Anda di halaman 1dari 76

PARTISIPASI PEMUDA DALAM PROGRAM KARANG TARUNA

KELURAHAN LEWAJA LINGKUNGAN BISANG KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

Oleh :

ALMA AMALIA RULLY


NIM : 73162103005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NONFORMAL


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ENREKANG
2021
PARTISIPASI PEMUDA DALAM PROGRAM KARANG TARUNA
KELURAHAN LEWAJA LINGKUNGAN BISANG KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenhi Sebagai Persyaratan Guna Memproleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Nonformal Universitas
Muhammadiyah Enrekang

Oleh :

ALMA AMALIA RULLY


NIM : 73162103005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NONFORMAL


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ENREKANG
2021

i
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ENREKANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SK Mendikbud RI Nomor: 300/M/2020, 19 Februari 2020
Kampus I: Jl. Jenderal Sudirman No. 17 Enrekang, Telp. 0420-22287, Kode Pos 91712
Kampus II: Jl. ButtuJuppandang, Kel. Juppandang - Enrekang, Telp. 0420-22287, Kode Pos 91711

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Mahasiswa yang bersangkutan

Nama : Alma amalia rully


Nim : 73162103005
Jurusan : Pendidikan Nonformal
Judul :“ “Partisipasi Pemuda dalam Program Karang Taruna Kelurahan
Lewaja Lingkungan Bisang Kabupaten Enrekang”.

Setelah diperiksa dan diteliti ulang, skripsi ini dinyatakan telah memenuhi persyaratan
untuk diujikan oleh Tim penguji skripsi Program Studi Pendidikan Nonformal, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Enrekang.
Enrekang ,15 Desember 2021
Disetujui Oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Yunus Busa M.Si Drs. Sudin, M.Pd


NIDN. 0910106903 NBM. 701 425

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Nonformal
Universitas Muhammadiyah Enrekang,

Suparman, S.Pd., M.Pd


NIDN. 0920029002

ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Abadi Ali Latanro

NIM : 73162103001

Prodi : Pendidikan Nonformal

Judul Skripsi : Partisipasi Pemuda Dalam Program Karang Taruna Kelurahan Lewaja

Lingkungan Bisang Kabupaten Enrekang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya serahkan ini benar-benar

merupakan hasil karya sendiri, kecuali yang telah di sebutkan dalam kutipan dan daftar

pustaka, apabila dikemudian hari ada ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya

siap bertanggung jawab.

Enrekang, 15 Desember 2021


Yang Menyatakan

Alma amalia rully


73162103005

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Tidak Ada Kata Menyerah.

PERSEMBAHAN :

Penuh rasa syukur kehadirat Allah Swt. Saya persembahkan skripsi ini kepada :

1. Yang tercinta kedua Orang Tua ku Skripsi ini saya persembahkan kapada: Bapakku

dan Ibuku tercinta yang senantiasa tak henti-hentinya memberikan do’a, motivasi

dan kasih sayangnya dari dalam kandungan sampai sekarang ini.

2. Kakak dan adik-adikku tersayang dan seluruh keluarga ku yang selalu membuat

aku tersenyum.

3. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Nonformal tahun 2016/2017

4. Almamaterku Universitas Muhammadiyah Enrekang tercinta.

5. Semua orang yang telah mendukung, membantu dan mendoakan aku, terima kasih

semuanya.

iv
ABSTRAK
Alma amalia rully.73162103005.(2021).”Partisipasi Pemuda Dalam Program Karang
Tarun Kelurahan Lewaja Lingkungan Bisang Kabupaten Enrekang”. Program Studi
Pendidikan Nonformal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Enrekang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Partisipasi Pemuda Dalam Program Karang
Tarun Kelurahan Lewaja Lingkungan Bisang Kabupaten Enrekang serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan metode penelitian
kualitatif dengan mengurai data secara deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan observasi, wawancara, serta dokumen dan arsip dengan menggunakan teknik
analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian adalah: (1) Dari perspektif manajemen proyek, pemuda berpartisipasi
dalam proyek organisasi pemuda desa menggunakan tiga tahap partisipasi, yaitu
partisipasi dalam perencanaan; partisipasi dalam implementasi dan partisipasi dalam
pemanfaatan; (2) hambatan pemuda partisipasi dalam Proyek Karang Taruna Faktornya
adalah keterbatasan waktu pribadi dan kurangnya rasa percaya diri untuk merealisasikan
potensinya. Faktor pendukungnya adalah individu yang memiliki kesadaran atau jiwa
sosial yang tinggi untuk membangun masyarakat melalui rencana organisasi
kepemudaan.
Rencana partisipasi pemuda dalam rencana organisasi pemuda pedesaan (kajian pemuda
di lingkungan Bisang kecamatan Lewaja sudah terbukti baik, dan dapat dibuktikan
dalam implementasi beberapa rencana) di bidang keagamaan , misalnya Untuk
memperingati hari besar; dalam bidang olahraga seperti futsal dan bulu tangkis; namun
dalam pelaksanaan rencana organisasi pemuda perlu lebih meningkatkan partisipasi
pemuda, dengan menumbuhkan rasa tanggung jawab kepada anggota Karentaruna,
Karentaruna Penanggung jawab memberikan tugas untuk melaporkan hasil rencana
kegiatan kepada anggotanya agar dapat dilaporkan pada setiap pertemuan.Pengurus
Karang Taruna memberikan inovasi berupa kegiatan yang menarik minat pemuda dan
pemudi, sehingga tercapai tujuan pengembangan masyarakat.

Kata Kunci: Partisipasi Pemuda, Karang Taruna

v
ABSTRACT

Alma amalia rully.73162103005.(2021) "Youth Participation in the Karang Tarun


Program, Lewaja Village, Bisang Environment, Enrekang Regency". Non-formal
Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education,
Muhammadiyah University of Enrekang.

This study aims to determine Youth Participation in the Karang Tarun Program,
Lewaja Village, Bisang Environment, Enrekang Regency and the factors that influence
it. To achieve this goal, qualitative research methods were used by parsing the data
descriptively. Data collection techniques were carried out by observation, interviews,
as well as documents and archives using qualitative descriptive analysis techniques.

The results of the study are: (1) From a project management perspective, youth
participate in village youth organization projects using three stages of participation,
namely participation in planning; participation in implementation and participation in
utilization; (2) barriers to youth participation in the Youth Organization Project The
factors are limited personal time and lack of self-confidence to realize their potential.
The supporting factors are individuals who have high social awareness or spirit to
build society through youth organization plans.

Youth participation plans in rural youth organization plans (a youth study in the
Bisang neighborhood of Lewaja sub-district has been proven to be good, and can be
proven in the implementation of several plans) in the religious field, for example to
commemorate holidays; in sports such as futsal and badminton; however, in
implementing the youth organization plans, it is necessary to further increase youth
participation, by fostering a sense of responsibility to the members of the Karentaruna,
the Karentaruna in charge gives the task of reporting the results of the activity plans to
their members so that they can be reported at every meeting. youth and women, so as
to achieve the goals of community development.

Keywords: Youth Participation, Youth Organizations

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt, atas berkah, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan penyusunannya meskipun masih dalam bentuk yang

sederhana. Skripsi ini berjudul “Partisipasi Pemuda dalam Program Karang Taruna

Kelurahan Lewaja Lingkungan Bisang Kabupaten Enrekang” untuk memenuhi

persyaratan guna penyelesaian studi pada Program Studi Pendidikan Nonformal

Universitas Muhammadiyah Enrekang.

Disadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan, motivasi,

serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Rektor Universitas Muhammadiyah Enrekang Bapak Drs. Yunus Busa,

M.Si yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menempuh studi

pada perguruan tinggi yang dipimpinnya.

2. Bapak Dr. Elihami S.Pd., M.Pd.I Kepada Lembaga Kepala Pusat Penelitian dan

Pengabdian Masyarakat yang memberikan kesempatan kepada peneliti untuk

melaksanakan penelitian dalam penyelesaian studi akhir.

3. Bapak Ilham Assidiq, S.Pd., M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Enrekang.

4. Bapak Ketua Program Studi Pendidikan Nonformal Universitas Muhammadiyah

Enrekang Bapak Suparman SPd., M.Pd yang telah membantu kami dalam

menempuh perkuliahan kami di Universitas Muhammadiyah Enrekang.

vii
5. Bapak Saidang S.Pd., M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang turut membantu

memberikan kemudahan, arahan, dan motivasi peneliti selama masa perkuliahan.

6. Bapak Drs. Yunus Busa, M.S sebagai Pembimbing I serta Bapak Drs. Sudin

selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan dan motivasinya yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam

rangka penyusunan skripsi ini dan penyelesaian studi penulis.

7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Nonformal, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Enrekang yang telah

memberikan kontribusi pemikiran melalui pengajaran dan diskusi yang berkaitan

dengan proposal penelitian ini.

8. Bapak Deceng Rumbu, SE, selaku Kepala Lurah Lewaja dan para Pejabat Instansi

yang terkait serta seluruh pengurus jajarannya yang telah mengizinkan dan

membantu peneliti untuk melakukan penelitian dalam rangka penyelesian skripsi.

9. Kepada orang tuaku Bapak dan Ibu serta saudara saudara ku yang membantu

memberikan bantuan material, arahan, dan selalu memberikan masukan, saran,

dan nasehat yang tanpa kenal lelah mendidik, mendoakan, dan meneteskan setiap

peluh demi anak-anaknya, khususnya ibuku tercinta, engkaulah ibu paling baik

dan pengertian serta nomor satu di dunia.

10. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebut satu persatu yang telah membantu

dalam menyusun skripsi ini

11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebut satu persatu yang telah membantu

dalam menyusun skripsi ini

viii
Semoga bantuan yang diberikan oleh semua pihak bernilai ibadah di sisi

Allah swt. Semoga proposal penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

pembaca. Amin.

Enrekang, 15 Desember 2021

Penulis,

ix
DAFTAR ISI

SAMPUL

PERSETUJUAN PEMBIMBING..............................................................................i

PERNYATAAN KEASLIAN....................................................................................ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................................iii

ABSTRAK.................................................................................................................iv

KATA PENGANTAR...............................................................................................vi

DAFTAR ISI..............................................................................................................ix

DAFTAR TABEL......................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................

B. Rumusan Masalah..........................................................................................

C. Tujuan Penelitian............................................................................................

D. Manfaat Penelitian..........................................................................................

E. Penegasan Istilah...........................................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Partisipasi ...................................................................................

B. Pengertian Pemuda.........................................................................................

C. Pengertian Karang Taruna..............................................................................

D. Penelitian yang Relevan.................................................................................

x
E. Kerangka Konsep...........................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................

A. Pendekatan Penelitian.....................................................................................

B. Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................................

C. Subyek Penelitian...........................................................................................

D. Fokus Penelitian.............................................................................................

E. Sumber Data Penelitian..................................................................................

F. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................

G. Keabsahan Data .............................................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................................

A. Hasil Penelitian..............................................................................................

B. Pembahasan....................................................................................................

BAB V PENUTUP.....................................................................................................

A. Simpulan........................................................................................................

B. Saran...............................................................................................................

Daftar Pustaka............................................................................................................

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Konsep..................................................................... 35

xii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Jadwal Penelitian....................................................................................................57

2. Pedoman Wawancara.............................................................................................58

3. Dokumentasi..........................................................................................................61

4. Surat Izin Penelitian...............................................................................................63

xiii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemuda adalah aset negara yang sangat mahal dan tak ternilai harganya. Maju

tidaknya bangsa dan negara sangat bergantung pada pemudanya sebagai agen

perubahan. Dalam setiap perkembangan dan perubahan peradaban, selalu ada

darah muda yang menjadi presedennya. Namun, pemuda Indonesia saat ini telah

kehilangan banyak identitas, terutama dalam hal wawasan kebangsaan dan

patriotisme Indonesia (cinta tanah air). Oleh karena itu, perlu kiranya generasi

muda yang berwawasan kebangsaan dan cinta tanah air untuk berpikir ulang dan

berkreasi dalam pembangunan karakter bangsa dan menemukan kembali jati diri

bangsa. Catatan sejarah yang akurat, di Perkembangan peradaban dunia telah

membuktikan peran pemuda sebagai pelaku lahirnya peradaban baru. Juga dalam

proses pembangunan, lahirnya bangsa Indonesia dimulai dari perjuangan

kemerdekaan dan berlanjut setelah kemerdekaan nasional. Hal ini membuktikan

bahwa generasi muda dapat berperan aktif sebagai garda terdepan dalam proses

perjuangan, peremajaan, dan pembangunan bangsa. Pemuda adalah kaum muda

yang harus dilihat sebagai “pribadi” yang sedang berada pada tahap tertentu

dalam perkembangan hidup seseorang manusia, dengan kualitas dan ciri tertentu

yang khas, dengan hak dan peranan serta kewajiban tertentu dengan potensi dan

kebutuhan tertentu .

