Anda di halaman 1dari 7

1

PEMANFAATAN WHEY YANG DITAMBAH SUSU KEDELAI


SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI ASAM LAKTAT
(BAL) Lactobacillus plantarum

(UTILIZATION OF WHEY ADDITED SOY MILK AS A MEDIA


GROWTH OF LACTIC ACID BACTERIA (LAB) Lactobacillus
plantarum)

Mutiara Salina (2005104010083)


Jurusan Peternakan,Fakultas Pertanian,Universitas Syiah Kuala,Banda
Aceh,Indonesia

ABSTRAK.Whey merupakan cairan hasil sineresis dari pembuatan keju kadar protein pada whey
rendah sehingga perlu penambahan bahan lain untuk meningkatkan nilai proteinnya. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk melihat nilai guna dari whey yang ditambah susu kedelai sebagai media
pertumbuhan bakteri dengan menghitung kadar asam laktat setelah dijadikan media pertumbuhan,
serta melihat viabilitas bakteri asam laktat Lactobacillus plantarum yang ditumbuhkan di dalam
media agar whey. penelitian ini rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali. Analisis data
yang dilakukan yaitu dengan menggunakan Analysis of variance (ANOVA). Meliputi P0 : Media
pertumbuhan dengan bahan whey tanpa penambahan susu kedelai (kontrol) P1 : Media
pertumbuhan dengan bahan whey + susu kedelai 1,5% P2 : Media pertumbuhan dengan bahan
whey + susu kedelai 3% P3 : Media pertumbuhan dengan bahan whey + susu kedelai 4,5% P4 :
Media pertumbuhan dengan bahan whey + susu kedelai 6% Perlakuan yang diberikan
menggunakan starter Lactobacillus plantarum sebanyak 5% untuk masing-masing
perlakuan .Parameter yang dihitung meliputi nilai Ph,kadar asam laktat,kadar protein,total
bakteri.Hasil pengamatan menunjukan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan
susu kedelai pada media whey untuk pertumbuhan bakteri Lactobacillus plantarum berpengaruh
sangat nyata (P˂ 0,01) terhadap nilai kadar asam laktat. (P0) tanpa penambahan susu kedelai
memiliki nilai kadar asam laktat lebih rendah dibandingkan perlakuan (P1, P2, P3 dan P4).
Kata kunci: whey,susu kedelai,Bakteri ,Asam Laktat,Protein,Starter,,Fermentasi

ABSTRACT .Whey is a liquid resulting from syneresis from the manufacture of cheese. The
protein content in whey is low, so it is necessary to add other ingredients to increase the protein
value. The purpose of this study was to see the use-value of whey added with soy milk as a growth
medium for bacteria by calculating the lactic acid content after being used as a growth medium, as
well as to see the viability of lactic acid bacteria Lactobacillus plantarum grown in whey agar
media. In this study, the design used was a completely randomized design (CRD) consisting of 5
treatments with 4 repetitions. Data analysis was carried out by using Analysis of variance
(ANOVA). Includes P0: Growth media made from whey without the addition of soy milk (control)
P1: Growth media made from whey + 1.5% soy milk P2: Growth media made from whey + 3%
soy milk P3: Growth media made from whey + milk Soybean 4.5% P4: Growth media with whey
+ 6% soy milk. The treatment was given using a starter Lactobacillus plantarum as much as 5% for
each treatment. Parameters calculated included pH value, lactic acid content, protein content, total
bacteria. The results of the observations showed that the results of the analysis of variance showed
that the addition of soy milk to the whey medium for the growth of Lactobacillus plantarum
bacteria had a very significant effect (P˂0.01) on the value of lactic acid levels. (P0) without the
addition of soy milk has a lower lactic acid level value than the treatment (P1, P2, P3 and P4).
Keywords: Whey, Soy milk, Lactic Acid Bacteria, Protein,Starter,Fermentatio
2

