Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA GRAVIS

Dosen Pembimbing : Ramadhaniyati, M.Kep, Ns.Sp.Kep.An

Oleh :

FRANSISCO THOMAS BOYKE


(SRP20317122)

PROGRAM STUDI Ners NON REGULER KELAS KHUSUS SEKOLAH TINGGI


ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH PONTIANAK

TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
ANEMIA GRAVIS
A. Definisi
Anemia adalah berkurangnya kadar Hb dalam darah sehingga terjadi gangguanperfusi O2
ke jaringan tubuh. Disebut gravis yang artinya berat dan nilai Hb dibawah 7 g/dl sehingga
memerlukan tambahan umumnya melalui transfusi.Anemia adalah berkurangnya hingga di
bawah nilai normal sel darah merah,kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods
cells (hematokrit) per 100 mldarah (Price, 2006 : 256).
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponendarah,
elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untukpembentukan sel darah,
yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkutoksigen darah dan ada banyak tipe
anemia dengan beragam penyebabnya.(Doenges, 2002).
B. Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukanuntuk sintesis
eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnyamerupakan akibat dari
beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik,penyakit kronik, keracunan obat, dan
sebagainya.
C. Tanda Dan Gejala
Secara umum gejala klinis anemia yang muncul merefleksikan gangguan fungsidari
berbagai sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguanneurologik
(syaraf) yang dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia(badan kurus
kerempeng), pica, serta perkembangan kognitif yang abnormalpada anak. Sering pula terjadi
abnormalitas pertumbuhan, gangguan fungsiepitel, dan berkurangnya keasaman lambung.
Cara mudah mengenal anemiadengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul
5 gejala ini, bisadipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya
sklera(warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepalaterasa
melayang. Namun pada anemia berat, bisa menyebabkan stroke atauserangan jantung.
D. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang ataukehilangan sel
darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsumtulang dapt terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor, ataukebanyakan akibat penyebab yang
tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilangmelalui perdarahan atau hemolisis (destruksi)
pada kasus yang disebut terakhir,masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak
sesuai dengan ketahanansel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah
merah yangmenyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik ataudalam system
retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasilsamping proses ini bilirubin
yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masukdalam aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segeradirepleksikan dengan meningkatkan bilirubin
plasma (konsentrasi normalnya 1mg/dl atau kurang kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik
pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadarhemoglobin (Hb)
dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawamakanan dan oksigen ke
seluruh organ tubuh. Jikasuplai ini kurang, makaasupan oksigen pun akan kurang.
Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting, Salah satunya otak. Otak terdiri
dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jikakapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer
yang memorinya lemah,Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki.
E. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan darah:
a.Pemeriksaan darah lengkap meliputi hemoglobin, hematokrit, leukosit(White Blood
Cell / WBC), trombosit (platelet), eritrosit (Red Blood Cell / RBC), indeks eritrosit
(MCV, MCH, MCHC), Laju Endap Darahatau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR),
hitung Jenis Leukosit (DiffCount), Platelet Disribution Width (PDW) dan Red Cell
DistributionWidth (RDW).
b.Pemeriksaan darah rutin meliputi Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht),Leukosit: hitung
leukosit (leukocyte count) & hitung jenis (differentialcount), hitung trombosit / platelet
count, laju endap darah (LED) /erythrocyte sedimentation rate (ESR) dan hitung
eritrosit (di beberapainstansi).
2) Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum
3) Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronisserta sumber
kehilangan darah kronis.
F. Komplikasi
a. Daya tahan tubuh kurang
b. Mudah terkena infeksi
c. Serangan jantung
d. Mudah lelah
e. Gagal Ginjal Akut
G. Penatalaksanaan
a. Penatalaksaan Medis
1.Transpalasi sel darah merah.
2.Transfusi darah : sebaiknya diberikan packed red cell.Bila diperlukantrombosit,berikan
darah segar atau platelet concentrate.
3. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
4. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
b.Penatalaksanaan Keperawatan
1. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen.
2. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
H. Pathway

