Kumpulan Hadis" STUDI TAFSIR: Prinsip Dakwah
Kumpulan Hadis" STUDI TAFSIR: Prinsip Dakwah
1. Makna Dakwah & Keutamaan Dakwah menurut Al-Qu’ran dan Hadits (Aan)
a. Makna dakwah dalam Alquran
Dakwah dapat bermakna menerangkan atau menjelaskan, hal ini dapat kita lihat
dalan surat al-Baqarah ayat 256.
َ ت َويُْؤ ِم ۢ ْن بِاهّٰلل ِ فَقَ ِد ا ْستَ ْم َس
ك بِ ْالعُرْ َو ِة ْال ُو ْث ٰقى اَل ِ ْٓاَل اِ ْك َراهَ فِى ال ِّد ْي ۗ ِن قَ ْد تَّبَيَّنَ الرُّ ْش ُد ِمنَ ْال َغ ِّي ۚ فَ َم ْن يَّ ْكفُرْ بِالطَّا ُغو
صا َم لَهَا ۗ َوهّٰللا ُ َس ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم
َ ِا ْنف
Artinya : Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya
telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang
siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah
berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha
Mendengar, Maha Mengetahui.
Jadi ayat ini menerangkan bahwa dakwah itu cukup dengan menjelaskan atau
menerangkan dan tidak boleh dengan paksa.
Mengapa harus ada paksaan, padahal sesungguhnya telah jelas perbedaan
antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Oleh karena itu, janganlah kamu
menggunakan paksaan apalagi kekerasan dalam berdakwah. Ajaklah manusia ke
jalan Allah dengan cara yang terbaik. Barang siapa ingkar kepada Tagut, yaitu
setan dan apa saja yang dipertuhankan selain Allah, dan beriman kepada Allah,
maka sungguh, dia telah berpegang teguh pada ajaran agama yang benar sehingga
tidak akan terjerumus dalam kesesatan, sama halnya dengan orang yang
berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus sehingga dia
tidak akan terjatuh. Agama yang benar ibarat tali yang kuat dan terjulur menuju
Allah, dan di situ terdapat sebab-sebab yang menyelamatkan manusia dari murka-
Nya. Allah Maha Mendengar segala yang diucapkan oleh hamba-Nya, Maha
Mengetahui segala niat dan perbuatan mereka, sehingga semua itu akan mendapat
balasannya di hari kiamat.1
Rasulullah ﷺbersabda:
َ ضينَ َحتَّى النَّ ْملَةَ فِي جُحْ ِرهَا َو َحتَّى ْالحُوتَ لَي
ِ َُّصلُّونَ َعلَى ُم َعلِّ ِم الن
اس ِ ت َواَأْل َر
ِ ِإ َّن هَّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ َوَأ ْه َل ال َّس َم َوا
ْ
ال َخي َْر
“Sesungguhnya Allah, para malaikat-Nya, penduduk langit dan bumi, sampai
semut di sarangnya dan ikan di lautan turut mendoakan kebaikan untuk orang
yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.”
[Hadits Abu Umamah Al Bahili Riwayat Tirmidzi dishahihkan oleh Al Albani]5
Dapat dipahami bahwa orang yang mengajak pada kebaikan atau pendakwah
akan didoakan oleh seluruh malaikat, seluruh penduduk langit dan bumi, bahkan
semut dan ikan pun juga ikut mendoakannya.
3
https://risalahmuslim.id/quran/maryam/19-31/
4
Abbas, “Dakwah dalam Perspektif Islam”, Jurnal Al-Nashihah, Volume 1, No 1, Hal. 19.
5
Mochammad Mitahuddin, “Hadis-Hadis tentang Keutamaan Dakwah”, 7. (https://osf.io/7bke8/)
Allah Maha Mampu untuk menjadikan makhluknya dapat berbicara dan
berdoa. Amatlah mudah bagi Allah untuk mengizinkan semut dan ikan turut
mendoakan kebaikan untuk para pemilik ilmu agama. Allah berfirman dalam ayat-
Nya:
َ ِات ال َّس ْب ُع َواَْألرْ ضُ َو َمن فِي ِه َّن َوِإن ِّمن َش ْي ٍء ِإالَّيُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِد ِه َولَ ِكن الَّتَ ْفقَهُونَ تَ ْسب
ُيحهُ ْم ِإنَّه ُ تُ َسبِّ ُح لَهُ ال َّس َما َو
ُ َ
كانَ َحلِي ًما غفورًا َ
Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada
Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi
kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Penyantun lagi Maha Pengampun. [QS. Al-Isra’ 17 ayat 44]
Ibnu Katsir menjelaskan: “Tidak ada satu pun makhluk kecuali ia pasti
bertasbih dengan memuji Allah. Namun kalian tidak dapat mengerti tasbih
mereka, wahai segenap manusia, sebab berbeda dengan bahasa kalian. Hal ini
berlaku secara umum untuk hewan binatang, pohon tetumbuhan dan benda-benda
mati.