1
Proses pembangunan negara,dalam pemuda yang adalah kekuatan moral,

kontrol sosial, dan agen pembaharuan menjadi perwujudan menurut fungsi, peran,

karakteristik, dan kedudukannya yang strategis pada pembangunan nasional. Untuk

itu, tanggung jawab dan peran strategis pemuda pada segala dimensi pembangunan

perlu ditingkatkan sinkron menggunakan nilai yang terkandung pada pada pancasila

& amanat UUD Negara Republik Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No 40

Tahun 2009 bahwa organisasi Kepemudaan dibuat sang pemuda & berfungsi buat

mendukung kepentingan nasional, memberdayakan potensi, dan membuatkan

kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan. Dalam interaksi ini pemuda memiliki

relatif poly kesibukan yang produktif pada ketika luangnya. Antara lain pemuda

yang menempuh studinya atau bekerja diluar kota nir terdapat kesempatan buat

mengikuti aktivitas yg terdapat pada desanya, begitu kebalikannya pemuda yang

mengalami pernikahan dini sangat disibukkan mengurus tempat tinggal tangga

mereka daripada mementingkan aktivitas Organisasi-organisasi pemuda yang ada di

Indonesia bertujuan untuk menghimpun tenaga remaja dan menyalurkannya ke

dalam kesibukan yang produktif. Penyalahgunaan daripada keadaan ini sudah

barang tentu ada, yaitu bila pemimpin-pemimpin himpunan pemuda menggunakan

pengaruhnya untuk kepentingan diri sendiri dan mengarahkan kelompoknya untuk

maksud-maksud yang kurang baik. Tetapi dalam keadaan yang normal maka

himpunan atau organisasi pemuda yang ada, di samping bermanfaat untuk

memberikan sumbangan dalam pembangunan negaranya, juga berfungsi sebagai

pengembangan sikap sosial remaja.

2
Karang Taruna memberikan pembinaan dan pemberdayaan kepada pemuda desa

atau kecamatan itu sendiri dalam bidang ekonomi, olahraga, keterampilan, agama

dan seni sesuai dengan tujuan didirikannya karang taruna. pembinaan dan

pengembangan Tempat bertujuan untuk mengembangkan kegiatan ekonomi, sosial,

dan budaya dengan memanfaatkan segala potensi yang ada di masyarakat, termasuk

sumber daya manusia dan alam yang ada.

Untuk mencapai suatu tujuan dalam kegiatan sosial merupakan dambaan semua

orang. Dan mendirikan organisasi untuk mewujudkan keinginan tersebut. Juga

diperlukan pengorganisasian dan koordinasi semua sumber daya yang ada untuk

mencapai hasil yang maksimal. Organisasi kepemudaan ini patut mendapat

perhatian lebih dari masyarakat, pemerintah dan pihak terkait- Akhir-akhir ini

perhatian banyak anak muda semakin rendah, dan juga sangat sulit untuk

diungkapkan, terlihat bahwa apa yang dilakukan anak muda saat ini diluar dugaan

semua pihak.

Organisasi yang akan diteliti dalam karya ilmiah ini adalah yang berada di

lingkungan masyarakat. Adapun Karang Taruna di Lingkungan Desa Lewaja,

Kabupaten Bisang, dan Kabupaten Enrekang menjadi objek penelitian dari Program

Kantor Kelurahan dan Karang Taruna. Kenyataannya, masih banyak anak muda

yang acuh atau lamban dalam menyikapi kegiatan anak muda, seperti bekerja di

lapangan atau melanjutkan pendidikan, dan acuh terhadap kegiatan.

3
Karang Taruna, pemuda yang mengalami pernikahan dini lebih banyak watunya

untuk mengurus rumah tangga mereka.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti mengangkat

judul tentang mengangkat judul tentang “Partisipasi Pemuda Dalam Program

Karang Taruna Kelurahan Lewaja Lingungan Bisang Kabupaten Enrekang”

(Studi pada Pemuda di Kelurahan Lewaja Lingkungan bisang Kabupaten

Enrekang ).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana partisipasi pemuda dalam program Karang Taruna Kelurahan

Lewaja Lingkungan Bisang Kabupaten Enrekang dilihat aspek pengelolaan

program Karang Taruna?

2. Faktor apa saja yang menghambat dan mendukung partisipasi pemuda dalam

program Karang Taruna Kelurahan Lewaja Lingkungan bisang Kabupaten

Enrekang?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1) Mengetahui partisipasi pemuda dalam program Karang Taruna kelurahan

dilihat dari pengelolaan program karang taruna

4
2) Mengetahui faktor apa saja yang menghambat dan mendukung partisipasi

pemuda dalam program Karang Taruna Kelurahan Lewaja Lingkungan bisang

Kabupaten Enrekang.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoriti

Penelitian ini harapannya dapat menambah ilmu pengetahuan bagi

mahasiswa, khususnya mahasiswa pendidikan non formal tentang partisipasi

pemuda dalam program Karang Taruna Kelurahan Lewaja Lingkungan bisang

Kabupaten Enrekang .

2. Manfaat Praktis

Pemuda sangat diharapkan dapat berkontribusi dan berpartisipasi dalam

program Karang Taruna yang diselenggarakan di Kelurahan Lewaja

Lingkungan bisang Kabupaten Enrekang .

B. Penegasan Istilah

1. Partisipasi

Partisipasi adalah keterlibatan spontan seorang remaja/pemuda dengan

kesadaran yang disertai rasa tanggung jawab terhadap kepentingan kelompok

untuk mencapai tujuan bersama. Partisipasi masyarakat itu mempunyai fungsi

yang sangat penting dalam pemerintahan, karena tanpa adanya partisipasi

5
masyarakat maka penyelenggaraan pemerintahan tidak akan berjalan secara

maksimal. Partisipasi terbentuk apabila adanya keikutsertaan masyarakat

terhadap kegiatan atau program yang diberikan oleh pemerintah. partisipasi

sebagai kesediaan untuk membantu akan berhasilnya setiap program sesuai

dengan kemampuan setiap orang tanpa mengorbankan kepentingan diri sendiri

2. Pemuda

Dalam UUD tentang Kepemudaan yang mengatakan bahwa warga

negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan

perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun yang

di maksud adalah untuk mengembangkan potensi, kapasitas, aktualisasi diri,

dan cita-citanya. Di samping itu, Undang-Undang ini memberikan jaminan

perlindungan dan kepastian hukum atas eksistensi serta aktivitas kepemudaan.

Undang-Undang ini juga memberikan kepastian hukum bagi Pemerintah

provinsi dan pemerintah daerah untuk mengintegrasikan program pelayanan

kepemudaan. secara biologis yaitu manusia yang sudah mulai menunjukkan

tanda-tanda kedewasaan seperti adanya perubahan fisik, dan secara agama

adalah manusia yang sudah memasuki fase aqil baligh yang ditandai dengan

mimpi basah dan keluarnya darah haid bagi wanita.Di dalam masyarakat,

pemuda merupakan satu identitas yang potensial. Kedudukannya yang strategis

sebagai penerus cita – cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi

pembangunan bangsanya

3. Karang Taruna

6
Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah

dan sarana pengembangan diri setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan

berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari diri sendiri

oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa / kelurahan

atau komunitas adat sederajat terutama bergerak di bidang penyelenggaraan

kesejahteraan sosial. Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna

merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam

upaya mengembangkan kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan

semua potensi yang tersedia dilingkungan baik sumber daya manusia maupun

sumber daya alam yang telah ada. Sebagai organisasi kepemudaan, Karang

Taruna berpedoman pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga dimana

telah pula diatur tentang struktur penggurus dan masa jabatan dimasing-masing

wilayah mulai dari Desa / Kelurahan sampai pada tingkat Nasional. Semua ini

wujud dari pada regenerasi organisasi demi kelanjutan organisasi serta

pembinaan anggota Karang Taruna baik dimasa sekarang maupun masa yang

akan datang.

7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Partisipasi

1. Partisipasi

Partisipasi merupakan bagian terpenting dalam konsep pemberdayaan

masyarakat. Partisipasi masyarakat sering diartikan sebagai partisipasi,

keterlibatan, dan kesetaraan anggota masyarakat dalam suatu kegiatan tertentu,

baik secara langsung maupun tidak langsung, mulai dari gagasan, perumusan

kebijakan, pelaksanaan program, dan evaluasi. Partisipasi langsung artinya

anggota masyarakat ikut serta memberikan bantuan energi dalam kegiatan yang

dilakukan. Sedangkan partisipasi tidak langsung dapat berupa sumbangan ide,

dana dan bahan yang dibutuhkan.

Partisipasi masyarakat merupakan lingkungan yang didalamnya terdapat

interaksi individu dengan individu lainnya. Dimana lingkungan sosial dapat

mempengaruhi partisipasi masyarakat, maka dapat dibedakan antara lingkungan

sosial primer dan lingkungan sosial sekunder. Dimana dalam partisipasi dalam

lingkungan sosial primer terdapat hubungan yang erat antara individu yang satu

dengan yang lainnya, individu yang satu saling mengenal. Sebagaimana

dikemukakan oleh “Walgito”, partisipasi masyarakat mempunyai hubungan yang

erat antara individu yang satu dengan individu yang lain atau sebaliknya, sehingga

8
terjadi hubungan timbal balik. Hubungan tersebut dapat antara individu dengan

individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Secara

umum dapat dikatakan bahwa tanpa partisipasi masyarakat, setiap kegiatan

pembangunan akan kurang berhasil.

Mikkelsen dalam (Suryana, 2010: 90) menginventarisasi enam interpretasi

dan makna partisipasi. Pertama, partisipasi dalam arti sukarela masyarakat tanpa

ikut mengambil kesimpulan. Kedua, partisipasi merupakan upaya agar masyarakat

lebih peka dalam meningkatkan kesediaannya untuk menerima dan merespon

proyek-proyek pembangunan. Ketiga, partisipasi merupakan proses aktif, yang

mengandung makna bahwa orang atau kelompok terlibat dan kebebasan

mengambil keputusan. Keempat, partisipasi bersifat partisadalah pemantapan

dialog. Kelima, partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam

perubahan yang ditentukan sendiri. Keenam, partisipasi adalah keterlibatan

masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan mereka. Dan

menurut Suryana (2010 : 90), partisipasi adalah suatu proses keterlibatan

masyarakat di semua tahapan proses perkembangan yang ada di kelompok

masyarakat itu sendiri.

Menurut Made Pidarta dalam Siti Irene Astuti D. (2009: 31-32), partisipasi

adalah pelibatan seseorang atau beberapa orang dalam suatu kegiatan.

Keterlibatan dapat berupa keterlibatan mental dan emosi serta fisik dalam

menggunakan segala kemampuan yang dimilikinya (berinisiatif) dalam segala

9
kegiatan yang dilaksanakan serta mendukung pencapaian tujuan dan

tanggungjawab atas segala keterlibatan.

