Jurnal Meningkatkan Kreativitas
Jurnal Meningkatkan Kreativitas
php/jpe
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas peserta didik kelas IV SD Negeri I
Prapaglor, Pituruh, Purworejo melalui pembelajaran tematik integratif dengan menerapkan pendekatan
open ended. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diterapkan pendekatan open ended kreativitas peserta
didik mengalami peningkatan. Peserta didik yang telah mencapai kriteria kreatif atau sangat kreatif
sebanyak 12 anak (75%). Hasil tes kreativitas peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I ke
siklus II dan dari siklus II ke siklus III. Hasil tes kreativitas peserta didik yang mencapai kategori
kreatif dan sangat kreatif pada siklus I sebesar 0%, siklus II 31,25%, dan siklus III 75%.
Kata Kunci: kreativitas, tematik integratif, pendekatan open ended
How to Cite: Bernadi, R. (2017). Peningkatan kreativitas siswa kelas IV SD melalui pembelajaran tematik
integratif dengan pendekatan open-ended. Jurnal Prima Edukasia, 5(1), 91-101.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jpe.v5i1.7783
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/jpe.v5i1.7783
Copyright © 2017, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 5 (1), January 2017 - 92
Resna Maulia Ayu Bernadi
Copyright © 2017, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 5 (1), January 2017 - 93
Resna Maulia Ayu Bernadi
dan rumus yang ada dibuku tanpa mampu konfigurasi baru. Kreativitas setiap orang ber-
memberikan alternatif penyelesaian dengan cara beda-beda, tetapi bukan berarti tidak memiliki
yang berbeda sehingga ketika ada permasalahan kreativitas. Sesuai dengan pendapat tersebut,
lain diberikan, peserta didik mengalami kesulit- Downing (1997, p.18) menyatakan “for the vast
an untuk mencari penyelesaiannya. majority of people, creativity is not lacking; it is
Peserta didik hanya bekerja secara prose- merely blocked or hidden by socialization
dural dan menghafal rumus matematika tanpa processes over the years”. Bagi sebagian besar
menggunakan penalaran. Hal ini mengakibat- orang, kreativitas tidak kurang, melainkan
kan suasana belajar menjadi pasif. salah satu hanya diblokir atau disembunyikan oleh proses
indikator rendahnya kualitas pendidikan kita sosialisasi selama bertahun-tahun. Proses ber-
adalah siswa kurang mampu menyelesaikan pikir merupakan sebuah pengalaman mempro-
permasalahan kontekstual yang dihadapinya. ses persoalan untuk mendapatkan dan menen-
Hal ini disebakan karena proses pembelajaran tukan suatu gagasan.
mentitikberatkan pada penghafalan materi dan Di antara beberapa pendekatan yang
prosedur tanpa pernah sekalipun dihadapkan mampu mengembangkan kemampuan berpikir
pada kenyataan dilapangan (Handika & kreatif peserta didik dalam memecahkan
Wangid, 2013, p.86). Proses berpikir kreatif masalah pada pembelajaran matematika adalah
jarang dilatihkan oleh guru dibuktikan dengan dengan pendekatan open-ended. Penerapan
guru hanya memberikan soal-soal yang ada di pendekatan open-ended dalam pembelajaran
buku. Soal-soal yang dimuat pada buku matematika mempunyai tujuan tertentu.
pelajaran sebagian besar hanya meliputi tugas- Munandar (1985, p.83) menyatakan bahwa
tugas yang harus mencari satu jawaban yang “pertanyaan yang merangsang pemikiran kreatif
benar, sedangkan kemampuan berpikir yang adalah pertanyaan yang divergen atau terbuka”.
memungkinkan berbagai kemungkinan jawaban Soal yang divergen atau terbuka meningkatkan
atas suatu masalah jarang sekali muncul. Hal kemampuan berpikir kreatif matematika peserta
ini dipertegas oleh Sanjaya (2008, p.226) bah- didik karena peserta didik diberikan kebebasan
wa “salah satu kelemahan proses pembelajaran mengkomunikasikan ide-ide mereka masing-
yang dilaksanakan para guru kita adalah kurang masing berdasarkan hasil pemikirannya tanpa
adanya usaha pengembangan kemampuan merasa terkekang atau terbebani untuk meme-
berpikir siswa. Setiap proses pembelajaran pada cahkan masalah hanya dengan satu cara.
