Anda di halaman 1dari 4

NAMA : MUTIARA SALINA

NPM : 2005104010083

KELAS : Teknologi Pemulian Ternak 01

1. SISTEM PENINGKATAN MUTU GENETIK TERNAK PADA KERBAU


SIMEULUE

Perkembangan populasi kerbau dan perkembangan populasi penduduk, keduanya


menggambarkan ketersediaan dan permintaan yang dapat direfleksikan sebagai kepadatan
ekonomi. Penurunan populasi dan produktivitas kerbau di semelu secara umum disebabkan oleh
pemeliharaan tradisional, berkurangnya lahan pengembangan, tingginya pemotongan pejantan
yang berdampak pada kekurangan pejantan pemotongan ternak betina produktif, kekurangan
pakan atau musim kemarau kematian Pedet dan penurunan produktivitas. Rendahnya
produktivitas ternak kerbau juga berkaitan dengan pendugaan terjadinya penurunan mutu genetik
yang ditunjukkan melalui tingginya tingkat inflasi yang disebabkan oleh kekurangan pejantan
dalam kelompok betina produktif dan tingginya perkawinan dalam keluarga sebagai dampak dari
pemeliharaan kelompok tertutup.

Strategi pengembangan peningkatan genetik ternak kerbau, seperti halnya ternak lain, tata
ruang merupakan bagian untuk menempatkan usaha ternak dalam pengembangan karena dengan
demikian usaha tersebut mempunyai kepastian hukum yang mendukung kepastian usaha secara
berkelanjutan titik kemampuan kerbau Simeulue berinteraksi dalam berbagai agrosistem telah
menempatkan ternak kerbau memenuhi empat program kebijakan pembangunan pertanian yaitu:
intensifikasi, diversifikasi ekstensifikasi, dan rehabilitasi.

Program peningkatan dan pengembangan yang akan dilakukan meliputi:

1 pembibitan budidaya dan pembibitan sebagai sumber bibit ternak kerbau.

2. Pengembangan kawasan peternakan terpadu


3. Pengembangan hijauan pakan ternak atau areal penggembalaan

4. Penggunaan sarana dan prasarana pembibitan ternak kerbau

5. Penyelamatan kerbau betina bunting

6. Larangan pengiriman atau pengeluaran kerbau betina produktif ke luar daerah

7. Pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan menular ternak

8. Integrasi ternak dengan tanaman.

Beberapa kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka meningkatkan populasi dan
kualitas kerbau di kabupaten Simeulue sebagai ternak lokal melalui :

a) komitmen yang berkelanjutan


b) Pembentukan kelompok ternak memungkinkan dapat mendorong peningkatan
populasi titik dalam kelompok para peternak bisa merencanakan usaha yang akan
dilakukan sehubungan dengan peningkatan populasi, termasuk terbentuknya kandang
kelompok titik
c) Melakukan seleksi baik pada kerbau betina maupun pada kerbau jantan terutama pada
kerbau jantan mengikat satu ekor jantan dalam satu tahun yang mampu mengawini 50
ekor betina dan bila semua berhasil bunting maka akan lahir anak kerbau yang
genetiknya yang baik.
d) Peternak yang memiliki kerbau yang baik dan memenuhi standar bibit perlu
mendapatkan perhatian dengan memberikan sertifikat.
e) Hal ini bisa merangsang prestasi selanjutnya dan akan berpengaruh positif terhadap
lingkungan.
f) Mengembangkan program inseminasi buatan sebagai salah satu cara untuk mengatasi
terbatasnya pejantan unggul serta juga dapat mencegah terjadinya kawin peningkatan
pelatihan inseminator.
g) Inseminasi buatan pada ternak bukan pekerjaan mudah untuk itu diperlukan
pengetahuan dan keterampilan terutama pada karbon pada saat birahi sulit diamati.
h) Dalam rangka mempercepat peningkatan populasi maka program sinkronisasi birahi
melalui pelaksanaan dan jumlah yang akan di insiminasi bisa diatur dan fasilitas
insiminasi bisa lebih efisien penggunaan teknik sinkronisasi birahi mampu
meningkatkan efisiensi produksi dan reproduksi kelompok ternak.