Partisipasi adalah partisipasi spiritual dan emosional seseorang dalam

situasi kolektif, mendorong mereka untuk mendukung realisasi tujuan kolektif

dan bertanggung jawab atas kolektif. Komentar lain menjelaskan bahwa

partisipasi adalah situasi dimana pikiran dan emosi pekerja masuk ke dalam

konteks kelompok yang bersangkutan dan bertanggung jawab kepada kelompok

tersebut. Partisipasi juga memiliki “proses nilai di mana kelompok yang kurang

beruntung (pendapatan, jenis kelamin, ras, pendidikan) mempengaruhi atau

mengontrol proses nilai yang mempengaruhi mereka” (Deepa Naryan, 1995),

yang berarti bahwa proses alami di mana orang-orang termasuk sayangnya. Di

antara orang-orang, keberuntungan (pendapatan, jenis kelamin, ras, pendidikan)

mempengaruhi atau mengendalikan keputusan yang secara langsung

mempengaruhi kehidupan mereka.

Partisipasi menurut Huneryear dan Heoman dalam Siti Irene Astuti D.

(2009:32) adalah keterlibatan mental dan emosional dalam situasi kelompok

yang mendorongnya memberi sumbangan terhadap tujuan kelompok serta

membagi tanggungjawab bersama mereka.

2. Prinsip-prinsip Partisipasi

Menurut Suryana (2010:92), prinsip-prinsip pendekatan partisipasi ini lebih

dikenal dengan prinsip-prinsip yang dianut pada metode PRA (Participatory Rural

10
Appraisal) atau pengkajian pedesaan secara cepat yang untuk saat ini pendekatan

ini telah banyak berkembang termasuk metode yang akan digunakan dalam proyek

WSLIC (Water and Sanitation for Low Income Communities) 2 ini. Akan tetapi

kebanyakan dari prinsip-prinsipnya masih sama yaitu:

a) Prinsip mengutamakan yang terabaikan (Keberpihakan)

Sering terjadi di banyak kelompok masyarakat bahwa ada sebagian besar lapisan

masyarakat yang tetap terpinggirkan atau tidak pernah diikutsertakan dalam

kegiatan pembangunan yang berlangsung di lingkungan atau tempat hidup mereka.

Bahwa di masyarakat ada kelompok masyarakat –biasanya merupakan bagian

terbesaryang terpinggirkan dan terabaikan oleh pembangunan. Kelompok

masyarakat yang terabaikan ini harus diutamakan sebagai pemanfaat dan pemeran

pembangunan. Keberpihakan ini ditujukan untuk membangun keseimbangan

b) Prinsip pemberdayaan (Penguatan Masyarakat)

Pendekatan partisipasi bermuatan peningkatan kemampuan masyarakat.seperti

pemberdayaan menunjuk pada keadaan yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan

sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau pengetahuan dan

kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik,

ekonomi maupun sosial seperti kepercayaan diri, menyampaikan pendapat ,

mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri

dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.

11
c) Prinsip masyarakat sebagai pelaku orang luar sebagai fasilitator

Pendekatan partisipasi menempatkan masyarakat sebagai pusat dari

kegiatan pembangunan. "Orang luar" harus menyadari perannya sebagai

"fasilitator" dan bukannya sebagai "guru","penyuluh", “instruktur" bahkan

atasan atau penguasa. Pernyataan ini bukanlah kata-kata biasa atau hanya

sekedar anjuran agar para agen pembangunan bersikap rendah hati dan mau

belajar dari pengetahuan lokal. Prinsip ini merupakan suatu sikap ideologis anti

dominasi: yaitu dominasi para agen pembangunan terhadap masyarakat marjinal.

Dominasi orang luar juga merupakan bentuk penindasan, sengaja maupun tidak

sengaja, karena dominasi akan melemahkan dan meminggirkan masyarakat

d) Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan

` Prinsip dasar pendekatan partisipasi yang lain adalah pengakuan akan

pengalaman dan pengetahuan lokal dan tradisional masyarakat. Prinsip ini

muncul dari kritik terhadap dominasi ilmu pengetahuan oleh kalangan akademisi

atau agen pembangunan. Orang luar (agen pembangunan, peneliti sosial)

seharusnya membantu masyarakat untuk menyusun pengalaman dan

pengetahuan lokal yang ada. Hal ini bukanlah berarti bahwa masyarakat

selamanya benar dan harus dibiarkan tidak berubah, atau anti pada pengetahuan

dan teknologi baru (dari luar). Pengalaman dan pengetahuan masyarakat dan

orang luar bisa saling melengkapi dan sama bernilainya, selama masyarakat

yang menentukan pilihan. Intinya: masyarakat didorong untuk mengenali lebih

12
banyak pilihan, melakukan dialog dengan berbagai sumber pengetahuan, agar

bisa melakukan analisa dan menentukan pilihan secara tepat.

e) Prinsip santai dan informal

Kegiatan partisipasi harus dilakukan dalam suasana yang santai, luwes, terbuka,

tidak memaksa, dan informal. Agen pembangunan dan pihak-pihak yang bekerja

bersama masyarakat, sebaiknya mengembangkan suasana yang bersifat luwes,

terbuka, tidak memaksa, akrab dan informal. Barangkali bersikap santai dan

informal ini seperti sekedar tips bagi para agen pembangunan, tetapi hal ini

sebenarnya prinsipiil karena menunjukkan sikap-nilai orang luar: apakah datang ke

masyarakat untuk melebur, menjadi bagian dari masyarakat dan bersama-sama

memperjuangkan praktek-praktek yang mendominasi dan melemahkan masyarakat.

Atau justru menjadi bagian dari pelaku dominasi.

f) Prinsip triangulasi

Salah satu kegiatan partisipasi adalah usaha mengumpulkan dan

mengumpulkan menganalisis data secara sistematis bersama masyarakat. Belajar

bukanlah hanya pertukaran informasi, pengalaman, dan ilmu pengetahuan,

melainkan juga upaya mendorong terbangunnya ilmupengetahuan dan kearifan

lokal. Tujuannya adalah untuk melawan hegemoni ilmu pengetahuan ‘luar’ yang

dalam jangka panjang telah membunuh inovasi dan kearifan lokal tetapi menuduh

masyarakat sebagai statis dan anti perubahan. Untuk membangun ilmupengetahuan

yang tepatguna kita bisa menggunakan triangulasi yang merupakan bentuk

13
"pemeriksaan dan pemeriksaan ulang" ("check and recheck"). Triangulasi

dilakukan antara lain melalui penganekaragaman perspektif orang luar (keragaman

disiplin ilmu atau pengalaman), penganekaragaman perspektif orang dalam

(keragaman latar belakang, golongan masyarakat, keragaman tempat, jenis

Dari kedua prinsip partisipasi yang telah diuraikan, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa prinsip partisipasi adalah sebagai berikut: prinsip

mengutamakan yang terabaikan (keberpihakan), yakni banyak masyarakat luar

yang masih belum diikutsertakan dalam kegiatan pembangunan; prinsip masyarakat

sebagai pelaku orang luar sebagai fasilitator, prinsip ini lebihmenempatkan

masyarakat adalah sebagai pusat dari kegiatan pembangunan; prinsip orientasi

praktis, prinsip ini berorientasi praktis, yakni pengembangan kegiatan. Untuk itu

dibutuhkan informasi yang sesuai dan memadahi; prinsip mengoptimalkan hasil,

tim fasilitator pada saat persiapan kegiatan pembangunan perlu merumuskan secara

jelas jenis dan tingkat kedalaman informasi yang dibutuhkan; prinsip teknik kerja

kelompok, prinsip ini diharapkan dapat membentuk kerja tim kelompok yang

sangat kompak.

3. Tingkat Partisipasi

Tingkat partisipasi untuk setiap anggota masyarakat berlainan satu sama lain

sesuai dengan kemampuan masing-masing, dan yang lebih penting adalah dorongan

untuk berpartisipasi, yaitu berdasarkan atas motivasi, cita-cita, dan kebutuhan

individu yang kemudian diwujudkan secara bersama- sama. Menurut

14
Wiswakharman dalam partisipasi masyarakat dalam pelaksanaannya terdapat

tingkatan-tingkatan sebagai berikut:

a. Partisipasi Inisiasi, merupakan tingkatan partisipasi tertinggi. Masyarakat dalam

tingkatan partisipasi ini dapat menentukan dan mengusulkan segala sesuatu rencana

yang akan dilaksanakan dan benar-benar merupakan inisiatif murni mereka. Peran

masyarakat di sini adalah sebagai subjek kegiatan (pembangunan).

b. Partisipasi Legitimasi, yaitu partisipasi pada tingkat pembicaraan atau perundingan

kesepakatan pada suatu proses pembangunan. Peran masyarakat pada tingkat ini

cukup besar, yaitu masyarakat dapat memberi usulan dan turut aktif dalam Partisipasi

Eksekusi, yaitu partisipasi dalam tingkat pelaksanaan kegiatan dan mereka tidak

mulai dari awal (pada tahap perencanaan) dan tidak turut mengambil/menentukan

keputusan.

Untuk mengukur tingkat partisipasi masyarakat dapat dilakukan dengan

mengukur tingkat partisipasi individu atau keterlibatan individu dalam kegiatan

bersama-sama yang dapat diukur dengan skala yang dikemukakan oleh Chapin yaitu:

keanggotaan dalam organisasi; kehadiran di dalam pertemuan; sumbangan-

sumbangan; keanggotaan di dalam kepengurusan; kedudukan anggota di dalam

kepengurusan.Sementara mengukur tingkat partisipasi masyarakat dengan

menggunakan lima variabel yaitu: jumlah asosiasi yang dimasuki; frekuensi

kehadiran; jumlah asosiasi dimana dia memangku jabatan; lamanya menjadi anggota

dan tipe asosiasi yang dimasuki. Dari tingkat partisipasi yang telah diuraikan, maka

penulis dapat menarik kesimpulan bahwa tingkatan partisipasi diuraikan, maka

15
penulis dapat menarik kesimpulan bahwa tingkatan partisipasi dan skala untuk

mengukur partisipasi yaitu: partisipasi inisiasi, merupakan tingkatan partisipasi

tertinggi; partisipasi legitimasi, yaitu partisipasi pada tingkat pembicaraan atau

perundingan kesepakatan pada suatu proses pembangunan partisipasi eksekusi, yaitu

partisipasi dalam tingkat pelaksanaan kegiatan dan mereka tidak mulai dari awal dan

tidak turut mengambil/menentukan keputusan; frekuensi kehadiran anggota

kelompok dalam pertemuan; keaktifan anggota Bentuk Partisipasi

Bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan terbagi atas 3 tahap, yaitu:

1) Partisipasi di dalam tahap perencanaan (idea planning stage).

Partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap

penyusunan rencana dan strategi dalam penyusunan kepanitian dan anggaran pada

suatu kegiatan/proyek. Masyarakat berpartisipasi dengan memberikan

usulan,saran dan kritik melalui pertemuan-pertemuan yang diadakan;

2) Partisipasi di dalam tahap pelaksanaan (implementation stage).

Partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap

pelaksanaan pekerjaan suatu proyek. Masyarakat disini dapat memberikan

tenaga, uang ataupun material/barang serta ide-ide sebagai salah satu wujud

partisipasinya pada pekerjaan tersebut.

3) Partisipasi di dalam pemanfaatan (utilitazion stage).

Partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap

pemanfaatan suatu proyeksetelah proyek tersebut selesai dikerjakan. Partisipasi

16
masyarakat pada tahap ini berupa tenaga dan uang untuk mengoperasikan dan

memelihara proyek yang telah dibangun.

Perencanaan pembangunan tanpa memperhatikan partisipasi masyarakat akan

menjadi perencanaan di atas kertas. Berdasarkan pandangannya, partisipasi atau

keterlibatan warga masyarakat dalam pembangunan desa dlihat dari 2 hal, yaitu:

partsipasi dalam perencanaan, segi positif dari partsipasi dalam perencanaan

program-program pembangunan desa yang telah direncanakan bersama sedangkan

segi negatifnya adalah adanya kemungkinan tidak dapat dihindari pertentangan

antar kelompok dalam masyarakat yang dapat menunda atau bahkan

menghambat tercapainya keputusan bersama. Disini dapat ditambahkan bahwa

partisipasi secara langsung dalam perencanaan hanya dapat dilaksanakan dalam

masyarakat kecil, sedangkan untuk masyarakat yang besar sukar dilakukan.

