Anda di halaman 1dari 10

UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH KAPITA SELEKTA

ENERGI SURYA

Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Kapita Selekta


Program Studi Desain Produk

Disusun oleh :
Grace Sarah Pasaribu
1810107027

PROGRAM STUDI S-1 DESAIN PRODUK


JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2022
I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Energi pada saat ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Selama ini penyangga utama kebutuhan energi masih mengandalkan minyak
bumi .Sementara itu tidak dapat dihindarkan bahwa minyak bumi semakin langka dan
mahal harganya. Dengan keadaan semakin menipisnya sumber energi fosil tersebut, di
dunia sekarang ini terjadi pergeseran dari penggunaan sumber energi tak terbaharui
menuju sumber energi terbaharui. Dari sekian banyak sumber energi terbahurui
penggunaan energi melalui solar cell / sel surya merupakan alternatif yang paling
potensial untuk diterapkan di wilayah Indonesia. Energi surya merupakan salah satu
energi yang sedang giat dikembangkan saat ini oleh pemerintah Indonesia karena
sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai potensi energi surya yang cukup besar.
Indonesia merupakan salah satu negara yang berada pada lintasan sumber energi yaitu
pada garis khatulistiwa 6oLU sampai 11oLS. Posisi yang sangat strategis ini
membawa negara ini menjadi negara yang sangat kaya sumber energi, tentunya
pemanfaatan energi yang terorganisasi dan efisien akan dapat dipertahankan untuk
anak cucu dimasa mendatang. Sumber energi masih dimanfaatkan dengan
mengandalkan sumber minyak bumi, dimana pada suatu saat akan habis jika tidak
memperhitungkan siklusnya yang beribu tahun. Untuk memutus rantai sumber energi
minyak bumi, maka perlu mencari alternatif energi dengan jalan memanfaatkan
langsung sumber dari segala sumber energi yaitu energi surya. Energi surya adalah
sangat luar biasa karena tidak bersifat polutif, tidak dapat habis, dapat dipercaya dan
tidak perlu dibeli.

B. Tujuan

Mengetahui aplikasi teknologi tenaga surya yang dapat dikonversikan menjadi energi
bermanfaat dan mengetahui cara kerja tenaga surya.

C. Manfaat
Manfaat bagi penulis dan pembaca adalah mengetahui dan dapat mendukung
perkembangan alternatif energi baru dalam membudayakan hemat energi dan
pemanfaatan sumber energi ramah lingkungan yaitu energi surya yang didapat pada
sepanjang hari dan selalu berkelanjutan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

(Widayana, 2012) Salah satu cara penyediaan energi listrik alternatif yang siap untuk
diterapkan secara masal pada saat ini adalah menggunakan suatu sistem teknologi yang
diperkenalkan sebagai Sistem Energi Surya Fotovoltaik (SESF) atau secara umum
dikenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik (PLTS Fotovoltaik).
Sebutan SESF merupakan istilah yang telah dibakukan oleh pemerintah yang digunakan
untuk mengidentifikasikan suatu sistem pembangkit energi yang memanfaatkan energi
matahari dan menggunakan teknologi fotovoltaik. Dibandingkan energi listrik
konvensional pada umumnya, SESF terkesan rumit, mahal dan sulit dioperasikan. Namun
dari pengalaman lebih dari 15 tahun operasional di beberapa kawasan di Indonesia, SESF
merupakan suatu sistem yang mudah didalam pengoperasiannya, handal, serta
memerlukan biaya pemeliharaan dan operasi yang rendah menjadikan SESF mampu
bersaing dengan teknologi konvensional pada sebagian besar kondisi wilayah Indonesia
yang terdiri atas pulau - pulau kecil yang tidak terjangkau oleh jaringan PLN dan
tergolong sebagai kawasan terpencil.