mata pelajaran apa pun kita lebih banyak men- Penelitian ini bertujuan untuk mening-
dorong agar siswa dapat menguasai sejumlah katkan kreativitas peserta didik kelas IV SD
materi pelajaran”. Negeri 1 Prapaglor Purworejo melalui pende-
Kemampuan berpikir peserta didik sering katan open-ended. Ada beberapa hal yang dapat
terabaikan karena guru cenderung memfokus- diambil manfaat dari penelitian ini, yaitu bagi
kan pada pengembangan berpikir analisis saja, peserta didik, guru, dan sekolah. Manfaat dari
padahal perkembangan berpikir kreatif sangat peserta didik yaitu meningkatkan kreativitas
penting karena perkembangan berpikir kreatif peserta didik dan memberi pengalaman nyata
peserta didik merupakan perubahan yang sangat dalam pembelajaran, sehingga peserta didik
mendasar dalam proses pembelajaran. Salah diharapkan mampu mengaplikasikan kemampu-
satu hal yang mampu membuat peserta didik an dan pengetahuan yang diperolehnya dalam
mampu meningkatkan kreativitas dalam muatan kehidupan sehari-hari. Bagi guru adalah mem-
pelajaran matematika adalah guru hendaknya bantu guru mengatasi permasalahan pembel-
mampu memilih dan menerapkan pendekatan ajaran di kelas, membantu guru dalam mening-
pembelajaran yang lebih tepat dalam proses katkan kemampuan kreativitas peserta didik,
belajar mengajar disesuaikan dengan materi dan menambah wawasan guru di bidang pendi-
yang diajarkan. dikan khususnya dalam penerapan pendekatan
Kemampuan berpikir kreatif seseorang open-ended pada muatan pelajaran matematika
menunjukkan kreativitas orang tersebut. Sesuai dalam pembelajaran tematik integratif. Bagi
dengan pernyataan Downing (1997, p.4) sekolah adalah meningkatkan kualitas dan
“creativity us the process of producing a new prestasi belajar matematika peserta didik di
whole out of existing elements by arranging sekolah dan memberi sumbangan pemikiran
them into a new configuration”. Kreativitas dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
adalah proses produksi baru seluruh elemen nasional.
yang ada dengan menyusunnya dalam sebuah
Copyright © 2017, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 5 (1), January 2017 - 94
Resna Maulia Ayu Bernadi
Copyright © 2017, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 5 (1), January 2017 - 95
Resna Maulia Ayu Bernadi
dapat, tanggapan, ataupun pertanyaan kepada 75% peserta didik telah mencapai kriteria
kelompok yang maju, (5) berdasarkan hasil kreatif atau sangat kreatif dan terjadi pening-
analisis observasi, diperoleh presentase pelak- katan hasil tes kreativitas. Berdasarkan hasil
sanaan pembelajaran menggunakan pendekatan tersebut, penelitian dilanjutkan ke siklus
open ended pertemuan I sebesar 75% (cukup) berikutnya
dan pertemuan II sebesar 83% (baik). Hal ini
menjadi catatan agar dipertemuan selanjutnya Siklus II
menjadi lebih baik. Siklus kedua dilaksanakan dalam tiga
Hasil observasi keterlaksanaan pembel- kali pertemuan dengan rincian pertemuan ke-
ajaran peserta didik yaitu (1) pembagian kelom- empat dan kelima penyampaian materi kemu-
pok diskusi mengalami kendala karena bebe- dian pertemuan keenam pelaksaan tes evaluasi.
rapa peserta didik merasa kurang cocok dengan Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari
teman kelompoknya, (2) diskusi kelompok Sabtu 7 Februari 2015, pertemuan kelima hari
belum efektif karena kurang terjadi interaksi Selasa, 24 Februari 2014, dan pertemuan ke-
antar peserta didik dan beberapa peserta didik enam hari Rabu, 25 Februari 2015. Siklus II
tidak mengerjakan soal yang diberikan melain- dilakukan untuk memperbaiki segala sesuatu
kan ramai dengan temannya, (3) peserta didik yang belum tuntas atau tercapai pada siklus I.
