meliputi Aspek Kemampuan
Berbahasa dan Aspek Kemampuan Bersastra.
Macam- macam pengajaran membaca
a. Menurut I Gusti ngurah Oka ( 1983) sebagai berikut :
1. Pengajaran Membaca Permulaan
2. Pengajaran Membaca Nyaring
3. Pengajaran Membaca dalam Hati
4. Pengajaran Membaca Pemahaman
5. Pengajaran Membaca Bahasa
6. Pengajaran Membaca Teknik
Dari pendapat I Gusti Ngurah Oka di atas dapat disimpulkan bahwa secara teoretis tujuan
membaca di SD kelas rendah adalah untuk membina kemampuan siswa dalam hal-hal
berikut ini :
1. Mekanisme membaca, yaitu mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang
diwakilinya (yang dilatih adalah membaca teknik dan nyaring).
2. Membina gerak mata membaca dari kiri ke kanan.
3. Membaca kata-kata dan kalimat-kalimat pendek.
b. Menurut Guntur Tarigan( 1983) sebagai berikut :
1. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada
pada urutan yang lebih rendah (lower order)
2. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat berada
pada urutan yang lebih tinggi (higher order)

C. TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS TINGGI


Tujuan membaca di kelas rendah bersifat mekanis, yang biasanya disebut Membaca
Permulaan maka tujuan membaca di kelas tinggi merupakan kelanjutan dari membaca di kelas
rendah yang biasanya disebut Membaca Lanjut" yang penekanannya pada pemahaman.
Menurut Tarigan membaca di kelas tinggi ini melatih siswa dalam keterampilan yang
bersifat pemahaman (comprehension skills) yang mencakup aspek-aspek berikut ini:
1. Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal)
2. Memahami signifikansi atau makna (antara lain maksud dan tujuan pengarang
relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca).
3. Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk).
4. Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.
Selanjutnya menurut Henry Guntur Tarigan menjelaskan bahwa membaca di kelas tinggi
ditekankan pada pemahaman ( comprehension skills) dan aktivitas yang tepat adalah membaca
dalam hati.
Membaca dalam hati (silent reading) dibagi menjadi dua, yaitu (a) membaca ekstensif
(extensive reading) dan (b) membaca intensif (intensive reading).
Membaca ekstensif mencakup (1) membaca survei (survey reading), (2) membaca sekilas
(skimming), dan (3) membaca dangkal (superficial reading). Sedangkan membaca intensif
mencakup (1) membaca telaah isi (content study reading) yang terdiri dari (i) membaca teliti
(close reading), (ii) membaca pemahaman (comprehension reading), (iii) membaca kritis
(critical reading), dan (iv) membaca ide (reading for ideas); dan (2) membaca telaah bahasa
(language study reading) yang terdiri dari (i) membaca bahasa asing (foreign language reading)
dan (ii) membaca sastra (literary reading).
Membaca intensif mencakup (1) membaca telaah isi (content study reading) yang terdiri
dari (i) membaca teliti (close reading), (ii) membaca pemahaman (comprehension reading), (iii)
membaca kritis (critical reading), dan (iv) membaca ide (reading for ideas); dan (2) membaca
telaah bahasa (language study reading) yang terdiri dari (i) membaca bahasa asing (foreign
language reading) dan (ii) membaca sastra (literary reading).
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
( KB 2)

