Karya Tulis Ilmiah Fitria
Karya Tulis Ilmiah Fitria
Oleh :
FITRIA NINGSIH
NIM. P00320018021
Oleh :
FITRIA NINGSIH
NIM. P00320018021
HALAMAN PERSETUJUAN
iv
v
vi
RIWAYAT HIDUP
I. INDENTITAS
1. Nama Lengkap : Fitria Ningsih
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Andaroa, 9 Desember 2000
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/ Kebangsaan : Tolaki/Indonesia
6. Alamat : Kel. Besulutu Kec. Besulutu
7. No. Telp/ Hp : 085333616604
II. PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar Negeri 01 Besulutu Tamat Tahun 2012
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Besulutu Tamat Tahun 2015
3. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Besulutu Tamat Tahun 2018
4. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan Tahun 2018-2021
vii
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar Ra’d : 11)
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya” (An Najm : 39)
“Barang siapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang seharusnya yang
ditunjukkan untuk mencari ridho Allah bahkan hanya untuk mendapatkan
kedudukan/kekayaan duniawi maka ia akan mendapatkan baunya surge nanti pada
hari kiamat (riwayat Abu Humirah radhiallahu anhu)”
viii
KATA PENGANTAR
tulis ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Nn. N Dengan Diagnosa
Dari awal rencana penulisan hingga selsainya penulisan karya tulis ilmiah
ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan tantangan. Namun berkat bimbingan
dan saran berbagai pihak maka semua masalah dapat terselesaikan. Untuk itu pada
kepada :
studi kasus
6. Kedua orang tuaku yang telah memberikan dukungan moril dan metaril serta
dalam suka maupun duka dalam menuntut ilmu pada Jurusan Keperawatan
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga karya tulis ilmiah ini berguna baik bagi diri kami sendiri
Penulis
x
ABSTRAK
DAFTAR ISI
Contents
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 2.1 Klasifikasi Nyeri …………………………………………… 20
Tabel 2.2 Skala Nyeri ………………………………………………… 27
Tabel 2.3 Pengelompokkan Skala Nyeri………………………………. 28
Tabel 2.4 Rencana Keperawatan Kebutuhan Rasa Nyaman……..…….. 37
xiii
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 4.1 Genogram 3 generasi ….………………………………… 54
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bagian bawah dan diafragma pada bagian atas. Trauma abdomen terdiri atas
trauma tumpul abdomen dan trauma tembus abdomen. Angka kejadian trauma
sekitar 80% kejadian trauma tumpul abdomen dari kejadian trauma abdomen
Trauma abdomen merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi
(Muttaqin, 2011).
klien mengelami beberapa keluhan salah satunya adalah nyeri. Pasien dapat
merasa berat akibat tindakan pembedahan tersebut dan dapat mengganggu rasa
tumpul abdomen.
1
2
sekitar 1,35 juta orang meninggal setiap tahun karena mengalami kecelakaan
lalu lintas dan trauma akibat kecelakaan yang dihubungkan sebagai penyebab
kematian yang cukup sering ditemukan (WHO, 2018; Costa, 2010 Shinta, 2020).
muda di dunia, diperkirakan tahun 2020 sekitar 8,1 juta orang meninggal akibat
pada kelompok usia 15–24 tahun. Di Indonesia penyebab trauma secara umum
yang terbanyak adalah jatuh (40,9 %) dan kecelakaan sepeda motor (40,6 %),
selanjutnya penyebab trauma karena terkena benda tajam atau tumpul (7,3%),
transport tasi darat lain (7,1%) dan kejatuhan (2,5 %) penyebab trauma
Data rekam medis Rumah Sakit Bahteramas Kendari tahun 2018 diketahui
bahwa pasien dengan trauma tumpul abdomen sebanyak 10 kasus, tahun 2019
sebanyak 4 kasus, tahun 2020 sebanyak 4 kasus dan tahun 2021 hingga bulan
2019).
3
gangguan pemenuhan rasa nyaman yakni nyeri akut (Andri & Wahid, 2016).
Dalam studi kasus ini penulis mengangkat masalah nyeri akut didasarkan pada
menyusun karya tulis ini yang bejudul “Asuhan Keperawatan pada Nn. N dengan
B. Rumusan Masalah
Bahteramas?”.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Sakit Bahteramas.