belum bisa mandiri mengerjakan soal yang di- Hasil observasi selama siklus II menun-
tugaskan kepada mereka. Mereka sering ber- jukkan bahwa apabila dibandingkan dengan
tanya kepada guru mengenai cara mengerjakan hasil observasi siklus I pembelajaran menggu-
soal meskipun guru sudah meminta mereka nakan pendekatan open ended lebih baik dan
untuk membaca dan memahaminya terlebih dapat dikatakan mengalami pengingkatan. Beri-
dahulu. Hasil penilaian kreativitas peserta didik kut ringkasan hasil observasi kreativitas peserta
yaitu dapat dilihat pada Gambar 2. didik maupun guru dalam pembelajaran pada
Series1;Series1;
KL; 65KW; 67
siklus II.
Hasil observasi kegiatan pembelajaran
Series1; KT;Series1;
45 KB; 47
oleh guru yaitu (1) guru tidak lupa menyam-
paikan tujuan pembelajaran. Guru menulis
tujuan pembelajaran di papan tulis kemudian
menjelaskan dengan kalimat-kalimat yang
mudah dipahami anak. Dengan menyampaikan
tujuan pembelajaran, peserta didik lebih kon-
sentrasi dan terarah dalam menerima pembel-
ajaran. Peserta didik selalu diberi dorongan dan
motivasi oleh guru supaya semangat belajar dan
Gambar 2. Grafik Hasil Tes Kreativitas Tiap percaya diri, (2) guru memberikan informasi
Aspek Siklus I dengan memberikan apersepsi untuk mengingat
kembali materi yang telah dipelajari sebelum-
Hasil tes kreativitas siklus I, kemudian nya. Petunjuk atau informasi tentang perma-
diolah berdasarkan penentuan kategori kreativi- salahan yang dipelajari selalu diberikan oleh
tas. Hasil pengkategorisasian hasil tes kreativi- guru, hal ini dilakukan supaya peserta didik
tas siklus I dapat dilihat pada Tabel 1. tdak lagi kebingungan, (3) guru mempersilah-
Tabel 1. Distribusi Tes Kreativitas Siklus I kan masing-masing perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan
Kategori Frek.Frek. Relatif (%) kelas. Selanjutnya guru memberikan kesempat-
Sangat Kreatif 0 0% an kepada peserta didik untuk bertanya dan
Kreatif 0 0%
menyampaikan pendapat baik secara individu
Cukup Kreatif 1 6,25%
Kurang Kreatif 4 25 % maupun kelompok, (4) guru memberikan peng-
Sangat Kurang Kreatif 11 68,75% hargaan kepada beberapa peserta didik yang
Jumlah 16100% berani mengemukakan pendapat atau pertanya-
Hasil tes kreativitas siklus I berdasarkan an. Penghargaan yang diberikan berupa san-
Tabel 1, belum ada peserta didik yang mencapai jungan dan tepuk tangan, (5) guru membahas
kriteria keberhasilan penelitian ini. Kriteria ke- hasil diskusi dengan memberikan penjelasan
berhasilan yaitu lebih dari atau sama dengan dan penguatan materi pembelajaran yang
dianggap masih kurang, (6) berdasarkan hasil
Copyright © 2017, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 5 (1), January 2017 - 96
Resna Maulia Ayu Bernadi
analisis observasi, diperoleh presentase pelak- capai kriteria kreatif atau sangat kreatif.
sanaan pembelajaran menggunakan pendekatan Persentase peserta didik yang mencapai kriteria
open ended pertemuan keempat sebesar 83% kreatif atau sangat kreatif 31,25%. Kriteria
(baik) dan pertemuan kelima sebesar 92% keberhasilan yang kedua apabila terjadi pening-
(sangat baik). Terjadi kenaikan 5% dari perte- katan dari siklus I ke siklus II. Terjadi atau
muan keempat ke pertemuan kelima Pelaksana- tidaknya peningkatan dapat dilihat melalui
an pembelajaran siklus II juga lebih baik Gambar 4.
dibandingkan siklus I.