Namun dapat dilakukan dengan sistem perwakilan. Masalah yang perlu dikaji

adalah apakah yang duduk dalam perwakilan benar-benar mewakili warga

masyarakat partsipasi dalam pelaksanaan, segi positif dari Partsipasi dalam

pelaksanaan adalah bahwa bagian terbesar dari program (penilaian kebutuhan dan

perencanaan program) telah selesai dikerjakan.Tetapi segi negatifnya adalah

kecenderungan menjadikan warga negara sebagai obyek pembangunan, dimana

warga hanya dijadikan pelaksana pembangunan tanpa didorong untuk mengerti

dan menyadari permasalahan yang mereka hadapi dan tanpa ditimbulkan

keinginan untuk mengatasi masalah. Sehingga warga masyarakat tidak secara

emosional terlibat dalam program, yang berakibat kegagalan seringkali tidak

17
dapat dihindari. Dari uraian para ahli yang telah diuraikan maka dapat

disimpulkan bahwa bentuk partisipasi meliputi tahap sebagai berikut: partisipasi

dalam perencanaan; partisipasi dalam pelaksanaan dan partisipasi dalam

pemanfaatan.

A. Pengertian Pemuda

1. Pemuda

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 0059 Tahun 2013 tentang Pengembangan

Kepemiminan Pemuda pasal 1 menyatakan bahwa pemuda adalah warga negara

Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang

berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Pemuda adalah individu yang

bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang

mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya

manusia pembangunan baik saat ini maupun masa yang akan datang. Sebagai calon

generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. yang

diselenggarakan tahun 1985 mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai

kelompok pemuda.

Sedangkan definisi yang kedua yaitu pemuda adalah individu dengan

karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki

pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial

maupun kultural. Sedangkan menurut draft RUU kepemudaan, pemuda adalah

mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun.Bila generasi muda sebelumnya

diklasifikasikan sebagai lapisan masyarakat yang digambarkan sebagai sebuah

18
generasi yang diisi oleh sosok-sosok yang penuh idealisme, berani berkorban,

berani menderita, dan menjadi pelopor setiap perubahan sosial ataupun politik

untuk kepentingan bangsanya, maka generasi muda sekarang memiliki sosok

Persoalan keuangan dan karir adalah persoalan paling utama bagi generasi muda

saat ini. Menurut pandangan mereka, sebagian pemuda generasi mereka saat ini

bercita-cita ingin menjadi kaya dan terkenal. Sikap paragtisme sebagian pemuda

yang lebih mengedepankan kepentingan pribadi, yakni ingin kaya, terkenal, dan

sukses dalam karier, berbanding terbalik dengan rendahnya partisipasi pemuda di

bidang politik dan kemasyarakatan (Sudibyo, 2015:18).

Ketertarikan untuk terjun di bidang politik seperti menjadi anggota partai poitik

ataupun anggota legislatif, sangatlah rendah. Tidak hanya itu sebagian besar

pemuda ternyata juga tidak tertarik untuk aktif di bidang sosial, seperti menjadi

anggota organisasi kemasyarakatan, organisasi pemuda, dan lembaga swadaya

masyarakat. Dari paparan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa definisi

pemuda yaitu suatu individu yang mengalami perkembangan fisik, mental dan

emosional pada usia 15 tahun 21 tahun dengan perincian usia 12-15 tahun yaitu

masa remaja awal, usia 15-18 tahun yaitu masa remaja pertengahan, dan usia 18-21

tahun yaitu masa remaja akhir. Sehingga dapat diartikan bahwa pemuda adalah

individu usia antara 15 tahun sampai 35 tahun.

1. Perbedaan Pemuda dan Remaja

Hill dalam (Haditono, 2015:262) menguraikan bahwa istilah “pemuda” (youth)

memperoleh arti yang baru yaitu suatu masa peralihan antara masa remaja dan masa

19
dewasa. Sedangkan “remaja” mempunyai batasan usia yaitu masa di antara usia 12-

sampai dengan 35 tahun sedangkan remaja adalah individu usia antara 12 tahun

sampai dengan 21 tahun.

2. Sosialisasi Pemuda

Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui media pembelajaran

dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan

berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat (Chandra,

2011:14). Istilah sosialisasi menunjuk pada semua faktordan proses yang membuat

manusia menjadi selaras dalam hidup ditengah-tengah orang lain. Tanpa sosialisasi

dan persiapan diri menjadi warga negara, generasi muda akan mengalami kesulitan,

tidak mengerti hak dan kewajibannya. Dari jurnal internasional Speaking Rights:

Youth Empowerment Trough A Participatory Approach, dapat diketahui sebagai

berikut: ‘’Using Equitas’ Speaking Rights Program as a best practice example, this

article outlines the essential practices and conditions of a participatory approach

to human rights education for youth, and explores how this approach effectively

supports youth empowerment. The authors maintain that programs that use a

participatory approach to human rights education are more likely to engage youth

in actions for social change within their communities. They suggest that youth

workers who are trained and well equipped to address issues that are on the minds

of youth are critical in helping youth develop the skills and motivation to

participate.

20
Bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya: Menggunakan Program

Berbicara Hak Equitas 'sebagai contoh praktek terbaik, artikel ini menguraikan

praktek penting dan kondisi pendekatan partisipatif untuk pendidikan HAM bagi

kaum muda, dan mengeksplorasi bagaimana pendekatan ini secara efektif

mendukung pemberdayaan pemuda. Para penulis berpendapat bahwa program yang

menggunakan pendekatan partisipatif untuk pendidikan hak asasi manusia lebih

cenderung untuk melibatkan kaum muda dalam tindakan untuk perubahan sosial

dalam komunitas mereka. Mereka berpendapat bahwa pekerja muda yang terlatih

dan dilengkapi dengan baik untuk menangani isu-isu yang ada di benak pemuda

sangat penting dalam membantu kaum muda mengembangkan keterampilan dan

motivasi untuk berpartisipasi.

Dari paparan yang telah diuraikan dapat ditarik kesimpulan bahwa sosialisasi

pemuda bertujuan untuk: menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan bagi

individu/pemuda; individu/pemuda lebih komunikatif dalam bermasyarakat; dan

individu/pemuda dapat bertingkah laku sesuai norma atau tata nilai yang berlaku

pada kehidupan bermasyarakat.

B. Pengertian Karang Taruna

1. Karang Taruna

Karang Taruna adalah suatu organisasi kepemudaan yang ada di Indonesia

dan merupakan sebuah wadah tempat pengembangan jiwa sosial generasi muda,

Karang Taruna tumbuh atas kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari

masyarakat dan untuk masyarakat itu sendiri khususnya generasi muda yang ada

21
di suatu wilayah desa, kelurahan atau komunitas sosial yang sederajat, terutama

bergerak pada bidang–bidang kesejahteraan sosial (Wenti, 2015:391).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 77 Tahun 2010 tentang Pedoman Dasar

Karang Taruna, Karang Taruna merupakan salah satu organisasi sosial

kemasyarakatan yang diakui keberadaannya dalam penyelenggaraan kesejahteraan

sosial sebagaimana tercantum dalam Pasal 38 ayat (2) huruf d, Bab VII tentang Peran

Masyarakat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.

Dengan perkembangan Karang Taruna yang semakin berperan di dalam masyarakat

dan untuk lebih meningkatkan efektivitas kegiatannya, perlu dilakukan

penyempurnaan terhadap Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 83/HUK/2005 tentang

Pedoman Dasar Karang Taruna.

Karang Taruna adalah organisasi non pemerintah dalam arti organisasi

kemasyarakatan yang memiliki misi untuk dapat membina dan mengembangkan

potensi pemuda sehingga dapat tercipta pemuda yang memiliki potensi, kepribadian

yang baik serta tanggap terhadap masalah-masalah sosial yang tumbuh dalam

masyarakat dimana mereka berada.Maka dapat disimpulkan bahwa Karang Taruna

adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana pengembangan

setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan

tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di

wilayah desa/ kelurahan atau komunitas adat sederajat terutama bergerak di bidang

Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.

22
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 77 Tahun 2010 tentang Pedoman Dasar

Karang Taruna, Karang Taruna merupakan salah satu organisasi sosial

kemasyarakatan yang diakui keberadaannya dalam penyelenggaraan kesejahteraan

sosial sebagaimana tercantum dalam Pasal 38 ayat (2) huruf d, Bab VII tentang Peran

Masyarakat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.

Dengan perkembangan Karang Taruna yang semakin berperan di dalam masyarakat

dan untuk lebih meningkatkan efektivitas kegiatannya, perlu dilakukan

penyempurnaan terhadap Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 83/HUK/2005 tentang

Pedoman Dasar Karang Taruna.

Sedangkan menurut Agus Riyadi (2003:9), Karang Taruna adalah organisasi non

pemerintah dalam arti organisasi kemasyarakatan yang memiliki misi untuk dapat

membina dan mengembangkan potensi pemuda sehingga dapat tercipta pemuda yang

memiliki potensi, kepribadian yang baik serta tanggap terhadap masalah-masalah

sosial yang tumbuh dalam masyarakat dimana mereka berada.Maka dapat

disimpulkan bahwa Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai

wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan

berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk

masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/ kelurahan atau komunitas adat

sederajat terutama bergerak di bidang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.

Azas Karang Taruna menurut Peraturan Menteri Sosial Nomor 83/HUK/2005

tentang Pedoman Dasar Karang Taruna Bab II pasal 2, yaitu sebagai berikut:

23
1. Setiap Karang Taruna berazaskan Pancasila.

Yakni dalam hal ini pancasila merupakan satu-satunya azas bagi setiap

Karang Taruna yang tumbuh di seluruh wilayah NKRI. Pancasila merupakan satu-

satunya ideologi, pandangan, dan pegangan hidup bagi Karang Taruna, sehingga

setiap menetapkan sasaran dan tujuan yang hendak dicapai, dalam mengelola

organisasi, dan penyelenggaraan program kegiatannya, karang taruna tetap

mengacu dan berorientasi kepada nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasila

sebagai satu-kesatuan yang bulat, tidak terpisahkan satu dengan lainnya.

2. Tujuan Karang Taruna

a. Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran dan tanggung jawab

sosial setiap generasi muda warga Karang Taruna dalam mencegah, menangkal,

menanggulangi dan mengantisipasi berbagai masalah sosial.

b. Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda dan warga Karang

Taruna yang trampil dan berkepribadian serta berpengetahuan. Tumbuhnya

potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka mengembangkan

keberdayaan warga Karang Taruna.

c. Termotivasinya setiap generasi muda warga Karang Taruna untuk mampu

menjalin toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam keberagaman kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

d. Terjalinnya kerjasama antara generasi muda warga Karang Taruna dalam rangka

mewujudkan taraf kesejahteraan sosial bagi masyarakat.

24
e. Terwujudnya kesejahteraan Sosial yang semakin meningkat bagi generasi muda

di desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang memungkinkan

pelaksanaan fungsi sosialnya sebagai manusia pembangunan yang mampu

mengatasi masalah kesejahteraan sosial dilingkungannya.

f. Terwujudnya pembangunan kesejahteraan sosial generasi muda di

desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang dilaksanakan secara

komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan oleh Karang Taruna

bersama pemerintah dan komponen masyarakat lainnya.

Maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan Pancasila Karang Taruna

dibentuk dengan tujuan untuk (1) mewujudkan pertumbuhan, perkembangan

kesadaran, tanggung jawab sosial, kesejahteraan dan pembangunan

kesejahteraan sosial generasi muda; (2) membentuk jiwa dan semangat

kejuangan generasi muda; dan (3) menumbuhkan potensi, kemampuan dan

motivasi serta terjalinnya kerjasama antar generasi .

