Anda di halaman 1dari 18

Resume

Akuntasi Modal Bank dan Pinjaman yang Diterima

Dosen Pengampuh :
Setia Ningsih, S.Pd, M.Si

DISUSUN OLEH :
Kelompok 5
Amar Misthan Aup Lamake (413420004)
Ayu Lestari (413420024)
Lisnawati Hunowu (413420020)
Rayhanul Jannah A. Buhungo (413420008)

PROGRAM STUDI STATISTIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
A. Latar Belakang
Menurut undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 bank
didefenisikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana tersebut
kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lain dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, yang disebut dengan
fungsi intermediasi.
Bank didirikan untuk jangka waktu tak terbatas, artinya manajemen
bank akan berusaha untuk menjaga keberlangsungan operasi bank. Untuk
mempertahankan dan mengembangkannya diperlukan daya saing yang
memadai. Untuk dapat bersaing sebuah bank harus bekerja pada tingkat
efisiensi yang tinggi dan mampu mengelola risiko, mampu menciptakan dan
mengembangkan sistem dan prosedur pelayanan, serta sistem informasi
yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan operasional bank serta
memiliki modal yang cukup dan sehat sebagai penggerak aktivitas. Modal
bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian
badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank di
samping untuk memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh otoritas moneter.
Ketentuan jumlah modal inti di bank umum maupun modal disetor di BPR
bisa berbeda, namun untuk rasio kecukupan modal adalah 8% dari Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko baik di BPR maupun Bank Umum. Rasio
kecukupan modal di bank harus memperhitungkan risiko pasar.
Penilaian aspek permodalan merupakan penilaian terhadap tingkat
kecukupan modal bank untuk menyangga risiko yang terjadi saat ini dan
risiko dimasa yang akan datang. Kecukupan modal perbankan yang diproksi
dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang
mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan
(Chintya, 2012). Perhitungan tingkat kecukupan modal bank didasarkan
pada rasio atau perbandingan antara modal yang dimiliki bank dengan
jumlah aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). ATMR merupakan
penjumlahan ATMR aktiva neraca (aktiva yang tercantum dalam neraca)
dan ATMR aktiva administrative (aktiva yang bersifat administrative).
B. Urgensi mempelajari materi tersebut
Bank memiliki pengaruh dalam pertumbuhan perekonomian suatu
Negara. Karena seiring berkembangnya zaman, masyarakat sangat
membutuhkan bank sebagai sumber dalam mengatasi permasalahan
keuangan mereka. Bagi perbankan, aspek permodalan sangatlah penting
untuk perusahaan agar dapat mengembangkan pertumbuhan usahanya.
Selain itu, kemajuan teknologi saat ini mendorong industri perbankan
tumbuh lebih pesat dengan kemudahan akses yang ditawarkan, sehingga
beberapa bank terdorong untuk membuka anak usaha di berbagai daerah.
Hal ini menimbulkan persaingaan yang ketat serta dibuthkannya modal
yang besar sebagai dasar utama dalam menjalankan kegiatan operasional.
Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali dana
tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya. Bank lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam lalu
lintas pembayaran dan peredaran uang. Pemberian kredit oleh pihak bank
menunjukan betapa pentingnya peranan bank dalam pembangunan. Bidang
perbankan merupakan salah satu faktor yang mendapatkan perhatian
pemerintah karena bank merupakan salah satu sumber permodalan yang
sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Bank sebagai salah satu rekan kerja pemerintah dituntut peran sertanya
untuk menyukseskan pembangunan, dalam arti ikut serta membiayai
proyek-proyek pembangunan melalui jasa kredit yang diberikannya.