Hasil observasi kegiatan pembelajaran
peserta didik siklus II yaitu (1) peserta didik 31,25%
terlihat antusias mengerjakan masalah yang
diberikan guru, (2) diskusi berjalan cukup
Presenta
lancar karena hampir seluruh anggota kelompok
mengerjakan LKS yang diberikan, (3) jumlah
se
peserta didik yang bertanya tentang langkah-
langkah mengerjakan soal sudah berkurang.
Penilaian hasil kreativitas peserta didik
siklus II peserta didik kelas IV dapat dilihat
pada Gambar 3.
Series1; KW; 80 Gambar 4. Peningkatan Kreativitas dari Siklus I
Series1; KT; 79 ke Siklus II
Dilihat dari Gambar 4, terjadi pening-
katan dari siklus I menuju siklus II sebesar
Series1; KL; 77 Series1; KB; 77 31,25%. Indikator keberhasilan yang kedua
terpenuhi yaitu terjadinya peningkatan hasil tes
kreativitas dari siklus I ke siklus II. Akan tetapi
apabila dilihat dari ketuntasan hasil tes kreati-
vitas, hanya 5 anak (31,25%) peserta didik yang
mencapai kriteria keberhasilan. Hasil tersebut
belum memenuhi kriteria keberhasilan yaitu
Gambar 3. Grafik Hasil Tes Kreativitas Tiap lebih dari atau sama dengan 75% peserta didik
Aspek Siklus II telah mencapai kriteria kreatif dan sangat
kreatif. Oleh karena itu, diperlukan tindakan
Berdasarkan Gambar 3, hasil tes berda-
selanjutnya untuk memperbaiki kekurangan-
sarkan aspek kreativitas dari yang tertinggi
kekurangan pada siklus II.
adalah keluwesan 80 (62,5%), keterincian 79
(61,72%), kemudian kelancaran dan kebaruan Siklus III
memperoleh nilai yang sama yaitu 77 (60,16%). Siklus III dilakukan sebagai upaya untuk
Berdasarkan tabel penentuan kategori kreati- mengatasi permasalahan dalam pembelajaran
vitas maka data hasil tes kreativitas siklus II yang ditemukan dalam siklus II. Siklus ketiga
dapat di kategorikan dengan kriteria sangat dikatakan berhasil apabila lebih dari atau sama
kreatif, kreatif, cukup kreatif, kurang kreatif dengan 75% peserta didik telah mencapai
dan sangat kurang kreatif seperti Tabel 2. kriteria kreatif atau sangat kreatif dan terjadi
Tabel 2. Distribusi Hasil Tes Kreativitas peningkatan hasil tes kreativitas dari siklus II.
Siklus II Berdasarkan refleksi dari siklus II, maka
direncanakan tindakan kelas pada siklus III
Kategori Frek. Frek. Relatif (%)
Sangat Kreatif 0 0% yang memasukan upaya revisi dengan cara: (1)
Kreatif 5 31,25% guru senantiasa mengingatkan peserta didik
Cukup Kreatif 4 25% yang masih belum aktif berdiskusi, (2) guru
Kurang Kreatif 7 43,75 % lebih jelas dan secara perlahan menerangkan
Sangat Kurang Kreatif 11 0% materi dan petunjuk pengerjaan soal agar
Jumlah 16 100% peserta didik mudah untuk mengikuti, (3)
Kriteria keberhasilan tes kreativitas memberikan motivasi, kebebasan, dan kesem-
apabila lebih dari 75% peserta didik telah men- patan peserta didik untuk mengemukakan
pendapat, gagasan, ataupun argumen, dan (4)
Copyright © 2017, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 5 (1), January 2017 - 97
Resna Maulia Ayu Bernadi
Copyright © 2017, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 5 (1), January 2017 - 98
Resna Maulia Ayu Bernadi
Copyright © 2017, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 5 (1), January 2017 - 99
Resna Maulia Ayu Bernadi
bangan yang lebih kaya dalam pemikiran typical. Verbality, which is always one
matematika mereka, dan pada saat yang sama, dimensional, is connected to logic, and
mendorong kegiatan kreatif setiap anak. visuality which isusually two- or three-
Kemampuan berpikir peserta didik dalam dimensional, to intuition.