5
Hasil studi kasus ini dapat memberikan wawasan pada penulis tentang
keperawatan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat/Pasien
b. Bagi Institusi/Pendidikan
dan pengetahuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
kadang tidak memberikan kelainan yang jelas pada permukaan tubuh tetapi
Benturan pada trauma tumpul abdomen dapat menimbulkan cedera pada organ
berongga berupa perforasi atau pada organ padat berupa perdarahan (Andrew,
2014).
bergantung pada mekanisme cedera dan organ yang terlibat. Organ yang terlibat
contohnya organ berhubungan dengan lokasi anatomis, organ padat atau organ
Ada beberapa mekanisme cedera pada trauma tumpul abdomen yang dapat
6
7
b. Cedera avulsi yang diakibatkan oleh gaya deselerasi pada kecelakaan dengan
kecepatan tinggi atau jatuh dari ketinggian. Gaya deselerasi dibagi menjadi
3. Diagnosis
a. Anamnesis
Pada evaluasi trauma tumpul abdomen, anamnesis yang detil dan akurat
paramedis, polisi atau yang mendampingi pasien saat transportasi dan juga
1) Mekanisme cedera
b. Pemeriksaan fisik
abdomen terkadang sulit dilakukan dan tidak akurat, dan dapat ditemukan
pada sekitar 50% pasien yang mengalami trauma tumpul abdomen (Legome
hemoperitoneum dan variasi cedera dari berbagai variasi gejala cedera organ
(Indah, 2016).
Tanda dan gejala yang sering ditemukan pada pasien yang sadar baik
yaitu :
1) Nyeri perut
3) Perdarahan gastrointestinal
4) Hipovolemik
fisik yang tidak signifikan. (Legome, Geibel, 2016). Keluhan nyeri perut
maupun nyeri tekan pada abdomen memiliki sensitifitas yang baik untuk
(Adelgais, 2014).
9
pada pasien yang mengalami trauma tumpul abdomen (Sugrue, 2000). Pada
3) Ekimosis pada daerah panggul (Grey Turner sign) atau umbilicus (Cullen
4) Distensi abdomen
diafragma
peritoneum
c. Pemeriksaan penunjang
dan sangat berguna untuk mendeteksi cedera diafragma. Selain itu, juga
2006).
mencapai 95% dan memiliki negative predictive value yang sangat tinggi
abdomen harus dirawat di rumah sakit selama paling sedikit 24 jam untuk
robekan pada mesenterium, cedera pada usus terutama robekan yang kecil,
cedera diafragma bila rekonstruksi sagital dan coronal tidak dilakukan, dan
cedera pankreas bila dilakukan segera setelah trauma. Adanya cairan bebas
intraperitoneal pada keadaan tidak adanya cedera pada organ padat dapat
scan, bahaya radiasi yang didaptkan, pasien dapat tidak koperatif atau
stabil
c) Jika dicurigai cedera pada rektum dan kolon distal dengan adanya darah
Eropa dan Jepang pada tahun 80-an yang kemudian diadopsi oleh Amerika
Kuwait merupakan salah satu negara di Timur Tengah yang pertama kali
Asshiddiqi, 2014).
Pemeriksaan ini merupakan alat diagnosis yang aman dan cepat serta dapat
bagi pasien dengan hemodinamik tidak stabil dan tidak dapat dibawa ke
Ghany, 2015).
2016).
mengerjakan dan akan terutama pada pasien obesitas atau usus usus terisi
udara. Cedera organ berongga sangat sulit untuk didiagnosis dan memiliki
hemoperitoneum.
laktat (RL) hangat sebanyak 1000 mililiter (ml) dan kemudian dialirkan
pemeriksaan FAST atau DPL (Richard et al., 2007). FAST sangat berguna
indikasi DPL menjadi lebih terbatas. Ketiga modalitas diagnostic ini saling
4) Laparotomi eksplorasi
e) Ruptur diafragma
f) Pneumoperitoneum
atau rectum, perdarahan dari sumber yang tidak jelas, luka tusuk dengan
yang tidak perlu, paparan radiasi, dan biaya yang digunakan untuk
yaitu resiko rendah yaitu jika jumlah skor BATSS kurang dari 8, resiko
sedang jumlah skor BATSS 8-12, resiko tinggi jumlah skor BATSS lebih dari
12. Pada kelompok pasien dengan risiko sedang diperlukan observasi dan
skoring yang ada saat ini yaitu Clinical Abdominal Scoring System (CASS)
Selain itu mengurangi waktu dan biaya yang tidak perlu (Afifi, 2008).