A. MATERI, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN


FOKUS MEMBACA
Materi merupakan bahan pembelajaran yang berfungsi sebagai sarana untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan guru atau untuk mengembangkan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan dalam kurikulum. Sebenarnya materi pembelajaran itu sudah tercantum dalam
kurikulum sehingga guru tinggal mengembangkannya.
Setelah kita tentukan materi pembelajaran untuk keterampilan membaca, selanjutnya kita
menentukan metode dan teknik pembelajarannya. Pada umumnya metode dan teknik dipakai
dalam pengertian yang sama yaitu cara menyampaikan pelajaran'. Sebenarnya pengertian
metode pembelajaran dan teknik pembelajaran tidak sama. Metode mengacu kepada suatu
prosedur untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi (a) pemilihan bahan,
(b) urutan bahan, (c) penyajian bahan, dan (d) pengulangan bahan, sedangkan teknik
mengandung makna upaya guru, usaha-usaha guru, atau cara-cara yang digunakan guru untuk
mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada saat itu.
Macam- macam metode pembelajaran membaca sebagai berikut :
1. Metode Abjad
embelajaran dengan metode ini dimulai dengan memperkenalkan bentuk hurufhuruf dengan
pelafalannya untuk dihafalkan oleh siswa. Misalnya, diperkenalkan dahulu konsonan-
konsonan /b/ yang dilafalkan /be/, konsonan /p/ yang dilafalkan /pe/, konsonan /d/ yang
dilafalkan /de/ begitu seterusnya.
Contoh : b,a,d,u menjadi b-a → (dieja be-a ) → ba
d-u → ( dieja de-u ) → du dibaca ba-du → badu
2. Metode Bunyi
Dalam metode ini disajikan bahan pelajaran yang berupa huruf-huruf. Untuk huruf konsonan
dibantu bunyi pepet di depan atau di belakangnya. Misalnya, huruf /b/ diucapkan 'eb' atau
'be', huruf /d/ diucapkan 'ed' atau 'de' dan seterusnya.
Contoh : bobi
Eb-o → bo
Eb-i → bi → dibaca bo-bi → bobi
3. Metode Suku Kata
Metode Suku Kata Dalam metode ini disajikan bahan berupa suku kata-suku kata. Suku kata-
suku kata itu, kemudian dirangkaikan menjadi kata dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh : bu ba ku pak → dirangkai menjadi bu-ku, ba-bu, ba- pak
4. Metode kata
Dalam metode ini siswa diperkenalkan dengan kata-kata. Kemudian, katakata tersebut
diuraikan menjadi suku kata. Setelah itu suku kata-suku kata tersebut dirangkaikan lagi
menjadi kata-kata.
Contoh : budi → bu-di → budi
5. Metode Kalimat
Metode ini diberi nama juga Metode Global karena yang disajikan kepada siswa adalah
beberapa kalimat secara global. Adapun teknik penyajiannya sebagai berikut.
a. Pertama-tama disajikan kepada siswa beberapa kalimat.
b. Setelah siswa dapat membaca beberapa kalimat, kita ambil sebuah kalimat untuk
diuraikan menjadi kata.
c. Kata yang menjadi bagian kalimat tersebut diuraikan menjadi suku kata Akhirnya suku
kata tersebut diuraikan menjadi huruf.
d. Kata yang menjadi bagian kalimat tersebut diuraikan menjadi suku kata Akhirnya suku
kata tersebut diuraikan menjadi huruf.
6. Metode SAS( Struktural Analitik Sintetik)
Metode ini bertolak pada teori yang berpendapat bahwa pada hakikatnya kalimat
merupakan struktur. Oleh karena itu kepada siswa disajikan kalimat secara utuh. kemudian
kalimat itu dianalisis menjadi unsur-unsur kalimat, yaitu kata, kata dianalisis menjadi suku
kata, suku kata dianalisis menjadi huruf (unsur terkecil dari bahasa). Unsur terkecil berupa
huruf itu, kemudian dirangkaikan kembali menjadi suku kata,suku kata dirangkaikan
menjadi kata, dan akhirnya kata dirangkai menjadi kalimat.

B. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA DI


KELAS RENDAH
Sebelum mengajar di depan kelas tentunya guru membuat persiapan tertulis. Sebelum
diberlakukannya Kurikulum 2004, persiapan tertulis itu disebut Model Satuan Pelajaran yang
disingkat MSP. MSP ini disusun untuk beberapa kali pertemuan. Persiapan mengajar untuk satu
kali pertemuan yang diambil dari MSP ini disebut Rencana Pengajaran yang disingkat RP. MSP
disusun berdasarkan GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) yang dalam Kurikulum
2004 disebut Silabus. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia "silabus" berarti 'ikhtisar suatu
pelajaran', sedangkan dalam buku Acuan Pengembangan Kurikulum 2004 dijelaskan bahwa
silabus merupakan seperangkat rencana dan pelaksanaan pembelajaran beserta penilaiannya,
dan pada lampiran diberi contoh silabus (yang dimaksud adalah Rencana Pembelajaran) dengan
format yang dapat dikembangkan oleh guru yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Adapun formatnya model rencana pembelajaran disarankan terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Identitas mata pelajaran meluputi :
a. mata pelajaran
b. satuan pendidikan
c. kelas/ semester
d. alokasi waktu
2. Kompetensi Dasar mata pelajaran meliputi:
a. Kompetensi dasar
b. Hasil belajar
c. Indikator hasil belajar
3. Bagian yang harus dikembangkan oleh guru meliputi :
a. Langkah- langkah pembelajaran
b. Alat, bahan, dan sumber
c. Penilaian
C. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA DI
KELAS TINGGI
Pada hakikatnya model pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus membaca di kelas
tinggi sama dengan model pembelajaran di kelas rendah, yang berbeda hanya kompetensi yang
ingin dikembangkan yang menyangkut pula materi pembelajarannya.

Anda mungkin juga menyukai