Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 3

MK. PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PKN di SD

OLEH:

Nama: Jeanet Vanessa Sumolang


Nim: 20105276
Kelas: 5E

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PGSD
2022
TUGAS.
Cari materi pembelajaran PKN menggunakan metode simulasi dan Contextual Learning (CTL) contoh
metode simulasi mulai pengertian, bentuk, tujuan metode simulasi, kelebihan dan kekurangan metode
simulasi, prinsip-prinsip metode simulasi, implementasi metode simulasi dalam pembelajaran PKN.

•METODE SIMULASI

A. Pengertian Metode Simulasi


Metode simulasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang memberikan penyajian berupa
pelajaran dengan menggunakan situasi maupun suatu proses yang nyata. Dalam metode ini, siswa diminta
untuk terlibat secara aktif dalam melakukan interaksi dengan situasi yang ada disekitar lingkungannya.
Siswa diminta untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh atau yang telah dipelajari sebelumnya.

Pengertian diatas menunjukkan bahwa dalam metode simulasi penerapan antara teori dan kehidupan
nyata dalam bentuk praktek, sangat diperlukan oleh siswa. Simulasi dapat digunakan sebagai metode
mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek
yang sebenarnya. Belajar bagaimana cara mengoperasikan sebuah mesin yang mempunyai karakteristik
khusus misalnya, siswa sebelum menggunakan mesin yang sebenarnya akan lebih bagus melalui simulasi
terlebih dahulu.

B. Bentuk-bentuk/Jenis-jenis Metode Simulasi


Menurut Wina Sanjaya Simulasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

1) Sosiodrama

Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah–masalah yang
berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti
masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter dan lain sebagainya. Sosiodrama
digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta
mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.

2) Psikodrama

Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahan-
permasalahan psikologis. Psikodrama biasanya digunakan untuk terapi, yaitu agar siswa memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap
tekanan- tekanan yang dialaminya.

3) Role Playing

Role playing atau permainan peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari metode simulasi
yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual. Dalam proses
pelajarannya metode ini mengutamakan pola permainan dalam bentuk dramatisasi. Dramatisasi dilakukan
oleh kelompoknya masing-masing dengan mekanisme pelaksanaan yang diarahkan guru untuk
melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan atau direncanakan sebelumnya.

4) Permainan (Simulasi Game)

Permainan (simulasi game) merupakan bermain peran, para siswa berkompetisi untuk mencapai tujuan
tertentu melalui permainan dengan mematuhui peraturan yang ditentukan.
C. Tujuan Kegiatan Metode Simulasi
Metode pembelajaran simulasi bertujuan untuk :

1. Membantu siswa dalam melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi
kehidupan sehari-hari.
2. Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep.
3. Membantu siswa dalam menerapkan keterampilan untuk membuat keputusan dan melatih
memecahkan/menyelesaikan masalah.
4. Meningkatkan keaktifan belajar.
5. Memberikan motivasi belajar kepada siswa.
6. Membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi antar sesama manusia.
7. Melatih siswa untuk mengadakan kerja sama dalam situasi kelompok.
8. Menumbuhkan daya kreatif siswa.
9. Melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.
10. Membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotornya.

D. Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi


Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode belajar diantaranya :

1. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak,
baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat maupun menghadapi dunia kerja.
2. Simulasi dapat mengembangkan kreatifitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan
untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.
3. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai
situasi sosial yang problematis.
5. Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
6. Simulasi dapat membantu siswa dalam mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki.

Disamping memiliki kelebihan simulasi juga mempunyai kelemahan, diantaranya :

1. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan
dilapangan.
2. Pengelolahan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai ajang hiburan bagi siswa, sehingga
mengabaikan fungsinya atau tujuan pembelajaran jadi terbengkalai.
3. Kurangnya pengalaman dalam menerapkan metode simulasi dapat menyebabkan kesalahan arah
dan menjadi kaku dalam pelaksanaannya.
4. Faktor pisikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam melakukan
simulasi.

E. Prinsip-prinsip Metode Simulasi


Tukiran Taniredja,dkk (2011:41) prinsip–prinsip metode simulasi, antara lain :

1) Dilakukan oleh kelompok siswa, tiap kelompok mendapat kesempatan melaksanakan


simulasi yang sama atau dapat juga berbeda.
2) Semua siswa harus terlibat langsung peranan masing–masing.
3) Penentuan topik sesuai disesuaikan dengan tingkat kemampuan kelas, dibicarakan oleh
siswa dan guru.
4) Penunjuk simulasi diberikan terlebih dahulu.
5) Dalam simulasi seyogyanya dapat tiga domain psikis.
6) Dalam simulasi hendaknya digambarkan situasi yang lengkap.
7) Hendaknya diusahakan terintegrasikannya beberapa ilmu.