Hal ini juga didukung oleh Avini et al, dimana skoring tersebut memberikan
Nejad, Chardoli, & Movaghar, 2011). Sistem skoring CASS ini disusun
17
luas termasuk anak usia 2 tahun pada penelitian Afifi et al. Dimana angka
hipotensi pada rentang usia anak dan dewasa berbeda. Pemeriksaan fisik atau
2014).
sistem skoring ini sangat mirip dengan hasil yang didapatkan dari CT scan.
(SDKI PPNI, 2016). Potter & Perry (2012) rasa nyaman merupakan
2. Definisi Nyeri
sensori atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau
hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan (SDKI PPNI, 2016).
yang terjadi secara mendadak dengan intensitas dari ringan sampai berat.
3. Fisiologi Nyeri
dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di
Abd.Wahid, 2016).
19
a. Gejala penyakit
d. Kurangnya privasi
PPNI, 2016).
20
5. Klasifikasi Nyeri
a. Reaksi fisiologis
sedang dan nyeri yang superfisial menimbulkan reaksi “flight atau fight”,
b. Reaksi psikologis
2015).
22
c. Respons perilaku
7. Penanganan Nyeri
1) Analgesik narkotik
Abd.Wahid, 2016).
ibuprofen selain memiliki efek anti nyeri juga memiliki efek anti
a) Distraksi
selain nyeri, atau dapat diartikan lain bahwa distraksi adalah suatu
pasien miliki.
b) Relaksasi
(Andarmoyo, 2017).
dalam hati dan lambat bersama setiap inhalasi (“hirup, dua, tiga”)
keletihan dan ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri akut dan
meliputi :
(2) Masalah – masalah yang timbul akibat stres seperti, sakit kepala,
dapat berkurang.
aktifitas.
seseorang.
c) Imajinasi terbimbing
8. Pengukuran Nyeri
dengan menggunakan skala 0-10. Skala ini sangat efektif untuk digunakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan :
Dikelompokkan menjadi :
lain :
b. Kecemasan
c. Umur
dari proses penuaan dan dapat diabaikan atau tidak ditangani oleh petugas
muda dapat dirasakan sebagai keluhan ringan pada dewasa tua. Orang
Selain itu, proses penyakit kronis yang lebih umum terjadi pada dewasa
mengganggu transmisi impuls saraf normal (Le Mone & Burke, 2008).
d. Jenis Kelamin
pada jenis kelamin tertentu, terutama yang berhubungan erat dengan alat
30
e. Sosial Budaya
besar tentang nyeri pasien dan akan lebih akurat dalam rnengkaji nyeri dan
f. Nilai Agama
nyeri seringkali bergantung pada anggota keluarga atau teman dekat untuk
rasa kecemasan dan ketakutan. Apabila keluarga atau teman tidak ada
anak yang mengalami nyeri kehadiran orang tua sangat penting (Potter &
Perry, 2012).
1. Pengkajian Keperawatan
dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
Pengkajian yang lengkap, dan sistematis sesuai dengan fakta atau kondisi
yang ada pada klien sangat penting untuk merumuskan suatu diagnosis
a. Pengumpulan Data
1) Identitas pasien
2) Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri.
Nyeri tersebut bias akut atau kronik tergantung dari lamanya serangan.
digunakan :
presipitasi nyeri.
menusuk.
c) Region: radiation, relief : apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa
nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana
menyambung.
6) Riwayat Psikososial
dan peran pasien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau
masyaakat.
c) Pola Aktivitas
banyak dibantu oleh orang lain. Hal lain yang perlu dikaji adalah
dirinya salah.
35
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut
1) Definisi
2) Penyebab
berlebihan).