Kurang nutrisi, pajanan Perdarahan / Hemolisis


Toksik & invasi tumor

Sel darah merah kurang


Kegagalan sumsum tulang

Kadar Hb turun

Asupan makanan & oksigen ke


organ tubuh berkurang

Ketidakseimbangan nutrisi : Asupan oksigen jaringan Asupan oksigen ke


kurang dari kebutuhan berkurang otak menurun
tubuh

Gangguan Kompensasi Ketidakefektifan Ketidakefektifan


pertukaran gas jantung perfusi jaringan perfusi jaringan
perifer serebral

Ketidakefektifan Respirasi meningkat,


Metabolisme
pola nafas nadi meningkat Penurunan
anaerob
meningkat kesadaran

Kardiomegali Penumpukan
asam laktat

Gagal jantung

Kelemahan/keletihan

Intoleransi aktivitas
Defisit perawatan
diri

Resiko jatuh
1. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan
 Keluhan utama : kelemahan, kelelahan,
 Riwayat konsumsi obat

 Riwayat minum alcohol


 Riwayat terjadinya kehilangan darah berlebihan
 Riwayat pernah menderita penyakit menahun yang melibatkan ginjaldan hati

 Riwayat pernah menderita penyakit infeksi dan defisiensi endokrin


 Riwayat pernah mengalami penyakit keganasn yang tersebar sepertikanker
payudara,leukimia,dan multipel mieloma
 Riwayat keluarga
 Riwayat nutrisi : kekurangan nutrisi esensial seperti besi, vitaminB12 dan asam folat.
b. Pemeriksaan Fisik
Memperbesar pengiriman oksigen ke organ-organ vital. Karena faktor-faktor seperti
pigmentasi kulit, suhu dan kedalaman serta distribusi kapiler memengaruhi warna kulit,
maka warna kulit bukan merupakan indeks pucatyang dapat diandalkan.Warna kuku,
telapak tangan, dan membran mukosa bibir serta konjungtiva dapat digunakan lebih baik
guna menilai kepucatan.
Pemeriksaan fisik yang dikaji adalah pemeriksaan per sistem B1-B6 :
a.Sistem pernapasan B1 (Breathing)Dispnea (kesulitan berpanas), napas pendek, dan
cepat lelah waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya
pengiriman oksigen.
b.Sistem Kardiovaskuler B2 (Bleeding)Takikardia dan bising jantung menggambarkan
beban kerja dan curah jantung yang meningkat, pucat pada kuku, telapak tangan, serta
membran mukosa bibir dan konjungtiva. Keluhan nyeri dada bila melibatkan arteri
koroner. Angina (nyeri dada), khususnya pada klien usia lanjut dengan stenosis koroner
dapat diakibatkan karena iskemia miokardium. Pada anemia berat, dapat menimbulkan
gagal jantung kongestif sebab otot jantung yang kekurangan oksigen tidak dapat
menyesuaikan diri dengan beban kerja jantung yang meningkat
c.Sistem Neurologis B3 (Brain)
Disfungsi neurologis, sakit kepala, pusing, kelemahan dan tinitus( telinga
berdengung)
d.Sistem Endokrine B4 (Bladder)
Gangguan ginjal, penurunan produksi urine
e.Sistem Eliminasi B5 (Bowel)
Penurunan intake nutrisi disebabkan karena anoreksia, nausea, konstipasi atau diare,
serta stomatitis ( sariawan lidah mulut)
f.Sistem Muskuluskeletal B6 (Bone)
Kelemahan dalam melakukan aktivitas
c. Pemeriksaan penunjang
a. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darahputih, kadar Fe,
pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitaminB12, hitung trombosit, waktu
perdarahan, waktu protrombin, danwaktu tromboplastin parsial.
b. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum
c. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dankronis serta sumber
kehilangan darah kronis.

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


Diagnosa 1 : Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
1. Definisi : Penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggukesehatan
2. Batasan karakteristik
Subjektif
 Perubahan sensasi
Objektif
 Perubahan karakteristik kulit
 Bruit
 Perubahan tekanan darah pada ekstremitas

