Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Membaca
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA Pemfokusan pembelajaran pada salah satu keterampilan ini menyangkut pemilihan materi, metode, dan teknik pembelajaran. Jika difokuskan pada menulis maka alokasi waktu untuk melatih menulis lebih banyak daripada keterampilan lainnya. Jadi, yang dimaksud dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Membaca adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang dipusatkan pada melatih keterampilan membaca.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS RENDAH
Adapun tujuan membaca di SD kelas rendah dapat ditentukan atau dicari guru melalui pemahaman Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang tertera dalam Peta Kompetensi untuk Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yang termasuk SD kelas rendah adalah kelas 1 dan 2, sedangkan SD kelas tinggi mulai kelas 3 s.d. kelas 6. Adapun Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia meliputi Aspek Kemampuan Berbahasa dan Aspek Kemampuan Bersastra. Macam- macam pengajaran membaca a. Menurut I Gusti ngurah Oka ( 1983) sebagai berikut : 1. Pengajaran Membaca Permulaan 2. Pengajaran Membaca Nyaring 3. Pengajaran Membaca dalam Hati 4. Pengajaran Membaca Pemahaman 5. Pengajaran Membaca Bahasa 6. Pengajaran Membaca Teknik Dari pendapat I Gusti Ngurah Oka di atas dapat disimpulkan bahwa secara teoretis tujuan membaca di SD kelas rendah adalah untuk membina kemampuan siswa dalam hal-hal berikut ini : 1. Mekanisme membaca, yaitu mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang diwakilinya (yang dilatih adalah membaca teknik dan nyaring). 2. Membina gerak mata membaca dari kiri ke kanan. 3. Membaca kata-kata dan kalimat-kalimat pendek. b. Menurut Guntur Tarigan( 1983) sebagai berikut : 1. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order) 2. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order)
C. TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS TINGGI
Tujuan membaca di kelas rendah bersifat mekanis, yang biasanya disebut Membaca Permulaan maka tujuan membaca di kelas tinggi merupakan kelanjutan dari membaca di kelas rendah yang biasanya disebut Membaca Lanjut" yang penekanannya pada pemahaman. Menurut Tarigan membaca di kelas tinggi ini melatih siswa dalam keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang mencakup aspek-aspek berikut ini: 1. Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal) 2. Memahami signifikansi atau makna (antara lain maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca). 3. Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk). 4. Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan. Selanjutnya menurut Henry Guntur Tarigan menjelaskan bahwa membaca di kelas tinggi ditekankan pada pemahaman ( comprehension skills) dan aktivitas yang tepat adalah membaca dalam hati. Membaca dalam hati (silent reading) dibagi menjadi dua, yaitu (a) membaca ekstensif (extensive reading) dan (b) membaca intensif (intensive reading). Membaca ekstensif mencakup (1) membaca survei (survey reading), (2) membaca sekilas (skimming), dan (3) membaca dangkal (superficial reading). Sedangkan membaca intensif mencakup (1) membaca telaah isi (content study reading) yang terdiri dari (i) membaca teliti (close reading), (ii) membaca pemahaman (comprehension reading), (iii) membaca kritis (critical reading), dan (iv) membaca ide (reading for ideas); dan (2) membaca telaah bahasa (language study reading) yang terdiri dari (i) membaca bahasa asing (foreign language reading) dan (ii) membaca sastra (literary reading). Membaca intensif mencakup (1) membaca telaah isi (content study reading) yang terdiri dari (i) membaca teliti (close reading), (ii) membaca pemahaman (comprehension reading), (iii) membaca kritis (critical reading), dan (iv) membaca ide (reading for ideas); dan (2) membaca telaah bahasa (language study reading) yang terdiri dari (i) membaca bahasa asing (foreign language reading) dan (ii) membaca sastra (literary reading). MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA ( KB 2)
A. MATERI, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN
FOKUS MEMBACA Materi merupakan bahan pembelajaran yang berfungsi sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan guru atau untuk mengembangkan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sebenarnya materi pembelajaran itu sudah tercantum dalam kurikulum sehingga guru tinggal mengembangkannya. Setelah kita tentukan materi pembelajaran untuk keterampilan membaca, selanjutnya kita menentukan metode dan teknik pembelajarannya. Pada umumnya metode dan teknik dipakai dalam pengertian yang sama yaitu cara menyampaikan pelajaran'. Sebenarnya pengertian metode pembelajaran dan teknik pembelajaran tidak sama. Metode mengacu kepada suatu prosedur untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi (a) pemilihan bahan, (b) urutan bahan, (c) penyajian bahan, dan (d) pengulangan bahan, sedangkan teknik mengandung makna upaya guru, usaha-usaha guru, atau cara-cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada saat itu. Macam- macam metode pembelajaran membaca sebagai berikut : 1. Metode Abjad embelajaran dengan metode ini dimulai dengan memperkenalkan bentuk hurufhuruf dengan pelafalannya untuk dihafalkan oleh siswa. Misalnya, diperkenalkan dahulu konsonan- konsonan /b/ yang dilafalkan /be/, konsonan /p/ yang dilafalkan /pe/, konsonan /d/ yang dilafalkan /de/ begitu seterusnya. Contoh : b,a,d,u menjadi b-a → (dieja be-a ) → ba d-u → ( dieja de-u ) → du dibaca ba-du → badu 2. Metode Bunyi Dalam metode ini disajikan bahan pelajaran yang berupa huruf-huruf. Untuk huruf konsonan dibantu bunyi pepet di depan atau di belakangnya. Misalnya, huruf /b/ diucapkan 'eb' atau 'be', huruf /d/ diucapkan 'ed' atau 'de' dan seterusnya. Contoh : bobi Eb-o → bo Eb-i → bi → dibaca bo-bi → bobi 3. Metode Suku Kata Metode Suku Kata Dalam metode ini disajikan bahan berupa suku kata-suku kata. Suku kata- suku kata itu, kemudian dirangkaikan menjadi kata dengan menggunakan tanda hubung. Contoh : bu ba ku pak → dirangkai menjadi bu-ku, ba-bu, ba- pak 4. Metode kata Dalam metode ini siswa diperkenalkan dengan kata-kata. Kemudian, katakata tersebut diuraikan menjadi suku kata. Setelah itu suku kata-suku kata tersebut dirangkaikan lagi menjadi kata-kata. Contoh : budi → bu-di → budi 5. Metode Kalimat Metode ini diberi nama juga Metode Global karena yang disajikan kepada siswa adalah beberapa kalimat secara global. Adapun teknik penyajiannya sebagai berikut. a. Pertama-tama disajikan kepada siswa beberapa kalimat. b. Setelah siswa dapat membaca beberapa kalimat, kita ambil sebuah kalimat untuk diuraikan menjadi kata. c. Kata yang menjadi bagian kalimat tersebut diuraikan menjadi suku kata Akhirnya suku kata tersebut diuraikan menjadi huruf. d. Kata yang menjadi bagian kalimat tersebut diuraikan menjadi suku kata Akhirnya suku kata tersebut diuraikan menjadi huruf. 6. Metode SAS( Struktural Analitik Sintetik) Metode ini bertolak pada teori yang berpendapat bahwa pada hakikatnya kalimat merupakan struktur. Oleh karena itu kepada siswa disajikan kalimat secara utuh. kemudian kalimat itu dianalisis menjadi unsur-unsur kalimat, yaitu kata, kata dianalisis menjadi suku kata, suku kata dianalisis menjadi huruf (unsur terkecil dari bahasa). Unsur terkecil berupa huruf itu, kemudian dirangkaikan kembali menjadi suku kata,suku kata dirangkaikan menjadi kata, dan akhirnya kata dirangkai menjadi kalimat.
B. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA DI
KELAS RENDAH Sebelum mengajar di depan kelas tentunya guru membuat persiapan tertulis. Sebelum diberlakukannya Kurikulum 2004, persiapan tertulis itu disebut Model Satuan Pelajaran yang disingkat MSP. MSP ini disusun untuk beberapa kali pertemuan. Persiapan mengajar untuk satu kali pertemuan yang diambil dari MSP ini disebut Rencana Pengajaran yang disingkat RP. MSP disusun berdasarkan GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) yang dalam Kurikulum 2004 disebut Silabus. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia "silabus" berarti 'ikhtisar suatu pelajaran', sedangkan dalam buku Acuan Pengembangan Kurikulum 2004 dijelaskan bahwa silabus merupakan seperangkat rencana dan pelaksanaan pembelajaran beserta penilaiannya, dan pada lampiran diberi contoh silabus (yang dimaksud adalah Rencana Pembelajaran) dengan format yang dapat dikembangkan oleh guru yang disesuaikan dengan kebutuhan. Adapun formatnya model rencana pembelajaran disarankan terdiri dari tiga bagian, yaitu: 1. Identitas mata pelajaran meluputi : a. mata pelajaran b. satuan pendidikan c. kelas/ semester d. alokasi waktu 2. Kompetensi Dasar mata pelajaran meliputi: a. Kompetensi dasar b. Hasil belajar c. Indikator hasil belajar 3. Bagian yang harus dikembangkan oleh guru meliputi : a. Langkah- langkah pembelajaran b. Alat, bahan, dan sumber c. Penilaian C. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA DI KELAS TINGGI Pada hakikatnya model pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus membaca di kelas tinggi sama dengan model pembelajaran di kelas rendah, yang berbeda hanya kompetensi yang ingin dikembangkan yang menyangkut pula materi pembelajarannya.