3. Kegiatan Karang Taruna

Kegiatan-kegiatan Karang Taruna terkait dalam sasaran program dari

Karang Taruna itu sendiri. Kegiatan Karang Taruna di golongkan dalam

berbagai bidang, antara lain:

Kegiatan Karang Taruna di bidang:

a) Bidang Seni dan Keolahragaan

25
``Bidang seni dan keolahragaan ini membantu menumbuhkan minat generasi

muda agar meningkatkan kegiatan-kegiatannya menjadi kegiatan kelompok

yang terus menerus, teratur, dan berkesinambungan. Sehingga

mengembangkan struktur dan fungsi kepribadian, bakat dan potensi serta

kemampuan generasi muda. Kegiatan-kegiatan ini khususnya menyangkut

aspek- aspek biologis dan intelek serta aspek sosial dan budaya tanpa

meninggalkan aspek religius dan ideologinya. Kegiatan ini dapat berwujud

kegiatan sepak bola, bola volly, seni lukis, seni drama dan sebagainya.

b) Bidang Keagamaan

Membantu Karang Taruna dalam aspek pembinaan mental spiritual

anggota, sehingga memiliki keimanan dan ketaqwaan yang tinggi.

Kegiatannya dapat berwujud ceramah agama, pengajian, kebaktian atau hal-

hal lain yang berkenaan dengan keagamaan.

c) Bidang Pendidikan, Latihan dan Pengembangan

Membantu menumbuhkan keterampilan generasi muda dalam wujud latihan

kerja mandiri, membantu menciptakan kader pemuda yang memiliki

kepribadian, bakat, dan jiwa kepemimpinan. Wujud kegiatan dapat berupa

latihan dasar kepemimpinan bagi anggota Karang Taruna.

d) Bidang Kesejahteraan Sosial

Membantu generasi muda agar peka terhadap lingkungan masyarakat

sekitar, sehingga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Wujud kegiatan dapat

berupa bhakti sosial dan lain sebagainya.

26
Dikutib dari buku Pedoman Karang Taruna, kegiatan Karang Taruna

dapat diuraikan sebagai berikut: bidang seni dan keolahragaan, di bidang seni

dapat diwujudkan kegiatan seperti: membentuk taman pendidikan khususnya

kesenian; membentuk grup atau tim dalam bidang kesenian dan menyalurkan

bakat seni; di bidang keolahragaan dapat diwujudkan kegiatan seperti:

membentuk cabang olahraga sepak bola, bulu tangkis, bola volly dan kegiatan

olahraga lainnya; membentuk clup atau tim di setiap cabang olahraga dan

mengadakan kejuaraan antar clup atau tim di setiap cabang olahraga; di

bidang keagamaan, di bidang keagamaan dapat diwujudkan kegiatan seperti:

mengadakan pengajian setiap minggu dan peringatan hari besar nasional

bidang pendidikan, latihan dan pengembangan, pada bidang ini dapat

diwujudkan kegiatan seperti: membuat taman bacaan untuk warga sekitar;

membuka bimbingan belajar untuk anak-anak sekitar dan menyediakan

tempat untuk menyalurkan keterampilan yang dimiliki warga sekitar; bidang

kesejahteraan sosial, di bidang kesejahteraan sosial dapat diwujudkan

kegiatan seperti: membantu masyarakat dalam menghadapi masalah sosial

dan mengadakan kegiatan bersih desa setiap minggu.

Dari pernyataan yang telah diuraikan, dapat peneliti simpulkan bahwa

kegiatan-kegiatan Karang Taruna diantaranya yaitu: membentuk taman

pendidikan di bidang kesenian; membuka cabang olahraga seperti sepak bola,

bulu tangkis, bola volly dan sebagainya; membuka bimbingan belajar;

mengadakan pengajian setiap minggu dan membantu masyarakat

27
menyelesaikan masalah sosialnya.nwarga sekitar; bidang kesejahteraan sosial,

di bidang kesejahteraan sosial dapat diwujudkan kegiatan seperti: membantu

masyarakat dalam menghadapi masalah sosial dan mengadakan kegiatan

bersih desa setiap minggu.

Dari pernyataan yang telah diuraikan, dapat peneliti simpulkan bahwa

kegiatan-kegiatan Karang Taruna diantaranya yaitu: membentuk taman

pendidikan di bidang kesenian; membuka cabang olahraga seperti sepak bola,

bulu tangkis, bola volly dan sebagainya; membuka bimbingan belajar;

mengadakan pengajian setiap minggu dan membantu masyarakat

menyelesaikan masalah sosialnya.

C. Penelitian yang Relevan

1. Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ismay Hilda berjudul “Peran

Karang Taruna dalam Pembinaan Generasi Muda di Desa Bulusari

Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes” pada tahun 2011 menyatakan,

bahwa Karang Taruna adalah wadah atau wahana pembinaan generasi muda,

untuk dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan

kemampuanya. Dengan wadah tersebut diharapkan generasi muda

mempunyai rasa tanggungjawab yang besar terhadap diri sendiri, social dan

masyarakat. Dengan demikian generasi muda dapat berpartisipasi dalam

pembangunan dengan baik.

Dalam mendukung kegiatan dalam masyarakat untuk mencapai suatu

tujuan merupakan keinginan semua masyarakat. Untuk itu didirikanlah

28
organisasi- organisasi untuk mewujudkan suatu keinginan yang ingin dicapai.

Organisasi juga

diperlukan untuk mengkordinasikan segala sumber-sumber yang ada

untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Organisasi Karang Taruna ini

seharusnya mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat, pemerintah serta

pihak-pihak yang terkait. Dikarenakan akhir-akhir ini banyak pemuda-pemudi

yang kurang mendapatkan perhatian serta sulitnya untuk mengekspresikan

diri, sehingga kita dapat melihat apa yang remaja lakukan saat ini adalah hal-

hal yang tidak diharapkan oleh semua pihak.

2. Dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Ela Findyani pada tahun 2013

menyatakan, masih dijumpai pemuda dan pemudi yang belum dapat

menggunakan waktu dan 4 menyalurkan bakatnya dengan baik dan sesuai.

Mereka cenderung lebih senang melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat

terutama pemudanya, dimana mereka sebagian sudah mulai mencoba untuk

mengkonsumsi narkoba dan minuman keras sehingga permasalahan ini sangat

mengkhawatirkan untuk kelangsungan hidup mereka kelak dan meresahkan

keadaan lingkungan desa tersebut. Hal tersebut terlihat pada peran serta atau

partisipasi pemuda di Desa Tanjungharjo yang di rasa masih kurang.

D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan paparan dari berbagai dimensi kajian utama

atau yang menjadi kunci pedoman kerja baik dalam penyusunan metode,

pelaksanaan dilapangan maupun pembahasan hasil penelitian Partisipasi

29
adalah keikutsertaan, peran serta atau keterlibatan individu dalam kelompok

sosial y untuk pengembangan masyarakat meliputi tahap partisipasi dalam

perencanaan; partisipasi dalam pelaksanaan dan partisipasi dalam

pemanfaatan. Partisipasi merupakan elemen utama dalam kegiatan

pengembangan masyarakat, salah satunya dalam kegiatan organisasi

pemuda Karang Taruna Kelurahan Lewaja Kecamatan Enrekang Kabupaten

Enrekang.

Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai

wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh

dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh

dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan

atau komuniadat sederajat terutama bergerak di bidang Penyelenggaraan

Kesejahteraan Sosial. Dalam Karang Taruna banyak program yang harus

digerakkan untuk tujuan pengembangan masyarakat. Pengelolaan program

Karang Taruna tidak lepas dari partisipasi pemuda namun juga ada faktor

yang menghambat dan faktor yang mendukung pada kegiatan Karang

Taruna.

30
Adapun kerangka Konsep partisipan pemuda:

Pemuda

Karang Taruna di Kelurahan Lewaja


Lingkungan Bisang

Faktor- Faktor yang


Partisipasi Karang Taruna : mempengaruhi Pertisipasi Karang
Taruna
- Partisipasi dalam Perencanaan
Program Karang Taruna di - Faktor Internal
Kelurahan dan Lingkungan - Faktor Eksternal
Bisang
- Partisipasi dalam pelaksanaan
Program Karang Taruna di
Kelurahan dan Lingkungan bisang
- Partisipasi dalam Pemanfaatan
Program Karang Taruna di
Kelurahan dan Lingkungan bisang

31
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif sebagai akibatnya pendekatan yg

dipakai merupakan pendekatan naratif kualitatif & akan membuat data naratif

berupa istilah-istilah tertulis atau verbal menurut orang-orang & perilaku yang

bisa diamati. Artinya data yang dianalisis didalamnya berbentuk naratif dan

tidak berupa nomor -nomor misalnya halnya dalam penelitian kuantitatif.

Penelitian kualitatif dipilih lantaran pendekatan ini pada rasa sinkron jika

dipakai buat menggambarkan secara kentara & jelas dan memperoleh data yg

mendalam mengenai partisipasi pemuda pada acara Karang Taruna.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian Partisipasi pemuda dalam Program Karang Taruna Di

Kelurahan Lewaja Lingkungan Bisang Kabupaten Enrekang telah dilaksanakan

di Kantor Kelurahan Lewaja Kabupaten Enrekang Jalan Permandingan Lewaja

No.30, Kode Pos 91712 pada tanggal 21 April s/d 25 Mei.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian merupakan keseluruhan elemen yang akan diteliti.

Subyek penelitian ini adalah ketua Karang Taruna dan pemuda aktif sebagai

32
subjek utama, selain itu peneliti juga menggunakan informan pendukung yaitu

pemuda non aktif dan tokoh masyarakat sekitar lokasi penelitian.

D. Fokus Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, tanda-tanda itu bersifat holistik (menyeluruh,

tidak bisa dipisah-pisahkan), sebagai akibatnya peneliti kualitatif tidak akan

memutuskan penelitiannya hanya menurut variabel penelitian, namun

keseluruhan situasi sosial yang diteliti yg mencakup aspek tempat (place),

pelaku (actor) & aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.

Fokus penelitian dalam dasarnya merupakan kasus yang bersumber dalam

pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang diperolehnya melalui

keputusan lainnya. Fokus pada penelitian ini yaitu:

1) Untuk mengetahui partisipasi pemuda pada acara Karang Taruna desa

ditinjau berdasarkan pengelolaan acara Karang Taruna Kelurahan

Lewaja Lingkungan bisang Kabupaten Enrekang.

2) Untuk mengetahui faktor apa saja yang Mengganggu & mendukung

partisipasi pemuda pada acara Karang Taruna Kelurahan Lewaja

Lingkungan bisang Kabupaten Enrekang.

E. Sumber Data Penelitian

Sumber data dalam partisipasi pemuda dalam program Karang

Taruna desa adalah sebagai berikut:

1. Data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

33
pengumpul data (Sugiyono, 2010:62). Data primer pada penelitian ini di

dapat dari hasil wawancara peneliti dengan pemuda tentang partisipasi

pemuda dalam program Karang Taruna Kelurahan Lewaja Lingkungan

bisang Kabupaten Enrekang.

2. Data Sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misal lewat orang lain/dokumen. (Sugiyono,

2010:62). Data sekunder berasal dari dokumentasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Observasi

Nasution dalam (Sugiyono, 2012:226) menguraikan observasi adalah

dasar semua ilmu pengetahuan. Sanafiah Faisal dalam (Sugiyono, 2012:226)

mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant

observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt

observation dan covert observation), dan observasi yang tak berstruktur

(unstructured observation). Selanjutnya Spradley membagi observasi

berpartisipasi menjadi empat, yaitu pasive participation, moderate

participation, active participation, dan complete participation.

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

34
harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan

diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya

pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi .

3. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan

(life histories), caritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang

berbentuk karya misalnya karya seni yang dapat berupa gambar, patung, film

dan lain-lain. Studidokumen merupakan pelengkap dari metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif.

G. Keabsahan Data

Dalam menguji keabsahan data di perlukan teknik triangulasi agar data yang

di dapatkan dalam penelitian valid. Penelitian ini menggunakan metode

triangulasi data yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan

suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

penelitian kualitatif. Pada penelitian ini, pemeriksaan keabsahan data dilakukan

menggunakan triangulasi metode dan triangulasi sumber data.

1. Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data

dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian kualitatif peneliti meggunakan

metode wawancara, observasi dan dokumentasi untuk memperoleh informasi

35
serta gambaran yang utuh peneliti bisa menggunkan metode observasi dan

wawancar atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti

juga bisa mengecek informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran

informasi tersebut.

2. Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informasi tertentu melalui

berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui

wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan obserevasi terlibat

seperti, dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau

tulisan pribadi dan gambar atau foto. Masing-masing cara itu akan

menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan

memberikan pandangan yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti.