C. Pandangan Para Ahli


1. Akuntansi Modal Bank
 Menurut Prof Bakker
Modal adalah barang konkret yang ada dalam rumah tangga
perusahaan dan terdapat pada neraca debit.
 Menurut N.Lapoliwa (2000;137)
Modal bank merupakan modal awal pada saat pendirian bank yang
jumlahnya telah ditetapkan dalam suatu ketentuan atau pendirian
bank.
 Menurut Dahlan Siamat (2000;56)
Modal bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam
rangka pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai
kegiatan usaha bank di samping memenuhi peraturan yang ditetapkan.
 Menurut Komaruddin Sastradipoera (2000;297)
Modal bank sebagai sejumlah dana yang di investasikan dalam
berbagai jenis usaha (ventura) perbankan yang relevan.
 Menurut Munawir (2014:19)
Modal adalah merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik
perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham),
surplus dan laba yang ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya

2. Pinjaman Yang Diterima


 Menurut kasmir (2014)
Pinjaman yang diterima adalah fasilitas pinjaman yang diterima dari
bank atau pihak lain termasuk dari bank indonesia, lembaga keuangan
bukan bank, lembaga keuangan luar negri,dan masyarakat umum baik
dalam valuta rupiah ataupun valuta asing, dan harus dilunasi
bila jatuh tempo.
D. Deskripsi
1. Akuntansi Modal Bank
a. Pengertian
Modal adalah dana yang ditempatkan pihak pemegang saham,
pihak pertama pada bank yang memiliki peranan sangat penting
sebagai penyerap jika timbul kerugian (risk loss). Modal juga
merupakan investasi yang dilakukan oleh pemegang saham yang
harus selalu berada dalam bank dan tidak ada kewajiban
pengembalian atas penggunaannya.
b. Komponen-kompenan
Adapun komponen - komponen modal bank dapat diuraikan
sebagai berikut:
1.) Modal Inti (primary capital)
Komponen modal inti pada prinsipnya terdiri atas modal
disetor dan cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah
pajak. Dengan perincian sebagai berikut:.
 Modal disetor, yaitu modal yang disetor secara efektif oleh
pemiliknya
 Agio saham, yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima
oleh bank sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai
nominalnya
 Cadangan Umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari
penyisihan laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah
dikurangi pajak, dan mendapat persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham atau Rapat Anggota sesuai dengan
ketentuan pendirian atau anggaran dasar masing -masing
bank.
 Cadangan Tujuan, yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak
yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat
persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham atau Rapat
Anggota.
 Laba yang ditahan (retained earnings), yaitu saldo laba bersih
setelah dikurangi pajak yang oleh Rapat Umum Pemegang
Saham atau Rapat Anggota diputuskan untuk tidak dibagikan.
 Laba tahun lalu, yaitu laba bersih tahun-tahun lalu setelah
dikurangi pajak, dan belum ditetapkan penggunaannya oleh
Rapat Umum Pemegang Saham atau Rapat Anggota.
 Jumlah laba tahun lalu yang diperhitungkan sebagai modal inti
hanya sebesar 50 %. Dalam hal bank mempunyai saldo rugi
tahun-tahun lalu, maka seluruh kerugian tersebut menjadi
faktor pengurang dari modal inti.
 Laba tahun berjalan, yaitu laba yang diperoleh dalam tahun
buku berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak. Jumlah
laba tahun buku berjalan yang diperhitungkan sebagai modal
inti hanya sebesar 50%. Dalam hal pada tahun berjalan bank
mengalami kerugian, maka seluruh kerugian tersebut menjadi
faktor pengurang dari modal inti.
 Bagian kekayaaan bersih anak perusahaan yang laporan
keuangannya dikonsolidasikan (minority interest), yaitu modal
inti anak perusahaan setelah dikompensasikan dengan nilai
penyertaan bank pada anak perusahaan tersebut. Yang
dimaksud dengan anak perusahaan adalah bank lain, lembaga
keuangan atau lembaga pembiayaan yang mayoritas
sahamnya dimiliki oleh bank.

2.) Modal Pelengkap (secondary capital)


Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang
dibentuk tidak dari laba setelah pajak serta pinjaman yang
sifatnya dipersamakan dengan modal. Secara rinci modal
pelengkap dapat berupa :
 Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangna yang
dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah
medapat persetujuan Direktorat Jendral Pajak
 Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, yaitu
cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi
tahun berjalan, dengan maksud untuk menampung kerugian
yang mungkin timbul sebagai akibat dari tidak diterimanya
kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif.

