Anda di halaman 1dari 11

Available online at: http://journal.uny.ac.id/index.

php/jpe

Jurnal Prima Edukasia, 5 (1), 2017, 91-101

Peningkatan Kreativitas Siswa Kelas IV SD Melalui Pembelajaran Tematik-


Integratif dengan Pendekatan Open-Ended
Resna Maulia Ayu Bernadi
SD Negeri 1 Prapaglor. Klimparan RT. 1/3, Kec. Pituruh, Purworejo, 54263, Indonesia
Korespondensi Penulis. Email: resnahoed@yahoo.co.id
Received: 7 January 2016; Revised:10 June 2016; Accepted: 3 October 2016

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas peserta didik kelas IV SD Negeri I
Prapaglor, Pituruh, Purworejo melalui pembelajaran tematik integratif dengan menerapkan pendekatan
open ended. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diterapkan pendekatan open ended kreativitas peserta
didik mengalami peningkatan. Peserta didik yang telah mencapai kriteria kreatif atau sangat kreatif
sebanyak 12 anak (75%). Hasil tes kreativitas peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I ke
siklus II dan dari siklus II ke siklus III. Hasil tes kreativitas peserta didik yang mencapai kategori
kreatif dan sangat kreatif pada siklus I sebesar 0%, siklus II 31,25%, dan siklus III 75%.
Kata Kunci: kreativitas, tematik integratif, pendekatan open ended

Enhancing Creativity of Class IV SD Through Thematic Integrated Learning


with Open-Ended Approach
Abstract
This research aims to improve the creativity of the fourth grade students of Prapaglor 1 State
Elementary School, Pituruh, Purworejo through thematic integrative teaching with the open ended
approach. This research is a classroom action research conducted in three cycles. The result of the
research shows that there is an improvement on the students after the open ended approach was
implemented in the teaching and learning process. There are 12 students having high creativity (75%).
There is enhancement on the students’ creativity from Cycle I to Cycle II and from Cycle II to Cycle
III. The result of the creativity test of the students having high creativity (very creative) in Cycle I is
0%, Cycle II was 31.25%, and Cycle III is 75%.
Keywords: creativity, thematic integrative, open ended approach

How to Cite: Bernadi, R. (2017). Peningkatan kreativitas siswa kelas IV SD melalui pembelajaran tematik
integratif dengan pendekatan open-ended. Jurnal Prima Edukasia, 5(1), 91-101.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jpe.v5i1.7783

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/jpe.v5i1.7783

Copyright © 2017, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 5 (1), January 2017 - 92
Resna Maulia Ayu Bernadi

adalah Pendidikan Jasmani, Seni Budaya dan


Pendahuluan
Prakarya, serta Muatan Lokal.
Tujuan pendidikan nasional menurut Salah satu mata pelajaran yang diajarkan
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional di SD adalah matematika. Menurut Suherman,
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pen- et.al (2003, p.25) matematika sebagai ratu atau
didikan Nasional adalah mengembangkan ibunya ilmu dimaksudkan bahwa matematika
potensi peserta didik agar menjadi manusia adalah sebagai sumber dari ilmu yang lain.
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Artinya adalah banyak ilmu-ilmu yang penemu-
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, an dan pengembangannya bergantung dari
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi matematika. Begitu pentingnya matematika
warga negara yang demokratis serta bertang- sehingga pembelajaran matematika diberikan
gung jawab. Untuk mewujudkan tujuan tersebut pada semua jenjang pendidikan mulai dari SD
perlu dikembangkan kecakapan dalam proses hingga perguruan tinggi (PT). Tujuan pembel-
pendidikan, diantaranya adalah peningkatan ajaran matematika di sekolah dasar menurut
kreativitas peserta didik. Depdiknas (Susanto, 2013, p.189) yaitu (1)
Kreativitas menurut Hurlock (2000, p.4) melakukan operasi hitung penjumlahan, pengu-
adalah “kemampuan seseorang untuk meng- rangan, perkalian, pembagian beserta campur-
hasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa annya, termasuk yang melibatkan pecahan, (2)
saja yang pada dasarnya baru”. Kemampuan menentukan sifat dan unsur berbagai bangun
menciptakan sesuatu yang baru sudah harus datar dan bangun ruang sederhana, termasuk
dimulai ketika peserta didik berada pada penggunaan sudut, keliling, luas, dan volume,
jenjang Sekolah Dasar (SD). Hal ini karena SD (3) menentukan sifat simetri, kesebangunan,
merupakan jenjang pendidikan formal yang dan sistem koordinat, (4) menggunakan peng-
paling awal. Kurikulum baru yang mulai ukuran, satuan, kesetaraan antar satuan, dan
diterapkan pada tahun pelajaran 2014/2015 penaksiran pengukuran, (5) menentukan dan
adalah Kurikulum 2013. Permendikbud Nomor menafsirkan data sederhana, (6) memecahkan
65 tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendi- masalah, melakukan penalaran, dan mengomu-
dikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa nikasikan gagasan secara matematika. Dalam
prinsip pembelajaran yang digunakan pada hal ini, peserta didik diharapkan menjadi lebih
Kurikulum 2013 adalah pembelajaran terpadu aktif untuk belajar dan diberi keleluasaaan
dengan pendekatan tematik integratif. mengembangkan ide-idenya untuk menumbuh-
Pembelajaran tematik didefinisikan seba- kembangkan kreativitas dan kemampuan
gai proses integrasi dan menghubungkan bebe- memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
rapa elemen kegiatan kurikulum dari berbagai hari.
aspek dan topik atau subjek. Interaksi ini Kemampuan berpikir kreatif penting
melibatkan antara guru, siswa dan lingkungan dalam memecahkan masalah matematika. Akan
kelas. Unsur-unsur penting dalam pembelajaran tetapi dalam pembelajaran, aspek kreativitas
tematik adalah tema, eksplorasi guru, integrasi sering ditinggalkan karena lebih menekankan
tema dengan kurikulum dan pusat belajar, serta pada penguasaan materi. Sempitnya waktu dan
membangun atau menjaga semangat dan beban materi merupakan alasan utama para
antusiasme siswa (Nurmin & Kartowagiran, guru untuk meninggalkan kreativitas (Budiharti
2013, p.186). Pembelajaran tematik integratif & Jailani, 2014, p.29). Pengembangan aktivitas
merupakan pendekatan pembelajaran yang berpikir kreatif pada pembelajaran matematika
mengaitkan beberapa aspek antar mata berdasarkan observasi peserta didik kelas IV
pelajaran. Mata pelajaran di SD dikelompokkan SD Negeri 1 Prapaglor Pituruh Purworejo ter-
menjadi dua bagian. Kelompok pertama adalah golong masih rendah. Data ini diambil ketika
kelompok mata pelajaran yang berorientasi peserta didik mengerjakan soal yang diberikan
pada aspek kognitif dan afektif adalah Pendi- guru tanpa diberi tindakan apapun. Berdasarkan
dikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan hasil pekerjaan tersebut, 13 anak (81,25%)
Pancasila dan Kewarganegraan (PPKn), Bahasa mengerjakan seluruh soal dengan satu cara atau
Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS. Kelom- jawaban saja, padahal pada petunjuk soal sudah
pok kedua adalah kelompok mata pelajaran dijelaskan untuk mengerjakan menggunakan
yang berorientasi pada aspek afektif dan psiko- berbagai cara. Jawaban peserta didik singkat
motor. Mata pelajaran yang masuk di dalamnya tanpa diperinci dan dijelaskan. Hasil pekerjaan
peserta didik hanya terpacu pada contoh soal