Subjektif
a) Mengeluh nyeri
Objektif
a) Tampak meringis
c) Gelisah
e) Sulit tidur
Subjektif : -
Objektif
e) Menarik diri
g) Diaphoresis
37
a) Kondisi pembedahan
b) Cedera traumatis
c) Infeksi
e) Glaukoma
3. Rencana Keperawatan
(2018) adalah :
Tabel 2.4
Rencana Keperawatan Kebutuhan Rasa Nyaman
Edukasi
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam pemberian
analgetik jika perlu
Sumber : SDKI (2018)
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
proses (formatif) dan evaluasi hasil (sumatif) dan mencakup penilaian hasil
mencapai tujuan. Evaluasi somatif adalah evaluasi yang dilakukan setiap hari
somatif terdiri dari SOAP (subjek, objektif, analisis dan planing). Subjek
berisi respon yang diungkapkan oleh pasien dan objektif berisi respon
sesuai kriteria hasil yang telah ditentukan, tujuan tercapai sebagian apabila
jika klien menunjukan perubuhan pada sebagian kriteria hasil yang telah
ditetapkan, tujuan tidak tercapai jika klien menunjukan sedikit perubahan dan
terjadi penurunan curah jantung dan hasil akhirnya yaitu menurunkan tekanan
a. Pasien yang mengalami nyeri nyeri akut tingkat ringan sampai dengan
a. Klien menarik nafas dalam dan mengisi paru dengan udara, dalam 3
dua, tiga).
42
hanya kaki dan telaopak kaki yang rilaks. Perawat meminta klien
Setelah seluruh tubuh klien rileks, ajarkan untuk bernafas secara perlahan-
lahan. Bila nyeri bertambah hebat, klien dapat bernafas secara dangkal dan
cepat.
43
Dalam
dalam pada 2 orang pasien menunjukkan penurunan skala nyeri pada kedua
2. Penelitian yang dilakukan oleh Aini dan Reskita (2018) tentang Pengaruh
terhadap penurunan nyeri pada pasien fraktur di RSI Siti Khadijah Palembang
BAB III
Desain yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah studi kasus
pada Nn. N dengan diagnosa medis trauma tumpul abdomen pada pemenuhan
Pada penelitian ini, peneliti mengambil satu klien untuk dijadikan subyek
studi kasus, yang sesuai dengan kriteria inklusi. Kriteria inklusi yaitu batasan
karakteristik umum subyek studi kasus dari suatu populasi target yang
terjangkau dan akan diteliti. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
3. Mampu membaca/menulis
49
45
E. Definisi Operasional
1) Pengkajian
kepearawatan
2) Diagnosa Keperawatan
3) Intervensi/Perencanaan Keperawatan
b) Meringis menurun
d) Gelisah menurun
intensitas nyeri
terapi bermain
4) Implementasi Keperawatan
tindakan.
48
5) Evaluasi keperawatan
perubahan keadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah
dibuat. Dalam studi kasus ini akan melakukan evaluasi terhadap data
status pasien dan keluhan pasien atau dari keluarga pasien sebagai
Sumber data yang digunakan pada studi kasus ini yaitu data primer dan
data sekunder. Adapun Studi kasus ini diawali dengan melakukan pengkajian
menggunakan buku catatan, pena, format pengkajian umum dan nyeri, dan
1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian. Data primer ini
a. Wawancara
b. Observasi
1) Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
mengumpulkan data.
b) Palpasi
c) Perkusi
d) Auskultasi
menggunakan stetoskop.
2) Data Sekunder
Data yang diperoleh tidak secara langsung dari objek penelitian. Data
a) Studi dokumentasi
melainkan ke dokumen
50
b) Studi kepustakaan
1) Persiapan
penelitian.
2) Pelaksanaan
studi kasus
3) Evaluasi
1. Analisa data
pada subjek studi kasus seperti identitas, hasil wawancara ataupun observasi.
2. Penyajian data
Data pada studi kasus disajikan dalam bentuk tekstural, yaitu penyajian data
H. Etika Penelitian
atau studi kasus yang melibatkan berbagai pihak, yaitu pihak peneliti dan pihak
yang diteliti. dan masyarakat yang akan akan memperoleh dampak hasil
yang meliputi :
studi kasus dilakukan Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti
maksud dan tujuan studi kasus, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia,
maka informed consent tersebut harus ditanda tangani Jika responden tidak
yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain: partisipasi
dalam penggunaan subjek studi kasus dengan cara tidak mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil studi kasus yang akan disajikan. Untuk menjaga
kerahasiaan subyek studi kasus, maka pada lembar yang telah diisi oleh
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
telah dikumpulkan akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, dan hanya data
tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2008). Peneliti telah
J, 2016).
53
BAB IV
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
berikut.