(Pendapat ini adalah yang paling masyhur dibanding pendapat lain.”) [Tafsir Ibnu
Katsir]
2. Kewajiban dakwah & Tujuan dakwah menjurut Al-Qur’an dan Hadits (Basir)
a. Kewajiban Dakwah menurut Alquran
ٰۤ ُ
َول ِٕىكَ هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن ِ َْو ْلتَ ُك ْن ِّم ْن ُك ْم اُ َّمةٌ يَّ ْد ُعوْ نَ اِلَى ْال َخي ِْر َويَْأ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعرُو
ف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر ۗ َوا
Artinya: Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang
mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Ali Imran 104)
Secara umum, Ali Imran 104 ini menggambarkan landasan untuk berdakwah
dalam Islam. Dakwah sendiri merupakan ajakan kepada manusia untuk selalu
beriman dan beramal saleh. Pada dasarnya, amar ma’ruf dan nahi
munkar menjadi salah satu upaya untuk menegakkan agama dan kemaslahatan di
tengah masyarakat Islam. Pelaksanaan amar makruf nahi munkar dilakukan
sebagai bentuk mengantisipasi atau sebagai langkah preventif menghilangkan
kemungkaran.
Makna lafadz “minkum” dalam Ali Imran 104 ini dimaknai sebagai min
bayaniah yang berlaku pada setiap umat muslim.
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah
pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an
Universitas Islam Madinah
104. Allah menekankan kewajiban keberadaan segolongan kaum muslimin
yang menyeru kepada Islam, mengajak kepada ketaatan dan melarang
kemaksiatan. Orang-orang yang mendapat derajat yang tinggi yang melakukan
amalan ini adalah orang-orang yang akan meraih surga (atau mendapat
kemenangan di dunia dan di akhirat) Referensi : https://tafsirweb.com/1236-surat-
ali-imran-ayat-104.html
2. Al-Maidah 67
اس اِ َّن هّٰللا َ اَل
ِ ۗ َّْص§ ُمكَ ِمنَ الن
هّٰللا َ ِّٰيٓاَيُّهَا ال َّرسُوْ ُل بَلِّ ْغ َمٓا اُ ْن ِز َل اِلَ ْيكَ ِم ْن َّرب
ِ ك ۗ َواِ ْن لَّ ْم تَ ْف َعلْ فَمَا بَلَّ ْغتَ ِر ٰس§لَتَهٗ ۗ َو ُ يَع
َيَ ْه ِدى ْالقَوْ َم ْال ٰكفِ ِر ْين
Artinya: Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.
dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak
menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan)
manusia.Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
kafir.
Tujuan praktis dakwah yang tertera dalam QS at-Tholak ayat 11, al-Baqoroh:
257 dan al-Maidah ayat 16 Dari ketiga ayat tersebut secara terang Allah
menjelaskan bahwa:
Allah menjelaskan bahwa tujuan dari dakwah adalah menyelamatkan umat dari
kesesatan, kemaksiatan, kekufuran, kemusyrikan, kegelapan, dan kebodohan atau
dengan kata lain membawa atau menyelamatkan umat manusia dari kesesatan
menuju kebaikan, dari kemaksiatan menuju kebenaran, dari kekafiran menuju
keimanan, dari kemusyrikan menuju tauhid, dari lembah kegelapan menuju
cahaya kehidupan yang terang benderang.6
Tambahan :
file:///Users/user/Downloads/HadisDakwah_IcaFaizah_181370060.pdf
Hadits tersebut selaras dengan tujuan dakwah yakni Dakwah sebagai jalan
mengenal agama islam.
