Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ISU SOSIAL DAN ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI

Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen


Dosen Pengampu : Dr. Nurliana Nasution, S.T.,M.Kom, MTA
Semester/Kelas : 1/1D

Di Susun Oleh Kelompok 4

1. MAYA NOVASARI MILKA NIM. 2261101018


2. NOFY ENDRIAS MOERNI AKZANI NIM. 2261101027
3. WARYONO NIM. 22611010

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2022
BAB I
1. Latar Belakang
Pengertian sistem dan contohnya yang paling sering dijumpai adalah sistem
informasi. Menurut para ahli pengertian sistem informasi dapat dikatakan sebagai
perangkat komponen teknologi. Komponen dari pengertian sistem informasi ini
saling terhubung untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses data serta
menyediakan informasi, pengetahuan dan produk digital. Kinerja berdasarkan
pengertian sistem informasi kini digunakan oleh hampir semua sektor kegiatan
dalam kehidupan masyarakat. Mulai dari kegiatan perusahaan bisnis untuk
menghimpun data produk dan mengelola sumber daya manusia. Beberapa contoh
bidang yang menerapkan sistem informasi seperti bidang telekomunikasi (surat-
chat), bidang bisnis (e-commerce), bidang kesehatan (rekam medis berbasis
komputer), bidang perbankan (setor tunai). [1]
Isu sosial dan etika di dalam sistem informasi menjadi fenomena yang
menarik untuk dibicarakan pada saat ini. Setiap individu atau kelompok bisnis yang
menggunakan sistem informasi bertanggung jawab untuk memenuhi tugas
kewarganegaraan mereka yaitu harus menguntungkan seluruh masyarakat. Pada
dasarnya isu sosial itu dikembangkan didalam sistem etika yang disesuaikan dengan
setiap individu atau kelompok bisnis tersebut. Jika setiap individu atau kelompok
bisnis berhasil menyeimbangkan antara isu sosial dan etika tersebut maka akan
menciptakan dampak yang positif pada produktivitas bisnis, hak-hak karyawan,
masyarakat dan lingkungan sekitar. [2]
Namun sayangnya ada beberapa aspek yang belum dilakukan karena
beberapa pihak yang tidak bertanggungjawab seperti penjual yang tidak jujur,
penjual yang tidak melindungi konsumen, pembeli yang tidak ramah atau
menggunakan bahasa yang tidak sopan, pembeli yang tidak melindungi
kepentingan penjual dan pihak bukalapak gagal merespon keluhan pelanggan dan
pemasok secara tepat dan akurat. Semua peraturan yang berlaku dapat diterapkan
dan dilaksanakan dengan bijak dan profesional. [3]
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari fenomena diatas kami mengangkat masalah isu sosial dan
etika dalam sistem informasi untuk menyusun makalah sebagai tugas dari mata
kuliah Sistem Informasi Manajamenen yang akan dipresentasikan di kelas.
Masalah yang dirumuskan yaitu :
1) Bagaimana konsep dasar isu sosial dan etika dalam sistem informasi.
2) Bagaiman hubungan isu sosial dan etika dalam implementasi sistem informasi.
3) Bagaimana penempatan tanggungjawab secara etis dan sosial dalam
pemanfaatan sistem informasi (informasi itu bisa berupa teks gambar animasi
video atau gabungan dari semuanya yang disediakan melalui internet dan dapat
diakses oleh banyak orang di suluruh dunia).

