Anda di halaman 1dari 7

A.

LATAR BELAKANG MASALAH


Istilah metaverse pertama kali digunakan dalam Snow Crash, novel
bertemakan cyberpunk yang diterbitkan pada tahun 1992. Dalam novel tersebut,
metaverse digambarkan sebagai dunia virtual yang bisa dikunjungi oleh orang-
orang melalui perangkat Virtual Reality. Namun, Snow Crash tidak
menggambarkan metaverse sebagai dunia virtual dimana penggunanya pasti akan
mendapat kebahagiaan. Sebaliknya, metaverse menciptakan masalah tersendiri,
mulai dari kecanduan teknologi, diskriminasi, kekerasan, dan gangguan. Sebagian
dari masalah itu bahkan sampai terbawa ke dunia nyata.
Saat ini, ada banyak perusahaan yang tertarik untuk mengembangkan
metaverse, mulai dari perusahaan game seperti Epic Games dan Tencent, sampai
perusahaan teknologi raksasa seperti Microsoft dan Facebook. Begitu banyaknya
perusahaan yang tertarik dengan metaverse sehingga definisi dari metaverse itu
sendiri pun masih belum seragam. Masing-masing perusahaan seolah-olah punya
konsep akan metaverse yang ideal.
Menilik sejarah, sebenarnya metaverse sudah pernah menjadi topik
pembicaraan lebih dari 12 tahun lalu. Metaverse Roadmap Summit pertama
digelar pada Mei 2006. Satu tahun kemudian, pada 2007, organisasi nirlaba
Accelerating Studies Foundation (ASF) merilis studi tentang metaverse. Studi
tersebut membahas tentang masa depan metaverse menurut prediksi para
akademisi, perusahaan game, para teknisi geospatial, dan media yang ikut serta
dalam Metaverse Roadmap Summit. Berdasarkan laporan tersebut, secara garis
besar, ada empat skenario yang mungkin terjadi, yaitu augmented reality,
lifelogging, virtual worlds, dan mirror worlds. Dari banyaknya skenario tersebut,
pasti dibutuhkan perangkat desain produk untuk mendukung itu semua.

B. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengkaitkan hubungan antara metaverse dengan peluang dalam bidang desain
produk.
2. Mengetahui ruang lingkup metaverse beserta perangkat-perangkat yang
dibutuhkan untuk menopang berjalannya metaverse.
C. TINJAUAN PUSTAKA
1. Apa itu Desain Produk
Jika istilah ‘desain’ maknanya adalah ‘rencana’, maka ‘rencana’ adalah
bendanya (benda yang dihasilkan dalam proses perencanaan). Kegiatannya
disebut’ merencana’ atau ‘merencanakan’. Pelaksananya disebut ‘perencana’,
sedangkan segala sesuatu yang berkaitan erat dengan proses pelaksanaan
pembuatan suatu rencana, disebut ‘perencanaan’. Jadi kata ‘mendesain’
mempunyai pengertian yang secara umum setara dengan ‘merencana, merancang,
rancang bangun, atau merekayasa, yang artinya setara dengan istilah ‘to design’
atau ‘designing’ (Bahasa Inggris). Istilah mendesain mempunyai makna:
‘melakukan kegiatan/aktivitas/proses untuk menghasilkan suatu rancangan
(Palgunadi, 2007). Desain merupakan perpaduan antara seni , sains dan teknologi.
Dengan demikian seorang desainer harus memiliki kemampuan dan pengetahuan
sekaligus pengalaman ketiga disiplin ilmu tersebut agar menghasilkan desain yang
berkualitas secara estetis, etis, komunikatif, dan ekonomis.
Desain produk merupakan salah satu bidang ke ilmuan yang
terintegrasi dengan segala bentuk aspek kehidupan manusia dari masa kemasa.
Memadukan unsur khayal dan orientasi penemuan solusi untuk berbagai masalah
yang dihadapi manusia dengan menjembatani estetika serta teknologi yang
masing-masingnya dinamis dan memiliki pola tertentu dalam perkembangannya.
Desain produk merupakan terjemahan dari Industrial Design. Sebagian
para ahli menerjemahkan Industrial Design dengan desain produk. Sebagian yang
lain menerjemahkan dengan desain industri. Penerjemahan yang terakhir dirasa
kurang tepat, karena yang didesain bukanlah industrinya melainkan produknya.
(Adhi Nugraha,1989). Dalam perkembangan selanjutnya profesi ini terbagi atas
beberapa kelompok kompetensi (mungkin juga dapat berkembang sejalan dengan
perkembangan jaman), yaitu:
a. Desain produk peralatan
b. Desain perkakas lingkungan
c. Desain alat transportasi
d. Desain produk kerajinan (Kriya)