 Klaudikasi
 Kelambatan penyembuhan
 Nadi arteri lemah
 Edema

 Tanda human positif


 Kulit pucat saat elevasi, dan tidak kembali saat diturunkan
 Diskolorasi kulit
 Perubahan suhu kulit
 Nadi lemah atau tidak teraba
3. Faktor yang berhubungan
 Perubahan afinitas hemoglobin terhadap oksigen
 Penurunan konsentrasi hemoglobin dalam darah
 Keracunan enzim
 Gangguan pertukaran
 Hipervolemia
 Hipoventilasi
 Hipovolemia
 Gangguan transport oksigen melalui alveoli dan membrane kapiler
 Gangguan aliran arteri atau vena
 Ketidak sesuaian antara ventilasi dan alirn darah
Diagnosa 2 : Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
1. Definisi : Penurunan oksigen yang mengakibatkan kegagalan pengirimannutrisi ke
jaringan pada tingkat perifer
2. Batasan karakteristik
 Perubahan status mental
 Perubahan perilaku
 Perubahan respon motorik
 Perubahan reaksi pupil
 Kesulitan menelan
 Kelemahan atau paralisis ekstremitas
 Paralisis
 Ketidaknormalan dalam berbicara
3. Faktor yang berhubungan
 Perubahan afinitas hemoglobin terhadap oksigen
 Penurunan konsentrasi hemoglobin dalam darah
 Keracunan enzim
 Gangguan pertukaran
 Hipervolemia
 Hipoventilasi
 Hipovolemia
 Gangguan transport oksigen melalui alveoli dan membrane kapiler
 Gangguan aliran arteri atau vena
 Ketidak sesuaian antara ventilasi dan alirn darah
Diagnosa 3 : Ketidakefektifan pola nafas
1. Definisi :Inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasiadekuat
2. Batasan Karakteristik :
Subjektif
 Dispnea
 Napas pendek
Objektif
 Perubahan ekskursi dada
 Mengambil posisi tiga titik tumpu
 Bradipnea
 Penurunan tekanan inspirasi dan ekspirasi
 Penurunan ventilasi semenit
 Penurunan kapasitas vital
 Napas dalam (dewasa VT500 ml pada saat istirahat, bayi 6-8 ml/kg)
 Peningkatan diameter anterior posterior
 Napas cuping hidung
 Ortopnea
 Fase ekpirasi memanjang
 Pernapasan bibir mencucu
 TakipneaRasio waktu
 Penggunaan otot bantu asesorius untuk bernapas
3. Faktor yang berhubungan :
 Ansietas
 Posisi tubuh
 Deformitas tulang
 Deformitas dinding dada
 Penurunan energi dan kelelahan
 Hiperventilasi
 Sindrom hipoventilasi
 Kerusakan musculoskeletal
 Imaturitas neurologis
 Disfungsi neuromuscular
 Obesitas
 NyeriKerusakan persepsi atau kognitif
 Kelelahan otot-otot pernapasan
 Cedera medula spinalis
Diagnosa 4 : Gangguan pertukaran gas
1. Definisi : Kelebihan atau defisit oksigenasi dan atau eliminasikarbondioksida pada
membran elveolar-kapiler
2. Batasan karakteristik :
 Diaforesis
 Dipsnea
 Gangguan penglihatan
 Gas darah arteri abnormal
 Gelisah
 Hiperkapnia
 Hiposemia
 Nafas cuping hidung
 Penurunan CO2
 Pola pernafasan abnormal
 Sakit kepala saat bangun
 Somnolen
 Takikardi
3. Faktor yang berhubungan :
 Ketidakefektifan ventilasi-perfusi
 Perubahan membran alveolar-kapiler
Diagnosa 5 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1. Definisi :
Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolic
2. Batasan karakteristik :
 Berat badan kurang dari 20 % atau lebih dibawah berat badan idealuntuk tinggi
badan dan rangka tubuh
 Asupan makanan kurang dari kebutuhan metabolik, baik kalori totalmaupun zat gizi
tertentu
 Kehilangan berat badan dengan asupan makanan yang adekuat
Subjektif
 Kram abdomen
 Nyeri abdomen
 Menolak makan
 Melaporkan perubahan sensasi rasa
 Merasa cepat kenyang setelah mengonsumsi makanan
Objektif
 Pembuluh kapiler rapuh
 DiareKehilangan rambut yang berlebihan
 Bising usus hiperaktif
 Membran mukosa pucat
 Tonus otot buruk
 Kelemahan otot yang berfungsi untuk menelan atau mengunyah
3. Faktor yang berhubungan
 Penyakit kronis
 Kesulitan mengunyah atau menelan
 Faktor ekonomi
 Intoleransi makanan
 Hilang nafsu makan
 Mual dan muntah
 Gangguan psikologis