3. Tujuan Makalah
1) Menjelaskan konsep dasar isu sosial dan etika dalam sistem informasi.
2) Menjelaskan hubungan isu sosial dan etika dalam implementasi sistem
informasi
3) Menjelaskan tanggungjawab secara etis dan sosial dalam pemanfaatan
sistem informasi.
BAB II
1. Konsep Dasar Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informasi
Agustina Khalid [2008] isu etika, sosial dan politis itu muncul karena
adanya informasi yang mencakup 5 (lima) dimensi moral diantaranya: (1) Hak dan
kewajiban informasi. Adalah berkaitan dengan perlindungan privasi seorang
individu dengan tidak mencampuri atau membatasi kebebasan individu tersebut,
dengan mencari informasi seperti data-data melalui teknologi tanpa seizin dan
sepengetahuan individu yang bersangkutan. (2) Kepemilikan hak dan kewajiban.
Berkaitan dengan perlindungan kekayaan dan intelektual pribadi (kekayaan yang
tidak berwujud yang diciptakan oleh seseorang atau organisasi seperti rahasia
dagang, hak cipta dan hak paten). Dengan adanya teknologi informasi membuat
perlindungan terhadap kekayaan intelektual sulit untuk dilakukan. Karena
informasi yang terkomputerisasi dapat dengan mudah menggandakan atau
menditsribusikan pada jaringan yang luas jangkauannya. (3) Akuntabilitas dan
pengendalian. Berkaitan dengan undang-undang privasi individu, dimana teknologi
informasi baru yang membawa tantangan bagi undang undang liabilitas dan dalam
praktik sosial untuk menuntut tanggungjawab perorangan atau organisasi atas
bahaya-bahaya yang terjadi dari informasi individu serta hak-hak pribadi. (4)
Kualitas sistem. Berkaitan dengan standar kualitas sistem data yang harus dipenuhi
untuk menghindari kesalahan dari sistem yang diterapkan untuk melindungi data
dalam suatu perusahaan agar tidak menyebabkan kekacauan dan kerugian dalam
bisnis dan (5) Kualitas hidup. Komputer dan teknologi informasi mungkin dapat
merusak elemen yang berharga dari kebudayaan yang ada dalam msyarakat,
meskipun di sisi lain juga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan seperti kasus
internet yang bisa menjadi teman atau musuh bagi anak-anak. Dari segi positif
internet begitu banyak menawarkan banyak hal kepada mereka, seperti mereka
menggunakan internet untuk tugas sekolah atau mengirim email untuk temannya
yang jauh. Dapat disimpulkan bahwa adanya sistem informasi dalam kaitan dengan
teknologi bisa menimbulkan dilema tersendiri yang bisa berakibat buruk atau malah
sebaliknya bagi lingkungan. Dengan timbulnya isu sosial dan penyalahgunaan yang
menyangkut penggunaan teknologi oleh pihak-pihak tertentu. [8]
Iwan Awaluddin Yusuf [2016] euforia pengguna media sosial menunjukkan
tingkat pengetahuan masyarakat pada kesenjangan. Pertama mereka yang mampu
menggunakan gadget dan aplikasi media sosial secara fungsional, semakin
berpengetahuan, semakin berdaya dan memiliki peluang dalam banyak hal berkat
teknologi. Golongan kedua adalah mereka yang gagap teknologi, hanya mengikuti
trend, menjadi sasaran empuk pasar teknologi dan terus berkutat dengan cerita dan
keluhan negatif akibat penggunaan gadget dan media sosial terhadap kehidupan
sehari-hari.
Melihat dua sisi tersebut apakah lantas perlu mengisolasi diri dan bersikap
antimedia-sosial. Meskipun tetap merupakan pilihan, kehadiran media sosial adalah
keniscyaan sebagi konsekuensi kemajuan zaman dan pergaulan global. Media
sosial secara empiris telah terbukti memberi manfaat positif bagi masyarakat
sebagai sarana komunikasi, akses informasi, hiburan, eksistensi diri sekaligus
sebagai alat strategis produktif misalnya menciptakan branding, charity-filantropi,
berdagang hingga kegiatan dakwah.
Media sosial juga bisa digunakan untuk sekadar menghabiskan waktu atau
membunuh rasa kesepian (misalnya aktivitas bermedia sosial bagi seseorang yang
sedang belajar/bekerja di luar negeri yang merasa rindu dengan negara asalnya).
Dalam kondisi demikian, media sosial bukanlah entitas yang penting atau tidak
penting melainkan sebagai pelengkap hidup dan untuk memenuhi kebutuhan
pergaulan. [6]
Dia Fatira, dkk [2021] Etika adalah studi tentang prinsip-prinsip yang dapat
digunakan individu dan organisasi untuk menentukan tindakan yang benar dan
salah. Dalam budaya barat ada empat dasar prinsip-prinsip yang dimiliki oleh
semua aliran pemikiran etika yaitu tanggungjawab yang merupakan elemen penting
dari tindakan etika, akuntabilitas (siapa yang melakukan tindakan yang
bertanggungjawab), kewajiban dan proses hukum yang mengambil peranan yang
memberi izin kepada individu untuk memperbaiki kerugian yang disebabkan oleh
pelaku, sistem atau organisasi lain. Etika bisnis merupakan salah satu aspek penting
yang harus diperhatikan oleh masyarakat. Hal ini didasarkan pada etika bisnis dan
menekankan bahwa pelaku bisnis membuat pertimbangan etis dan ekonomis yang
masuk akal. Isu sosial berasal dari masalah moral, karena masyarakat
mengharapkan seseorang untuk melakukan hal yang benar, dan masalah politik
berasal dari konflik sosial. Konflik sosial ini biasanya terkait dengan penggunaan
hukum yang memberikan arahan dan pedoman bagi perilaku atau organisasi. [4]
“Tokopedia merupakan salah satu platform belanja online dengan jumlah
penggemar yang banyak yaitu dengan jumlah penggemar yang banyak yaitu
peringkat pertama di Indonesia. Akan tetapi di tahun 2019 aplikasi belanja online
Tokopedia ini terjadi kebocoran pada data konsumen. Meskipun bocor sejumlah
besar pengguna Tokopedia tidak bekerja keras untuk menjaga kerahasiaan database
konsumen. Dalam hal ini, kelalaian Tokopedia dapat merugikan banyak pihak,
terutama pengguna Tokopedia itu sendiri. Padahal sebagai pengguna mereka
berhak merahasiakan data pribadinya untuk menghindari hal-hal yang tidak perlu.
Dilihat dari kasus pembobolan data apakah perusahaan Tokopedia ini bisa dianggap
melanggar etika bisnis karena gagal melindungi hak-hak pengguna?”.