2. Metaverse dan peluang Desain Produk


Metaverse merupakan sebuah dunia virtual yang mempertemukan manusia satu
sama lain melalui perangkat AR/VR, sehingga seolah-olah berada di dunia nyata
bersama. Teknologi Metaverse semakin populer usai Mark Zuckerberg mengubah
nama perusahaan Facebook menjadi Meta. Namun, dalam penerapannya
Metaverse membutuhkan beberapa teknologi yang mendukung kinerjanya.
Pertama, virtual reality/VR, teknologi yang bisa membawa seseorang masuk ke
dunia digital. Facebook sendiri telah memiliki produk Oculus, peranti layar untuk
menampilkan realitas virtual yang membuat penggunanya bisa merasakan sensasi
dunia maya seperti di kehidupan nyata. Kedua, augmented reality/AR. Contoh
paling mudah, teknologi AR kini banyak diaplikasikan dan ditemui pada fitur filter
di Instagram, SnapChat, TikTok, maupun aplikasi lainnya. Facebook juga sudah
mempunyai teknologi untuk membuat AR, yaitu Spark AR Studio. Ketiga,
artificial intelligence (kecerdasan buatan). Metaverse perlu didukung dengan AI
guna meniru fungsi kognitif manusia. Untuk teknologi AI, Facebook sudah punya
laboratorium AI yang dapat diakses di laman ai.facebook.com. Dalam hal ini,
desain produk berperan dalam merancang bentuk perangkat keras yang akan
dijadikan penerapan Artificial Intelligent.

D. PEMBAHASAN
Berikut beberapa teknologi yang diperlukan dalam dunia Metaverse dan bidang
Desain Produk di dalamnya.
a. Virtual Reality
Virtual Reality
atau sering dikenal
VR merupakan
teknologi yang bisa
membawa seseorang
masuk ke dunia
digital. User dapat
berinteraksi dengan lingkungan yang ada dalam dunia maya yang
disimulasikan oleh komputer. Melalui VR, pengguna Metaverse akan dapat
menyaksikan aspek visual dari Metaverse yang mendekati kenyataan.
Perangkat penyokong/device yang dibutuhkan untuk memasuki Virtual
Reality yaitu gear vr headset beserta controller-nya.

b. Augmented Reality
Pada
dasarnya
Augmented Reality
mensimulasikan
objek buatan di
lingkungan nyata.
Augmented Reality
(AR) akan menjadi
pelengkap VR yang menghadirkan fitur audio dan sensorik. Hal ini tentu
memungkinkan pengguna Metaverse dapat berinteraksi secara langsung.
Selain itu, AR membutuhkan handphone, kamera, layar, webcam, device
monitor atau HMD agar benda maya tambahan dapat berjalan secara real-
time. Augmented Reality memperbolehkan pengguna melihat objek maya
2D atau 3D yang diproyeksikan terhadap dunia nyata.

c. Artificial Intelligence
Artificial
Intelligence adalah
teknologi yang dapat
menghubungkan setiap
perangkat. Seseorang
dapat mengotomatisasi
semua perangkat tanpa
harus berada di lokasi. Hal ini memberikan kemudahan bagi sektor
pemerintahan maupun industri. Artificial Intelligence menjadi teknologi
komputer yang memiliki kecerdasan seperti manusia. Dunia metaverse
memerlukan Artificial Intelligence guna meniru fungsi kognitif manusia.

E. KESIMPULAN
Pada dasarnya, setiap kemajuan jaman pasti diikuti dengan kemajuan
teknologi, kemajuan teknologi pasti diikuti pula dengan kemajuan desain,
khususnya desain produk. Perkembangan desain produk pada teknologi metaverse
lajunya sangat cepat. Para desainer produk dituntut untuk selalu paham akan yang
menjadi kebutuhan masyarakat saat ini, contohnya dalam metaverse. Begitu
banyak kategori dalam yang setiap kategorinya memiliki peluang yang begitu
besar bagi desainer produk untuk berkreasi dan ikut serta dalam perkembangan
teknologi yang begitu pesat. Dalam hal ini, menjadikan desain produk merupakan
salah satu bidang yang diperhitungkan ketika membuat perangkat keras
pendukung metaverse.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.unpas.ac.id/mengenal-metaverse-dunia-virtual-baru-di-masa-depan/
https://hybrid.co.id/post/apa-itu-metaverse
https://eprints.uny.ac.id/4131/2/Handout_Desain_Produk_Kerajinan.pdf
https://doss.co.id/news/metaverse-akan-menjadi-era-baru-industri-kreatif-di-dunia
https://techno.okezone.com/read/2021/12/28/57/2523751/5-teknologi-yang-
diperlukan-dalam-mengoperasikan-metaverse

Anda mungkin juga menyukai