Pada pengkajian identitas klien diperoleh data nama klien adalah Nn.
Penanggung jawab klien adalah Tn. Ridwan, jenis kelamin : laki laki,
pekerjaan petani, hubungan dengan klien : ayah dengan alamat di Desa Mata
mengatakan diperut dan skala nyeri 5, klien mengatakan mulai dan lamanya
keluhan sejak lebih dari 8 jam sebelum ke rumah sakit. Klien mengatakan
nyeri berkurang saat baring/ klien mengatakan nyeri bertambah saat bergerak.
58
54
mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang sama, tidak pernah dirawat
sebagai berikut.
X X X X
? 49
X ? ? 53
29 25 24 19
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
x : Meninggal
anggota keluarga yang menderita penyakit serupa dan tidak ada keluarga
badan 48 Kg dan Tinggi badan 159 Cm. Pada pengkajian kepala ditemukan
bentuk kepala simetris, distribusi rambut tersebar merata dan keadaan kulit
ditemukan adanya edema kelopak mata, tidak ada ptosis, sklera tidak ada
simetris, fungsi penciuman baik, tidak ada perdarahan, sekresi dan nyeri.
mengunyah dalam keadaan baik dan berfungsi dengan baik. Tidak ditemukan
stomatitis warna lidah merah muda, tidak ada tremor pada lidah, lidah nampa
bersih, mulut berbau, gigi nampak lengkap dan kurang bersih, nampak ada
56
karies, tidak ditemukan adanya suara parau, kesulitan menelan, nyeri menelan
limfe dan pelebaran vena jugularis. Hasil pengkajian thoraks dan paru
retraksi dinding dada, tanda jejas, taktil fremitus, massa, dispnea, ortopnea
dan bunyi nafas tambahan, perkusi thoraks terdengar sonor, suara nafas
normal dan ada nyeri dada. Pengkajian pada jantung tidak dilakukan.
terdapat distensi abdomen, ostomy tidak ada dan massa. Terdapat tanda jejas
dan nyeri tekan pada perut bagian tengah. Suara peristaltic dan perkusi
dari putting susu, massa, kulit paeu d’orange, nyeri dan lesi. Pada genitalia
anus dan perianal tidak ditemukan adanya hemorrhoid, leis perianal dan nyeri.
57
tremor, varises, edema dan turgor kulit baik. Tidak terdapat pigmentasi,
nampak normal dan capillary refilling time (CRT) kurang dari 3 detik.
Kekakuan sendi, kekuatan otot, tonus otot, kekuatan sendi nampak baik, tidak
data klien tidak batuk, tidak ada dyspnea, ortopnea, otot bantu pernafasan dan
Pengkajian kebutuhan istirahat dan tidur didapatkan jumlah jam tidur siang
klien sebelum sakit adalah 1-2 jam dan saat sakit adalah 1-3 jam. Jumlah jam
tidur malam sebelum sakit 7-8 jam dan saat sakit adalah 8 jam. Klien tidak
maupun saat sakit. kegiatan pengantar tidur sebelum sakit adalah nonton tv
dan saat sakit berbaring, perasaan waktu bagun tidur sebelum sakit adalah
baik dan saat sakit kurang baik, penyebab gangguan tidur sebelum sakit
adalah tidak ada dan saat sakit adalah nyeri perut sebelah kanan dan perasaan
adalah pelajar dan saat sakit hanya berbaring, waktu senggang sebelum sakit
berjalan sebelum sakit baik dan saat sakit terbatas, Kemampuan merubah
posisi saat berbaring sebelum sakit baik dan saat sakit berkurang, kemampuan
berubah posisi : berbaring ke duduk sebelum sakit adalah baik dan saat sakit
baik dan saat sakit berkurang, kemampuan berubah posisi : duduk ke berdiri
dengan aliran yang cepat dan benda asing pada luka. Ada riwayat perdarahan,
waktu lama, ada luka pada kulit / jaringan bagian perut dan ada riwayat jatuh.
abdomen sebelah kanan, pencetus nyeri adalah benturan benda tumpul, upaya
tusuk, intensitas nyeri terus-menerus, durasi nyeri 10-30 menit dan dampak
tidak dapat beraktifitas dengan baik, pola interaksi dengan orang terdekat :
bila klien menghadapi masalah : klien diberikan motivasi dan dukungan oleh
nyeri yang dirasakan dan perasaan yang dialami terkait aktivitas keagamaan
5,05 106/ul, Leukosit 12,1 103/ul, Hematokrit 43,8%, Trombosit 204, Gol
jam, Inj. Ketorolac 1Amp/12 jam 30mg, Inj. Ranitidn 1 amp/12 jam.