Copyright © 2017, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 5 (1), January 2017 - 93
Resna Maulia Ayu Bernadi

dan rumus yang ada dibuku tanpa mampu konfigurasi baru. Kreativitas setiap orang ber-
memberikan alternatif penyelesaian dengan cara beda-beda, tetapi bukan berarti tidak memiliki
yang berbeda sehingga ketika ada permasalahan kreativitas. Sesuai dengan pendapat tersebut,
lain diberikan, peserta didik mengalami kesulit- Downing (1997, p.18) menyatakan “for the vast
an untuk mencari penyelesaiannya. majority of people, creativity is not lacking; it is
Peserta didik hanya bekerja secara prose- merely blocked or hidden by socialization
dural dan menghafal rumus matematika tanpa processes over the years”. Bagi sebagian besar
menggunakan penalaran. Hal ini mengakibat- orang, kreativitas tidak kurang, melainkan
kan suasana belajar menjadi pasif. salah satu hanya diblokir atau disembunyikan oleh proses
indikator rendahnya kualitas pendidikan kita sosialisasi selama bertahun-tahun. Proses ber-
adalah siswa kurang mampu menyelesaikan pikir merupakan sebuah pengalaman mempro-
permasalahan kontekstual yang dihadapinya. ses persoalan untuk mendapatkan dan menen-
Hal ini disebakan karena proses pembelajaran tukan suatu gagasan.
mentitikberatkan pada penghafalan materi dan Di antara beberapa pendekatan yang
prosedur tanpa pernah sekalipun dihadapkan mampu mengembangkan kemampuan berpikir
pada kenyataan dilapangan (Handika & kreatif peserta didik dalam memecahkan
Wangid, 2013, p.86). Proses berpikir kreatif masalah pada pembelajaran matematika adalah
jarang dilatihkan oleh guru dibuktikan dengan dengan pendekatan open-ended. Penerapan
guru hanya memberikan soal-soal yang ada di pendekatan open-ended dalam pembelajaran
buku. Soal-soal yang dimuat pada buku matematika mempunyai tujuan tertentu.
pelajaran sebagian besar hanya meliputi tugas- Munandar (1985, p.83) menyatakan bahwa
tugas yang harus mencari satu jawaban yang “pertanyaan yang merangsang pemikiran kreatif
benar, sedangkan kemampuan berpikir yang adalah pertanyaan yang divergen atau terbuka”.
memungkinkan berbagai kemungkinan jawaban Soal yang divergen atau terbuka meningkatkan
atas suatu masalah jarang sekali muncul. Hal kemampuan berpikir kreatif matematika peserta
ini dipertegas oleh Sanjaya (2008, p.226) bah- didik karena peserta didik diberikan kebebasan
wa “salah satu kelemahan proses pembelajaran mengkomunikasikan ide-ide mereka masing-
yang dilaksanakan para guru kita adalah kurang masing berdasarkan hasil pemikirannya tanpa
adanya usaha pengembangan kemampuan merasa terkekang atau terbebani untuk meme-
berpikir siswa. Setiap proses pembelajaran pada cahkan masalah hanya dengan satu cara.
mata pelajaran apa pun kita lebih banyak men- Penelitian ini bertujuan untuk mening-
dorong agar siswa dapat menguasai sejumlah katkan kreativitas peserta didik kelas IV SD
materi pelajaran”. Negeri 1 Prapaglor Purworejo melalui pende-
Kemampuan berpikir peserta didik sering katan open-ended. Ada beberapa hal yang dapat
terabaikan karena guru cenderung memfokus- diambil manfaat dari penelitian ini, yaitu bagi
kan pada pengembangan berpikir analisis saja, peserta didik, guru, dan sekolah. Manfaat dari
padahal perkembangan berpikir kreatif sangat peserta didik yaitu meningkatkan kreativitas
penting karena perkembangan berpikir kreatif peserta didik dan memberi pengalaman nyata
peserta didik merupakan perubahan yang sangat dalam pembelajaran, sehingga peserta didik
mendasar dalam proses pembelajaran. Salah diharapkan mampu mengaplikasikan kemampu-
satu hal yang mampu membuat peserta didik an dan pengetahuan yang diperolehnya dalam
mampu meningkatkan kreativitas dalam muatan kehidupan sehari-hari. Bagi guru adalah mem-
pelajaran matematika adalah guru hendaknya bantu guru mengatasi permasalahan pembel-
mampu memilih dan menerapkan pendekatan ajaran di kelas, membantu guru dalam mening-
pembelajaran yang lebih tepat dalam proses katkan kemampuan kreativitas peserta didik,
belajar mengajar disesuaikan dengan materi dan menambah wawasan guru di bidang pendi-
yang diajarkan. dikan khususnya dalam penerapan pendekatan
Kemampuan berpikir kreatif seseorang open-ended pada muatan pelajaran matematika
menunjukkan kreativitas orang tersebut. Sesuai dalam pembelajaran tematik integratif. Bagi
dengan pernyataan Downing (1997, p.4) sekolah adalah meningkatkan kualitas dan
“creativity us the process of producing a new prestasi belajar matematika peserta didik di
whole out of existing elements by arranging sekolah dan memberi sumbangan pemikiran
them into a new configuration”. Kreativitas dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
adalah proses produksi baru seluruh elemen nasional.
yang ada dengan menyusunnya dalam sebuah