kadar protein yang tinggi yakni


berkisar 1,16-2,04%. Dari
PENDAHULUAN kandungan zat nutrisi tersebut, susu
Whey merupakan cairan hasil kedelai dapat dijadikan sebagai
sineresis dari pembuatan keju bahan media yang sangat baik untuk
maupun yogurt yang didalamnya pertumbuhan mikroorganisme
masih terdapat kadar protein. Pada (Cahyadi, 2009). Bakteri selain
pembuatan keju terjadi dikenal sebagai agen penyebab
penggumpalan (koagulasi) protein penyakit, bakteri juga memiliki
susu, sehingga kadar protein susu manfaat yang besar bagi kehidupan
berkurang dan sisa-sisa komponen manusia seperti pemanfaatan bakteri
susu yang larut dalam air tertinggal dalam pembuatan yogurt dan
dalam cairan whey. Fungsi dari antibiotik. Di dalam tubuh manusia,
penggunaan whey ini selain bakteri juga memiliki manfaat dalam
menyumbang protein, juga dapat pertahanan melawan infeksi yakni
memberikan kalsium serta fungsi terlibat dalam meningkatkan sistem
prebiotik untuk menstimulasi imun tubuh, contohnya bakteri asam
pertumbuhan bakteri asam laktat laktat. Bakteri asam laktat (BAL)
(Young, 2007). Pada proses merupakan jenis kelompok bakteri
pembuatan keju dengan penambahan yang mampu mengubah laktosa
rennet, akan diperoleh whey yang menjadi asam laktat yang memiliki
mengandung kasein mikro peptida peranan penting dalam proses
sebagai hasil reaksi dari kasein pada fermentasi (Hidayat et al., 2006).
k-kasein. Menurut Anjarsari (2010), Dalam bidang industri pangan, 1
whey mengandung immunoglobulin, BAL digunakan sebagai kultur starter
serum albumin, laktalbumin, dan untuk berbagai macam fermentasi
fraksi kompleks proteosa pepton. susu, daging, sayur, dan roti. Tujuan
Selain itu, menurut hasil penelitian BAL pada produk pangan semula
Nursiwi et al., (2015), kadar protein untuk memperbaiki cita rasa produk,
pada whey hanya senilai 0,76%, tetapi selain itu BAL juga memiliki
sehingga untuk membuat media manfaat untuk memperpanjang masa
pertumbuhan bakteri dapat dilakukan simpan dan menghambat
dengan menambahkan bahan yang pertumbuhan bakteri patogen,
memiliki sumber protein dengan sehingga berkembang penerapan
harga yang relatif murah seperti susu BAL sebagai pengawetan pangan
kedelai. Susu kedelai menurut baik terhadap produk fermentasi
Standar Nasional Indonesia (SNI) maupun non-fermentasi. Bakteri
merupakan produk yang berasal dari asam laktat akan tumbuh dengan
ekstrak biji kacang kedelai. Menurut baik jika kebutuhan zat nutrisinya
Picauly et al., (2018) menyatakan tercukupi. Salah satu spesies bakteri
bahwa susu kedelai bisa menjadi asam laktat adalah Lactobacillus
alternatif sebagai pengganti susu plantarum. Lactobacillus plantarum
hewani jika dilihat dari segi merupakan salah satu spesies bakteri
ekonomisnya, dimana harga susu asam laktat yang masih tergolong ke
kedelai lebih murah dibandingkan dalam famili Lactobacillaceae dan
dengan susu hewani. Selain itu susu genus Lactobacillus. Bakteri ini akan
ini juga memiliki kandungan zat tumbuh dengan baik pada suhu
nutrisi berupa serat, asam lemak tak optimum sekitar 30°C sampai 40°C
jenuh, vitamin dan mineral, serta
3