3. Perencanaan
Diagnosa Tujuan & Intervensi Rasional
kriteria hasil
Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1.Monitor TTV 1.Memantau status
perfusi jaringan asuhan selama... 2.Monitor AGD, hemodinamik guna
cerebral jam ukuran pupil, menentukan perencanaan
ketidakefektifan ketajaman, dan tindakan keperawatan
perfusi jaringan kesimetrisan yang baik.
cerebral teratasi dan reaks 2.Mengetahui AGD maka
dengan kriteria 3.Monitor adanya akan mengetahui seberapa
hasil: diplopia, besar oksigen yang masuk
Tekanan systole pandangan ke otak, pupil
dan diastole kabur, nyeri menggambarkan fungsi
dalam rentang kepala otak
yang 4.Tinggikan 3.Mengethui adanya
diharapkan kepala 30-45o peningkatan intrakranial
Tidak ada tergantung pada 4.Menurunkan tekanan
ortostatikhiperte kondisi pasien arteri dengan
nsi dan order medis meningkatkan drainase
Komunikasi 5.Pantau atau dan peningkatan sirkulasi
jelas catat serebral.
Menunjukkan statusneurologis 5.Mengetahui
konsentrasi dan sesering kecenderungan tingkat
orientasi mungkin dan kesadaran dan
Pupil seimbang bandingkan potensialpeningkatan TIK
dan reaktif keadaan dan mengetahui lokasi,
Bebas dari normalnya. luas, dankemajuan atau
aktivitas kejang 6.Kolaborasi resolusikerusakan sistem
pemberian syaraf pusat
Tidak
oksigen, sesuai 6.Menurunkan hipoksia
mengalami
indikasi. yang dapat menyebabkan
nyeri kepala
vasodilatasi serebral dan
tekanan meningkat atau
terbentuknya edema.

Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1.Awasi tanda 1. Memberikan informasi