Copyright © 2017, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 5 (1), January 2017 - 94
Resna Maulia Ayu Bernadi

Metode melalui pendekatan open ended dan tes melalui


Jenis penelitian yang digunakan adalah tes kreativitas.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain Kriteria keberhasilan untuk peningkatan
PTK model Kemmis & McTaggart. Tahap kreativitas peserta didik apabila: lebih dari atau
dalam setiap siklus terdiri atas empat kegiatan sama dengan 75% peserta didik telah mencapai
dalam tiga tahap yang terdiri atas perencanaan kriteria kreatif atau sangat kreatif dan terjadi
(plan), tindakan dan pengamatan (act and peningkatan hasil tes kreativitas dari siklus I ke
observe), dan refleksi (reflect). Dari hasil siklus II dan siklus II ke siklus III.
refleksi disusun sebuah modifikasi yang Analisis data yang digunakan dalam PTK
diaktualisasikan dalam siklus berikutnya. diarahkan untuk mencari dan menemukan upa-
Visualisasi desain PTK model Kemmis & ya yang dilakukan guru untuk meningkatkan
McTaggart disajikan dalam Gambar 1. kualitas dan hasil belajar peserta didik. Dengan
demikian analisis data dalam PTK bisa dilaku-
kan dengan analisis data kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis data kualitatif digunakan
untuk menentukan peningkatan proses belajar
khususnya berbagai tindakan yang dilakukan
guru, sedangkan analisis data kuantitatif digu-
nakan untuk menentukan peningkatan hasil tes
kreativitas sebagai pengaruh dari setiap tindak-
an yang dilakukan guru.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan mengikuti
langkah-langkah atau alur penelitian tindakan
kelas yaitu perencanaan (planning), tindakan
(acting) dan pengamatan (observing), dan
Gambar 1. Siklus PTK model Kemmis & refleksi (reflecting).
McTaggart (Arikunto, 2006, p.93) Siklus I
Keterangan: Pelaksanaan tindakan siklus I terbagi
Plan: merencanakan tindakan menjadi tiga kali pertemuan. Pertemuan per-
Act and observe: melakukan dan mengamati tama dan kedua adalah penyampaian materi
tindakan dilanjutkan pertemuan ketiga pelaksanaan tes
Reflect: mengevaluasi tindakan evaluasi. Pertemuan pertama dilaksanakan hari
Penelitian ini dilakukan pada bulan Feb- Selasa 3 Februari 2015, pertemuan kedua hari
ruari 2015 sampai dengan Maret 2015. Peneliti- Rabu 4 Februari 2015, dan pertemuan ketiga
an ini dilakukan di SD Negeri I Prapaglor, hari Kamis 5 Februari 2015.
Pituruh, Purworejo. Subjek penelitian adalah Hasil observasi keterlaksanaan pembel-
siswa kelas IV SD Negeri I Prapaglor pada ajaran oleh guru pada siklus I yaitu (1) guru
Tahun Pelajaran 2014/2015. Siswa kelas IV sudah menyampaikan tujuan pembelajaran serta
berjumlah 16 siswa terdiri atas 10 laki-laki dan menjelaskan pembelajaran mengunakan pende-
6 perempuan. katan open ended. Guru memberikan apersepsi
Penelitian ini terdiri atas 3 siklus. Setiap pada awal pembelajaran, tetapi kurang menda-
siklus terdiri atas 3 kali pertemuan. Dalam patkan perhatian dari peserta didik, (2) guru
setiap pembelajaran terdapat perencanaan pe- memberikan informasi tentang materi dan
nyusunan pembelajaran, pelaksanaan tindakan petunjuk pembelajaran yang dilakukan yaitu
sesuai RPP, observasi sebagai upaya pencer- pembelajaran menggunakan pendekatan open
matan terhadap pelaksanaan tindakan, refleksi ended. Guru juga telah memberikan petujuk
sebagai bahan acuan merancang perbaikan pada kepada peserta didik tentang pengerjaan LKS
tindakan berikutnya. yaitu dengan cara didiskusikan oleh masing-
Teknik yang digunakan untuk pengum- masing kelompok, (3) guru telah memantau
pulan data yaitu observasi dengan instrumen kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik, (4)
berupa checklist pelaksanaan pembelajaran guru selalu memberikan kesempatan kepada
anggota kelompok lain untuk memberikan pen-

Copyright © 2017, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 5 (1), January 2017 - 95
Resna Maulia Ayu Bernadi

