Anda di halaman 1dari 8

2.1 Ikan Patin.

Ikan patin (Pangasius sp.) adalah jenis ikan yang banyak ditemui di perairan Asia
Tenggara yang meliputi banyak jenis seperti  Pangasius pangasius,Pangasius
jambal,Pangasius humeralis,Pangasius lithostoma, Pangasius nasutus,
pangasius polyuranodon, Pangasius niewenhuisii,Pangasius sutchi dan Pangasius
hypophtalmus(Taksonomi & Ikan, 2005).Ikan patin berasal dari family
Pangasiidae yang memiliki ciri memiliki kumis pada rahang atas dan
bawah,tubuh yang memanjang,memiliki sirip adiposa kecil didekat sirip
ekor,sirip punggung dengan 5-7 jari lunak yang terletaak dekat dengan
kepala,sirip ekor yang memiliki 26-46 jari lunak.Ikan pada family ini memiliki
pajang maksimum 3 m dan berat maksimum 300 kg.(Nelson et al., 2016).

Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Spesies : Pangasius hypophtalmus
Nama Inggris : catfish
Nama lokal : ikan patin

(Taksonomi & Ikan, 2005).

Ikan patin merupakan ikan yang hidup di air tawar yang habitatnya
berada pada pinggir sungai,muara sungai dan danau.Dilihat dari letak mulut dari
ikan patin yang menghadap bawah,ikan ini hidup di dasar perairan dan
mengguanakan kumisnya sebagai peraba untuk mencari makanan (Susanto Heru
dan Khairul Amri, 1996).
2.1.1 Kandungan Ikan Patin
Kandungan asam lemak didalam ikan patin berupa asam lemak n-3
terdiri dari ALA,DHA, DPA dan EPA dimana kandungan dengan persentase
terbesar adalah ALA(alpha linokeic acid)(Kulawik et al., 2016).Hal yang
membuat ikan patin berbeda disbanding dengan ikan pada umumnya adalah
kandungan cholesterol yang rendah dalam persentase minyak yang tinggi,tidak
adanya bau amis dalam bentuk filet yang membuatnya dapat dipakai untuk
industry yang lebih luas,kandungan asam lemak jenuh yang lebih tinggi dari
asam lemak jenuh dimana persentase terbesar dari asam lemak jenuh yang
terkandung adalah asam lemak stearate dan palmitat dengan persentase dari
keseluruhan lmeka sebesar 41,1%-47,8%,Kandungan Mono Unsaturated Fatty
Acid dengan kadungan terbbesar berupa asam lemak oleat dan linoleate sebesar
33%-37% dari keseluruhan asam lemak dan konsentrasi terandah adalah Poly
Unsaturated Fatty Acid sebesar 12,5%-18,8% dari keseluruhan asam
lemak(Orban et al., 2008).
2.2 Ekstraksi.
Ekstraksi adalah Teknik pemisahan zat dari sebuah campuran.Ekstraksi
dilakukan terhadap campuran fluida dimana
1

pemisahan secara ekstraksi dilakukan berdasarkan prinsip ekstraksi(Zhang et


al., 2018).
2.2.1 Rendering.
Rendering adalah sebuah proses perubahan secara kimia ataupun
fisika dari suatu zat dengan menggunakan alat dan proses tertentu.Semua
proses Rendering meliputi penggunaan panas,ekstraksi air dan pemisahan
dari lemak.
Hasil dari proses Rendering sangat bergantung pada suhu dan
lama pemasakan dari bahan dan proses yang dilakukan bergantung pada
komposisi dari bahan mentah yang akan di Render(Leeson, 1978).
Proses Rendering dibagi dua yaitu:
a) Wet Rendering
Wet Rendering merupakan proses Rendering
yang menyisakan produk denga kandungan air yang
tinggi.Proses ini biasa dilakukan pada ketel tertutup
ataupun terbuka.Proses ini juga menggunakan suhu
diatas titik didih air dan tekanan yang cukup tinggi
sekitar 40-60psi.Alat yang biasa digunaka untuk proses
ini adalah Autoclave atau Digester.