2. Hubungan Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informasi


Kristina Damayanti [2017] mengatakan di perusahaan sistem informasi
paling luas cakupannya adalah marketing. Karena marketing bersinggungan
langsung dengan masyarakat. Terlebih saat ini sosial media hampir digunakan oleh
setiap orang. Biasanya perusahaan menggunakan sosial media untuk membangun
komunitas dan jaringan marketing. Akan tetapi etika di sosial media ini kadang
berbenturan. Muncul pertanyaan dalam hal apa sajakah isu etika, sosial dan politis
saling berhubungan dalam implementasi sistem informasi dan pemakaian internet
pada perusahaan saudara.
(1) Isu etika. Dalam implementasi sistem informasi dan pemakaian internet di
perusahaan yaitu dalam hal marketing. Marketing biasanya mencari customer
dari sosial media sehingga dalam kondisi apa perusahaan dianggap menyerang
atau melanggar kebebasan pribasi seseorang. Peraturan-peraturan apa yang
berbicara mengenai intervensi kehidupan org lain melalaui pengawasan secara
diam-diam, melalui penelitian pasar atau melalui media apapun. Apakah kita
perlu memberitahu orang yang bersangkutan jika ingin mengambil data-data
informasi dirinya. Haruskah kita mengumumkan kepada orang-orang bahwa
kita menggunakan informasi yang terkumpul untuk tujuan review karyawan.
(2) Isu sosial. Perusahaan memang sudah mempunyai departemen CSR (Corporate
Social Responsibility) untuk peran perusahaan dalam sosial masyarakat. Akan
tetapi dengan hadirnya sistem informasi SCR harusnya lebih luas bisa berkarya.
Misalkan dengan memberikan informasi secara berkala tentang pentingnya
vaksin, bahaya jika vaksin terlambat dan ditambahkan sebagai program dalam
CSR. Misalkan memberikan informasi vaksin dan pengobatan gratis di sosial
media, dll. Sehingga informasi lebih luas dan cakupan CSR lebih mengena ke
orang yang membutuhkan.
(3) Isu politik. Isu-isu politik mengenai implementasi sistem informasi di
perusahaan yaitu pada perkembangan perundang-undangan yang mengatur
relasi antara pemegang dokumen/catatan dan individu. Haruskan kita
mengizinkan FBI untuk mengawasi e-mail agar bisa melacak penjahat atau
teroris. Sampai sejauh apa situs-situs e-commerce dan bisnis lainnya
dimungkinkan untuk mempertahankan data pribadi mengenai individu. Selama
ini kita selalu mempercayakan data kita ke raksasa internet, seperti google,
facebokk, dll. Dan ini sudah menjadi rahasia umum jika data pengguna google
dapat diakses oleh pemerintah. Dalam hal ini, pemerintah Amerika dan FBI
mempunyai legalitas untuk meminta data pengguna kepada google lewat
National Security Letter (NSL) untuk keperluan keamanan dan penegakan
hukum di Amerika. [5]