dapat, tanggapan, ataupun pertanyaan kepada 75% peserta didik telah mencapai kriteria
kelompok yang maju, (5) berdasarkan hasil kreatif atau sangat kreatif dan terjadi pening-
analisis observasi, diperoleh presentase pelak- katan hasil tes kreativitas. Berdasarkan hasil
sanaan pembelajaran menggunakan pendekatan tersebut, penelitian dilanjutkan ke siklus
open ended pertemuan I sebesar 75% (cukup) berikutnya
dan pertemuan II sebesar 83% (baik). Hal ini
menjadi catatan agar dipertemuan selanjutnya Siklus II
menjadi lebih baik. Siklus kedua dilaksanakan dalam tiga
Hasil observasi keterlaksanaan pembel- kali pertemuan dengan rincian pertemuan ke-
ajaran peserta didik yaitu (1) pembagian kelom- empat dan kelima penyampaian materi kemu-
pok diskusi mengalami kendala karena bebe- dian pertemuan keenam pelaksaan tes evaluasi.
rapa peserta didik merasa kurang cocok dengan Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari
teman kelompoknya, (2) diskusi kelompok Sabtu 7 Februari 2015, pertemuan kelima hari
belum efektif karena kurang terjadi interaksi Selasa, 24 Februari 2014, dan pertemuan ke-
antar peserta didik dan beberapa peserta didik enam hari Rabu, 25 Februari 2015. Siklus II
tidak mengerjakan soal yang diberikan melain- dilakukan untuk memperbaiki segala sesuatu
kan ramai dengan temannya, (3) peserta didik yang belum tuntas atau tercapai pada siklus I.
belum bisa mandiri mengerjakan soal yang di- Hasil observasi selama siklus II menun-
tugaskan kepada mereka. Mereka sering ber- jukkan bahwa apabila dibandingkan dengan
tanya kepada guru mengenai cara mengerjakan hasil observasi siklus I pembelajaran menggu-
soal meskipun guru sudah meminta mereka nakan pendekatan open ended lebih baik dan
untuk membaca dan memahaminya terlebih dapat dikatakan mengalami pengingkatan. Beri-
dahulu. Hasil penilaian kreativitas peserta didik kut ringkasan hasil observasi kreativitas peserta
yaitu dapat dilihat pada Gambar 2. didik maupun guru dalam pembelajaran pada
Series1;Series1;
KL; 65KW; 67
siklus II.
Hasil observasi kegiatan pembelajaran
Series1; KT;Series1;
45 KB; 47
oleh guru yaitu (1) guru tidak lupa menyam-
paikan tujuan pembelajaran. Guru menulis
tujuan pembelajaran di papan tulis kemudian
menjelaskan dengan kalimat-kalimat yang
mudah dipahami anak. Dengan menyampaikan
tujuan pembelajaran, peserta didik lebih kon-
sentrasi dan terarah dalam menerima pembel-
ajaran. Peserta didik selalu diberi dorongan dan
motivasi oleh guru supaya semangat belajar dan
Gambar 2. Grafik Hasil Tes Kreativitas Tiap percaya diri, (2) guru memberikan informasi
Aspek Siklus I dengan memberikan apersepsi untuk mengingat
kembali materi yang telah dipelajari sebelum-
Hasil tes kreativitas siklus I, kemudian nya. Petunjuk atau informasi tentang perma-
diolah berdasarkan penentuan kategori kreativi- salahan yang dipelajari selalu diberikan oleh
tas. Hasil pengkategorisasian hasil tes kreativi- guru, hal ini dilakukan supaya peserta didik
tas siklus I dapat dilihat pada Tabel 1. tdak lagi kebingungan, (3) guru mempersilah-
Tabel 1. Distribusi Tes Kreativitas Siklus I kan masing-masing perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan
Kategori Frek.Frek. Relatif (%) kelas. Selanjutnya guru memberikan kesempat-
Sangat Kreatif 0 0% an kepada peserta didik untuk bertanya dan
Kreatif 0 0%
menyampaikan pendapat baik secara individu
Cukup Kreatif 1 6,25%
Kurang Kreatif 4 25 % maupun kelompok, (4) guru memberikan peng-
Sangat Kurang Kreatif 11 68,75% hargaan kepada beberapa peserta didik yang
Jumlah 16100% berani mengemukakan pendapat atau pertanya-
Hasil tes kreativitas siklus I berdasarkan an. Penghargaan yang diberikan berupa san-
Tabel 1, belum ada peserta didik yang mencapai jungan dan tepuk tangan, (5) guru membahas
kriteria keberhasilan penelitian ini. Kriteria ke- hasil diskusi dengan memberikan penjelasan
berhasilan yaitu lebih dari atau sama dengan dan penguatan materi pembelajaran yang
dianggap masih kurang, (6) berdasarkan hasil

Copyright © 2017, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 5 (1), January 2017 - 96
Resna Maulia Ayu Bernadi

analisis observasi, diperoleh presentase pelak- capai kriteria kreatif atau sangat kreatif.
sanaan pembelajaran menggunakan pendekatan Persentase peserta didik yang mencapai kriteria
open ended pertemuan keempat sebesar 83% kreatif atau sangat kreatif 31,25%. Kriteria
(baik) dan pertemuan kelima sebesar 92% keberhasilan yang kedua apabila terjadi pening-
(sangat baik). Terjadi kenaikan 5% dari perte- katan dari siklus I ke siklus II. Terjadi atau
muan keempat ke pertemuan kelima Pelaksana- tidaknya peningkatan dapat dilihat melalui
an pembelajaran siklus II juga lebih baik Gambar 4.
dibandingkan siklus I.
Hasil observasi kegiatan pembelajaran
peserta didik siklus II yaitu (1) peserta didik 31,25%
terlihat antusias mengerjakan masalah yang
diberikan guru, (2) diskusi berjalan cukup

Presenta
lancar karena hampir seluruh anggota kelompok
mengerjakan LKS yang diberikan, (3) jumlah