KLASIFIKASI DATA
Data Subyektif :
- Skala nyeri 5
- Pergerakan lambat
- Terdapat tanda jejas dan nyeri tekan pada perut bagian tengah.
- Keadaan umum lemah
60
ANALISA DATA
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077) yang ditandai
dengan
Data Subyektif :
Data Obyektif :
- Skala nyeri 5
- Pergerakan lambat
- Terdapat tanda jejas dan nyeri tekan pada perut bagian tengah.
- Keadaan umum lemah
- Klien nampak pucat
- Klien nampak meringis
- Tekanan darah 140/90 mmhg
- Pernapasan 20 kali/menit
- Nadi 86 kali/menit, regular
62
3. Intervensi Keperawatan
No Rencana Keperawatan
Kode SDKI/Diagnosis Keperawatan
Luaran Intervensi
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik Setelah dilakukan tindakan ❖ Manajemen nyeri (1.08238)
(D.0077) yang ditandai dengan keperawatan selama 3x24 Observasi
DS : jam maka tingkat nyeri - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
(L.08066) menurun dengan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri,
- Klien mengeluh nyeri pada perut kriteria hasil sebagai Identifikasi skala nyeri
- Klien mengatakan kecelakaan lalu lintas dan berikut : - Identifikasi respon nyeri non verbal
terbentur pada perutnya - Keluhan nyeri menurun - Identifikasi faktor yang memperberat dan
- Klien mengatakan nyeri hilang timbul dengan skor 5 memperingan nyeri
DO : - Meringis menurun Terapeutik
- Skala nyeri 5 dengan skor 5 - Berikan teknik nonfarmakologis untuk
- Pergerakan lambat - Sikap protektif menurun mengurangi
- Terdapat tanda jejas dan nyeri tekan pada perut dengan skor 5 dengan nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur,
bagian tengah. skor 5 terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
- Keadaan umum lemah - Gelisah menurun dengan aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
- Klien nampak pucat skor 5 kompres hangat/dingin, terapi bermain
- Klien nampak meringis - Kesulitan tidur menurun Edukasi
- Tekanan darah 140/90 mmhg dengan skor 5 - Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
- Pernapasan 20 kali/menit - Frekuensi nadi normal mengurangi
Nadi 86 kali/menit, regular dengan skor 5 nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam pemberian analgetik jika
perlu
63
Diagnosa
Hari/Tgl/jam Implementasi Evaluasi Paraf
Kep.
Nyeri akut Rabu - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, S:
10/03/2021 kualitas, intensitas nyeri, Identifikasi skala nyeri - Klien mengeluh nyeri pada area perut
08.00 Hasil : Klien mengeluh nyeri pada area perut seperti seperti tertusuk-tusuk
tertusuk-tusuk, skala nyeri 5 - klien mengatakan nyeri bertambah bila
08.14 - Mengidentifikasi respon nyeri non verbal bergerak
Hasil : Klien nampak meringis - Klien memilih menggunakan teknik
08.22 - Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan relaksasi napas dalam
memperingan nyeri O:
Hasil : klien mengatakan nyeri bertambah bila bergerak - Skala nyeri 5
09.05 - Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi - Klien nampak meringis
nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, - Klien sudah dapat melakukannya secara
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi mandiri setelah diajarkan
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain - Inj. Ketorolac 1Amp/12 jam 30mg
Hasil : Klien memilih menggunakan teknik relaksasi A:
napas dalam - Nyeri akut belum teratasi
09.30 - Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk P : Intervensi dilanjutkan
mengurangi nyeri
Hasil : Klien sudah dapat melakukannya secara mandiri
setelah diajarkan
10.00 - Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik jika
perlu
Hasil : Inj. Ketorolac 1Amp/12 jam 30mg
64
B. Pembahasan
dan tindakan tentang asuhan keperawatan pada Nn. N dengan diagnosa Trauma
1. Pengkajian
yang tepat (Muttaqin A. dan Kumala S., 2009). Pengkajian yang lengkap,
dan sistematis sesuai dengan fakta atau kondisi yang ada pada klien sangat
data subyektif klien yakni klien mengeluh nyeri pada perut, klien mengatakan
kecelakaan lalu lintas dan terbentur pada perutnya, klien mengatakan nyeri
hilang timbul. Data obyektif yang diperoleh klien mengeluh nyeri pada perut,
klien mengatakan kecelakaan lalu lintas dan terbentur pada perutnya, klien
tanda jejas dan nyeri tekan pada perut bagian tengah, keadaan umum lemah,
klien nampak pucat, klien nampak meringis, tekanan darah 140/90 mmhg,
pernapasan 20 kali/menit dan nadi 86 kali/menit, regular. Hal ini sesuai teori
dengan kasus bahwa Nn. N telah mengalami trauma tumpul abdomen dan
2. Diagnosa Keperawatan
rasa nyaman antara lain yaitu nyeri akut, nyeri kronis, nausea, nyeri
dan hasil pengkajian pada kasus nyata tidak didapatkan adanya kesenjangan
antara teori dan kasus dimana pada klien Nn.N dimana masalah keperawatan
yang muncul sesuai dengan konsep teori yang telah diuraikan sebelumnya.