3. Tanggungjawab Isu Sosial dan Etika Dalam Sistem Informasi


Prof. Mahmud Sholihin, Ph.D dalam tulisan Sony (2020) mengatakan
pelanggaraan etika dapat terjadi dimana saja, termasuk di dalam dunia bisnis. Demi
mendapatkan keuntungan yang besar tak jarang banyak perusahaan yang berusaha
untuk menghalalkan segala cara. Padahal sebenarnya praktik curang ini tidak hanya
merugikan masyarakat, tetapi juga merugikan perusahaan itu sendiri.
Terjadi perbedaan terhadap pelanggaran etika bisnis. Dulu dampak
pelenggaran etika bisnis hanya menyebar di lingkungan sekitar perusahaan. Namun
di era digital ini dampak nya bisa lebih luas bahkan sampai ke tingkat global. Saat
ini era digital memang tidak bisa dihindari tetapi harus ada upaya untuk mengurangi
pelanggaran etika bisnis ini agar tidak merugikan masyarakat.
Isu etika bisnis yang laten, identifikasinya meliputi suap, pencurian,
pemaksaan, intimidasi, penipuan dan diskriminasi. Penipuan di era digital
bentuknya seperti manipulasi laba dan manipulasi informasi. Demikian juga
pencurian data pribadi lewat platform digital. Isu etika paling banyak ditemui di era
digital diantaranya privasi, nanoteknologi, menggeser pekerjaan orang dengan
teknologi dan sebagainya. dan yang lebih memperburuk keadaan adalah lingkungan
bisnis di era digital yang tidak etis ini menimbulkan dampak yang semakin masif.
Diharapkan dukungan dari pemerintah dengan perangkat hukum untuk membuat
peraturan perundang-undangan yang concern yang membahas iasu etika bisnis. [7]
Isu-isu etika yang penting dewasa ini antara lain pelanggaran hak kekayaan
intelektual, seperti penggunaan software bajakan, e-mail palsu,
pelanggaran privacy, kebebasan melakukan akses pornografi. Meskipun
permasalahan etika dan hukum TI dan internet sangat pelik, namun beberapa
tindakan yang dianggap tidak etis menurut perjanjian internasional telah berhasil
dirumuskan seperti akses ke tempat yang tidak menjadi haknya, merusak fasilitas
komputer dan jaringan, menghabiskan secara sia-sia sumber daya yang berkaitan
dengan orang lain, komputer, ruang harddisk, bandwith, komunikasi, dll,
menghilangkan atau merusak integritas & kerjasama antarsistem komputer,
menggangu kerahasian individu atau organisasi.
Dengan gambaran tersebut ada beberapa prinsip-prinsip yang dapat
digunakan sebagai pedoman etika perilaku dalam lingkungan teknologi informasi,
beberapa diantaranya :
(1) Melakukan hal untuk orang lain sesuai dengan apa yang di inginkan orang lain
tersebut (The Golden Rule). Hal ini jelas sekali mengatakan bahwa kita di dalam
etika dituntut untuk bekerja atau berperilaku sesuai dengan keinginan orang lain
dan tentu kita tidak boleh melanggar untuk tetap melakukan sesuatu tersebut
apabila tidak sesuai dengan keinginan orang lain itu.
(2) Jika sebuah tindakan tidak baik untuk dilakukan oleh semua orang, maka
tindakan tersebut tidak baik dilakukan oleh siapa saja (Immanuel Kant’s
Categorical Imperative). Artinya bahwa sesuatu hal yang dianggap buruk atau
memang sudah difonis sebagai perilaku yang buruk oleh seseorang maka hal
tersebut juga pastinya berlaku untuk setiap orang dalam arti kata hal tersebut
juga seharusnya menjadi tidak layak untuk dilakukan oleh orang lain.
(3) Tidak melakukan pengulangan untuk tindakan yang tidak seharusnya di ulang
(descartes rule of change). Tidak mengulang hal yang tidak seharusnya diulang,
ini mengisyaratkan bahwa hal yang sebelumnya dianggap tidak pas atau tidak
sesuai dengan etika untuk seterusnya tidak harus dan tidak patut lagi untuk di
ulang.
(4) Ambil tindakan yang akan menimbulkan kerugian paling kecil atau biaya paling
sedikit. (Risk Aversion Principle). Dengan mengambil kerugian atau biaya