Hal ini dapat dicapai dengan jalan:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dan hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakannya secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang.

36
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Deskripsi Letak Kelurahan Lewaja

Kelurahan Lewaja terletak kurang lebih 5 Km dari Ibukota Kabupaten

Enrekang, atau kurang lebih 5 Km dari Ibukota Kecamatan Enrekang Kelurahan

Lewaja terdiri dari 5 Lingkungan, yaitu Lingkungan Perumahan Al-Mubarok,

Lingkungan Kukku, Lingkungan bitu, Lingkungan Bisang, dan Lingkungan

Langgogo, dengan batas-batas sebagai berikut :

a. Sebalah Utara berbatasan dengan Kelurahan Galonta

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Palakka

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Ranga

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Leoran.

Keadaan Iklim di Kelurahan Lewaja terdiri dari musim hujan, musim

kemarau, dan musim pancaroba. Dimana musim hujan biasanya terjadi antara bulan

Januari s/d April, musim kemarau biasanya terjadi antara bulan Juli s/d November,

sedangkan musim pancaroba antara bulan Mei s/d Juni.

Berdasarkan data kependudukan 2021 yang diperoleh dari kantor

Kelurahan Lewaja, jumlah penduduk Kelurahan Lewaja sebanyak 1450 orang

dengan 721 orang yang berjenis kelamin laki-laki dan 729 orang yang berjenis

kelamin perempuan dengan jumlah Kepala keluarga sebanyak 359 Kepala

Keluarga.

37
2. Topografi

Lingkungan Bisang mempunyai wilayah daerah yang sebagian besar

berbukit, selebihnya daerah datar.

3. Mata Pencaharian

Penduduk Lingkungan Bisang memiliki mata pencaharian sebagai petani dan

peternak, khususnya dalam bidang bertani padi, jagung dan sayuran hijau. Ada

pula yang memproduksi gula merah serta beternak ayam, kambing dan sapi.

4. Sosial Budaya

Para penduduk Kelurahan Lewaja menganut agama Islam. Pada sektor

pendidikan Kelurahan Lewaja memiliki Sekolah Dasar. Sedangkan pada sektor

kesehatan Lingkungan Bisang memiliki sarana berupa Posyandu dan Pustu.

Salah satu Lingkungan di Kelurahan Lewaja yaitu Di Lingkungan Bisang

memiliki tempat membaca “Sullung Pustaka”.

5. Wisata

Wisata yang ada di lingkup Kelurahan Lewaja terletak di Lingkungan

Bisang juga disebut Kampung Wisata karena memiliki 2 tempat objek wisata

yang terkenal di Kecamatan Enrekang. Permandian Alam Lewaja dan Air Terjun

Kajejen yang bertempat di Lingkungan Bisang.

6. Visi Karang Taruna Kelurahan Lewaja Lingkungan Bisang

‘’Mempererat tali persaudaraan antar pemuda untuk meningkatkan partisipasi

pemuda dalam kegiatan-kegiatan yang bermanfaat di masyarakat guna

meningkatkan peran organisasi kepemudaan’’

38
7. Misi Karang Taruna Kelurahan Lewaja Lingkungan Bisang

a. . Mengembangkan akhlak budi pekerti yang luhur.


b. .Mempererat tali persaudaran antar pemuda kelurahan Lewaja dengan
mengadakan pertemuan rutin.
c. . Mengadakan kegiatan-kegiatan kepemudaan dalam masyarakat. 
d. .Turut serta membantu dalam pengabdian masyarakat.
e. .Mengembangkan kreativitas dan bakat pemuda melalui pendidikan dan
pelatihan kepemudaan. 
f..Melestarikan nilai-nilai seni dan budaya masyarakat.
g. .Turut membantu dalam menjaga kebersihan dan keindahan kelurahan Lewaja
h. .Membentuk usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.
8. Struktur Pemerintahan Kelurahan Lewaja Kecamatan Enrekang Kabupaten
Enrekang
KETUA KELURAHAN
LEWAJA
DECCENG RUMBU, SE.,M.AP

SEKERTARIS
KELURAHAN
FITRI HIDAYANTI, S.,AP

KASI PELAYANAN
KASI PEMERINTAHAN KASI PEMBANGUNAN KASI
UMUM
N U R L I A , S.,AP U M A R, SM PEREKONOMIAN
ISMAYARMI, SE
J E N N Y, S E

STAF STAF STAF STAF


YUSMEINI. M IRAWATI, S.Pd HASNAWATI, S.Pd JAINUDDIN

KALING AL- KALING BISANG


MUBAROQAH KALING KUKKU KALING BITU KALING
SAHARULLAH, SE LANGGOGO
H. ANDI MANSYUR, NURDIN TAKKO NAWING, S,Pd
SE BAHAR

39
9. Struktur Organisasi Karang Taruna Lewaja Lingkungan Bisang

STRUKTUR KARANG TARUNA LEWAJA LINGKUNGAN BISANG

KETUA
LINCE

WAKIL KETUA PENESEHAT


1.HASRAM 1.KEPALA KELURAHAN LEWAJA
2.BAHAR 2.KEPALA LINGKUNGAN
3.RAMLI SEKELURAHAN LEWAJA
4.WALADRI

KETUA SEKRETARIS
ARDIANSYAH KETUA BENDAHARA
WAKIL SEKRETARIS
1.JAINUDDIN SURIANA SINING
2.RICHA MAULIANA
WAKIL BENDAHARA
3.SULFIANINGSI BIDANG BIDANG
4.DARMAWAN PEMBERDAYAAN OLAHRAGA DAN ASRIA
PEREMPUAN DAN HAM
SENI BUDAYA
SISKA WAHYUNINGSI
SYAIFUL

BIDANG
PENGEMBANGA
N ORGANISASI BIDANG LITBANG BIDANG
DAN BIDANG DAN DOKUMENTASI BIDANG
KEANGGOTAAN PENGEMBANGAN KEROHANIAN DAN PENANGGULANGA BIDANG SADAR
DAN HUMAS PELAYANAN SOSIAL
USAHA PEMUDA N BENCANA WISATA
HASLAN HARTONO
BADRI RASMAN
PUPUT SUFRIADI

ANGGOTA
1. GUNTUR 2. RATNA 3. MURSALIM 4. JUMADIL 5. NURUL 6. SURIANA DARWIS 7. AIDIL 8. ARDI 9. LAMANSI 10. SYUKUR
11. YUSI 12. SUDARMAN.T 13. ERNA 14. NABILA 15. HAIRUDDIN 16. ASRINA 17. MAHMUD 18. PUTRI RAMADANI
19.MUSTAFA 20. KAHARUDDIN 21. NUR AQILAH 22. ARSEDIN 23. IMAM AKBAR 24. YUSUF 25. HAFIS 26. IKSAN
26.SYARIFUDDIN 27.JEMI 28. AKSAN RAFI 29. NUR FADILAH 30. SUDARMAN M 31. ZUL FIKAR 32. SAPAR 33. NURDIN 34.
JAMALUDDIN 35. SURI 36. ISKANDAR 37. HERMAN S 38. ISMAIL 39. AMIRUDDIN 40.ALFIAN 41.FIRMANSYA 42. NUR
JANNA 43.MUKMIN 44. DUL 45. SULISTIANINGSI 46. SAHRUL 47. TINA 48.SYAMSUL 49.ERNI 50. IIN INDRIANI 51. AHMAD
MIRWAN 52. RAFLI 53. RAMLI 54. UMAR 55. IRFAN 56. JOHAN 57. SALAMAT 58.SUDARMAN SINING 59.ALFAREZI 60.
BARIANTO 61. NUR QALBI 62.SYAHIRA 63. YUSRI 64. FAJRIN

10. Program Kerja Karang Taruna

Setiap Karang Taruna bertanggung jawab untuk menetapkan

program kerja berdasarkan mekanisme, potensi, sumber, kemampuan dan

kebutuhan Karang Taruna setempat. Program Kerja Karang Taruna terdiri

dari pembinaan dan pengembangan generasi muda, penguatan organisasi,

40
peningkatan usaha kesejahteraan sosial, usaha ekonomis produktif, olahraga,

kesenian dan lain-lain sesuai kebutuhan.

Program Kerja Karang Taruna Kelurahan Lewaja Lingkungan Bisang


Waktu
Bidang Jenis Program Pelaksanaan Terlaksana Tidak terlaksna

Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Hari : Jumat s/d


Pelatihan Komputer Minggu 
Penyuluhan Narkoba dan
Hukum Tidak ditentukan 

Sekolah Minggu Hari : Minggu 


Sosialisasi Pemuda dan Tidak ditentukan
Remaja 
Keagamaan Memperingati Hari Besar Tidak ditentukan 
Hari : Senin s/d
Olahraga Badminton Minggu 
Futsal Hari : Minggu 
Hari : Senin s/d
Volly Ball Minggu 
Hari : Sabtu s/d
Tennis Meja Minggu 
Hari : Sabtu s/d
Takraw Minggu 
Hari : Sabtu s/d
Sepak Bola Minggu 
Lingkungan Penghijauan dan pembenihan Tidak di
Hidup tentukan 
Hari :
Kebersihan Lingkungan Jumat ,Sabtu &
Minggu 

Program rumah tidak layak Tidak ditentukan 


Pemberdayaan huni
Masyarakat Dan
Perempuan
Aksi Sosial Tidak ditentukan
Kesejateraan
Sosial 

Sunnatan Massal Tidak ditentukan 


Sumber: program karang taruna lewaja lingkungan bisang

41
10. Subyek Penelitian

Subyek penelitian partisipasi pemuda dalam program karang taruna

Kelurahan terdiri dari 7 responden, yaitu 5 subyek primer yang biasa disebut

dengan penerima manfaat dan 2 subyek primer sekaligus subyek sekunder

(penerima manfaat dan informan) yaitu Ketua Kelurahan Lewaja & Ketua

Karang Taruna. Penelitian yang dilaksanakan. di Kelurahan Lewaja

Lingkungan Bisang ini memilih 6 penerima manfaat sebagai responden

yaitu:

di Kelurahan Lewaja Lingkungan Bisang ini memilih 6 penerima manfaat

sebagai responden yaitu Sulfianingsih, Ardiansyah, Ahmad Alfian, Mustafa,

Syaiful, dan Rasman.

Subyek yang sekaligus sebagai Informan berfungsi sebagai penerima

manfaat sekaligus sebagai kroscek data yang sudah ada, yaitu Kepala

Kelurahan Lewaja yaitu Decceng rumbu, SE.,M.AP dan Kepala Karang

Taruna Lewaja yaitu Lince sehingga diharapkan dapat membantu

penelitian dalam mengecek kebenaran data dari subyek penelitian yang

telah diperoleh.

42
B. Hasil Penelitian

1. Partisipasi Pemuda Dalam Program Karang Taruna Di Kelurahan

Lewaja Lingkungan Bisang Kabupaten Enrekang

a. Pengertian Partisipasi

Partisipasi masyarakat sering diartikan keikutsertaan, keterlibatan dan

kebersamaan anggota masyarakat dalam suatu kegiatan tertentu baik secara

langsung maupun tidak langsung, sejak dari gagasan, perencanaan,

pelaksanaan program dan evaluasi. Partisipasi pemuda dalam program

karang taruna desa adalah keterlibatan pemuda dan remaja serta

bertanggung jawab baik secara langsung maupun tidak langsung pada

program karang taruna secara kelompok masyarakat sejak proses

perencanaan, pelaksanaan sampai akhirnya pada tahapan evaluasi.

Berikut penuturan dari Decceng rumbu, SE.,M.AP tentang pengertian partisipasi:


“Partisipasi yaitu sesuatu aktifitas untuk membangkitkan
perasaan diikutsertakan dalam kegiatan organisasi atau ikut sertanya
individu/kelompok dalam suatu kegiatan untuk mengembangkan
tujuan bersama yang membangun di masyarakat’’.