65
3. Intervensi Keperawatan
yaitu mulai dari kebutuhan paling mendasar yaitu kebutuhan fisologis, rasa
aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, dihargai, serta aktualisasi diri.
dengan agen pencedera fisik (D.0077). Standar luaran yang ditetapkan dalam
studi kasus ini adalah tingkat nyeri (L.08066) dengan kriteria hasil keluhan
merumuskan tujuan, kriteria hasil serta tindakan. Hal ini karena dalam
4. Implementasi Keperawatan
maupun objektif pasien (Reeder, S.J., Martin, L.L., & Griffin, 2014).
sesuai waktu yang telah ditetapkan yaitu 3 x 24 jam, secara umum semua
klien dan keluarga cukup kooperatif dan kerjasama yang baik antar penulis
dengan perawat ruangan, tim medis lainnya dan fasilitas kesehatan ruangan
5. Evaluasi Keperawatan
balik dan bagian kontrol proses keperwatan, melalui mana status pernytan
pada masalah keperawatan nyeri akut diperoleh bahwa keluhan nyeri mulai
berkurang, skala nyeri menurun yakni 4, saat klien begerak sudah tidak terlalu
napas dalam sebagai upaya menurunkan nyeri pada pasien trauma tumpul
berkurang dan skala nyeri 4 dan saat klien begerak sudah tidak terlalu nyeri
mengalami nyeri. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Aini (2018)
68
yang menunjukkan bahwa ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalan terhadap
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
mengeluh nyeri pada perut, klien mengatakan kecelakaan lalu lintas dan
terbentur pada perutnya, klien mengatakan nyeri hilang timbul. Data obyektif
kecelakaan lalu lintas dan terbentur pada perutnya, klien mengatakan nyeri
hilang timbul, skala nyeri 5, pergerakan lambat, terdapat tanda jejas dan nyeri
tekan pada perut bagian tengah, keadaan umum lemah, klien nampak pucat,
kali/menit dan nadi 86 kali/menit, regular. Hal ini sesuai teori dengan kasus
keluarga dalam kerja sama dengan penulis. Fokus perawatan pasien adalah
berdasarkan SDKI, SLKI dan SIKI terbitan PPNI dimana untuk mengurangi
B. Saran
1. Bagi masyarakat/pasien
asuhan keperawatan.
71
sudah pulang seperti menasehati pasien untuk menjaga dan mendukung agar
4. Bagi penulis
Abbasi, S. H. et al. (2018) ‘Ethnic Differences in the Risk Factors and Severity of
Coronary Artery Disease: a Patient-Based Study in Iran’, Journal of
Racial and Ethnic Health Disparities. Journal of Racial and Ethnic Health
Disparities, 5(3), pp. 623–631. doi: 10.1007/s40615-017-0408-3.
Adelgais, K.M, Kupperman, N., Kooistra, J., Garcia, M., Monroe, D. J., Mahajan, P.,
Menaker, J., Ehrlich, P., Atabaki, S., Page, K., Kwok, M., Holmes, J. F. 2014.