https://hadeethenc.com/id/browse/hadith/3390
b. Berdasarkan Hadits
5. Strategi dan Metode dakwah menurut Al Qur’an dan Al- Hadits (David)
a. Metode Dakwah menurut Alquran
Adapun metode dakwah Islam berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an terdiri dari empat
macam. Tiga di antaranya terangkum dalam surah An-Nahl ayat 125:
َ ك هُ َو َأ ْعلَ ُم بِ َمن
ض َّل عَن َ َّك بِ ْٱل ِح ْك َم ِة َو ْٱل َموْ ِعظَ ِة ْٱل َح َسنَ ِة ۖ َو ٰ َج ِد ْلهُم بِٱلَّتِى ِه َى َأحْ َسنُ ۚ ِإ َّن َرب
َ ِّع ِإلَ ٰى َسبِي ِل َرب
ُ ٱ ْد
َ ْ ْ َ ْ َأ ُ
ََسبِيلِ ِهۦ ۖ َوه َو عل ُم بِٱل ُمهت ِدين
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Ayat tersebut menjelaskan bahwa dalam mengajak manusia menuju kebenaran
atau biasa kita sebut dengan berdakwah membutuhkan cara atau metode yang
tepat. Karena semua orang tidak dapat diajak lewat satu cara saja. Artinya,
9
Novri Hardian, “Dakwah dalam Perspektif Alquran dan Hadits”, Alhikmah Jurnal Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, 2018, Hal. 49.
hendaknya berbicara kepada orang lain sesuai dengan kondisi kemampuan dan
informasi yang dimiliki mitra dakwah. 10
Dari ayat tersebut, terlukis bahwa ada tiga metode yang menjadi dasar dakwah
yaitu:
a. Hikmah: yaitu dakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran
dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan mereka, sehingga di dalam
menjalankan ajaran ajaran Islam selanjutnya mereka tidak lagi merasa terpaksa
atau keberatan.
b. Mauidzah hasanah: adalah berdakwah dengan memberikan nasihat nasihat
atau menyampaikan ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga nasihat dan
ajaran Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka.
c. Mujadalah: yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah
dengan cara sebaik – baiknya dengan tidak memberikan tekanan – tekanan dan
tidak pula dengan menjelekkan yang menjadi mitra dakwah.11
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Serulah (wahai rasul) oleh mu dan orang-orang yang mengikutimu kepada agama
tuhanmu dan jalanNya yang lurus dengan cara bijakasana yang telah Allah
wahyukan kepadamu di dalam al-qur’an dan -sunnah. Dan bicaralah kepada
manusia dengan metode yang sesuai dengan mereka, dan nasihati mereka dengan
baik-baik yang akan mendorong mereka menyukai kebaikan dan menjauhkan
mereka dari keburukan. Dan debatlah mereka dengan cara perdebatan yang
terbaik, dengan halus dan lemah lembut. sebab tidak ada kewajiban atas dirimu
selain menyampaikan, Dan sungguh engkau telah menyampaikan, adapun hidayah
bagi mereka terserah kepada Allah semata. Dia lebih tahu siapa saja yang sesat
dari jalanNya dan Dia lebih tahu orang-orang yang akan mendapatkan hidayah.
Referensi : https://tafsirweb.com/4473-surat-an-nahl-ayat-125.html
Sedangkan metode lain yang bisa diterapkan selain ketiga metode tersebut bisa
juga disebut dengan metode khusus sebagaimana yang diterangkan dalam QS Al-
Ahzab:; 21 dan Mumtahana: 6.
8. Media dan Sarana Dakwah menurut Al Qur’an dan Al- Hadits (Dicky)
a. Berdasarkan Al Qur’an
10
Nihayatul Husna, “Metode Dakwah Islam dalam Perspektif Al-Qur’an”, SELASAR KPI : Referensi Media
Komunikasi dan Dakwah, Vol. 1, No. 1, Oktober 2021, Hal 100.
11
Ahmad Ikhsan, “Hadis-Hadis tentang Tujuan Dakwah”, Hal. 5
10. Model Dakwah Rasulullah & 12.Model Dakwah Para Sahabat dalam Perspektif
Al-Quran dan Al Hadits (Mila)
a. Berdasarkan Al Qur’an
11. Model Dakwah Para Tabiin dalam perspektif al Qur’an dan al Hadits
a. Berdasarkan Al Qur’an
12. Model Dakwah Islam di Nusantara dalam tinjauan al Quran dan al Hadits
(Angga)
a. Berdasarkan Al Qur’an
Siti Fahimah, “Ayat-Ayat Dakwah; Kandungannya dalam Bingkai Penafsiran Alquran”, Alamtara: Jurnal
12
Komunikasi dan Penyiaran Islam, Vol. 4, No. 1, Juni 2020, Hal. 84.