(Pelczar dan Chan, 2008). Pada whey dan susu kedelai. Berdasarkan
beberapa hasil penelitian, bakteri ini latar belakang tersebut, maka perlu
merupakan bakteri yang bersifat dikaji lebih lanjut mengenai 2
ramah lingkungan karena tidak pemanfaatan whey yang ditambah
bersifat patogen tetapi bersifat susu kedelai sebagai media
probiotik dan dapat menguntungkan pertumbuhan bakteri asam laktat
bagi organisme lainnya (Atira, 2011). Lactobacillus plantarum.Penelitian
Selain itu, menurut Kurtman et al., ini bertujuan untuk melihat nilai
(2009) menyatakan bahwa, guna dari whey yang ditambah susu
kecepatan pertumbuhan bakteri ini kedelai sebagai media pertumbuhan
lebih tinggi dibandingkan bakteri bakteri dengan menghitung kadar
asam laktat yang lainnya. Media asam laktat setelah dijadikan media
pertumbuhan merupakan suatu bahan pertumbuhan, serta melihat viabilitas
yang didalamnya terdapat zat-zat bakteri asam laktat Lactobacillus
nutrisi untuk keberlangsungan hidup plantarum yang ditumbuhkan di
mikroorganisme. Di dalam media dalam media agar whey.
pertumbuhan tersebut, agar MATERI DAN METODE
mikroorganisme tetap bertahan hidup Penelitian dilaksanakan di
dengan baik maka diperlukan Laboratorium Ilmu dan Teknologi
beberapa zat nutrisi diantaranya Pengolahan Susu Program Studi
nitrogen, karbon, unsur non logam Peternakan Fakultas Pertanian
seperti fosfor dan sulfur; unsur Universitas Syiah Kuala,
logam seperti Ca, Zn, Na, Cu, K, Darussalam, Banda Aceh. Waktu
Mg, dan Fe, serta air, vitamin, dan pelaksanaan berlangsung pada bulan
juga energi (Cappucino dan Juni sampai bulan Juli 2021.
Sherman, 2014). Media pertumbuhan Peralatan yang digunakan dalam
bakteri yang umum digunakan di penelitian ini diantaranya adalah
laboratorium yaitu media agar. laminar air flow merek Sanyo,
Ditinjau dari segi ekonomi, media autoklaf merek Eyela, inkubator
agar pada skala industri relatif merek Sanyo, oven merek Eyela,
mahal, sehingga diperlukan media refrigerator merek Fiocchetti,
pengganti yang harganya lebih timbangan digital merek Acadapter,
murah (Safitri et al., 2016). hotplate merek IKA, vortex merek
Kurangnya pemanfaatan whey dan IKA, pH meter merek AZ pH,
mahalnya media pertumbuhan waterbath merek Memmert, botol
bakteri yang dijual secara komersial sampel 250 ml, 500 ml, dan 1000 ml,
saat ini, menjadi faktor yang gelas ukur, buret, bunsen, beaker
melatarbelakangi peneliti untuk glass 500 ml dan 1000 ml, cawan
membuat media pertumbuhan petri, mikropipet, mikrotip, pipet
dengan bahan yang lebih murah. serologis, tabung reaksi, botol ulir,
Tetapi, bahan yang digunakan harus erlenmeyer, panci stainless, pisau,
memiliki kandungan zat gizi untuk spatula kayu, dan colony counter
mencukupi kebutuhan hidup merek Philip Harris. Adapun bahan-
mikroorganisme, terutama bahan yang digunakan dalam
karbohidrat dan protein. Contoh penelitian ini diantaranya adalah
bahan alternatif yang memiliki susu kambing segar milik Abi
sumber protein dengan biaya yang Makmur Sentosa, rennet merek
relatif lebih murah bersumber dari QSO, garam merek Dolpin, starter
4