Accuracy of the abdominal examination for identifiying children with blunt
intra-abdominal injuries. The Journal of Pediatrics, 165(6), 1230-1235
Andri & Wahid. 2016. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Surabaya : Mitra.
Wacana Media
Andrew B Peitzman, M. R. 2014. The Trauma Manual. diterjemahkan Jakarta:
Spiral Manual
Aini, L., Reskita, R. 2018. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap
Penurunan Nyeri pada Pasien Fraktur. Jurnal Kesehatan Volume 9, Nomor 2,
Agustus 2018 ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK
Andarmoyo. 2017. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta: Ar-Ruzz.
Media
Asshiddiqi, Mh. 2014. Hubungan Antara Skala Ruptur Lien Pada Trauma Tumpul
Abdomen Yang Memerlukan Pembedahan Dan Yang Tidak Memerlukan
Pembedahan Di Rsup Dr Kariadi Semarang. Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro
Boutros SM, Nassef MA, Ghany AF. 2015. Blunt abdominal trauma: The role of
focused abdominal sonography in assessment of organ injury and reducing the
need for CT. Alexandria Journal of Medicine. 2015; 52: 35-41.
Dinkes Sultra. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Donsu, Jenita Doli. 2016. Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta :
Pustaka Baru
Haswita., dan Reni Sulistyowati. 2017. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta
Timur : CV.Trans Info Media.
Indah J Umboh, H. B. 2016. Hubungan Penatalaksanaan Operatif Trauma Abdomen
dan Kejadian Laparatomi Negatif Di RSUP Prof. Dr. Kandou Manado. Jurnal
Biomedik , 55
LeMone, P, & Burke. 2008. Medical surgical nursing : Critical thinking in client
care.( 4th ed). Pearson Prentice Hall : New Jersey
Muttaqin, Arif. 2011. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan. Sistem
Persarafan. Jakarta : Salemba Medika
Ntundu,S.H., Herman, A.M., Kishe, A., Babu, H., Jahanpour,O.F., Msuya,D.,
Chugulu, S.G., Chilonga, K. 2019. Patterns and outcomes of patients with
abdominal trauma on operative management from northern Tanzania: a
prospective single centre observational study. BMC Surgery (2019) 19:69
https://doi.org/10.1186/s12893-019-0530-8
Potter & Perry. 2012. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,. Proses, dan
Praktik. 4th ed. EGC: Jakarta.
Radwan,M.M., Zidan,F.M.A. 2006. Focused Assessment Sonography Trauma
(FAST) and CT scan in blunt abdominal trauma: surgeon‟s perspective.
African Health Sciences, 6(3): 187- 190.
Rekam Medis RS Bahteramas. 2019. Kendari. RSU Bahteramas
Riskesdas. 2018. Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia. Jakarta : Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah (RSUP). 2015. Bangli. RSUP Sanglah
Salomone JA, Salomone JP. Blunt abdominal trauma. Available from: URL: http:
//emedicine.medscape. com/article/821995-overview, 2010
Shinta, DWB. 2020. Karakteristik Pasien Trauma Abdomen Di Rsup Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar Periode Januari-Desember 2018. Program Studi
Pendidikan Dokter Universitas Hasanuddin
Suwiyoga, K. Januari 2007. Kanker Serviks: Penyakit Keganasan Fatal yang
dapat di Cegah. Majalah Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Volume 31.
Nomor 1
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : DPP PPNI
_________. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan. Jakarta : DPP PPNI
_________.2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Jakarta : DPP PPNI
Wahyudi, Andri Setiya dan Abd. Wahid. 2016. Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Dasar. Jakarta: Mitra Wacana Media
Wiargitha, I. K. 2017. Prediktor Klinis Lesi Intaadomen Pada Penderita Trauma
Tumpul Abdomen Yang Dirawat Konservatif Di Rumah Sakit Sanglah
Denpasar. Jurnal Kesehatan, 13
WHO. 2018. Global status report on road safety 2018. Diakses pada tanggal 10 Mei
2021 dari https://www.who.int/publications/i/item/9789241565684
Yunus, F. 2014. The Asthma Control Test, A new tool to improve the quality of
asthma management. Surakarta: Indah Comp; 361
Zakiyah, Ana. 2015. Nyeri: Konsep dan Penatalaksanaan dalam Praktik.
Keperawatan Berbasis Bukti. Jakarta: Salemba Medika.