upaya pemecahan masalah terlihat ketika ber-
usaha menggali informasi sebanyak mungkin, Seseorang memerlukan dua keterampilan
mengumpulkan materi dan menggunakan berpikir matematis, yaitu berpikir kreatif yang
materi yang diperlukan dalam penyelesaian sering didentikkan dengan intuisi dan kemam-
masalah terbuka. Sehingga dengan adanya puan berpikir analitik yang diidentikkan dengan
proses pembelajaran yang seperti ini mendo- kemampuan berpikir logis.
rong peserta didik untuk berpikir lebih kreatif Komponen-komponen kreativitas menu-
dalam menyelesaikan masalah. Hal ini senada rut Munandar (Susanto, 2013, p.113) meliputi
dengan pendapat Sullivan, et.al (2000, p.6) “it kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility),
seems that open-ended tasks offer significant orisinal (originality), dan keterincian (elabora-
possibilities for stimulating the active invol- tion). Sebagaimana yang dikemukakan
vement of students in learning and doing Munandar, bahwa pemikiran kreatif menuntut
mathematics in classroom situations”. Mengan- kelancaran, keluwesan, dan kemandirian dalam
dung makna soal terbuka memberikan kemung- berpikir serta mengembangkan suatu gagasan
kinan yang signifikan untuk merangsang (elaborasi), maka dapat mengajukan pertanya-
keterlibatan peserta didik untuk aktif dalam an-pertanyaan yang baik termasuk pula dalam
pembelajaran dan mengerjakan matematika berpikir kreatif.
dengan situasi kondusif di kelas. Hasil dari komponen kelancaran seim-
Proses berpikir kreatif dalam pembel- bang dengan keluwesan kemudian keterincian
ajaran ini terjadi ketika peserta didik diberi seimbang dengan kebaruan. Komponan kelan-
latihan soal yang disajikan secara terbuka. Soal caran dimaksudkan dengan keterampilan men-
yang disajikan dengan terbuka memungkinkan cetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesai-
peserta didik memberikan bermacam-macam an masalah atau pertanyaan. Adapun yang
penafsiran dalam merumuskan permasalahan, dimaksud dengan keluwesan yaitu keterampilan
serta memungkinkan peserta didik menjawab berpikir yang menghasilkan gagasan, jawaban
dengan jawaban yang berbeda-beda. Pembel- atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat
ajaran in juga dapat meningkatkan keterampilan suatu masalah dari sudut pandang yang ber-
berpikir orisinal, mendorong peserta didik beda, dan mencari alternatif dalam memecah-
untuk mencari informasi materi yang belum kan masalah. Kemampuan memerini adalah
mereka ketahui, serta meningkatkan keterampil- keterampilan memperkaya dan mengembang-
an peserta didik dalam mengembangkan materi kan suatu gagasan sehingga lebih menarik.
yang lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan ciri Keterampilan berpikir kebaruan yaitu mampu
kemampuan berpikir kreatif. Kreativitas peserta mengungkapkan hal yang baru dan unik, memi-
didik untuk menyelesaikan soal-soal mengalami kirkan cara yang tidak lazim untuk mengung-
peningkatan. kapkan diri, dan mampu membuat kondisi yang
Kreativitas tidak hanya terjadi pada tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-
bidang tertentu saja, seperti yang diungkakan unsur. (Susanto, 2013, pp.113-114)
Pehkonen (1997, p.63) “creativity is not a Pengembangan perencanaan pembelajar-
characteristic only found in artists and an dengan pendekatan open-ended menurut
scientists, but it is also a part of everyday life”. Suherman, et.al, (2003, p.131) harus memper-
Kreativitas tidak hanya pada seni, sastra, hatikan hal-hal berikut. (1) tuliskan respon
ataupun sains melainkan juga ditemukan pada siswa yang diharapkan, (2) tujuan dari problem
berbagai bidang kehidupan, termasuk matema- itu diberikan harus jelas, (3) sajikan problem
tika. Pentingnya kreativitas dalam matematika semenarik mungkin, (4) lengkapi prinsip
dikemukakan oleh Bishop (Pehkonen, 1997, “posing problem” sehingga siswa memahami
p.63) dengan mudah maksud dari problem itu, dan (5)
berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk
One needs two very different complementary mengeksplorasi problem. Berikut adalah lang-
modes of thinking in mathematics: Creative kah-langkah pembelajaran tematik integratif
thinking,for which “intuition” is typical, and menggunakan pendekatan open-ended.