Lactobacillus plantarum FNCC ke dalam beaker glass yang berisi


0027, susu kedelai merek Mandala sampel, lalu nilai pH akan diperoleh
525, agar-agar merek Swallow, dengan membaca skala pada monitor.
akuades, pewarna media (Methylene Uji kadar asam laktat
blue), larutan NaOH 0,1 N, larutan Pengujian pada kadar asam
buffer pH 4 dan 7, indikator PP laktat menggunakan metode oleh
(phenolphthalein) 1%, larutan kalium Hadiwiyoto (1994) dengan mengisi
oksalat, larutan formaldehide, kain buret dengan larutan NaOH 0,1 N
saring, tissue, kertas label, secara perlahan untuk menghindari
aluminium foil, spirtus, kapas, terjadinya gelembung udara di
alkohol 70%. dalamnya. Kemudian whey sebanyak
Pembuatan media whey 18 ml ditimbang dalam beaker glass,
Whey yang diperoleh dari lalu ditambahkan indikator
pembuatan keju selanjutnya phenolphthalein 1% 3-4 tetes.
dilakukan uji pendahuluan berupa Selanjutnya dilakukan titrasi dengan
pengukuran nilai pH, kadar asam NaOH 0,1 N sampai terbentuk
laktat dan kadar protein. Selanjutnya perubahan warna. Setelah proses
whey dipasteurisasi dengan tujuan tersebut, catat hasil pemakaian titer
mematikan mikroba yang terdapat di yang digunakan dan kadar asam
dalam whey, lalu diukur kembali laktat dapat dihitung. Adapun cara
nilai pH, kadar asam laktat, dan menghitung kadar asam laktat adalah
kadar protein. Setelah itu, sebagai berikut:
dilanjutkan dengan tahap pembuatan
media tumbuh dengan menambahkan
susu kedelai rekonstitusi berdasarkan
perlakuan yang direncanakan.
Adapun tahapan pembuatannya Uji kadar protein
adalah sebagai berikut; siapkan susu Pengujian kadar protein
kedelai bubuk, kemudian dilarutkan dilakukan dengan menggunakan
dengan akuades, whey yang sudah metode titrasi formol (Sudarmadji et
dipasteurisasi kemudian al., 1997). Sampel whey dituang
ditambahkan susu kedelai sebanyak 10 ml ke dalam
rekonstitusi, selanjutnya masukkan erlenmeyer, lalu ditambahkan 0,4 ml
Lactobacillus plantarum, setelah itu larutan kalium oksalat dan 0,5 ml
inkubasi pada suhu 37°C selama 24 indikator PP, diamkan hingga 2
jam. Kemudian diukur kembali kadar menit. Selanjutnya titrasi dengan
asam laktat dan total bakteri. menggunakan NaOH 0,1 N hingga
Uji Nilai pH berubah warna menjadi warna merah
Uji nilai pH dilakukan sesuai muda, lalu tambahkan 2 ml larutan
metode oleh Wahyudi (2006) dengan formaldehide dan homogenkan,
menggunakan alat pH meter yang diamkan selama 1 menit. Kemudian
sebelumnya sudah dikalibrasi sampel dititrasi kembali dengan
menggunakan larutan buffer pH 4 NaOH 0,1 N sampai berwarna merah
dan 7. Kemudian pH meter dicuci muda, selanjutnya dicatat hasil akhir
dengan akuades lalu dikeringkan NaOH yang terpakai pada titrasi
menggunakan tissue. Selanjutnya kedua. Setelah itu, titrasi blanko
dilakukan pengukuran nilai pH dilakukan dengan menambahkan 10
dengan cara memasukkan pH meter ml akuades ke dalam erlenmeyer,
5