(Dzulfikar & Broto, 2016) Energi surya selain dimanfaatkan secara mandiri juga dapat
diterapkan sistem hibrid atau gabungan dengan memanfaatkan energi yang lain atau
menggunakan teknologi tertentu sesuai keperluannya. Beberapa wilayah di Indonesia
yang berpotensi dibangun PLTS seperti Kota Sabang, Aceh, Pulau Nias, Sumatera Utara
dengan biaya energi sebesar Rp307,02/kWh, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara
menghasilkan biaya energi sebesar Rp2.715,67/kWh, Provinsi Riau dengan persentase
penyinaran matahari sebesar 45,7% setiap tahunnya, dan fasilitas transportasi publik
seperti bandara, lampu lalu lintas serta inovasi dari kampus-kampus di Indonesia. Energi
surya bermanfaat untuk sektor rumah tangga, komersial, pertanian, perikanan,
perkebunan, industri kecil, dan keperluan pengadaan sumber air bersih sehingga
diharapkan setiap masyarakat dapat memanfaatkan potensi energi surya.
III. PEMBAHASAN

Energi surya merupakan salah satu energi yang sedang giat dikembangkan saat ini
oleh pemerintah Indonesia karena sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai potensi energi
surya yang cukup besar. Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi
di Indonesia, radiasi surya di Indonesia dapat diklasifikasikan berturut-turut sebagai berikut:
untuk kawasan barat dan timur Indonesia dengan distribusi penyinaran di Kawasan Barat
Indonesia (KBI) sekitar 4,5 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 10%; dan di
Kawasan Timur Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar
9%.

Pada keadaan cuaca cerah, permukaan bumi menerima sekitar 1000 watt energi
matahari per-meter persegi. Kurang dari 30 % energi tersebut dipantulkan kembali ke
angkasa, 47% dikonversikan menjadi panas, 23 % digunakan untuk seluruh sirkulasi kerja
yang terdapat di atas permukaan bumi, sebagaian kecil 0,25 % ditampung angin, gelombang
dan arus dan masih ada bagian yang sangat kecil 0,025 % disimpan melalui proses
fotosintesis di dalam tumbuh-tumbuhan yang akhirnya digunakan dalam proses pembentukan
batu bara dan minyak bumi (bahan bakar fosil, proses fotosintesis yang memakan jutaan
tahun) yang saat ini digunakan secara ekstensif dan eksploratif bukan hanya untuk bahan
bakar tetapi juga untuk bahan pembuat plastik, formika, bahan sintesis lainnya.Sehingga bisa
dikatakan bahwa sumber segala energi adalah energi surya. Energi surya adalah sangat luar
biasa karena tidak bersifat polutif, tidak dapat habis, dapat dipercaya dan tidak membeli.
Kekurangan dari energi surya ini adalah sangat halus dan tidak konstan. Arus energi surya
yang rendah mengakibatkan dipakainya system dan kolektor yang luas permukaannya besar
untuk mengumpul dan mengkonsentrasikan energi itu. Sistem kolektor ini berharga cukup
mahal dan ada masalah lagi bahwa system-sistem di bumi tidak dapat diharapkan akan
menerima persediaan yang terus menerus dari energy surya. Hal ini berarti diperlukan
semacam system penyimpanan energi atau konversi lain diperlukan untuk menyimpan energi
pada malam hari serta pada saat cuaca mendung.
Gambar 2. Grafik Distribusi Penyinaran di Indonesia

Dengan besarnya energi surya yang selalu didapatkan di Indonesia sebagai negara
tropis, berikut berbagai macam manfaat energi surya :

a. Pemanfaatan teknologi aerasi berbasis energi surya untuk memperbaiki kualitas air
dan meningkatkan pertumbuhan ikan nila di waduk

b. Pada saat daya dari PLTS lebih besar daripada beban (penggunaan listrik rumah kita),
kelebihan daya bisa disalurkan/dijual ke jaringan listrik. Jadi tagihan rekening listrik
kita bisa berkurang.

c. Lebih ramah lingkungan karena mengurangi sampah baterai yang memerlukan


perlakukan khusus dan kurang ramah terhadap lingkungan.

d. Energi surya sebagai tenaga listrik untuk lampu penerangan.

e. Diolah menjadi sumber energi listrik bukan dari batu bara bisa berupa sampah
organik.