Memperbaiki produktivitas kerbau Simeulue

Usaha untuk memperbaiki rendahnya produktivitas dan meningkatkan ekstensi kerbau jangka
panjang dan berkelanjutan adalah:

1. Perlindungan pelestarian dan pengolahan ternak kerbau berkelanjutan meliputi :


a) peningkatan mutu genetik kerbau yang ada di kabupaten Simeulue melalui
penyeleksian
b) revitalisasi dan pengembangan kawasan pembibitan ternak kerbau rakyat melalui
pernyataan kelompok
c) pelaksanaan biosekurity secara tepat terutama pada kawasan pembibitan.

2. Pengadaan dan pengembangan bibit kerbau meliputi:

a) Melaksanakan program seleksi dan akhir atau culling secara lebih sistematis.
b) Menyebarluaskan bibit unggul hasil seleksi dan telah memperoleh justifikasi dari
lembaga berwenang baik pusat maupun daerah.
c) Pembentukan kawasan pembibitan kerbau Simeulue

3. Program pemuliabiakan untuk memperoleh bibit yang baik terdiri atas:

a. Seleksi untuk peningkatan populasi dan produktivitas


b. Persilangan secara sistematis dan terarah atau khusus dengan kerbau Simeulue
c. Program pencatatan atau recording system terutama di lokasi yang arahkan pembibitan
diarahkan dan sertifikasi bibit.

Perbaikan manajemen budaya merupakan salah satu strategi yang dianggap efektif untuk
mendukung sistematika peningkatan dan pembibitan ternak lokal kerbau Simeulue dalam sistem
matik pemuliaan pada kerbau Simeulue aspek utama yang harus diperbaiki dalam manajemen
budidaya kerbau adalah penyediaan bibit unggul, peningkatan kualitas pakan, teknik reproduksi,
dan pengawasan kesehatan dan penyuluhan.
2. Sifat-sifat kuantitatif pada unggas dan Ruminansia

Sifat kuantitatif adalah sifat-sifat yang dapat diukur yang dipengaruhi oleh banyak pasang
gen dan lingkungan.

 Sifat kuantitatif pada unggas

Sifat kuantitatif berdasarkan FAO(2012 )dan Nishida et al. (1983) pada ayam meliputi:

1. Berat badan, adalah berat badan ayam hidup.


2. Panjang tubuh, adalah panjang dari paruh (tulang mandible) sampai ujung tulang
pygostyle menggunakan pita ukur.
3. Panjang dada, adalah sama dengan panjang tulang sternum.
4. Lingkar dada, adalah panjang lingkar dada pada bagian belakang ke dua sayap.
5. Rentang sayap, adalah jarak antara ujung sayap kiri dan ujung sayap kanan (ujung
tulangphalanges).
6. Panjang kaki, adalah hasil penjumlahanpanjangpaha atas, panjang paha bawah,
panjang shank,dan panjang jari ketiga pada kaki kanan.
a. Panjang paha atas, adalah sama dengan panjang tulang femur.
b. Panjang paha bawah, adalah sama dengan panjang tulang tibia.
c. Panjang shank, adalah sama dengan panjang tulang metatarsus.
d. Panjang jari ketiga atau jari tengah, adalah panjang dari batas antara tulang metatarsus
dan tulang jari ketiga hingga ujung kuku jari ketiga.
7. Lingkar shank, adalah panjang lingkar tulang metatarsus kaki kanan.

 Sifat kuantitatif pada Ruminansia

Pada ternak ruminansia sendiri sifat kuantitatif atau sifat yang dapat diukur, pada ruminansia
meliputi :

1. produksi susu,
2. pertambahan bobot badan(tinggi gumba,tinggi punggung,lebar dada,lebar
kemudi,lingkar dada ,panjang badan,dalam dada,lebar dahi,panjang kepala.
3. kadar lemak

Sifat ini dipengaruhi oleh banyak gena dan sangat dipengaruhi juga oleh lingkungan, seperti
pakan dan tatalaksana pemeliharaan. Kebanyakan sifat yang mempunyai nilai ekonomis adalah
sifat kuantitatif

Anda mungkin juga menyukai