Hal ini senada diutarakan oleh Bapak Seorang Staf Kelurahan Lewaja yang

mengatakan bahwa:

‘’Partisipasi adalah mengikuti segala sesuatu yang positif, dan


orang yang tidak berpartisipasi tampak pasif. Penerapannya adalah
dengan melacak aktivitas di lingkungan’’.

43
Penjelasan dari Bapak Seorang Staf Kelurahan Lewaja yang di benarkan oleh

Ibu Staf Kelurahan Lewaja yang mengatakan bahwa:

“Saya tahu arti partisipasi adalah ikut serta dalam kegiatan-kegiatan


yang menyumbang kesadaran diri. Misalnya dalam pelaksanaan kegiatan
Hari Kemerdekaan negara kita.”
a. Partisipasi Dalam Perencanaan
Secara teori pihak Karang Taruna desa terutama Ketua belum

terlalu memahami definisi Partisipasi dalam Perencanaan, sehingga

ketua menanyakan tentang Pengertian Partisipasi dalam Perencanaan.

Ini sesuai dengan pernyataan mengatakan sebagai berikut:

“Sebelumnya maaf,bisakah anda jelaskan arti dari Partisipasi


dalam Perencanaan itu seperti apa ya ? karna mungkin berbeda
dengan pendapat saya nantinya”.

Selebihnya peneliti menjelaskan tentang Partisipasi dalam Perencanaan


yang dimaksud, berikut penjelasannya:

“Begini Pak, Partisipasi dalam perencanaan merupakan


keterlibatan seseorang dalam tahapan sebuah penyusunan rencana
dan strategi dalam penyusunan kepanitian dan kegiatan.
Masyarakat berpartisipasi dengan memberikan usulan, saran dan
kritik melalui pertemuan yang dilakukan. Begitu pak

Partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada

44
tahap penyusunan rencana dan strategi dalam penyusunan kepanitian pada
suatu kegiatan/proyek. Masyarakat berpartisipasi dengan memberikan
usulan,saran dan kritik melalui Pertemuan – Pertemuan yang diadakan.
Setelah mengetahui pengertian strategi secara teori, maka Pak Lince
memaparkan tentang apa yang beliau tangkap sebagai berikut:

“oh begitu, menurut saya Partisipasi dalam Perencanaan adalah


ikut serta Pendapat saya Partisipasi dalam Perencanaan yaitu ikut
serta membantu memberi ide atau gagasan dalam perencanaan
suatu kegiatan yang akan dilaksanakan,’’

Penjelasan dari saudari Sulfianingsih tentang Pengertian Partisipasi dalam


Perencanaan sebagai berikut:

‘’Dalam merencanakan suatu program kegiatan , akan baiknya biar


nantinya bisa usul kegiatan apa yang pas dan cocok untuk
dilaksanakan”.

Paparan dari saudari Sulfianingsih dibenarkan oleh saudara Ardiansyah


tentang pengertiann Partisipasi dalam Perencanaan sebagai berikut:

‘’Setahu saya partisipasi dalam perencanaan adalah turut menyumbangkan


ide Program dalam waktu perencanaan yang sedang dilakukan”.

b. Partisipasi Dalam Pelaksanaan

Partisipasi dalam pelaksanaan pada tahap ini mengacu pada partisipasi


seseorang dalam tahap kerja melaksanakan suatu kegiatan. Organisasi dan
gagasan kepemudaan sebagai bentuk partisipasi dalam kegiatan tersebut.

Berikut Pernyataan Pak Lince tentang Pengertian Partisipasi dalam


pelaksanaan:

45
“Menurut saya, berpartisipasi dalam implementasi berarti
berpartisipasi dalam konten yang diputuskan dalam tinjauan
implementasi, termasuk memberikan kontribusi berupa energi,
ide, materi, dll dalam hal ini."

Pernyataan yang sama diutarakan saudari Sulfianingsih tentang pengertian

partisipasi dalam pelaksanaan:

“Setahu saya Pengertian Partisipasi dalam Pelaksanaan yaitu,


keikutsertaan individu dalam pelaksanaan berdasarkan program
yang telah ditetapkan oleh hasil musyawarah sebelumnya”.

Pernyataan saudari sulfianingsih dibenarkan oleh pernyataan Saudara ardiansyah


tentang Pengertian Partisipasi dalam Pelaksanaan:

“Pendapat aku tentang pengertian dari partisipasi dalam


pelaksanaan yaitu ikut berperan aktif dalam pelaksanaan program
yang sudah diputuskan dan digerakkan”.

c. Partisipasi Dalam Pemanfaatan

Partisipasi dalam pemanfaatan pada tahap ini yang di maksudkan


adalah keterlibatan seseorang pada tahap pemanfaatan suatu kegiatan setelah
kegiatantersebut selesai dilakukan. Partisipasi masyarakat pada tahap ini
berupa tenaga untuk mengoperasikan dan memelihara Program yang telah
dibangun. Berikut penuturan dari bapak Decceng Rumbu, SE, M.AP,
tentang pengertian Partisipasi dalam Pemanfaatan:

”Menurut saya, Partisipasi dalam Pemanfaatan adalah ikut serta


dalam memanfaatkan atau memelihara dari hasil-hasil yang
dicapai dalam pelaksanaan program kerja”.

Hal yang sama diutarakan Syaiful oleh saudara tentang Pengertian

Partisipasi dalam Pemanfaatan:

46
Menurut saya, berpartisipasi dalam implementasi berarti
berpartisipasi dalam konten yang diputuskan dalam tinjauan
implementasi, termasuk memberikan kontribusi berupa energi,
ide, materi, dll dalam hal ini.".

Penuturan saudara Syaiful dibenarkan oleh Penuturan saudara Mustafa


tentang

Pengertian Partisipasi dalam Pemanfaatan:

“Sepengetahuan saya yang dimaksud dengan partisipasi


dalam pemanfaatan adalah keikutsertaan pribadi dalam
pemanfaatan dan/atau pemeliharaan tata cara yang ditetapkan
berdasarkan hasil musyawarah.”

A. Faktor Penghambat Dan Faktor Pendukung Partisipasi Pemuda Dalam


Program Karang Taruna Lewaja Lingkungan Bisang

a. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi warga tak jarang diartikan keikutsertaan, keterlibatan dan

kebersamaan anggota warga dalam suatu kegiatan eksklusif baik secara

eksklusif jua nir eksklusif, sejak berdasarkan gagasan, perencanaan, aplikasi

acara & evaluasi.

Dalam menghadapi pemuda dan remaja tentunya akan menemukan

suatu penghambat dan pendukung untuk mengetahui partisipasi generasi

muda, galat satu hambatannya adalah kurangnya motivasi dan pembinaan

berdasarkan pemerintahan warga itu sendiri dan yang mendukung adalah

47
kesadaran berdasarkan individu pemuda dan remaja untuk terjun eksklusif

dalam melakukan kegiatan kepemudaan .

Menjadi aktifis pada aktivitas kepemudaan tidaklah gampang banyak

hambatan yg membuahkan pemuda atau remaja tadi sebagai ragu, ragu bukan

lantaran aktivitas itu tidak berguna tetapi ragu akan menggunakan dirinya

sendiri pada ikut berperan pada aktivitas kepemudaan. Selain Faktor

Penghambat terdapat jua Faktor yang Mendukung supaya pemuda dan remaja

ikut Berpartisipasi pada aktivitas kepemudaan.

Berikut paparan dari Pak Lince mengenai Faktor Penghambat dan Pendukung
Partisipasi Pemuda dalam Program Karang Taruna Lewaja :

“Saya menjadi Ketua Karang Taruna disini tidaklah memaksa kehendak


para pemuda-pemudi ataupun remaja buat berperan aktif pada aktivitas
karang taruna, kan juga kesibukkan individu berbeda-beda dek, Banyak
Faktor Penghambatnya mengapa tidak berperan dan pada aktivitas
Kepemudaan ini, contohnya sekarang terdapat virus covid-19 sebagai
akibatnya segala aktivitas yang mestinya tercapai misalnya umumnya
malahan tertunda , sebagai akibatnya hingga waktu ini banyak acara kerja
yang tidak terlaksana. Kalau Faktor yang Mendukung merupakan kita
menjadi makhluk yang hayati pada kemasyarakatn wajib punya rasa
pencerahan bersosial yang tinggi. Itu misalnya dek”.

Paparan dari Pak Lince yang diberi koreksi oleh saudar RICHA MAULINAN:

“ Banyak banget kak faktor yang merusak partisipasi pemuda dalam


program karang taruna desa, misalnya didaerah kita ini kan pula banyak pemuda
dan remaja yang putus sekolah karena masalah ekonomi keluarga yang
membuahkan mereka sibuk memakai mencari uang, kemudian pula banyak
pemuda dan remaja yang mengalami pernikahan dini jadi sibuk mengurus famili.

48
Dimana masih ada hambatan disitu pasti masih ada pendukungnya juga, dalam
hal ini faktor yang mendukung yaitu mungkin pemuda dan remaja yang sahih-
sahih mempunyai jiwa sosial yang tinggi menjadi akibatnya mereka peduli akan
dibawa kemana kemasyarakatannya bila tidak masih ada generasi penerus
terutama generasi muda. Itu dari saya kak.”

C. Pembahasan

1. Partisipasi Pemuda Dalam Program Karang Taruna Desa

Dari Hasil penelitian dalam wawancara yang dilakukan peneliti bisa

disimpulkan bahwa partisipasi pemuda pada acara karang taruna kelurahan

lewaja merupakan sesuatu aktifitas buat membangkitkan perasaan

diikutsertakan pada aktivitas organisasi atau ikut sertanya individu

menggunakan pencerahan diri pada suatu aktivitas yang bersifat positif buat

berbagi tujuan beserta yg membentuk pada masyarakat.

Hal tadi sinkron menggunakan pendapat seseorang ilmuan yang

bernama Keith Davis mengemukakan definisinya mengenai partisipasi yang

dikutip sang Sastropoetro (1988:13) menjadi berikut, partisipasi bisa

didefinisikan menjadi keterlibatan mental atau pikiran atau moral atau

perasaan pada pada situasi ke-lompok yang mendorong buat menaruh

sumbangan pada grup pada bisnis mencapai tujuan dan turut bertanggung

jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

Berdasarkan pendapat tadi, maka partisipasi itu nir menurut

keterlibatan secara fisik pada pekerjaannya namun menyangkut keterlibatan

diri seorang sebagai akibatnya akan mengakibatkan tanggung jawab dan

49
sumbangan yang akbar masih ada kelompok. Sejalan menggunakan

pendapat Gordon W. Allport (dalam Sastropoetro, 1988:12) menyatakan

bahwa, seorang yang berpartisipasi sebenarnya mengalami keterlibatan

dirinya/egonya yang sifatnya lebih daripada keterlibatan dalam pekerjaan

Atau tugas saja, menggunakan keterlibatan dirinya berarti keterlibatan

pikiran dan perasaannya.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka ada tiga buah unsur penting

dalam partisipasi yaitu:

1) Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih

berdasarkan semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah.

2) Ketersediaan memberi sesuatu sumbangan pada bisnis mencapai

tujuan kelompok, ini berarti masih ada rasa senang, kesukarelaan

buat membantu kelompok.

3) Dalam partisipasi harus ada tanggung jawab, unsur tanggung jawab

ini adalah segi yang menonjol berdasarkan rasa sebagai anggota.

Dari uraian jelaslah bahwa partisipasi menyangkut keterlibatan

diri/ego dan tidak semata-mata keterlibatan fisik pada pekerjaan atau tugas

saja, dan ketiga unsur partisipasi tadi pada pada realitanya tidak akan

terpisahkan satu sama lain, namun akan saling menunjang. Dalam

realitasnya, terutama pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara, kata partisipasi ini acapkalikali dikaitkan menggunakan bisnis

pada pada mendukung acara pembangunan.

50
Hal ini sinkron menggunakan pendapat yang dikemukakan

Hamidjoyo (1988:67), bahwa partisipasi mengandung tiga pengertian, yaitu:

partisipasi berarti turut memikul beban pembangunan; mendapat balik hasil

pembangunan dan ber-tanggung jawab terhadapnya dan partisipasi berarti

terwujudnya kreativitasnya dan oto aktifitas.

a. Partisipasi dalam Perencanaan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sang peneliti,

partisipasi pada perencanaan dalam acara karang taruna yakni rakyat

khususnya pemuda dan remaja turut dan atau ikut andil pada aktivitas

merencanakan acara, rekrutmen atau pemilihan anggota, dan pembentukan

acara yang akan dijalankan supaya acara aktivitas bisa diterima sang rakyat.