Hal senada juga disampaikan Hamzah B. Uno (2007:29) ada empat prinsip yang harus dipegang oleh
guru/fasilitator, antara lain :

1) Penjelasan, untuk melakukan simulasi pemain harus benar–benar memahami aturan main. Oleh
karena itu guru hendaknya memberikan penjelasaan dengan sejelas-jelasnya tentang aktivitas yang
harus dilakukan berikut konsekuensi–konsekuensinya.
2) Mengawasi (refereeing), simulasi dirancang untuk tujuan tertentu dengan aturandan prosedur
main tertentu. Oleh karena itu, guru harus mengawasi proses simulasi sehingga berjalan
sebagaimana seharusnya.
3) Melatih (coaching), dalam simulasi pemain akan mengalami kesalahan. Oleh karena itu guru harus
memberikan saran, petunjuk, atau arahan sehingga memungkinkan mereka tidak melakukan
kesalahan yang sama.
4) Diskusi, dalam refleksi mejadi sangat penting. Oleh karena itu, setelah selesai simulasi selesai guru
mendiskusikan bebrapa hal, Seperti:
(a) seberapa jauh simulasi sudah sesuai dengan situasi nyata (real word);
(b) kesulitan–kesulitan;
(c) hikmah apa yang dapat diambil dari simulasi; dan
(d) bagaimana memperbaiki/meningkatkan kemampuan simulasi, dll.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa pada prinsip yang digunakan dalam
metode simulasi, antara lain:

a. Dilakukan oleh kelompok


b. Semua siswa terlibat langsung
c. Penentuan topik
d. Petunjuk simulasi
e. Pelaksanaan simulasi
f. Diskusi kelompok

F. Implementasi Metode Simulasi dalam Pembelajaran IPS


Seorang guru dalam melaksanakan metode simulasi bukan hanyansebagai fasilitator tetapi harus bisa
mengarahkan siswa agar siswa benar-benar memahami peranan mereka. Dalam pembelajaran IPS dengan
menggunakan metode simulasi akan melatih daya ingat dan pola pikir siswa sehingga siswa bisabelajar
bagaimana mengemukakan pendapat, mengungkapkan pengalaman dan pengetahuannya,belajar dalam
mengatasi perbedaan pendapat antara satu dengan yang lainnya, serta belajar menghormati dan
bagaimana menghargai pendapat orang lain.

Seorang guru, dalam proses pelaksanaannya untuk usaha meningkatkan hasil yang diperoleh dapat
digunakan metode simulasi. Metode simulasi ini dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan proses
pembelajaran dan memberikan keterampilan tertentu secara nyata dan dengan konteks secara langsung.
Pembelajara IPS dalam meningkatkan hasil dan aktivitas belajar yang sesuai dengan tuntutan dan kondisi
pelajaran yang memunculkan berbagai macam kehidupan dimasyarakat. Dengan adanya metode simulasi,
diharapkan siswa bisa mencari, menganalisis dan mencari usaha untuk pemecahan masalah sesuai dengan
yang sebenarnya. Kegiatan metode simulasi ini berperan penting dalam menciptakan dan menumbuhkan
kesadaran diri siswa tentang konsep dan prinsip yang mendukung simulasi.

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam menggunakan metode simulasi adalah
antara lain:

1. Tahap orientasi, yaitu seorang guru harus menggunakan tema, pada langkah ini guru menjelaskan
tema yang akan dilaksanakan, konsep-konsep yang akan ditanamkan dalam kegiatan simulasi,
menjelaskan maksud simulasi bagi siswa yang baru pernah melaksanakan kegiatan simulasi
2. Merumuskan nilai-nilai yang akan didiskusikan. Perumusan dalam penentuan nilai-nilai yang akan
dibahas, boleh didiskusikan dengan siswa dan melihat karakteristik dan tingkat kemampuan siswa.
3. Menyiapkan alat peraga (perlengkapan) yang menunjang kegiatan simulasi.
4. Merumuskan tata tertib, dalam hal ini guru menjelaskan skenario dan menjelaskan aturan dalam
permainan.
5. Menentukan peran/kelompok, guru dalam permainan ini bertindak sebagai fasilitator, kemudian
guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok ditentukan atau ditunjuk ada
yang sebagai moderator, sekretaris, dan anggota.

•CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

A. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)


Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada
proses keterlibatan siswa secara utuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Menurut Depdiknas CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari- hari. Dengan demikian Contextual
teaching and Learning adalah system belajar dan mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga,
warga negara, dan pekerjaan. CTL adalah mengajar dan belajar yang menghubungkan isi pelajaran dengan
lingkungan.