b) Dry Rendering.
Dry Rendering merupakan proses Rendering
yang berkebalikan dari Wet Rendering,dimana pada
proses ini produk yang dihasilkan mengandung jumlah
air yang sangat sedikit karena tidak ada penambahan air
selama berjalannya proses.Sama seperti Wet Rendering,
proses Dry Rendering suatau bahan yang akan diekstrak
dilakukan diatas suhu didih air(Anderson, n.d.).
2.2.2 Pengepressan mekanik.
Pengepressan mekanik adalah cara lain yang digunakan
untuk mendapat minyak selain rendering.Cara ini,biasa
dilakukan dengan tidak memberikan panas pada bahan
melainkan dengan menggunakan tekanan untuk mendapat
minyak yang diinginkan.Dalam industry,ada dua jenis mesin
press yang digunakan yaitu mesin press ulir dan mesin press
hidrolik.
a. Mesin Press ulir.
Mesin ini merupakan jenis mesin press yang
menggunakan batang ulir horizontal yang berada
dalam sebuah tabung.Jarak antara ulir dengan dinding
tabung atau pun ulir lainya berkisar antara 0.5-1mm
dan tekanan yang diberikan terhadap bahan mencapai
196 Mpa.
2

Dari gambar diatas kita dapat mensimulasikan kerja dari


mesin press ulir.Bahan yang akan di ekstraksi akan
masuk melalui corong feeding, dan akan di press dengan
batang ulir,bahan yang di press akan bergerak menuju
meal flow sebagai tempat keluar ampas hasil
proses.Untuk minyak hasil proses melalui dinding
tabung yang berpori.kandungan minyak yang biasa
tersisa pada ampas hasil proses dengan mesin jenis ini
sekitar 3,5%(Savoire et al., 2013).

b. Mesin Press hidrolik.


Mesin jenis ini menggunakan prinsip hukum
pascal.Pengoprasian mesin jenis ini dapat dilakukan
secara manual atau pun otomatis.Tekanan yang
diberikan oleh mesin jenis ini dalam hal ekstraksi
minyak daoat mencapai 8-40 ton.Komponen-
komponen yang biasa ditemui pada mesin press
hidrolik adalah pompa untuk menggerakan cairan yang
ada dalam pipa hidrolik,cairan medium penyalur
tekanan ke konektor pada pipa hidrolik,alan control
dan motor hidrolik(Yusuf et al., 2021).

2.3 Minyak Ikan.

Minyak ikan merupakan minyak yang berasal dari ikan dimana


berdasarkan asalnya minyak ikan dibagi dua yaitu,minyak daging ikan dan
minyak hati ikan.Pemanfaatan dari minyak ikan telah dilakukan sejak abad ke-19
dimana produksi minyak ikan dalam industry dikarenakan terjadi surplus jumlah
ikan hearing dan minyak ikan hearing tersebut di ekstrak dan diproses untuk
3

menjadi bahan baku produksi sabun,membantu dalam penghitaman kulit dan


lain-lain.
Kandungan minyak ikan yang kaya akan asam lemak tak jenuh
membuatnya berbeda disbanding minyak lain ataupun lemak hewan.Minyak ikan
kaya akan asam lemak tak jenuh jenis EPA dan DHA membuat permintaan untuk
konsumsi meningkat pesat saat ditemukan bahwa EPA dan DHA baik untuk
mencegah terjadinya penyakit jantung.
Pemanfaatan minyak ikan pada saat ini sebagai konsumsi meliputi tiga
jenis,yaitu sebagai bahan pembuat produk makanan,dalam dunia farmasi dan
dalam industry pakan ternak.
Dalam industry makanan,minyak ikan dipakai untuk membuat
margarin,minyak salad,mayonnaise dan produk dalam bentuk pasta lain.Dalam
farmasi minyak ikan dipakai sebagai bahan baku pembuatan suplemen.Dalam
industry ternak,minyak ikan dipakai sebagai pakan untuk ternak ikan dan hewan
ternak lain,hal ini dikarenkan penggunaan minyak ikan yang dicampur dalam
pertumbuhan dan perkembanagan hewan ternak membuat hewan ternak memiliki
daya tahan yang baik terhadap penyakit,mencegah terjadinya
kecacatan,mempercepat pertumbuhan dan juga mengubah komposisi lemak
dalam hewan ternak dimana konsentrasi asam lemak takjenuh lebih tinggi
sehingga hewan ternak menjadi makanan yang lebih sehat untuk kita(Leeson,
1978).