Ada banyak cara untuk memanfaatkan energi dari matahari. Tumbuhan mengubah sinar
matahari menjadi energi kimia dengan menggunakan fotosintesis. Kita memanfaatkan energi
ini dengan memakan dan membakar kayu. Bagimanapun, istilah “tenaga surya” mempunyai
arti mengubah sinar matahari secara langsung menjadi panas atau energi listrik untuk
kebutuhan sehari-hari. Dua tipe dasar tenaga matahari adalah “sinar matahari” dan
“photovoltaic”. Photovoltaic tenaga matahari melibatkan pembangkit listrik dari cahaya.
Rahasia dari proses ini adalah penggunaan bahan semi konduktor yang dapat disesuaikan
untuk melepas elektron, pertikel bermuatan negative yang membentuk dasar listrik. Untuk
memanfaatkan potensi energi surya tersebut, ada 2 (dua) macam teknologi yang sudah
diterapkan, yaitu:

1. Teknologi energi surya fotovoltaik,

Energi surya fotovoltaik digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik, pompa air,
televisi, telekomunikasi, dan lemari pendingin di Puskesmas dengan kapasitas total ± 6
MW.

Gambar 2. Skema Sistem Solar Fotovoltaik

2. Teknologi energi surya termal,

Energi surya termal pada umumnya digunakan untuk memasak (kompor surya),
mengeringkan hasil pertanian (perkebunan, perikanan, kehutanan, tanaman pangan) dan
memanaskan air.

Beberapa peralatan yang telah yang mengguanakan energy surya termal seperti sistem
atau unit berikut:
• Pengering pasca panen .

• Pemanas air domestik.

• Pemasak/oven.

• Pompa air (dengan Siklus Rankine dan fluida kerja Isopentane ).

• Penyuling air ( Solar Distilation/Still ).

• Pendingin (radiatif, absorpsi, evaporasi, termoelektrik, kompressip, tipe jet).

• Sterilisator surya.

• Pembangkit listrik dengan menggunakan konsentrator dan fluida kerja dengan titik
didih rendah.

Gambar 5. Kompor Surya


IV. KESIMPULAN

Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan jika
dieksplotasi dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan
konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama.. Untuk memanfaatkan
potensi energi surya tersebut, ada 2 (dua) macam teknologi yang sudah diterapkan, yaitu
Teknologi Energi Surya Fotovoltaik dan Teknologi Energi Surya Termal. Saran penulis
untuk ke depannya adalah Indonesia dan juga dunia dapat mempertimbangkan energi
surya sebagai sumber energi pertama untuk menunjang kebutuhan sehari-hari. Namun,
tentu saja di tiap daerah memiliki kekuatan energi surya yang berbeda-beda, sekiranya
acara pengolahan untuk menjadikan energi surya dapat dinikmati secara merata.
DAFTAR PUSTAKA

Ashari, M. (2017). Desain Konverter Elektronika Daya. Angewandte Chemie International


Edition, 6(11), 951–952., 1(6), 384–386.

Dzulfikar, D., & Broto, W. (2016). Optimalisasi Pemanfaatan Energi Listrik Tenaga Surya
Skala Rumah Tangga. 1(1), SNF2016-ERE-73-SNF2016-ERE-76.
https://doi.org/10.21009/0305020614

Hasan, Z., Masjamir, M., & Iskandar, I. (2015). Pemanfaatan Teknologi Aerasi Berbasis
Energi Surya Untuk Memperbaiki Kualitas Air Dan Meningkatkan Pertumbuhan Ikan
Nila Di Kja Waduk Cirata. Jurnal Akuatika Indonesia, 6(1), 245357.

Hasbullah. (2010). Konversi Energi Surya. 37.

Kananda, K. (2017). Studi Awal Potensi Energi Surya Wilayah Lampung: Studi Kasus
Kampus Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Menuju Smart Campus. Journal of
Science and Applicative Technology, 1(2), 75–81.

Sugiyanto, D. (1945). RANCANG BANGUN SISTEM SEPEDA ENERGI SURYA


DENGAN MEMANFAATKAN SOLAR CELL Didik. Program Studi Teknik Mesin,
Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, 34–37.

Syahri, M. (2011). Rancang Bangun Sistem Desalinasi Energi Surya Menggunakan Absorber
Bentuk Separo Elip Melintang. Prosiding Seminar Teknik Kimia Kejuangan.

Gede, W. (2012). Pemanfaatan Energi Surya. 37-44.

Anda mungkin juga menyukai