3.) Modal kuasi yang menurut BIS disebut hybrid (debt/equity) capital
instrumen, yaitu modal yang didukung oleh instrumen atau warkat
yang memiliki sifat seperti modal atau utang dan mempunyai ciri-
ciri :
 Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan, dipersamakan
dengan modal (subordinated) dan telah dibayar penuh.
 Tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik, tanpa
persetujuan Bank Indonesia.
 Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal
jumlah kerugian bank melebihi retained earnings dan
cadangan-cadangan yang termasuk modal inti, meskipun bank
belum dilikuidasi pembayaran bunga dapat ditangguhkan
apabila bank dalam keadaan rugi atau laba tidak mendukung
untuk membayar bunga tersebut.
 Dalam pengertian modal kuasi ini termasuk cadangan modal
yang berasal dari penyetoran modal yang efektf oleh pemilik
bank yang belum didukung oleh modal dasar (yang sudah
mendapat pengesahan dari instansi yang berwenang) yang
mencukupi.

c. Fungsi
Sedangkan fungsi modal bank pada prinsipnya memiliki tiga
macam fungsi utama yaitu:
 Fungsi operasional
 Fungsi perlindungan
 Fungsi pengaturan.

Dari tiga fungsi utama tersebut, maka fungsi modal dapat


disimpulkan sebagai berikut :
 Untuk melindungi deposan dengan menyanggah semua kerugian
atau bila terjadi insolvensi dan dilikuidasi, terutama bagi sumber
dana yang tidak diasuransikan.
 Untuk memenuhi kebutuhan gedung, inventaris guna menunjang
kegiatan operasional dan aktiva tidak produktif lainnya.
 Memenuhi ketentuan permodalan minimum yaitu untuk menutupi
kemungkinan terjadi kerugian pada aktiva yang memiliki risiko
yang tidat dapat diperkirakan sehingga operasi bank dapat tetap
berjalan tanpa mengalami gangguan yang berarti.
 Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat mengenai
kemampuan bank memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo
dan memberi keyakinan mengenai kelanjutan operasi bank
meskipun terjadi kerugian.

Sehingga keseluruhan fungsi modal Bank tersebut dapat


dijelaskan sebgai berikut:
 Memberikan perlindungan kepada nasabah
 Modal bank dapat mencegah terjadinya kejatuhan bank
 Untuk memenuhi kebutuhan gedung kantor dan inventaris
 Untuk memenuhi ketentuan permodalan minimum
 Meningkatkan kepercayaan masyarakat
 Untuk menutupi kerugian aktiva produktif bank
 Sebagai indikator kekayaan bank
 Meningkatkan efisiensi operasional bank

d. Faktor Penentu Permodalan Bank


Besar kecilnya kecukupan modal sebuah bank dipengaruhi oleh :
1.) Tingkat kualitas manajemen bank yang bersangkutan apabila
suatu bank dipimpin/dikelola oleh suatu kelompok manajemen
yang berkualitas tinggi yang ditinjau dari berbagai aspek, maka
hasilnya tentu akan berlainan dengan bank yang dikelola oleh
suatu kelompok manajemen yang berkualitas rendah dan tidak
kompak.
2.) Tingkat likuiditas yang dimilikinya.
Suatu bank yang memiliki alat-alat likuid yang sangat terbatas
dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya, akan ada
kemungkinan penyediaan likuiditas tersebut akan diambil dari
permodalannya. Dengan demikian akan dirasakan oleh
manajemen bank yang bersangkutan betapa terbatasnya modal
yang dimiliki oleh bank.
3.) Tingkat kualitas dari asset.
Suatu bank yang banyak memiliki debitur dan non earning
asset lainnya yang kurang produktif maka sudah dapat dipastikan
bank tersebut tidak dapat melaksanakan kegiatannya secara
lancarSaldo rekening nasabah yang dituju di bank B akan
bertambah
4.) Struktur deposito
Apabila bank memperoleh dana sebagian besar berupa
deposito berjangka dan dana-dana mahal lainnya, tentu akan
menimbulkan pula biaya yang tinggi. Apabila biaya itu tidak dapat
ditutup dari penghailan operasionil/ non operasionil dari bank yang
bersangkutan, tentu kerugian tersebut harus diserap oleh
modal/kapital yang dimiliki hingga akan terasa modal manajemen
bank yang bersangkutan terjadinya kekuarangan modal.
5.) Tingkat kualitas dari sistem dan prosedurnya
Sistem dan prosedur operasi suatu bank yang baik tentu akan
menunjang kegiatan usaha bank yang bersangkutan pada tingkat
efisiensi yang tinggi
6.) Tingkat kualitas dari karakter para pemilik saham
Para pemilik saham yang berorientasi kemasa depan bank
yang dimilikinya agar lebih baik dikemudian hari tentu akan
berusaha membentuk akumulasi modal secara maksimal hingga
capital/modal bank yang bersangkutan akan semakin kuat.
7.) Kapasitas untuk memenuhi kebutuhan keuangan jangka pendek
maupun jangka panjang.
8.) Riwayat pemupukan modal dan peraturan pembagian laba yang
dperolehnya.