se
peserta didik yang bertanya tentang langkah-
langkah mengerjakan soal sudah berkurang.
Penilaian hasil kreativitas peserta didik
siklus II peserta didik kelas IV dapat dilihat
pada Gambar 3.
Series1; KW; 80 Gambar 4. Peningkatan Kreativitas dari Siklus I
Series1; KT; 79 ke Siklus II
Dilihat dari Gambar 4, terjadi pening-
katan dari siklus I menuju siklus II sebesar
Series1; KL; 77 Series1; KB; 77 31,25%. Indikator keberhasilan yang kedua
terpenuhi yaitu terjadinya peningkatan hasil tes
kreativitas dari siklus I ke siklus II. Akan tetapi
apabila dilihat dari ketuntasan hasil tes kreati-
vitas, hanya 5 anak (31,25%) peserta didik yang
mencapai kriteria keberhasilan. Hasil tersebut
belum memenuhi kriteria keberhasilan yaitu
Gambar 3. Grafik Hasil Tes Kreativitas Tiap lebih dari atau sama dengan 75% peserta didik
Aspek Siklus II telah mencapai kriteria kreatif dan sangat
kreatif. Oleh karena itu, diperlukan tindakan
Berdasarkan Gambar 3, hasil tes berda-
selanjutnya untuk memperbaiki kekurangan-
sarkan aspek kreativitas dari yang tertinggi
kekurangan pada siklus II.
adalah keluwesan 80 (62,5%), keterincian 79
(61,72%), kemudian kelancaran dan kebaruan Siklus III
memperoleh nilai yang sama yaitu 77 (60,16%). Siklus III dilakukan sebagai upaya untuk
Berdasarkan tabel penentuan kategori kreati- mengatasi permasalahan dalam pembelajaran
vitas maka data hasil tes kreativitas siklus II yang ditemukan dalam siklus II. Siklus ketiga
dapat di kategorikan dengan kriteria sangat dikatakan berhasil apabila lebih dari atau sama
kreatif, kreatif, cukup kreatif, kurang kreatif dengan 75% peserta didik telah mencapai
dan sangat kurang kreatif seperti Tabel 2. kriteria kreatif atau sangat kreatif dan terjadi
Tabel 2. Distribusi Hasil Tes Kreativitas peningkatan hasil tes kreativitas dari siklus II.
Siklus II Berdasarkan refleksi dari siklus II, maka
direncanakan tindakan kelas pada siklus III
Kategori Frek. Frek. Relatif (%)
Sangat Kreatif 0 0% yang memasukan upaya revisi dengan cara: (1)
Kreatif 5 31,25% guru senantiasa mengingatkan peserta didik
Cukup Kreatif 4 25% yang masih belum aktif berdiskusi, (2) guru
Kurang Kreatif 7 43,75 % lebih jelas dan secara perlahan menerangkan
Sangat Kurang Kreatif 11 0% materi dan petunjuk pengerjaan soal agar
Jumlah 16 100% peserta didik mudah untuk mengikuti, (3)
Kriteria keberhasilan tes kreativitas memberikan motivasi, kebebasan, dan kesem-
apabila lebih dari 75% peserta didik telah men- patan peserta didik untuk mengemukakan
pendapat, gagasan, ataupun argumen, dan (4)

Copyright © 2017, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 5 (1), January 2017 - 97
Resna Maulia Ayu Bernadi

memberikan penekanan dan pemantapan pada Series1; Series1;


materi yang dianggap sulit bagi peserta didik. KL;KW;
Siklus III dilaksanakan tiga kali pertemu- 104105 Series1;
Series1; KT; 78 KB; 79
an. pertemuan ketujuh dan kedelapan digunakan
untuk pemberian materi kemudian pertemuan
kesepuluh untuk pelaksanaan tes evaluasi. Beri-
kut adalah rincian materi pelajaran pada siklus
III. Selama pelaksanaan pembelajaran pada sik-
lus III peneliti bersama observer selalu melaku-
kan observasi, baik kepada guru maupun peser-
ta didik. Berikut hasil observasi pada siklus III.
Hasil observasi kegiatan pemebelajaran
oleh guru siklus III yaitu (1) guru tidak lupa Gambar 5. Grafik Hasil Tes Kreativitas
menyampaikan tujuan pembelajaran. Maksud Tiap Aspek Siklus III
dari menyampaikan tujuan pembelajaran adalah
Berdasarkan grafik pada Gambar 5, hasil
agar peserta didik lebih konsentrasi dan terarah
tes kreativitas tiap aspek dari yang tertinggi
dalam menerima pembelajaran. Supaya peserta
adalah keluwesan 105 (82,03%), kelancaran
didik semangat dan percaya diri dalam belajar,
104 (81,25%), kebaruan 79 (61,72%), dan kete-
guru memberikan dorongan dan memotivasi
rincian 78 (60,94%). Hasil tes kreativitas kemu-
peserta didik dalam setiap pembelajaran, (2)
dian dikategorisasikan berdasarkan kriteria pe-
guru memberikan informasi dengan apersepsi
nentuan kategori kreativitas. Hasil pengolahan
untuk mengingat kembali materi yang telah
tes kreativitas siklus III dapat dilihat pada Tabel
dipelajari sebelumnya. Petunjuk atau informasi
3.
tentang permasalahan yang dipelajari selalu di-
berikan oleh guru, (3) guru membimbing peser- Tabel 3. Distribusi Hasil Tes Kreativitas
ta didik ketika melakukan diskusi kelompok Siklus III
dengan berkeliling kelas, (4) guru memersilah- Kategori Frek. Frek. Relatif (%)
kan perwakilan kelompok untuk mempresen- Sangat Kreatif 1 6,25%
tasikan hasil diskusi kelompoknya ke depan Kreatif 11 68,75%
kelas. Setiap kelompok hanya diwakili oleh satu Cukup Kreatif 3 18,75%
anak. Selanjutnya guru memersilakan kepada Kurang Kreatif 1 6,25%
kelompok lain untuk menyampaikan pendapat, Sangat Kurang Kreatif 0 0%
(5) guru membahas hasil diskusi dengan mem- Jumlah 16 100%
berikan penjelasan dan penguatan materi Berdasarkan Tabel 3, hasil kreativitas
pembelajaran yang dianggap masih kurang. siklus III telah memenuhi kriteria keberhasilan
Pengambilan kesimpulan dibimbing guru penelitian yang pertama yaitu lebih dari 75%
sebelum mencakup semua materi pembelajaran, peserta didik telah mencapai kriteria kreatif atau
dan (6) berdasarkan hasil analisis observasi, sangat kreatif. Kriteria keberhasilan yang kedua
diperoleh presentase pelaksanaan pembelajaran apabila terjadi peningkatan dari siklus II ke
menggunakan pendekatan open ended pertemu- siklus III. Terjadi atau tidaknya peningkatan
an ketujuh sebesar 100% (sangat baik) dan dijelaskan melalui Gambar 6.
pertemuan kedelapan sebesar 100% (sangat Series1
baik). Pelaksanaan pembelajaran siklus III juga ;
lebih baik dibandingkan siklus I dan II. Siklus III;…
Hasil observasi kegiatan pemebelajaran
peserta didik siklus III yaitu (1) diskusi kelom- Series1
pok sudah berjalan lancar dan lebih baik ;
dibandingkan siklus sebelumnya, dan (2) Siklus II;…
kemandirian peserta didik mengerjakan tugas
semakin meningkat dibuktikan dengan ber-
kurangnya intensitas peserta didik bertanya
ketika mengerjakan tugas. Gambar 6. Peningkatan Kreativitas dari Siklus
Penilaian hasil kreativitas peserta didik II ke Siklus III
siklus III berdasarkan tiap aspek-aspeknya
dapat dilihat pada Gambar 5.