Dengan pembelajaran CTL guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat
mengembangkan kompetensi yang mereka miliki, dengan tujuan untuk menemukan makna materi dan
menerapkan pengetahuan yang didapatnya. Siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari
kontexs yang terbatas sedikit demi sediki, dan dari proses mengkontruksi sendiri, sebagai bekal untuk
memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

B. Tujuan Contextual Teaching and Learning (CTL)


Menurut Iskandar (2015, h. 42) tujuan pembelajaran CTL, antara lain :
Memotivasi siswa untuk memahami makan materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi
tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atau
keterampilan yang secara refleksi dapat diterapkan dari permasalahan ke permasalahan lainnya, agar
dalam belajar itu tidak hanya sekedar menghafal tetapi perlu adanya pemahaman, menekankan pada
pengembangan minat pengalaman siswa, melatih siswa agar dapat berfikir kritis dan terampil dalam
memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya
sendiri dan orang lain, agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna, untuk mengajak anak pada suatu
aktivitas yang mengaitkan materi akademik dengan konteka kehidupan sehari-hari dan agar siswa secara
individu dapat menemukan dan mentransfer informasi-informasi komplek dan siswa dapat menjadikan itu
miliknya sendiri.

Menurut Budi Wahyono, tujuan Contextual


Teaching and Learning adalah sebagai berikut:

1) Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk memahami makna materi
pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka
sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang secara refleksi dapat diterapkan
dari permasalahan kepermasalahan lainnya.

2) Model pembelajaran ini bertujuan agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar menghafal tetapi perlu
dengan adanya pemahaman.

3) Model pembelajaran ini menekankan pada pengembangan minat pengalaman siswa.


4) Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat berpikir kritis dan terampil dalam
memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya
sendiri dan orang lain.
5) Model pembelajaran CTL ini bertujun agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna.
6) Model pembelajaran model CTL ini bertujuan untuk mengajak anak pada suatu aktivitas yang
mengkaitkan materi akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari.
7) Tujuan pembelajaran model CTL ini bertujuan agar siswa secara individu dapat menemukan dan
mentrasfer informasi-informasi komplek dan siswa dapat menjadikan informasi itu miliknya sendiri.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning yaitu, memotivasi siswa untuk memahami materi pelajaran yang dipelajarinya
dengan mengaitkan materi tersebut sesuai dengan pengalaman belajarnya, sehingga siswa memiliki
pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri
ataupun orang lain.

C. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran CTL


Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan. Demikian pula dengan model
pembelajaran CTL.

a. Kelebihan Model Pembelajaran CTL

Menurut Putra 2013:259 kelebihan model pembelajaran CTL yaitu: 1 Pembelajaran menjadi lebih bermakna
dan riil. Artinya siswa dituntut dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan
kehidupan nyata. Hal ini sangat penting karena dengan mengorelasikan materi yang ditemukan dengan
kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang
dipelajarinya akan tertanam erat dalam memorinya, sehingga tidak mudah dilupakan. 2 Pembelajaran lebih
produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep pada siswa, karena pembelajaran kontekstual
menganut aliran konstruktivisme, yakni siswa dituntut menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui
landasan filosofis Konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui “mengalami” bukan “menghafal”. 3 CTL
adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun
mental. 4 Kelas dalam pembelajaran kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi,
tetapi sebagai tempat untu menguji data hasil temuan di lapangan. 5 Materi pelajaran dapat ditemukan
sendiri oleh siswa, bukan hasil pemberian guru.

b. Kelemahan Model Pembelajaran CTL

Menurut Putra 2013:259 kelemahan model pembelajaran CTL yaitu: 1 Diperlukan waktu yang cukup lama
saat proses pembelajaran CTL berlangsung. 2 Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas, maka
menciptakan suasana kelas yang kurang kondusif. 3 Guru lebih intensif dalam membimbing. Sebab, dalam
model CTL, guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai
sebuah tim yang bekerjasama untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru. Siswa
dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. 4 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan atau menerapkan ide-ide serta mengajak siswa agar menggunakan strateginya sendiri dalam
belajar. Namun, dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra
terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diterapkan semula.

SUMBER:

https://www.portal-ilmu.com/2016/06/metode-simulasi-pengertian-hingga_10.html?m=1

http://repository.uin-suska.ac.id/4669/3/BAB%20II.pdf

http://repository.unpas.ac.id/11493/5/BAB%20II.pdf

http://journal.iaisambas.ac.id/index.php/prymerly/article/view/26/20

http://repository.radenintan.ac.id/828/3/10._BAB_II.pdf

http://repository.unpas.ac.id/12888/4/BAB%202.pdf

http://www. pendidikanekonomi. com/2012/03/pengertian- tujuan- dan- strategi.html

https://text-id.123dok.com/document/7qv1rdjlq-kelebihan-model-pembelajaran-ctl-kelemahan-model-
pembelajaran-ctl.html

Anda mungkin juga menyukai