e. Tata cara Perhitungan Kebutuhan Modal Minimum


Perhitungan kebutuhan modal minimum Bank Perkreditan Rakyat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.) Perhitungan kebutuhan modal didasarkan pada ATMR yang
dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal pos-pos aktiva
produktif dengan kualitas Kurang Lancar, Diragukan atau Macet
dilakukan dengan cara mengalikan nilai buku dengan bobot risiko
masing-masing. Dalam hal ini ATMR mengacu pada SE no.
8/28/DPBI/2006 dan untuk Kualitas Aktiva Produktif mengacu
pada PBI no. 8/19/PBI/2006.
2.) Menjumlahkan ATMR dari masing-masing pos aktiva
3.) Menjumlahkan modal inti dan modal pelengkap untuk mengetahui
jumlah modal BPR.
4.) Menghitung modal minimum dengan cara mengalikan jumlah
ATMR dengan 8%
5.) Menghitung kekurangan modal dengan cara membandingkan
jumlah modal minimum pada angka 4 dengan jumlah modal pada
angka 3.
6.) Menghitung KPMM dengan cara membandingkan jumlah modal
BPR pada angka 3 dengan ATMR pada angka 2.
2. Pinjaman yang Diterima
a. Pengertian
Pinjaman yang diterima adalah fasilitas pinjaman yang
diterima dari bank lain ataupun pihak ketiga bukan bank dan harus
dibayar sesuai dengan syarat peminjaman atau suatu kewajiban
keuangan dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan
dalam pasar modal dan pasar uang.
b. Jenis-jenis
Jenis pinjaman yang diterima umumnya berupa:
 Pinjaman dari bank lain, yaitu pinjaman yang diperoleh dari bank
lain.
 Pinjaman dari luar negeri atau sering disebut two step loan, yaitu
pinjaman diterima yang diperoleh melalui pemerintah RI
(Departemen Keuangan) dari lembaga keuangan internasional
 Pinjaman obligasi adalah bukti hutang kepada investor yang
dijamin oleh lembaga penjamin efek, serta mengandung janji
pembayaran bunga atau janji lainnya serta pelunasan pokok
pinjaman dilakukan pada tanggal jatuh tempo sekurang-
kurangnya tiga tahun sejak tanggal emisi.
 Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), yaitu pinjaman yang
diterima dari Bank Indonesia apabila bank mengalami krisis
likuiditas.
 Pinjaman yang diterima dalam rangka pembiayaan bersama
(sindikasi) satu atau beberapa proyek
c. Klasifikasi
Klasifikasi pinjaman yang diterima dibagi menjadi 2 klasifikasi
yaitu sebagai berikut:
1) Nilai wajar melalui laba rugi
Pinjaman yang diterima dari bank lain atau pihak ketiga bukan
bank dapat ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi (fair value option) meskipun tidak dimaksudkan untuk
diperjualbelikan.
2) Liabilitas keuangan lainnya yang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi.
Pinjaman yang diterima dari bank lain atau pihak ketiga bukan
bank termasuk dalam kategori liabilitas yang diukur pada biaya
perolehan diamortisasi apabila tidak diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi.
E. Hubungan atau keterkaitan dengan keilmuan statistika
Uji statistik F adalah uji analisis regresi linier berganda yang dapat
dilakukan salah satunya guna untuk megetahui apakah rentabilitas ,
likuiditas, dan efisiensi usaha berpengaruh terhadap kecukupan modal
secara simultan atau tidak. Serta dapat mengetahui seberapa signifikan
pengaruhnya.
Statistik keuangan pemerintah juga akan menghasilkan jembatan
untuk menerj emahkan informasi akuntansi ke dalam bahasa yang lebih
dimengerti dan sej alan dengan sistem statistik makroekonomi yang
digunakan dalam ekonomi dan statistik. Selain itu, yang tidak kalah
pentingnya, informasi konsolidasi statistik keuangan pemerintah juga
digunakan oleh lembaga rating dalam melakukan penilaian rating terhadap
penerbit obligasi. Penilaian rating tersebut akan mempengaruhi keputusan
investor dalam berinvestasi dan pada akhirnya juga akan mempengaruhi
tingkat bunga obligasi.
Dalam rangka penerapan Statistik Keuan:gan Pemerintah,
Pemerintah Indonesia telah melakukan exercise penyusunan Laporan
Keuangan Pemerintah Konsolidasian Tahun 2008 - 20 13, baik secara
akuntansi maupun secara Statistik Keuangan Pemerintah, exercise Laporan
Statistik Keuangan Perrterintah Sektor Publik 20 1 0- 20 12 serta Statistik
Utang Sektor Publik Indonesia tahun 2007 - 20 13