Copyright © 2017, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 5 (1), January 2017 - 98
Resna Maulia Ayu Bernadi

Berdasarkan Gambar 6, terlihat pening- pembelajaran melalui pendekatan open ended.


katan hasil tes kreativitas dari siklus II ke siklus Seperti yang diungkapkan Takahashi (2006,
III. Peningkatan hasil tes kreativitas dari siklus p.2)
II ke siklus III telah memenuhi indikator keber-
hasilan penelitian yang kedua. Hasil tes kreati- the open-ended approach is an instructional
vitas peserta didik siklus III telah memenuhi approach using an open-ended problem,
semua indikator keberhasilan penelitian ini. which has multiple solutions or multiple
Oleh karena itu, penelitian ini tidak dilanjutkan approaches to a solution. The lesson pro-
lagi. ceeds by using several students’ responses
to the given problem to provide experience
Pembahasan in finding something new in the process.
Pelaksanaan pembelajaran untuk mening- Makna dari kalimat tersebut yaitu pende-
katkan kreativitas melalui pendekatan open katan open-ended adalah pendekatan pembel-
ended pada muatan matematika kompetensi ajaran menggunakan masalah terbuka, yang me-
bilangan desimal di kelas IV SD Negeri I miliki beberapa solusi atau beberapa pendekat-
Prapaglor, Pituruh, Purworejo dilaksanakan me- an untuk menyelesaikan suatu masalah. Upaya
lalui 3 siklus tindakan. Setiap siklus tindakan menemukan strategi ataupun penyelesaian
dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Perte- masalah, peserta didik menggunakan kemam-
muan pertama dan kedua untuk penyampaian puannya untuk menggali informasi sehingga
materi pelajaran kemudian pertemuan ketiga mendorong peserta didik menjadi lebih kom-
untuk pelaksanaan tes evaluasi. peten dalam memahami ide-ide matematika.
Tindakan pada siklus I, siklus II, dan Hal demikian tidak terjadi dalam pembelajaran
siklus III guru telah menerapkan pendekatan yang menggunakan soal tertutup yang hanya
open ended. Pelaksanaan pembelajarannya guru merujuk pada satu jawaban atau strategi penye-
menggunakan langkah-langkah yang telah lesaian. Penggunaan soal tertutup kurang
disusun dalam RPP. Dari hasil analisis yang mendorong peserta didik untuk mengeksplorasi
dilakukan, pada saat pelaksanaan pembelajaran berbagai ide-ide matematikanya, sehingga ku-
siklus I guru masih belum terbiasa dengan rang memungkinkannya untuk secara efektif
pendekatan open ended. Akan tetapi pada siklus digunakan dalam mengembangkan kemampuan
II dan siklus III guru telah dapat melaksanakan komunikasi matematika sekaligus membangun
pembelajaran melalui pendekatan open ended pemahaman matematika peserta didik.
dengan maksimal. Berdasarkan hasil penelitian, (Mahmudi, 2008, p. 4)
terjadi peningkatan hasil tes kreativitas dari Peran guru dalam peningkatan kreativitas
siklus I ke siklus II dan dari siklus II ke siklus peserta didik sangatlah besar. Guru harus pan-
III. Pada siklus I, peserta didik belum ada yang dai mendesain pembelajaran yang disenangi
mencapai indikator keberhasilan (0%). Kemu- dan bermakna bagi peserta didik. Konsep yang
dian hasil tes kreatvitas peserta didik siklus II dipelajari hendaknya dihubungkan dengan
jumlah peserta didik yang mencapai indikator dunia anak. Dengan demikian, diharapkan anak
keberhasilan ada 5 anak (31,25%). Pada siklus lebih mudah memahami konsep-konsep yang
III jumlah peserta didik yang telah mencapai dipelajarinya. Guru harus pandai membawa
indikator keberhasilan adalah 12 orang (75%). peserta didik mencapai tujuan yang diharapkan.
Peningkatan kreativitas peserta didik dapat Salah satunya adalah dengan menggunakan
dilihat pada Gambar 7. pendekatan yang memungkinkan peserta didik
Series berpartisipasi, aktif, dan kreatif terhadap materi
1; yang diajarkan. Salah satu pendekatan yang
SeriesSiklu… 1; dapat mencapai tujuan tersebut adalah
Series Siklu… pendekatan open ended.
1; ; Penggunaan soal terbuka juga dapat
0,00% memicu tumbuhnya kemampuan berpikir
kreatif peserta didik. Seperti yang diungkapkan
Gambar 7. Peningkatan Hasil Tes Kreativitas Nohda (2008) “it is possible to have a richer
Peningkatan kreativitas salah satu faktor- development in their mathematical thinking,
nya disebabkan persiapan guru yang optimal and at the same time, foster the creative acti-
dalam melaksanakan langkah-langkah vities of each student”. Soal terbuka memung-
kinkan peserta didik untuk memiliki perkem-

Copyright © 2017, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 5 (1), January 2017 - 99
Resna Maulia Ayu Bernadi