lalu tambahkan 0,4 ml larutan kalium yang sudah disterilkan. Selanjutnya


oksalat dan 0,5 ml indikator PP, homogenkan secara perlahan,
diamkan selama 2 menit. Selanjutnya biarkan media memadat. Kemudian
titrasi dengan menggunakan NaOH inkubasi pada suhu 37oC selama
0,1 N terstandarisasi hingga berubah 2x24 jam, lalu koloni BAL dapat
warna menjadi warna merah muda, dihitung menggunakan colony
lalu tambahkan 2 ml larutan counter. Total bakteri dinyatakan
formaldehide dan homogenkan, dalam log CFU/ml, berikut
diamkan selama 1 menit. Kemudian rumusnya:
sampel dititrasi kembali dengan
NaOH 0,1 N sampai berwarna merah
muda, selanjutnya dicatat hasil akhir HASIL DAN PEMBAHASAN
NaOH yang terpakai pada titrasi Kadar Asam Laktat
kedua. Adapun cara menghitung Berdasarkan hasil analisis
kadar protein whey adalah sebagai sidik ragam menunjukkan bahwa
berikut: penambahan susu kedelai pada
Kadar protein = (ml NaOH whey – media whey untuk pertumbuhan
ml NaOH blanko) x FK susu bakteri Lactobacillus plantarum
kambing (1,95) berpengaruh sangat nyata (P˂ 0, 01)
Uji total bakteri terhadap nilai kadar asam laktat.
1. Pembuatan media agar whey Rataan nilai kadar asam laktat dapat
Whey yang sudah dipasteurisasi dilihat pada Gambar 1.
dituang 1000 ml ke dalam botol
untuk dijadikan media tumbuh.
Kemudian dimasukkan agar
sebanyak 2% (20 gram), lalu diberi
pewarna media secukupnya. Setelah
itu, bahan yang sudah tercampur
dipanaskan menggunakan hotplate
untuk menghomogenkan bahan
tersebut. Selanjutnya, sterilkan
menggunakan autoklaf dengan suhu
121°C selama 15 menit guna
menghindari tumbuhnya bakteri yang
tidak diinginkan. Gambar 1. Rataan Nilai Kadar Asam
2. Inokulasi bakteri Laktat
Sebelum melakukan inokulasi Keterangan : Superskrip yang
bakteri, terlebih dahulu dilakukan berbeda pada grafik yang sama
pengenceran BAL yang ditumbuhkan enunjukan perbedaan yang sangat
di dalam media cair whey yang nyata (P 0.01) (P0 = Kontrol,P1=
ditambah susu kedelai sesuai 1.5 %,P2 = 3% P3 = 4,5% P4 = 6%)
masing-masing perlakuan.
Pengenceran dilakukan sebanyak 6 Hasil dari Gambar 1
kali, dimulai dari pengenceran 10-1 memperlihatkan bahwa perlakuan
hingga 10-6. Setelah itu inokulasi (P0) tanpa penambahan susu kedelai
bakteri dari hasil pengenceran 10-6 memiliki nilai kadar asam laktat
ke dalam cawan petri, lalu tuang lebih rendah dibandingkan perlakuan
media agar whey sebanyak 20 ml (P1, P2, P3 dan P4). Hal tersebut
6

diduga pada perlakuan (P0) sumber diberikan penambahan susu kedelai


nutrisi seperti kadar protein, sebagai sumber nutrisi untuk
karbohidrat, karbon, mineral dan pertumbuhan bakteri dalam proses
vitamin untuk metabolisme fermentasi, hal tersebut sejalan
Lactobacillus plantarum belum dengan pernyataan Tuang (2017)
tercukupi karena bakteri hanya yang menyatakan bahwa,
memanfaatkan whey sebagai sumber bakteriaasam laktat dapat tumbuh
nutrisi dalam proses fermentasi. Pada dan beraktivitasndengannbaik
perlakuan (P1) dengan penambahan apabila memilikinnutrisi yang cukup.
1,5% susu kedelai dan (P2) dengan Semakin banyak nutrisi yang
penambahan 3% susu kedelai tidak dimanfaatkan oleh BAL pada saat
berbeda nyata, diduga pada media fermentasi, maka semakin banyak
dengan perlakuan tersebut bakteri pula asam-asam organik dan produk
masih berada pada fase adaptasi. metabolit lainnya yang dihasilkan.
Sedangkan pada (P3) dengan Total Bakteri
penambahan 4,5% susu kedelai dan Berdasarkan hasil penelitian
(P4) dengan penambahan 6% susu yang diperoleh menunjukkan bahwa
kedelai dapat meningkatkan nilai bakteri asam laktat Lactobacillus
kadar asam laktat, dimana pada plantarum dapat tumbuh di media
perlakuan tersebut bakteri mampu agar whey ditandai dengan aroma
beradaptasi dan memanfaatkan asam tetapi koloni tidak dapat
nutrisi karena adanya kandungan terlihat jelas sehingga tidak bisa
laktosa pada whey serta karbohidrat dihitung. Adapun pertumbuhan BAL
berupa oligosakarida (sukrosa, Lactobacillus plantarum dapat dilihat
stakiosa, dan rafinosa) pada susu pada Tabel 1.
kedelai sebagai sumber metabolisme
untuk menghasilkan energi dan Tabel 1.Pertumbuhan BAL
memproduksi asam laktat. Hal Lactobacillus plantarum pada Media
tersebut sesuai dengan pernyataan Agar Whey
Rahmawati (2006) yang menyatakan
bahwa, BAL memanfaatkan gula
sebagai sumber energi untuk
pertumbuhan dan menghasilkan
metabolit berupa asam laktat pada
proses fermentasi yang menyebabkan
terjadinya peningkatan perombakan
senyawa gula yang terdapat pada
media menjadi asam-asam organik. Hasil dari Tabel 1.
Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan memperlihatkan bahwa bakteri dapat
memperlihatkan perbedaan yang tumbuh disetiap perlakuan (P0, P1,
sangat nyata antar perlakuan. Pada P2, P3 dan P4) dibuktikan dengan
(P0) diperoleh nilai rata-rata sebesar aroma yang asam pada media yang
(0,46%) dan meningkat secara diinokulasi dengan Lactobacillus
perlahan disetiap masing-masing plantarum, tetapi koloni tidak dapat
perlakuan P1 (0,52%), P2 (0,52%), dihitung diduga media yang
P3 (0,59%) dan P4 (0,61%). dihasilkan tidak jernih karena whey
Meningkatnya kadar asam laktat yang dijadikan sebagai bahan dasar
disebabkan pada setiap perlakuan dalam pembuatan media masih
7