F. Contoh penerapan
1. Akuntansi Modal Bank
a. Tanggal 2 januari 2012 telah diterima setoran awal dana dari Bapak
Surya Darma untuk modal bank berupa uang tunai Rp 500.000.000,
aktiva tetap berupa tanah senilai Rp 600.000.000, kendaraan baru
dan belum disusut senilai Rp 200.000.000, inventaris kantor senilai
Rp 200.000.000. setoran ini dicatat dalam bentuk saham biasa untuk
150.000 lembar dengan nilai nominal Rp 10.000 per lembar, kurs
103%

b. Tanggal 10 januari 2012 dijual saham biasa 10.000 lembar

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


2/1/2012 Dr. Kas 545.000.000
Dr. AT. Tanah 600.000.000
Dr. AT. 200.000.000
Kendaraan
Dr. AT. 200.000.000
Investariss kantor
Cr. Modal disetor 1.500.000.000
saham biasa
Cr. Agio Saham 45.000.000
Dr. Kas 48.500.00
Dr. Disagio 1.500.000
saham
Cr. Modal disetor 50.000.000
saham biasa

Bank yang mengeluarkan saham sering menerima pesanan saham


dari calon investor. Saham yang dijual secara pesanan harus
diserahkan setelah dilunasi seluruhnya. Perlakuan akuntansi untuk
pemesanan saham adalah emiten akan mendebit piutang pemesan
saham dan mengkredit modal saham yang dipesan.

c. BPR XYZ mempunyai laporan keuangan berupa neraca dan laporan


laba rugi per 31 Desember 2011 seperti pada tabel 3 dan 4 berikut
ini:

Tabel 3
Neraca BPR XYZ per 31 Desember 2011

A Aktiva: Jumlah (Rp)


1 Kas 63.647.000
2 Antar bank aktiva 21.869.000
3 Wesel promes dan tagihan
lainnya
4 Efek-efek
5 Kredit diberikan 6.158.978.000
6 Penyisihan penghapusan -205.541.000
aktiva produktif
7 Aktiva tetap dan inventaris 295.233.000
8 Akuntansi aktiva tetap dan 40.750.000
inventaris
9 Rupa-rupa aktiva 25.028.000
Jumlah aktiva 6.318.464.000
B Pasiva: Jumlah (Rp)
1 Kewajiban segera dibayar
a. Pemerintah
b. Lainnya 11.800.000
2 Tabungan 125.091.000
3 Deposito berjangka 3.885.000.000
4 Pinjaman diterima pihak III 650.000.000
bukan bank
5 Antar bank pasiva
a. Pinjaman diterima 498.484.000
b. Deposito berjangka 510.000.000
6 Rupa-rupa 104.000
7 Modal disetor:
a. Modal disetor: 500.000.000
b. Belum disetor
8 Laba/rugi (ditahan) 137.985.000
6.318.464.000