bangan yang lebih kaya dalam pemikiran typical. Verbality, which is always one
matematika mereka, dan pada saat yang sama, dimensional, is connected to logic, and
mendorong kegiatan kreatif setiap anak. visuality which isusually two- or three-
Kemampuan berpikir peserta didik dalam dimensional, to intuition.
upaya pemecahan masalah terlihat ketika ber-
usaha menggali informasi sebanyak mungkin, Seseorang memerlukan dua keterampilan
mengumpulkan materi dan menggunakan berpikir matematis, yaitu berpikir kreatif yang
materi yang diperlukan dalam penyelesaian sering didentikkan dengan intuisi dan kemam-
masalah terbuka. Sehingga dengan adanya puan berpikir analitik yang diidentikkan dengan
proses pembelajaran yang seperti ini mendo- kemampuan berpikir logis.
rong peserta didik untuk berpikir lebih kreatif Komponen-komponen kreativitas menu-
dalam menyelesaikan masalah. Hal ini senada rut Munandar (Susanto, 2013, p.113) meliputi
dengan pendapat Sullivan, et.al (2000, p.6) “it kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility),
seems that open-ended tasks offer significant orisinal (originality), dan keterincian (elabora-
possibilities for stimulating the active invol- tion). Sebagaimana yang dikemukakan
vement of students in learning and doing Munandar, bahwa pemikiran kreatif menuntut
mathematics in classroom situations”. Mengan- kelancaran, keluwesan, dan kemandirian dalam
dung makna soal terbuka memberikan kemung- berpikir serta mengembangkan suatu gagasan
kinan yang signifikan untuk merangsang (elaborasi), maka dapat mengajukan pertanya-
keterlibatan peserta didik untuk aktif dalam an-pertanyaan yang baik termasuk pula dalam
pembelajaran dan mengerjakan matematika berpikir kreatif.
dengan situasi kondusif di kelas. Hasil dari komponen kelancaran seim-
Proses berpikir kreatif dalam pembel- bang dengan keluwesan kemudian keterincian
ajaran ini terjadi ketika peserta didik diberi seimbang dengan kebaruan. Komponan kelan-
latihan soal yang disajikan secara terbuka. Soal caran dimaksudkan dengan keterampilan men-
yang disajikan dengan terbuka memungkinkan cetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesai-
peserta didik memberikan bermacam-macam an masalah atau pertanyaan. Adapun yang
penafsiran dalam merumuskan permasalahan, dimaksud dengan keluwesan yaitu keterampilan
serta memungkinkan peserta didik menjawab berpikir yang menghasilkan gagasan, jawaban
dengan jawaban yang berbeda-beda. Pembel- atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat
ajaran in juga dapat meningkatkan keterampilan suatu masalah dari sudut pandang yang ber-
berpikir orisinal, mendorong peserta didik beda, dan mencari alternatif dalam memecah-
untuk mencari informasi materi yang belum kan masalah. Kemampuan memerini adalah
mereka ketahui, serta meningkatkan keterampil- keterampilan memperkaya dan mengembang-
an peserta didik dalam mengembangkan materi kan suatu gagasan sehingga lebih menarik.
yang lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan ciri Keterampilan berpikir kebaruan yaitu mampu
kemampuan berpikir kreatif. Kreativitas peserta mengungkapkan hal yang baru dan unik, memi-
didik untuk menyelesaikan soal-soal mengalami kirkan cara yang tidak lazim untuk mengung-
peningkatan. kapkan diri, dan mampu membuat kondisi yang
Kreativitas tidak hanya terjadi pada tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-
bidang tertentu saja, seperti yang diungkakan unsur. (Susanto, 2013, pp.113-114)
Pehkonen (1997, p.63) “creativity is not a Pengembangan perencanaan pembelajar-
characteristic only found in artists and an dengan pendekatan open-ended menurut
scientists, but it is also a part of everyday life”. Suherman, et.al, (2003, p.131) harus memper-
Kreativitas tidak hanya pada seni, sastra, hatikan hal-hal berikut. (1) tuliskan respon
ataupun sains melainkan juga ditemukan pada siswa yang diharapkan, (2) tujuan dari problem
berbagai bidang kehidupan, termasuk matema- itu diberikan harus jelas, (3) sajikan problem
tika. Pentingnya kreativitas dalam matematika semenarik mungkin, (4) lengkapi prinsip
dikemukakan oleh Bishop (Pehkonen, 1997, “posing problem” sehingga siswa memahami
p.63) dengan mudah maksud dari problem itu, dan (5)
berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk
One needs two very different complementary mengeksplorasi problem. Berikut adalah lang-
modes of thinking in mathematics: Creative kah-langkah pembelajaran tematik integratif
thinking,for which “intuition” is typical, and menggunakan pendekatan open-ended.
analytic thinking, forwhich “logic” is

Copyright © 2017, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 5 (1), January 2017 -
100