perfusi jaringan tindakan vital, tentangderajat/keadekuata
perifer keperawatansela kajipengisian n perfusi jaringan dan
ma .....jam kapiler, membantu menetukan
diharapkan warnakulit/me kebutuhan intervensi.
tercapainya mbran mukosa 2. Meningkatkan ekspansi
keefektifan parudan memaksimalkan
perfusi jaringan 2.Tinggikan oksigenasi untuk
perifer dengan kepala pada kebutuhanseluler.
kriteria hasil: tempat tidur 3. Vasokonstriksi
Menunjukkan sesuai toleransi menurunkan sirkulasi
perfusi adekuat, 3. Catat keluhan perifer. Kebutuhan rasa
pengisian rasa dingin, hangat harus seimbang
kapiler baik pertahankan dengan kebutuhan untuk
(cafillary refill suhulingkungan menghindari panas
<2 detik), dan tubuh berlebihan pencetus
haluaran urine hangat sesuai vasodilatasi.
adekuat indikasi 4. Dapat mengindikasikan
Ekstremitas 4. Kaji respon gangguan serebral akibat
hangatRR dan verbal dan hipoksia.
denyut nadi gangguan 5. Mengidentifikasi
klien dalam memori defisiensi dan kebutuhan
batas normal 5. Kolaborasi pengobatan/respon
(RRpada anak = pemeriksaan terhadapterapi.
20-30x/menit), laboratorium
(nadi anak usia misalnya
1-2 thn = 80- Hb/Ht, AGD,
130 x eritrosit.
menit,usia 2-6
thn = 75-120
x/menit, 6-12
thn = 75-
110x/menit) TD
normal anak
usia 1-6 thn 96-
100/65mmHg,
usia 8-12
115/60).
Saturasi oksigen
normal (95-
100%)
Kulit tidak
pucat, membran
mukosa lembab.
Edema
ekstremitas
tidak ada
Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1.Posisikan 1.Untuk memaksimalkan
pola nafas tindakan pasien semi potensial ventilasi
keperawatan fowler 2.Memonitor kepatenan
selama .... jam 2.Auskultasi jalan napas
pasien suara nafas, 3.Memonitor respirasi dan
menunjukkan catat hasil keadekuatan oksigen
keefektifan pola penurunan 4.Menjaga keadekuatan
nafas,dengan daerah ventilasi ventilasi
kriteria hasil : atau ada tidak 5.Meningkatkan ventilasi
dan asupan oksigen
Frekuensi, adanya suara 6.Menjaga aliran oksigen
irama, nafas tambahan mencukupi kebutuhan
kedalaman 3.Monitor pasien
pernapasan pernapasan dan 7.Monitor keadekuatan
dalam batas status oksigen pernapasan
normal yangsesuai 8.Melihat apakah ada
Tidak 4.Mempertahanka obstruksi di salah satu
menggunakan n jalan napas bronkus atau adanya
otot-otot bantu paten gangguan pada ventilasi
pernapasan 5.Kolaborasi 9.Memonitor keadaan
Tanda Tanda dalam pernapasan klien
vital dalam pemberian
rentang normal. oksigen terapi
6.Monitor aliran
oksigen
7.Monitor
kecepatan,ritme
, kedalaman
dan usaha
pasien saat
bernafas
8.Catat
pergerakan
dada, simetris
atau tidak,
menggunakan
otot bantu
pernafasan
9.Monitor pola
nafas:bradypne
a, tachypnea,
hiperventilasi,
respirasi
kussmaul,
respirasi
cheyne-stokes
dll
Gangguan Setelah diberikan 1.Posisikan 1.Melancarkan pernapasan
pertukaran gas asuhankeperawata pasien klien
n ...jam, semifowler 2.Mengetahui factor
diharapkan untuk penyebab batuk dan
gangguan memaksimalka gangguan pernapasan
pertukaran gas n ventilasi 3.Memenuhi kebutuhan
teratasi, dengan udara oksigen dalam tubuh
kriteria hasil : 2.Catat dan 4.Mengetahui status
Klien mampu monitor respirasi klien lancar
mengeluarkan dalamnya ataukah ada gangguan
secret pernapasan dan 5.Mengecek adanya
RR klien normal batuk gangguan pernapasan
20-30 x/menit
Irama 3.Berikan terapi 6.Mendeteksi adanya
pernapasan oksigen, sesuai gangguan system tubuh.
teratur kebutuhan 7.Mendeteksi adanya
Kedalaman 4.Monitor status gangguan respirasi dan
inspirasi normal respiratory dan kardiovaskuler
Oksigenasi oksigenasi 8.Untuk mengetahui
pasienadekuat 5.Monitor tekanan gas darah (O2dan
AGD dalam frekuensi, CO2) sehingga kondisi
batas normal ritme, pasien tetap dapat
(pH = 7,35- kedalaman dipantau.
7,45, PaCO2 pernapasan.
35-45 mmHg, 6.Monitor
Pa O2= 80-100 tekanan darah,
mmHg, SpO2 = nadi,
95-100%, temperature,
HCO3= 22-26 dan status
mEq/L, %Met respirasi,
Hb < 2,0 %, CO 7.Monitor adanya
Hb < 3,0 % , sianosis pada
Base Excess - central dan
2,0 s/d 2,0 perifer
mEq/L, CaO2= 8.Pantau gas
16-22 ml O2/dL darah arteri
Tanda-tanda (AGD)
sianosis tidak
ada
Capitary refill
pada jari-jari
dalam rentang
norma
Ketidakseimban Setelah dilakukan 1.Kaji status 1.Pengkajian penting
gan nutrisi asuhan nutrisipasien dilakukan untuk
kurang dari keperawatan 2.Timbang berat mengetahui status nutrisi
kebutuhan tubuh selama ...jam badan pasien pasien sehingga dapat
diharapkanpemen jika menentukan intervensi
uhan kebutuhan memungkinan yang diberikan.
pasien tercukupi dengan teratur 2.Dengan menimbang berat
dengan kriteria 3.Jaga kebersihan badan dapat memantau
hasil : mulut, anjurkan peningkatandan penrunan
Intake nutrisi untuk selalu status gizi.
tercukupi memperhatikan 3.Mulut yang bersih dapat
Asupan oral hygiene. meningkatkan nafsu
makanan dan 4.Anjurkan makan
cairan tercukupi pasien makan 4.Makan sedikit demi
Penurunan sedikit demi sedikit dapat meningkatkn
intensitas sedikit tapi intake nutrisi.
terjadinya mual sering. 5.Membantu memilih
muntah 5.Diskusikan alternatif pemenuhan
dengan nutrisi yang adekuat.
keluarga dan
Penurunan pasien
frekuensi pentingnya
terjadinya mual intake nutrisi
muntah. dan hal-hal
Pasien yang
mengalamipeni menyebabkan
ngkatan berat penurunan berat
badan badan.
Daftar Pustaka

Ahern, N. R & Wilkinson, J. M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan


Edisi 9 Edisi Revisi. Jakarta : EGC

Doenges, Marilynn. E. (2002). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

Mansjoer, A dkk. (2007). Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta :


Media Aesculapius

Moorhed,et al. (2013). Nursing Outcomes Classifications (NOC) 5th Edition.


Missouri: Mosby Elsevier

Price, Sylvia A, (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit


Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

http://dokumen.tips/documents/laporan-pendahuluan-anemia-gravis.html

Anda mungkin juga menyukai