Tabel 4
Laporan laba/rugi BPR XYZ per 31 Desember 2011

No Rekening Jumlah (Rp)


1 Pendapatan operasional:
a. Pendapatan bunga 1.660.100.000
b. Provisi dan komisi 100.462.000
c. Biaya sewa gedung kantor 13.230.000
Jumlah pendapatan 1.773.792.000
operasional
2 Pendapatan non operasional 9.750.000
Jumlah Pendapatan 1.783.542.000
3 Biaya operasional
a. Biaya bunga 1.390.409.000
b. Biaya tenaga kerja 75.525.000
c. Biaya sewa gedung kantor 2.500.000
d. Biaya pemeliiharaan dan 16.130.000
perbaikan
e. Biaya pegadaan barang dan 19.996.000
jasa pihak III
f. Biaya honorarium 150.000
g. Biaya penyisigan 123.500.000
penghapusan AP
h. Biaya Penyusutan 50.270.000
i. Biaya operasional 39.694.000
Jumlah biaya operasional 1.718.174.000
4. Biaya non operasional 4.520.000
Jumlah biaya 1.722.694.000
5. Rugi/laba tahun berjalan 60.848.000
sebelum pajak (laba)
6. Sisa rugi/laba tahun lalu 77.137.000
sebelum pajak (laba)
7. Jumlah laba 137.985.000

2. Pinjaman Yang Diterima


a. Tanggal 15 Juni 2015 Bank Permata Jakarta telah menandatangani
perjanjian kredit dengan Bank Mitra Niaga Jakarta. Bank Permata
bertindak sebagai penerima kredit (debitur) dan Bank Mitra Niaga
bertindak sebagai pemberi kredit (kreditur). Nilai kredit yang
disepakati Rp 1.000.000.000, suku bunga 12%pa. Jangka waktu 3
tahun
b. Tanggal 1 Juli 2015 Bank Permata menarik kreditnya melalui Bank
Indonesia (kliring) sebilai Rp 600.000.000 dan langsung didebitkan
ke rekening milik Bank Permata di Bank Indonesia Jakarta
c. Tanggal 5 Bank Permata menarik kredit lagi di Bank Mitra Niaga
Jakarta sebesar Rp 400.000.000 langsung didebetkan ke rekening
Giro Bank Permata di Bank Mitra Niaga
Daftar Pustaka

Jinggili. F. A., Mardi., Susanti. S., Respati. D. K. (2021). Analisis Kecukupan Modal
Pada Bank Konvensionaldi Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22 (02),
1-9.
Haryanto, S. (2016). Determinan Permodalan Bank Melalui Profitabilitas, Risiko
Ukuran Perusahaan, Efisiensi dan Struktur Aktiva. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, 19 (1), 117-136.
Putri. N. D. (2020). Analisis Nilai Kecukupan Modal pada Bank Konvensional yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 2 (1), 1-8.
Sari. N. P. A. P. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada
Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2008-2012. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 7 (1), 33-37.
Rustendi. T. (2019). Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Stabilitas Keuangan
Bank Perkreditan Rakyat. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, 7 (3), 531-
544.

Fauziah., Nurhikmah., Pangestuty., Wulandari. F. (2020). Determinants of Banking


Capital Buffer in Indnesia. Journal of Indonesian Applied Economics, 8 (1),
13-23.
Dagher. J., Dell’Ariccia. Giovanni., Laeven. L. (2020). Bank Capital: A Seawall
Approach. Journal of Central Banking, 16 (2), 249-291.
Kartika. A., Indriyaningrum. K., Nurhayati. I., Sudiyatno. B. (2020). Determinants of
Capital Buffer: Study on Conventional banks in Indonesia. Journal of
Business and Management Research, 7 (2), 289-294.

Anda mungkin juga menyukai