Kegiatan Awal dalam diskusi kelas yang diikuti oleh semua


Pada kegiatan awal, guru membuka kelompok dan dipandu oleh guru. Guru meng-
kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan arahkan semua kelompok untuk aktif dalam
salam kepada siswa yang dilanjutkan dengan jalannya diskusi. Untuk mengawali pembahasan
melakukan presensi kehadiran siswa. Selanjut- pada suatu permasalahan guru menunjuk salah
nya guru memberikan beberapa pertanyaan satu kelompok atau meminta secara sukarela
apersepsi untuk mengetahui pengetahuan awal kelompok yang ingin menyampaikan jawaban
siswa atau untuk mengingatkan siswa mengenai dari kelompok mereka atau menanyakan
materi yang telah dipelajari sebelumnya. Ke- jawaban masing-masing kelompok satu per
giatan selanjutnya adalah guru menyampaikan satu. Setelah jawaban dari kelompok pertama
tujuan pembelajaran dan informasi mengenai disampaikan guru meminta pendapat dari ke-
pelaksanaan kegiatan pembelajaran melalui lompok lain mengenai kebenaran dari jawaban
pendekatan pembelajaran open-ended yang kelompok pertama atau meminta kelompok lain
terdiri atas lima langkah, yaitu (1) guru mem- yang memiliki jawaban yang berbeda atau ingin
beri masalah, (2) siswa mengekplorasi masalah, menambahkan jawaban untuk menyampaikan
(3) guru merekan respon siswa, (4) pembahasan jawabannya. Pada akhir pembahasan setiap
respon siswa (kelas), dan (5) siswa meringkas permasalahan, guru menekankan jawaban yang
apa yang telah dipelajari. Guru melanjutkan benar dan memberikan penjelasan mengenai
kegiatan pembelajaran dengan memberikan jawaban yang salah.
motivasi belajar dengan memberikan contoh Kelima, Meringkas apa yang telah dipel-
permasalahan yang berkaitan dengan pokok ajari. Pada langkah meringkas apa yang telah
bahasan yang diajarkan dalam kehidupan se- dipelajari, guru meminta peserta didik untuk
hari-hari yang bertujuan agar siswa tertarik meringkas setiap permasalahan selesai dibahas.
untuk mempelajari pokok bahasan yang diajar- Kegiatan Akhir
kan. Pada akhir kegiatan awal guru menyam-
paikan pembagian kelompok yang telah Pada akhir kegiatan pembelajaran guru
ditentukan. meminta masing-masing kelompok untuk
mengumpulkan hasil diskusi kelompok mereka.
Kegiatan Inti Selanjutnya peserta didik bersama guru me-
Pada kegiatan inti diterapkan lima lang- nyimpulkan hal-hal yang telah dipelajari selama
kah dalam pendekatan pembelajaran Open- kegiatan pembelajaran secara lisan
Ended yang dijelaskan sebagai berikut. Per- Simpulan
tama, Guru memberi masalah. Pada langkah
pemberian masalah, peneliti memberi masalah Penerapan pendekatan open ended dalam
terbuka kepada masing-masing individu yang pembelajaran tematik integrated dapat mening-
kemudian masalah tersebut didiskusikan ke katkan kreativitas peserta didik diawali dengan
dalam kelompok-kelompok kecil. Kedua, memberikan masalah terbuka kepada peserta
Peserta didik mengeksplorasi masalah. Pada didik. Peserta didik diberikan waktu yang
langkah eksplorasi masalah yang dilakukan cukup untuk mengeksplorasi masalah tersebut.
oleh peserta didik, peserta didik dalam masing- Waktu mengeksplorasi dibagi menjadi dua sesi,
masing kelompok mendiskusikan setiap per- sesi pertama dikerjakan secara individual dan
masalahan yang terdapat dalam LKS. Tugas yang kedua dengan diskusi kelompok. Hasil
guru hanya memberikan bantuan atau meng- diskusi dipresentasikan di depan kelas, peserta
arahkan peserta didik untuk dapat menyelesai- didik dengan pekerjaan yang berbeda diminta
kan setiap permasalahan dengan baik. Ketiga, untuk menambahkan dilanjutkan membuat
Merekam respon peserta didik. Guru memberi- rangkuman dari penemuan yang mereka
kan tanda pada lembar jawaban yang dimiliki lakukan.
oleh guru mengenai respon masing-masing Hasil implementasi pendekatan open
kelompok berkaitan dengan cara pengerjaan, ended menunjukkan bahwa setelah diterapkan
banyak alternatif pengerjaan, jawaban yang pendekatan open ended kreativitas peserta didik
diperoleh dan banyak jawaban yang mungkin mengalami peningkatan. Lebih dari atau sama
diperoleh. dengan 75% peserta didik yang mencapai krite-
Keempat, Pembahasan respon peserta ria kreatif atau sangat kreatif sebanyak 12 anak
didik. Pembahasan respon siswa dilakukan (75%). Hasil tes kreativitas peserta didik meng-
alami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan

Copyright © 2017, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 5 (1), January 2017 -
101

dari siklus II ke siklus III. Hasil tes kreativitas focusing on mathematical problem
peserta didik yang mencapai kategori kreatif solving activities. Diambil pada tanggal 2
dan sangat kreatif pada siklus I sebesar 0%, Oktober 2014 dari
siklus II 31,25%, dan siklus III 75%. Pening- http://www.nku.edu/~sheffield/nohda.ht
katan dari siklus I ke siklus II sebesar 31,25% ml
dan peningkatan dari siklus II ke siklus III
sebesar 43,75%. Nurmin, N., & Kartowagiran, B. (2013).
Evaluasi kemampuan guru dalam
Daftar Pustaka mengimplementasi pembelajaran tematik
Susanto, A. (2013). Teori belajar dan di SD Kecamatan Salahutu Kabupaten
pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta: Maluku Tengah. Jurnal Prima Edukasia,
Kencana Prenada Media Grup 1(2), 184-194.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jpe.v1i2.2
Mahmudi, A. (November 2008). 635
Mengembangkan soal terbuka (open-
ended problem) dalam pembelajaran Pehkonen, E. (1997). The state-of-art in
matematika. Makalah disampaikan pada mathematical creativity. Zentralblatt für
Seminar Nasional Matematika dan Didaktik der Mathematik (ZDM)–The
Pendidikan Matematika, di Universitas International Journal on Mathematics
Negeri Yogyakarta Education. Diambil pada tanggal 2
Oktober 2014 dari
Budiharti, B., & Jailani, J. (2014). Keefektifan http://www.emis.de/journals/ZDM/zdm9
model pembelajaran matematika realistik 73a1.pdf
ditinjau dari prestasi belajar dan
kreativitas siswa sekolah dasar. Jurnal Sanjaya, W. (2008). Strategi pembelajaran
Prima Edukasia, 2(1), 27-41. berorientasi standar proses pendidikan.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jpe.v2i1.2 Jakarta: Kencana
642 Arikunto,S. (2006). Prosedur penelitian suatu
Downing, J. P. (1997). Creative teaching: Ideas pendekatan praktik. Jakarta: Asdi
to boost student interest. Libraries Mahasatya
Unlimited Sullivan, P., Warren, E., & White, P. (2000).
Suherman, E. (2003). Strategi pembelajaran Students' responses to content
matematika kontemporer. Bandung: specificopen-ended mathematical tasks.
JICA Mathematics Education Research
Journal Vol. 12/ No.1, 2-17
Hurlock, E. B. (2000). Perkembangan anak
jilid 2. (Terjemahan dr. Med. Meitasari Takahashi, A. (2008). Communication as
Tjandrasa). Jakarta: Erlangga process for students to learn
mathematical. Diambil tanggal 10
Handika, I., & Wangid, M. (2013). Pengaruh Oktober 2014 dari
pembelajaran berbasis masalah terhadap http://www.criced.tsukuba.ac.jp/math/ape
penguasaan konsep dan keterampilan c/apec2008/papers/PDF/14.Akihiko_Tak
proses sains siswa kelas V. Jurnal Prima ahashi_USA.pdf.
Edukasia, 1(1), 85-93.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jpe.v1i1.2 Munandar, U. (1985). Mengembangkan bakat
320. dan kreativitas anak sekolah. Jakarta:
Grasindo
Nohda, N. (2008). A study of “open-approach”
method in school mathematics teaching –

Copyright © 2017, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927

Anda mungkin juga menyukai