memiliki kadar protein yang tinggi, (2007) bahwa kandungan protein


sehingga ketika dilakukan sterilisasi yang terdapat pada whey dapat
dengan suhu 121°C selama 15 menit digumpalkan dengan teknik
masih membentuk gumpalan- pemanasan. Sedangkan pada media
gumpalan (koagulasi) protein. Hal cair terdapat aktivitas BAL
tersebut sejalan dengan pernyataan Lactobacillus plantarum yang
Purwadi (2007) bahwa, kandungan memanfaatkan kandungan protein
protein yang terdapat pada whey sebagai sumber nutrisi dalam proses
dapat digumpalkan dengan teknik fermentasi. Pada nilai pH dan kadar
pemanasan. asam laktat whey sebelum dan
Karakteristik Whey sebagai Media setelah dipasteurisasi memiliki nilai
Tumbuh Alternatif yang tidak jauh berbeda, diduga
Berdasarkan hasil penelitian karena whey yang dihasilkan pada
menunjukkan bahwa whey dapat proses pembuatan keju tidak
dijadikan media tumbuh alternatif dilakukan penambahan starter
ditandai dengan perubahan nilai sehingga hasil akhirnya tidak
kadar protein, pH, dan kadar asam memproduksi senyawa asam organik
laktat yang dihasilkan. Adapun hasil yang dapat menurukan nilai pH.
analisis whey sebelum dilakukan Menurut Bernasconi (1995), nilai pH
pasteurisasi, setelah dilakukan ditentukan dengan banyak tidaknya
pasteurisasi, dan setelah dijadikan asam yang terdapat didalam bahan.
media tumbuh bakteri Lactobacillus Sedangkan pada media cair, pH
plantarum dapat dilihat pada Tabel 2. mengalami penurunan sebab adanya
aktivitas BAL dalam memproduksi
Tabel 2. Krakteristik Whey asam laktat pada proses fermentasi.
Sebagai Media Tumbuh Alternatif Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan Lindgren dan Dobrogosz
(1990) yang menyatakan bahwa
fermentasi oleh bakteri asam laktat
ditandai dengan peningkatan kadar
asam laktat dan menurunnya nilai pH
pada produk.
Hasil dari Tabel 2 memperlihatkan KESIMPULAN
bahwa kadar protein whey Berdasarkan hasil penelitian
mengalami penurunan dimana whey pemanfaatan whey yang ditambah
sebelum dilakukan pasteurisasi susu kedelai sebagai media
memiliki nilai kadar protein lebih pertumbuhan bakteri asam laktat
tinggi diduga pada proses pembuatan (BAL) lactobacillus plantarum
keju koagulasi protein dalam menunjukan berpengaruh sangat
membentuk curd belum terjadi nyata (P˂0,01 )Whey dapat
secara sempurna sehingga kadar dijadikan media tumbuh alternatif
protein masih tinggi, tetapi setelah dalam pertumbuhan bakteri
dilakukan pasteurisasi kadar protein Lactobacillus plantarum.
menurun diduga setelah proses
pemanasan terjadi pembentukan curd
kembali pada protein yang masih
terdapat pada whey. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Purwadi

Anda mungkin juga menyukai