analytic thinking, forwhich “logic” is
Copyright © 2017, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 5 (1), January 2017 -
100
Copyright © 2017, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 5 (1), January 2017 -
101
dari siklus II ke siklus III. Hasil tes kreativitas focusing on mathematical problem
peserta didik yang mencapai kategori kreatif solving activities. Diambil pada tanggal 2
dan sangat kreatif pada siklus I sebesar 0%, Oktober 2014 dari
siklus II 31,25%, dan siklus III 75%. Pening- http://www.nku.edu/~sheffield/nohda.ht
katan dari siklus I ke siklus II sebesar 31,25% ml
dan peningkatan dari siklus II ke siklus III
sebesar 43,75%. Nurmin, N., & Kartowagiran, B. (2013).
Evaluasi kemampuan guru dalam
Daftar Pustaka mengimplementasi pembelajaran tematik
Susanto, A. (2013). Teori belajar dan di SD Kecamatan Salahutu Kabupaten
pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta: Maluku Tengah. Jurnal Prima Edukasia,
Kencana Prenada Media Grup 1(2), 184-194.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jpe.v1i2.2
Mahmudi, A. (November 2008). 635
Mengembangkan soal terbuka (open-
ended problem) dalam pembelajaran Pehkonen, E. (1997). The state-of-art in
matematika. Makalah disampaikan pada mathematical creativity. Zentralblatt für
Seminar Nasional Matematika dan Didaktik der Mathematik (ZDM)–The
Pendidikan Matematika, di Universitas International Journal on Mathematics
Negeri Yogyakarta Education. Diambil pada tanggal 2
Oktober 2014 dari
Budiharti, B., & Jailani, J. (2014). Keefektifan http://www.emis.de/journals/ZDM/zdm9
model pembelajaran matematika realistik 73a1.pdf
ditinjau dari prestasi belajar dan
kreativitas siswa sekolah dasar. Jurnal Sanjaya, W. (2008). Strategi pembelajaran
Prima Edukasia, 2(1), 27-41. berorientasi standar proses pendidikan.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jpe.v2i1.2 Jakarta: Kencana
642 Arikunto,S. (2006). Prosedur penelitian suatu
Downing, J. P. (1997). Creative teaching: Ideas pendekatan praktik. Jakarta: Asdi
to boost student interest. Libraries Mahasatya
Unlimited Sullivan, P., Warren, E., & White, P. (2000).
Suherman, E. (2003). Strategi pembelajaran Students' responses to content
matematika kontemporer. Bandung: specificopen-ended mathematical tasks.
JICA Mathematics Education Research
Journal Vol. 12/ No.1, 2-17
Hurlock, E. B. (2000). Perkembangan anak
jilid 2. (Terjemahan dr. Med. Meitasari Takahashi, A. (2008). Communication as
Tjandrasa). Jakarta: Erlangga process for students to learn
mathematical. Diambil tanggal 10
Handika, I., & Wangid, M. (2013). Pengaruh Oktober 2014 dari
pembelajaran berbasis masalah terhadap http://www.criced.tsukuba.ac.jp/math/ape
penguasaan konsep dan keterampilan c/apec2008/papers/PDF/14.Akihiko_Tak
proses sains siswa kelas V. Jurnal Prima ahashi_USA.pdf.
Edukasia, 1(1), 85-93.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jpe.v1i1.2 Munandar, U. (1985). Mengembangkan bakat
320. dan kreativitas anak sekolah. Jakarta:
Grasindo
Nohda, N. (2008). A study of “open-approach”
method in school mathematics teaching –
Copyright © 2017, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927