Karakteristik dari minyak ikan dapat dilihat dari empat aspek,yaitu secra
fisik,secara kimia,secara nutrisi dan secra sensori.
a. Fisik.
Secara fisik,minayak ikan memiliki bentuk yang sama dengan
minyak lainya yaitu cair.Akan tetapi, pada suhu 20o C minyak ikan
bersifat semi padat dikarenakan minyak ikan mengandung
trigliserida.Karaktseristik minyak ikan secara fisik dengan lebih
mendetail dapat dilihat pada tabel dibawah.
4

b. Kimia.
Secara kimia,minyak ikan memiliki kandungan asam lemak tak jenuh
yang lebih banyak disbanding hewan lainya dengan kandungan terbanyak
merupakan EPA and DHA.karakteristik lebih detail dari minyak ikan
berdasarkan tes secara kimia dapat dilihat dari tabel dibawah:

c. Sensoris.
Dengan peraba,minyak ikan memiliki kesamaan sensasi dengan
minyak pada umumnya namun bau dari minyak ikan tidak begitu disuka
karena bau amis yang cukup menyengat hal ini membatasi penggunaan
minyak ikan untuk sektor industri yang lebih luas.
d. Nutrisioanal.
Kandungan dalam minyak ikan yang pening bagi tubuh manusia
meliputi, PUFA(Poly Unsaturated Fatty Acid),Vitamn A dan D yang
banyak terkandung dalam minyak hati ikan,dan Vitamin E yang baik
untuk kesuburan serta sebagai antioksidan.Kandungan Tocopherol dalam
minyak ikan tergantung dengan jenis ikan asal minyak(Kim, 2013).
5

Daftar Pustaka.
Anderson, D. P. (n.d.). RENDERING OPERATIONS Douglas P. Anderson Vice-
President, Rendering Smithfield Foods, Inc.
Kim, S. K. (2013). Seafood processing by-products: Trends and applications. Seafood
Processing By-Products: Trends and Applications, 9781461495, 1–597.
https://doi.org/10.1007/978-1-4614-9590-1
Kulawik, P., Migdał, W., Tkaczewska, J., Gambu, F., Szczurowska, K., & Özoǧul, F. (2016).
Nutritional composition of frozen fillets from Pangasius catfish (Pangasius
hypophthalmus) and Nile tilapia (Oreochromis nilotcus) imported to European
countries. Annals of Animal Science, 16(3), 931–950. https://doi.org/10.1515/aoas-
2016-0012
Leeson, S. (1978). Pet Nutrition. In Poultry Science (Vol. 57, Issue 6).
https://doi.org/10.3382/ps.0571826a
Nelson, J. S., Grande, T. C., & Wilson, M. V. H. (2016). Fishes of the World: Fifth Edition.
In Fishes of the World: Fifth Edition. https://doi.org/10.1002/9781119174844
Orban, E., Nevigato, T., Di Lena, G., Masci, M., Casini, I., Gambelli, L., & Caproni, R.
(2008). New trends in the seafood market. Sutchi catfish (Pangasius
hypophthalmus) fillets from Vietnam: Nutritional quality and safety aspects. Food
Chemistry, 110(2), 383–389. https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2008.02.014
Savoire, R., Lanoisellé, J. L., & Vorobiev, E. (2013). Mechanical Continuous Oil Expression
from Oilseeds: A Review. Food and Bioprocess Technology, 6(1), 1–16.
https://doi.org/10.1007/s11947-012-0947-x
Taksonomi, A., & Ikan, M. (2005). TINJAUAN PUSTAKA A. Taksonomi dan Morfologi Ikan
Patin Ikan patin (. 5–17.
Yusuf, K. A., Olawepo, B. ., Braimah, M., & Imuran, A. S. (2021). Development of a
Hydraulic Press for Jatropha Oil Extraction. International Research Journal of
Engineering and Technology (IRJET), 8(4), 133–141.
Zhang, Q. W., Lin, L. G., & Ye, W. C. (2018). Techniques for extraction and isolation of
natural products: A comprehensive review. Chinese Medicine (United Kingdom),
13(1), 1–26. https://doi.org/10.1186/s13020-018-0177-x
6

Anda mungkin juga menyukai