Sehingga pemuda dan remaja mengetahui secara kentara bagaimana awal

perencanaan acara dilakukan. Dan tanpa adanya campur tangan rakyat

khususnya pemuda dan remaja acara tidak akan berhasil atau tidak akan

berjalan menggunakan lancar.

Hal tadi sinkron menggunakan pendapat Adi dan Laksmono

(1990:174), partisipasi warga sebagai penting pada setiap perencanaan

acara & aktivitas sosial, karena:

1) Merupakan suatu wahana buat memperoleh informasi tentang

kondisi, kebutuhan dan perilaku rakyat setempat. Tanpa informasi

ini, maka acara tidak akan berhasil.

51
2) Masyarakat akan lebih antusias terhadap acara/kebijakan

pembangunan, bila mereka dilibatkan pada perencanaan dan

persiapan sebagai akibatnya mereka akan menduga bahwa acara atau

kebijakan tadi merupakan mereka. Hal ini perlu buat mengklaim

acara diterima sang rakyat, khususnya pada acara yang untuk

merubah masyarakat dalam cara berfikir, merasa dan bertindak.

3) Banyak negara-negara yang menduga bahwa partisipasi warga

merupakan “hak demokrasi yang bersifat dasar” dimana warga wajib

dilibatkan pada proses pembangunan dimaksudkan buat memberi laba

dalam manusia

b. .Partisipasi dalam Pelaksanaan

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti, yang dimaksud

partisipasi pada aplikasi dalam acara karang taruna yaitu turut sertanya warga

dalam aplikasi acara aktivitas khususnya pemuda dan remaja supaya mampu

dijadikan pelaku pelaksana acara atau penanggung jawab disetiap

kegiatannya. Dan pula mengetahui sarana dan prasarana yang dipakai dan

bisa mendukung dalam pelaksanaan acara aktivitas.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ericson (dalam Slamet, 1994:89)

partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap

pelaksanaan pekerjaan suatu proyek. Masyarakat disini dapat memberikan

tenaga, uang ataupun material/barang serta ide-ide sebagai salah satu wujud

partisipasinya pada pekerjaan tersebut.

52
c. Partisipasi dalam Pemanfaatan

Hasil penelitian yang dilakukan peneliti, partisipasi pada tahap ini

dalam program karang taruna yaitu, ikut sertanya pemuda dan remaja dalam

memanfaatkan program kegiatan dengan cara meningkatkan potensi yang

dimiliki oleh individu. Kemudian pihak karang taruna memelihara program

dan mengembangkan program dengan cara terus melakukan sosialisasi dalam

lingkup anggota atau pun dalam lingkup masayarakat. Hal ini dilakukan agar

seluruh partisipan mengetahui seberapa jauh program berjalan.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ericson (dalam Slamet, 1994:89),

partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap

pemanfaatan suatu proyek setelah proyek tersebut selesai dikerjakan.

Partisipasi masyarakat pada tahap ini berupa tenaga dan uang untuk

mengoperasikan dan memelihara proyek yang telah dibangun.

2. Faktor Penghambat dan Pendukung Partisipasi Pemuda dalam Program

Karang Taruna Lewaja Lingkungan Bisang

Pemuda atau generasi muda dapat memainkan peran lebih besar untuk

mengawal dan berpartisipasi aktif terhadap jalannya pembangunan secara

kreatif dan produktif, melalui suatu organisasi dan didukung. Salah satu

organisasi kemasyarakatan yang menampung aspirasi dan melibatkan generasi

muda adalah Karang Taruna. Selain menampung aspirasi, Karang Taruna juga

berperan sebagai wadah penanaman rasa kebangsaan secara nasional,

pengembangan potensi diri dan merupakan organisasi yang bergerak dalam

53
bidang kesejahteraan sosial. Namun tidaklah mudah bagi pemuda dan remaja

untuk berpartisipasi aktif dalam program Karang Taruna yang ada di wilayah

tempat tinggal.

Inilah beberapa faktor penghambat yang diperoleh peneliti:

pertama, pemuda banyak yang merantau baik dalam hal studi atau dalam hal

pekerjaan; kedua, rasa kurang percaya diri untuk memperlihatkan potensi

yang dimiliki dari dalam dirinya dan yang ketiga, banyak pemuda dan

remaja yang mengalami pernikahan dini sehingga waktu diutamakan untuk

mengurus rumah tangga mereka. Sedangkan yang menjadikan faktor

pendukung yaitu individu mempunyai kesadaran atau jiwa bersosial yang

tinggi sehingga mereka peduli untuk membangun dan memajukan

masyarakat khususnya pemuda dan remaja melalui program Karang Taruna

yang telah ditetapkan.

Hal tersebut sependapat dengan Munandar (2002: 316), “faktor-

faktor penghambat dan pendukung kreativitas yang datang dari individu

diantaranya adalah pengaruh dari kebiasaan dan pembiasaan, kurangnya

usaha dan kemalasan mental, kekauan dalam berpikir, takut untuk

mengambil resiko, ketidakberanian untuk berbeda, kecenderungan untuk

mengikuti pola perilaku orang lain, merasa ditentukan oleh nasip, rasa jiwa

sosial yang besar, mau bekerjasama”.

54
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dipaparkan, maka bisa

disimpulkan bahwa:

1. Partisipasi Pemuda pada Program Karang Taruna Desa

Partisipasi pemuda pada acara Karang Taruna desa pada dusun Kupang Kidul

memakai 3 tahap partisipasi, yaitu partisipasi pada perencanaan; partisipasi pada

pelaksanaan; dan partisipasi pada pemanfaatan.

a. Partisipasi pada Perencanaan

Partisipasi pada perencanaan dalam acara Karang Taruna yakni rakyat

khususnya pemuda dan remaja turut dan atau ikut andil pada aktivitas

merencanakan acara, rekrutmen atau pemilihan anggota, dan pembentukan acara

yang akan dijalankan supaya acara kegiatan bisa diterima sang rakyat.

b. Partisipasi pada Pelaksanaan

Partisipasi pada aplikasi dalam acara Karang Taruna yaitu turut sertanya rakyat

55
dalam aplikasi acara aktivitas Sekolah Minggu, pengenalan pemuda dan remaja;

pada bidang keagamaan misalnya memperingati Hari Besar; pada bidang olahraga

mencakup olahraga futsal dan badminton; pada bidang kesenian mencakup seni

reog, seni rebana, kelompok tari dan grup band; pada bidang kewirausahaan

misalnya koperasi simpan pinjam & pada bidang sosial misalnya aktivitas aksi

sosial.

c. Partisipasi pada Pemanfaatan

Partisipasi dalam termin ini pada acara Karang Taruna yaitu, ikut sertanya

pemuda dan remaja pada memanfaatkan acara aktivitas menggunakan cara

menaikkan potensi yang dimiliki oleh individu. Kemudian pihak Karang Taruna

memelihara acara dan berbagi acara menggunakan cara terus melakukan

pengenalan pada lingkup anggota atau pun pada lingkup masayarakat. Hal ini

dilakukan supaya semua partisipan mengetahui seberapa jauh acara berjalan.

2. Faktor Partisipasi Pemuda dalam Program Karang Taruna Desa

a) Faktor Penghambat
Faktor penghambat partisipasi pemuda dalam program Karang

Taruna dusun Kupang Kidul yaitu pemuda banyak yang merantau baik

dalam hal studi atau dalam hal pekerjaan, rasa kurang percaya diri untuk

memperlihatkan potensi yang dimiliki dari dalam dirinya dan banyak

pemuda dan remaja yang mengalami pernikahan dini sehingga waktu

diutamakan untuk mengurus rumah tangga mereka.

b) Faktor Pendukung

56
Faktor pendukung partisipasi pemuda dalam program Karang

Taruna dusun Kupang Kidul yaitu individu mempunyai kesadaran atau jiwa

bersosial yang tinggi sehingga mereka peduli untuk membangun dan

memajukan masyarakat khususnya pemuda dan remaja melalui program

karang taruna yang telah ditetapkan.

B. Saran
:

Partisipasi pemuda dan remaja agar lebih ditingkatkan dalam

melaksanakan program Karang Taruna dengan cara menumbuhkan rasa

tanggung jawab kepada anggota Karang Taruna, ketua Karang Taruna

memberikan tugas kepada anggotanya seperti melaporkan hasil program

kegiatan agar bisa dilaporkan disetiap pertemuan, pengurus Karang Taruna

memberikan inovasi berupa kegiatan yang menarik minat pemuda dan

remaja sehingga tujuan mengembangkan masyarakat berhasil dengan baik.

57
DAFTAR PUSTAKA

Afifdin. (2014). Metode Kualitatif Forschungs. Bandung: Agus Riyadi.

Ahmad, E (2017). Peran Clan Talna dalam mempromosikan kepribadian partisipatif


dalam masyarakat. Majalah internasional.

Ankasawati, A. (2018). Partisipasi pemuda dalam organisasi pemuda desa (survey pada
masa pemerintahan Trungagun, kecamatan Karidawiel, desa Gubalan). Jurnal
PUBLICIANA, 1434.

Arief, R (2014). Peran organisasi kepemudaan dalam pembangunan kepemudaan. Jurnal


Studi Moral dan Kewarganegaraan.

Borg dan Camar Sugino. 2016. Metode Pendidikan dan Penelitian “Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”. Bandung. alfabet.

Ganda, N.S. (2020). Partisipasi organisasi pemuda dalam kegiatan masyarakat melalui
tindakan sosial.

Kawalod, A. (2015). Peran organisasi Karantalna dalam pemberdayaan masyarakat.


Jurnal administrasi.

Marsudi H, S. (2019). Partisipasi pemuda dalam penguatan masyarakat. Banding.

Plastica, N. (2019). Analisis teori strukturasi anthony giddens dalam upaya peningkatan

Partisipasi pemuda dalam program karang taruna. Sosialitas; Jurnal Ilmiah Pend.Sos

58
Purnomo, A. D., 2014. Peranan Pengurus Karang Taruna Meningkatkan (Studi Pada
Organisasi Karang Taruna Di Dusun Sawahan Desa Pendowoharjo Kecamatan
Sewon Kabupaten Bantul. EJournal Student UNY.

Safitri, n. (2014). Partisipasi pemuda dalam program pemuda. Jurnal pendidikan


informal dan pemberdayaan masyarakat.

Sudibyo, L. (2013). Studi sosial dan budaya dasar. Yogyakarta: Andy Offset.

Sugi. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung.

Tambunan, A. E.(2020). Keterlibatan pemuda dalam meningkatkan program wajib


belajar 9 tahun bagi masyarakat Kelurahan Denai Medan. Jurnal Pemberdayaan
Masyarakat, 3963. nomor UU RI. 2005 83

Widiastuti, Novi (2018) tentang pedoman dasar organisasi kepemudaan :. “Peran


tokoh pemuda dalam menggalang partisipasi Karan Tarna di Desa Nanjung
Margashi.” CommEdu (Jurnal Pendidikan Masyarakat) 1.2 94104.

Widodo, A., 2017. Kesadaran `Karang Taruna` dalam Melakukan Intervensi Komunitas
Program Pemberdayaan `Sedekah Pohon Pisang` Di Desa Gandri, Lampung
Selatan. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat.

59
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

N Bulan
Kegiatan Okto
o 2020
Mei Juni Juli Ags Sep

1 Penyusunan Proposal

2 Seminar Proposal

3 Perbaikan/Penelitian

4 Penyusunan Isntrument Penelitian

Proses Pengumpulan Data di


5
Lapangan

6 Uji Keabsahan Data di Lapangan

7 Analisis Data

8 Seminar Hasil Laporan Penelitian

Penyempurnaan Laporan
9
Penelitian

60
Dokumentasi

61
62

Anda mungkin juga menyukai