paling kecil tentunya kita dapat meminimalisir biaya yang kita gunakan dan
apabila timbul sebuah resiko maka hal tersebut tidak menimbulkan sesuatu yang
sangat berarti, tentunya hal ini juga tidak hanya berkaitan dengan masalah biaya
atau sejenisnya, karena hal ini juga bisa berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
kita, dalam kita bertindak sesuatu tentunya kita harus berfikir terlebih dahulu,
apa yang akan menjadi resiko nantinya apabila kita melakukan hal tersebut, dan
apabila kemungkinan memang pasti ada resiko carilah pemecahan yang dapat
membuat resiko yang terjadi sangatlah mengecil.
(5) Melindungi privacy dan keamanan dalam berinteraksi di dunia cyber. Beberapa
hal yang dapat dilakukan dalam melindungi privacy dan keamanan dalam
berinteraksi di dunia cyber adalah mengatur akses (Access Control), memilih
password yang kuat, menutup servis yang tidak digunakan, memasang Proteksi,
firewall, pemantau adanya serangan, pemantau integritas sistem, audit:
Mengamati Berkas Log, backup secara rutin, penggunaan Enkripsi untuk
meningkatkan keamanan. [9]
BAB III
Kesimpulan
Etika adalah kepercayaan standar atau pemikiran yang mengisi suatu
individu, kelompok atau masyarakat. Semua individu bertanggungjawab kepada
masyarakat atas perilaku mereka. Masyarakat dapat berupa suatu kota, negara atau
profesi. Tindakan yang kita lakukan juga diarahkan oleh etika yang ada di wilayah
kita. Menurut Reitz (2004:356) etika informasi merupakan cabang etika yang
terpusat pada hubungan antara penciptaan (creation), pengorganisasian
(organization), pemencaran ( dissemination) dan penggunaan informasi serta
standar etis dan kode moral yang mengatur perilaku manusia di masyarakat.
Adapun etika dalam menggunakan teknologi informasi di lingkungan
masyarakat penggunaan teknologi informasi dapat berguna untuk mengatasi
masalah dan memudahkan dalam pekerjaan, etika bagi masyarakat yang
menggunakan teknologi adalah tidak melakukan atau menggunakan sistem
informasi yang bajakan yang dapat merugikan pembuat sistem yang orisinil,
menghormati hak cipta yang dimiliki oleh pembuat sistem informasi.
Dalam menggunakan sistem informasi yang ada maka kita harus berpegang
dalam konsep dasar etika dalam masyarakat informasi yaitu tanggungjawab,
akuntabilitas, kewajiban dan proses hukum. Berpegang pada kode etik dalam
menggunakan sistem informasi dan menghindari terjadinya kasus-kasus atau
masalah etika dalam masyarakat informasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://m.liputan6.com/hot/read/4688978/pengertian-sistem-dan-contohnya-
ketahui-penerapannya-dalam-kehidupan tanggal 20 Oktober 2021
2. https://www.jurnal.id/id/blog/pentingnya-mengimplementasikan-tanggung-
jawab-sosial-etika-bisnis/
3. https://www.kompasiana.com/hakilinggar/60e8b97515251044e90b0a22/isu-
sosial-dan-etika-dalam-menerapkan-prinsip-prinsip-etika-demi-menjaga-
privasi-pengguna?page=2 10Juli 2021
4. https://news.limadetik.com/memahami-isu-sosial-ekonomi-dan-etika-pada-
masalah-e-commerce/ tanggal 27 Juni 2021
5. https://medium.com/@khristdamay/contoh-kasus-etika-sosial-dan-politi-di-
perusahaan-dalam-penerapan-sistem-informasi-c966eeda0b1d tanggal 26
Maret 2017
6. https://pr2media.or.id/opini/etika-bermedia-sosial-dan-perlunya-literasi-
media-baru/ tanggal 12 April 201
7. https://feb.ugm.ac.id/id/berita/3031-pentingnya-melawan-pelanggaran-etika-
bisnis-di-era-digital tanggal 7 Agustus 2020
8. https://agustinakhalid.wordpress.com/2008/12/02/isu-sosial-dan-etika-dalam-
sistem-informasi/ tanggal 2 Desember 2008
9. https://asalila.blogspot.com/2017/03/isu-sosial-dan-etika-dalam-
sistem.html?m=1 27 Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai